September 16, 2015

Sultan Omar Ali Saifuddin Mosque

Mesjid yang satu ini Subhanallah indahnya. Pertama kali saya datang, seolah mata tak sanggup berkedip. Benar-benar luarrrr biasa. Mungkin sepanjang saya hidup, ini adalah mesjid terindah yang pernah saya lihat (berhubung saya belum ke Masjidil Haram). Mesjid Sultan Omar Ali Saifuddin, diambil dari nama ayah Sultan Hassanil Bolkiah, sultan ke 28.
Foto paling pas
Menurut wikipedia, masjid ini dibangun dengan memadukan arsitektur Mughal dan gaya Italia. Bangunan ini dirancang oleh biro arsitekur Booty and Edwards Chartered berdasarkan rancangan karya arsitek berkebangsaan Italia Cavaliere Rudolfo Nolli, yang telah lama bekerja di teluk Siam.
Foto mesjid dari samping sebelum Magrib
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin dibangun diatas laguna atau kolam buatan di tepi sungai Brunei di Kampong Ayer. Masjid ini memiliki menara marmer dengan kubah emas, dilengkapi taman yang permai dan air mancur. Taman indah yang mengelilingi masjid melambangkan taman surgawi dalam kepercayaan Islam. Sebuah jembatan membentang di tengah laguna menuju Kampong Ayer di tengah sungai. Sebuah jembatan marmer lainnya menuju ke bangunan yang merupakan replika Perahu Mahligai Kerajaan milik Sultan Bolkiah yang memerintah pada abad ke-16. Bangunan ini dibangun untuk memperingati 1.400 tahun Nuzul Al-Quran, dan dimeriahkan diselesaikan pada tahun 1967 dan digunakan sebagai panggung Musabaqah Tilawatil Quran (lomba pembacaan Al-Quran) di Brunei.
Replika perahu Mahligai Kerajaan
Ciri khas yang paling mengagumkan dari Masjid ini adalah kubahnya yang dilapisi emas murni. Masjid ini menjulang setinggi 52 meter (171 kaki) dan dapat dipandang dari setiap sudut kota Bandar Seri Begawan. Menara masjid merupakan bagian tertinggi dari masjid ini. Masjid ini memadukan secara unik unsur Renaissans arsitektur Italia dengan nuansa yang bernilai Islami. Di dalam menara masjid terdapat lift di mana pengunjung dapat naik ke puncak menara dan menikmati pemandangan panorama kota dari ketinggian. Sayangnya kemarin setelah Magrib, saya nggak naik sampai ke atas.
Kubah dari emas
Pohon-pohon disekitarnya
Bagian dalam ruangan masjid khusus untuk ibadah salat bagi umat muslim. Terdapat jendela kaca patri beraneka warna yang mengagumkan seperti di bagian pelengkung, separuh kubah, dan pilar-pilar marmer. Hampir seluruh bahan bangunan masjid ini diimpor dari luar negeri yaitu: Marmer dari Italia, batu granit dari Shanghai China, lampu kristal dari Inggris, serta karpet dari Arab Saudi.
Setelah magrib
Sewaktu adzan Magrib berkumandang, karena masih memotret sana-sini, saya jadi ketinggalan shalat berjamaah. Padahal udah buru-buru. Mana tempat wudhunya ntah dimana (ternyata di basement dan di dekat pintu masuk). Kalau di mesjid di Indonesia disediakan bakiah, disini tidak. Terpaksa habis wudhu dengan kaki masih basah langsung pakai sepatu. Berbeda dengan mesjid di negara kita, kalau masuk ke mesjid ini pakaiannya harus sopan. Teman saya masuk dengan menggunakan baju terusan dan rok pendek selutut, langsung dilihat sama semua orang. Harusnya menggunakan jubah berwarna hitam yang sudah disediakan di pintu masuk. Saya juga karena memakai mukena bunga-bunga jadi diliatin. Mungkin karena orang sana mukenanya standar putih biasa.
Selesai shalat
Kalian akan takjub melihat interior di dalam mesjid. Subhanallah indahnya. Langit-langit mesjid, dindingnya, semua indah. Sayangnya nggak boleh mengambil foto. Di dalam mesjid juga luarrr biasa dingin. Jadinya kalau mau shalat tarawih berlama-lama juga betah karena nggak keringetan. Berhubung nggak enak sama warga Brunei, saya dan teman saya terpaksa keluar mesjid dengan menggunakan mukena, hahaha. Aneh banget ya. Yang penting kesampaian mau kesini.

Baiklah, selanjutnya kami akan mencari cemilan di pasar. Stay tuned!

3 comments:

Monika Yulando Putri mengatakan...

Bagus bangeeet mba

Pengobatan Keloid mengatakan...

kalo magrib keliatanya indah

Unknown mengatakan...

Jd pengen ke Brunei :D

Follow me

My Trip