Sepulang dari Kampong Ayer, kami melanjutkan perjalanan ke Royal Regalia Museum. Sebenarnya saya nggak suka dengan Museum dan jarang menjadikan kunjungan Museum di dalam itinerary saya. Walaupun saya selalu berkunjung ke museum setiap ke luar negri. Kali ini yang membuat itinerary bukan saya, jadi mau nggak mau harus ikut, hihihi.
Menuju Royal Regalia Museum |
Di depan museum |
Lokasi museum yang satu ini tepat di jantung kota Bandar Seri Begawan, di Jalan Sultan. Dari luar, Royal Regalia Museum ini sangat megah, dengan atap berbentuk kubah yang sangat besar. Yang menarik, tidak dipungut biaya masuk sama sekali untuk dapat berkeliling museum. Jadwal buka Royal Regalia Museum adalah:
Minggu - Kamis pukul 9.00-17.00.
Jumat pukul 9.00-11.30, dan 14:30-17:00.
Sabtu 9:45-17.00.
Di dalam museum |
Kalian harus melepas sepatu ketika masuk ke gedung ini. Disediakan tempat di luar untuk menaruh sepatu. Sewaktu masuk ke dalam museum, terasa banget semilir dingin angin AC (berhubung diluar panassssss banget). Kayaknya keringat langsung kering. Kalian harus menitipkan tas, handphone, kamera, dan sebagainya ke locker. Nanti tinggal bawa kuncinya aja. Nggak boleh bawa apa pun ke dalam museumnya karena memang banyak barang berharga di dalam.
Di tengah museum |
Saya mulai bereksplorasi di dalam museum. Royal Regalia Museum ini lebih luas dari yang saya bayangkan. Barang yang dipamerkan juga banyaaaak banget. Saya melihat replika singgasana Sultan, mahkota Sultan dan Permaisuri yang terbuat dari emas. Pedang Sultan, pakaian-pakaian kebesaran, foto-foto Sultan dari kecil sampai dewasa, dan lainnya. Saya lihat Sultan sewaktu menikah masih agak gemuk. Sekarang lebih langsing dan keren. Semakin tua semakin ganteng, hahahaha. Pokoknya kalau kalian ingin mengenal sejarah Brunei dari awal sampai akhir, silahkan datang ke Museum ini.
Banyak banget juga pajangan cinderamata yang berupa hadiah dari kepala negara-negara sahabat. Dari Indonesia juga banyak banget, ada dari Ibu Megawati, Bapak Alwi Shihab, dan sebagainya, sewaktu Sultan ulang tahun. Bagus juga sih semua hadiah di pajang di museum, sehingga semua orang bisa melihatnya. Daripada cuma dipajang di Istana Nurul Iman.
Pelataran depan |
Setelah puas berkeliling Museum, saya mampir ke toko souvenir yang kebetulan ada disana. Nah, saya sangat merekomendasikan kalian belanja disini. Selain karena bisa ditawar kalau beli banyak, toko ini bisa berfungsi sebagai Money Changer juga dan menerima hampir semua mata uang untuk berbelanja. Bahkan kalau kalian mau mengirimkan kartu pos, penjaga toko (yang kebetulan orang Jawa) bisa membantu mengirimkannya. Karena saya sedang kere, jadinya beli oleh-oleh hanya seperlunya saja. Padahal harganya jauuuh lebih murah daripada di hotel. Sekalian menukarkan uang dan mengirimkan kartu pos.
Penjaga toko |
Aneka souvenir |
Setelah puas belanja dan berkeliling museum, kami makan siang dulu. Di postingan selanjutnya saya akan membahas kuliner di Brunei. So stay tuned!
0 comments:
Posting Komentar