Oktober 28, 2015

Shirayuki Dessert

Udah lama nggak nge-review Cafe atau Restaurant. Karena sibuk ngurusin rumah baru, beberapa bulan ini saya memang nggak nongkrong kemana-mana. Teman nongkrong pun pada sibuk dengan urusan masing-masing. Belum lagi ditambah kondisi keuangan agak memprihatinkan karena harus bayar cicilan KPR yang lumayan menguras kantong. Kok jadi curhat?

Baiklah, berhubung teman dari Bandung sudah pindah ke Jakarta, jadi mungkin bertambahlah teman untuk nongkrong. Kali ini saya memutuskan untuk makan di Shirayuki Dessert, yang berlokasi di Mall Taman Anggrek Lantai Ground. Jauh banget ya saya main dari Depok ke Mall Taman Anggrek. Tapi nggak jauh juga sih, tinggal naek kereta selama 25-30 menit, lalu lanjut busway. Nah, buswaynya ini yang macet. Berhubung sudah lama naik kereta nggak pernah kemacetan.
Menu main courses
Menu dessert dan minuman
Resto yang satu ini menyediakan masakan Jepang dan Barat. Memang variasi makanan berat yang bisa dipilih nggak terlalu banyak. Yang banyak pilihannya malah menu Dessert. Ya iyalah, nama Restonya aja Shirayuki Dessert, berarti memang tempat ini diperuntukkan untuk nongkrong sore. Berhubung saya kesana sewaktu jam makan siang, jadi mau nggak mau harus pesan makanan berat.

Pesanan saya:
Cold Ocha Rp. 14,000
Lemon Ice Tea Rp. 21,000
Lychee Ice Tea Rp. 26,000
Salmon Cream Soup Spagethi Rp. 55,000
Omuspa Chicken Rp. 43,000
Omurice Chicken Rp. 38,000
Keropi Cotton Candy, Ice Cream, and Mochi Rp. 42,000

Seperti biasa, pesanan minuman datang duluan. Untuk Ocha, sama ajalah ya dimana-mana. Hanya saja disini Ochanya nggak bisa di refill. Nah, Lemon Ice Tea dan Lychee Ice Tea agak beda. Ada balon seperti jelly di dalam minuman. Awalnya saya kira itu memang jelly, tapi dia meletus di dalam mulut dan mengeluarkan rasa asam buah. Enak sih, lucu lagi sensasinya.
Minuman
Untuk Omurice dan Omuspa, penyajiannya lucu banget. Saus sambalnya dilukis muka kucing. Eh kucing apa panda ya? Hahaha. Pokoknya ada gambar nya. Rasanya enak, seperti nasi goreng telur biasa. Untuk Salmon Cream Soup Spagethi juga enak. Mungkin karena saya jarang makan masakan spagethi yang dipadukan dengan cream soup. Ikan salmon menambah kelezatan rasa spagethinya dan porsi makanannya juga gede.
Makanan
Gaya dulu
Setelah menghabiskan makanan dan minuman sambil ngobrol-ngobrol seru, dessertnya baru dihidangkan. Agak kaget melihat gulali (cottoncandy) kero-keropi super besar. Bahkan lebih besar dari kepala saya. Mata keropinya dari rumput laut yang renyah seperti kerupuk. Untung aja nggak pesan 2 gulali karena 1 aja dimakan bertiga nggak habis. Mungkin karena gulali 'kan manis banget. Jadi agak eneg. Untuk es krim Green Tea dan Coklat, rasanya enak banget. Mochinya juga enak, lembut banget. Jadi teringat makan mochi di Jepang dulu.
Gulali besarrrr
Suasana di resto
Interior Resto
Overall, tempat ini enak banget dijadikan tempat nongkrong dan ngobrol bareng teman-teman. Desain interior Resto juga simple dan adem ayem, mungkin karena kombinasi warna dinding, meja, kursi, dan pondasi Restonya pas. Betah deh lama-lama disini, sekalian menghabiskan cotton candy yang super besar. Tapi tempatnya nggak terlalu luas dan menurut saya harga makanannya lumayan mahal. Kebayang 'kan makan gulali dan es krim Rp. 42,000? Belum ditambah pajak dan service, jadi harganya kurang lebih Rp. 50,000.

