September 09, 2015

Perjalanan Menuju Brunei

Sebenarnya nggak butuh terlalu banyak persiapan untuk berangkat ke Brunei. Selain karena perginya cuma weekend doang, disana juga saya bakalan dijemput oleh local guide yang bisa dipesan di hotel Parkview Hotel (tempat saya menginap) dan sudah saya book seminggu sebelum berangkat. Berbeda dengan pergi liburan yang harus memakan cuti dan harus dipersiapkan sampai matang.

Saya dan teman-teman juga nggak sampai spesifik berbagi tugas seperti sewaktu saya ke negara-negara lain yang jauh. Kali ini kami hanya seikhlasnya saja membuat itinerary yang kemudian saya emailkan ke local guide. Packing baju juga selesai dalam 15 menit, sama seperti saya packing ketika mau main ke Bandung.

Hari Sabtu jam 5 pagi, saya naik Taksi Bluebird ke bandara. Karena sekarang rumah sudah di Depok, jadi perjalanan ke Bandara mahal euy. Saya harus merogok kocek sekitar Rp. 270,000. Tadinya mau pakai Uber Taxi, mumpung masih punya free rides. Tapi terlalu pagi begitu, belum ada Uber Taxi yang bersliweran di Depok. Saya menjemput teman saya di Karet terlebih dahulu, baru deh meluncur ke bandara.

Ntah kenapa, sampai saat saya kemarin ke Brunei, saya masih takut naik pesawat. Duh bawaannya takut aja. Sudah berdoa terus sepanjang jalan, mengobrol dengan teman-teman untuk mengalihkan perhatian, tapi tetap aja takut. Memang sih nggak sampai nangis seperti sewaktu pulang ke Aceh sewaktu lebaran, hahaha.

Sampai ke KLIA2, untuk pertama kalinya saya langsung ke International Transfer tanpa harus keluar imigrasi dulu. Jadi sangat menghemat waktu. Saya juga janjian dengan Willy (teman saya yang sudah kerja di Kuala Lumpur) untuk ketemuan di KLIA2 dan terbang bersama ke Brunei.

Pesawat ke Brunei delay 30 menit. Tambah sore deh sampai ke Brunei karena lama penerbangan dari Kuala Lumpur ke Brunei adalah 2 jam 20 menit. Jauh juga ya? Mana sewaktu pesawat lepas landas, getarannya terasa banget. Duh, saya sampai takut. Untuk menghabiskan waktu di pesawat, kami menyantap makanan yang sudah di pesan dari web Air Asia dan mengisi kertas yang dibagikan untuk immigrasi. Seperti biasa, di web Air Asia saya suka memesan 3 makanan untuk 2 orang biar kenyang, hahaha. Yang susah karena air minum yang disajikan hanya 200ml. Terpaksa minta duit MYR ke Willy untuk beli air minum botolan.
Bandara Brunei
Alhamdulillah akhirnya kami tiba dengan selamat di Brunei International Airport. Bandaranya kecil, tapi super bersih. Immigrasinya nggak antri dan petugasnya ramah serta baik hati. Beliau menyapa kami dengan lemah lembut. Petugas bandara yang lain juga pada baik semua. Oh ya, hampir setiap sudut bandara ada Praying Room (Mushalla atau Surau). Bahkan ada mesjid besar yang terletak di sebelah bandara persis.
Sudah sampai
Local guide kami sudah menunggu di Arrival Gate dengan membawa kertas bertuliskan nama saya. Jadinya kami nggak perlu kebingungan mencari dimana guide kami berada. Baiklah, perjalanan selanjutnya menuju Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah.

2 comments:

Haryadi Yansyah aka Omnduut mengatakan...

Aku pun penasaran sama Brunei dan pingin bisa ke sana. Cuma kalo sendirian, gak kuat juga mengingat agak susah dapetin kendaraan umum dan kalo ke mana-mana naik taksi gak kuat biayanya :p

Nita mengatakan...

Hi Mba!
Thanks for sharing pengalaman jalan2nya di Brunei.
Saya mau tanya, Itu local guide nya dipesan via web park view hotel atau gimana ya mba?

Terima kasih :)

Follow me

My Trip