Oke, cukup sekian review dari saya. Selamat mencoba :)

Oktober 26, 2015

Menanam Sayuran

Sudah beberapa minggu ini saya kehilangan waktu untuk tidur sampai puas di akhir pekan. Biasanya jumat malam nongkrong sama teman-teman, dan hari Sabtu harus bangun pagi sekali. Pokoknya setelah shalat Shubuh nggak tidur lagi. Saya sekarang mendedikasikan diri untuk berladang dan berkebun, hihihihi. Tapi saya berikan batas waktu sampai jam 8.30 pagi saja karena sudah terik dan saya nggak mau warna kulit saya belang-belang.

Tentu ada plus minusnya di kala berkebun. Saya kasih tau nilai plusnya terlebih dahulu ya. Saya jadi bangun pagi, udara masih bersih, menanam tanaman dari awal benih, sampai mereka tumbuh subur. Pengetahuan tentang bercocok tanam pun jadi bertambah. Saya jadi tahu kalau lahan yang kurang subur bisa diakalin hanya dengan mencampurkan tanah (yang kurang subur) di lapisan paling bawah, pupuk kompos di tengah, dan sekam bakar paling atas. Jadilah media tanam yang super subur, hahaha. Kalau mau menanam benih, kalian basahin dulu media tanamnya, baru mengubur benih. Karena kalau mengubur benih dulu lalu di semprot ketika menyiram, ntar benihnya suka lompat kemana-mana. Bahkan dulu beberapa benih saya malah tumbuh diluar media karena kesemprot keluar. Paling senang kalau melihat semua benih tumbuh, dan semua bunga mekar. Apalagi sekarang beberapa kupu-kupu dan lebah mulai datang ke taman saya.

Minusnya adalah tangan saya jadi kasar, hiks... hiks... Saya paling benci sama ilalang tipe Crimson Fountain yang akarnya kemana-mana. Nah kalau mau membasmi alang-alang itu harus sampai ke akarnya. Jadilah saya cangkul dan tarik akarnya dari dalam tanah. Kadang ada akarnya yang keras dan ketika ditarik jadi membuat tangan lecet. Apalagi kalau ilalangnya tumbuh di sebelah putri malu. Wah duri putri malu bikin tangan terluka. Tangan jadi kotor, kuku jadi berwarna ke kuning-kuningan. Kemarin sempat pakai kuteks tapi kuteksnya jadi terkelupas. Jadinya saya nggak bisa memelihara kuku panjang lagi. Untuk ngakalin tangan supaya nggak lecet, pakai sarung tangan karet. Setelah berkebun, saya cuci tangan pakai sabun sampai 2 kali, sekalian membersihkan kuku, lalu pakai hand cream yang super moisturizing. Untung aja saya selalu nyetok hand cream di rumah dan di kantor. Minusnya lagi, karena bekerja di area lahan seperti itu banyak debu yang bertebangan. Saya harus pakai masker karena saya alergi debu. Kadang-kadang malah tetap aja pilek walaupun udah pakai masker.

Baiklah, sekarang waktunya mengupdate tanaman apa saja yang sudah saya tanam. Saya menanam kacang panjang dan buncis. Dua jenis sayuran ini gampang banget tumbuhnya. Baru dua hari udah berkecambah. Trus sekarang tingginya udah lebih dari 20 cm. Jadi semangat deh melihatnya. 
Kecambah kacang panjang
Buncis ikut berkecambah
Kangkung mulai berkecambah
Saya juga menanam kangkung. Beda tipis dengan buncis dan kacang panjang, kangkung berkecambah di usia 4-5 hari. Sekarang juga nggak begitu tinggi. Saya juga menanam brokoli. Tumbuh daun baru setelah satu minggu. Sebenarnya saya lupa yang mana pohon brokoli, yang mana pohon stroberi. Habisnya dua-duanya lama tumbuhnya dan sekalinya tumbuh bareng-bareng. Bingung deh yang mana.
Kangkung
Kecambah kangkung dan kacang panjang dan buncis yang sudah tumbuh
Setelah 2 minggu menanam
Tanaman udah gede
Oh ya, saya memindahkan pohon tomat cherry ke media tanam yang lebih besar. Awalnya saya takut tanaman tomatnya mati karena harus dicabut dari akar. Ternyata sangat baik-baik saja. Dulu media semai saya hanya sekam bakar doang. Sekarang karena udah dipindahin ke campuran tanah, pupuk kompos, dan arang sekam, jadi cepat besar tanamannya. Waktu itu saya agak malas menyediakan media tanam di dalam polybag karena capek mencangkul. Saya taruh aja 2 sampai 3 pohon dalam 1 polybag. Eh jadi kasihan melihat mereka berantem mengambil media. Jadilah kemarin saya buat lagi beberapa media tanam lain dan memisahkan mereka. Sebaiknya memang memisahkannya ketika masih kecil dan sebelum hari terik. Kalau nggak, nanti tanaman jadi stress dan mati deh.
Tomat Cherry
Selanjutnya, saya memindahkan semua benih cabe ke area lahan. Waktu ini saya menanam cabe hanya di dalam polybag dan mereka rebutan media. Mungkin sekitar puluhan benih dalam 1 media dan mereka semuanya tumbuh. Jadinya saya harus memindahkan satu demi satu benih ke lahan. Capek banget memindahkannya karena banyak banget, Huff! Mau pindahin ke polybag masing-masing tapi terlalu capek karena harus menyiapkan media berpuluh-puluh. Lebih baik langsung ke tanah aja deh, Nanti tinggal di kasih pupuk kompos dan arang sekam lagi sekalian semuanya.
Tanaman cabe
Kebayang ntar kalau pohon cabe udah besar dan siap di panen, saya bisa kebanyakan cabe di rumah nih. Nggak apa-apa deh, lumayan untuk dibagi-bagi ke tetangga atau saudara. Yang pasti, menanam seperti ini semua organik dan bebas pestisida. Hanya pakai pupuk kompos saja supaya tanaman gemuk-gemuk.

Baiklah, nanti saya update lagi ya. Bye bye!

Oktober 20, 2015

Naik Kereta di Malam Itu

Cerita ini terinspirasi dari kisah keseharian saya menjadi AnKer (anak kereta). Tenang, saya bukan mau curhat kalau di kereta itu desak-desakan. Tapi ada kejadian lain yang sayang kalau tidak ditulis. Tentunya dengan bumbu-bumbu unik yang membuat semakin sedap dibaca, hihihi. Ok, cekidot!

***

Malam ini aku pulang agak telat. Jam 11 malam baru naik kereta di Sudirman karena tadi baru nonton bareng pacar di Grand Indonesia. Sebenarnya sih filmnya udah selesai dari jam 20:15, terus lanjut makan. Karena si pacar rada nyebelin malam ini, nggak mau menemaniku mencari perabot rumah dengan alasan khawatir kalau aku pulang malam, padahal dia udah males aja tuh (atau mau nelpon cewek laen?). Jam 10 diantar ke stasiun sama dia, tapi di stasiun aku masih nongkrong di Starbucks sambil menangis meratapi pacar sialan. Eh kok jadi curhat.

Ok, cukup bercerita tentang pacar. Kereta ke Bogor datang dan aku naik. Kali ini kereta udah sepi banget. Dalam satu gerbong cuma ada aku dan dua orang cowok. Kami juga nggak duduk bersebelahan. Awalnya aku cuek aja, mengambil handphone di saku celana, dan membuka Instagram, sekedar untuk menghabiskan waktu.

Tiba-tiba cowok yang duduk tidak jauh dari aku, pindah ke sebelahku. Aku diam saja, sambil terus melihat-lihat foto di Instagram. Sekilas aku melihat cowok ini ganteng juga, hehehehe. Cowok itu tiba-tiba bertanya,
"Mbak, ini ke Bogor 'kan ya?"
Aku mengangguk. "Kenapa Mas?"
Dia menjawab, "Nggak, saya kira cuma sampai Manggarai aja. Baguslah kalau ke Bogor."
Aku tersenyum dan kembali melihat-lihat Instagram. Tenang, tenang, aku nggak lagi men-stalking orang. Nggak salah lagi maksudnya.

Seketika kereta berhenti. Aku mengira ini adalah hal biasa kalau kereta berhenti karena menunggu sinyal masuk ke stasiun berikutnya. Aku tetap melihat Instagram. Tapi kok agak aneh, cowok disebelahku sepertinya melihat ke arahku terus-menerus.
Aku merasa risih dan bertanya, "Kenapa Mas?"
Dia menggeleng pelan. "Saya nggak melihat mbak kok. Tapi ke orang-orang itu."
Aku melihat ke kiri dan ke kanan, lalu mengedarkan pandangan ke seluruh gerbong kereta. Aku hanya melihat seorang bapak lagi tidur di kursi prioritas dan cowok itu. Kok dia bilang "orang-orang"?

Karena aku merasa ada yang nggak beres dengan cowok ini, aku pindah ke kursi kosong di tempat lain. Kereta akhirnya jalan dan berhenti di Manggarai. Diam-diam aku melihat ke arah cowok itu yang kali ini melihat ke arah pintu keluar kereta. Jangan-jangan 'ni cowok aneh kali ya?

Beberapa saat kemudian kereta kembali berjalan. Daripada aku penasaran, aku ajak ngobrol cowok itu.
"Mas ngeliat apa ya?"
"Cuma orang-orang transparan yang baru turun di Manggarai."
Astaghfirullah aku kaget. Aku melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 11:20 malam. Aku langsung gelisah dan nggak nyaman. Sempat celingak-celinguk mencari petugas kereta juga.
Melihat aku gelisah, cowok itu bilang, "Nggak apa-apa kok mbak, mereka cuma menumpang sampai Manggarai aja. Makanya tadi saya nanya sama mbak, kereta ini sampai Bogor apa nggak? Karena mereka yang nanya."
Aku mulai takut, "Mas bisa lihat hantu ya?"
Cowok itu hanya diam dan melihat ke bawah.

Aku langsung merinding dan memutuskan untuk jalan menyebrangi gerbong demi gerbong sampai ke gerbong 1, khusus wanita. Paling nggak disana masih ramai cewek-cewek dan ada petugas. Tanganku masih dingin banget. Mau mengambil handphone aja nggak kuat karena gemetaran. Cuma bisa duduk, menunduk, sambil memeluk tas ransel.

Tanpa aku sadari, tiba-tiba aku tersentak kaget dan terbangun. Kepalaku pusing banget. Aku bingung ini sudah sampai dimana. Aku bertanya pada petugas gerbong dan dia menjawab kalau ini sudah sampai di Depok baru. Satu stasiun lagi menuju Depok. Aku melihat jam tangan sudah pukul 12 malam. Aku memberanikan diri bertanya pada petugas,
"Mas, daritadi saya tidur disana ya?"
"Iya mbak. Naik di Sudirman tadi ya?"
Aku menghela napas. Ternyata benar tadi cuma mimpi. "Iya, saya tadi bermimpi ada hantu di gerbong kereta dan turun di Manggarai."
Petugas menjawab, "Emang biasa itu mbak. Hehehe."

Dan tibalah aku di Stasiun Depok. Sialnya nggak bisa ngambil motor karena penitipan motor tutup jam 11 malam.

Oktober 15, 2015

Surat Kecil Untuk Ayah

Dear Ayah,
Sudah hampir 8 bulan, Ayah pergi. Ntah kenapa, saya jadi ingin menulis surat. Anggaplah sekarang saya sedang berada sungguh jauh dari Ayah. Atau, anggaplah saya sedang berada di luar negeri menyelesaikan sekolah, dimana belum ada telepon atau handphone, sehingga membuat saya harus menulis surat kecil untuk Ayah. Teringat dulu ketika saya mengunjungi Ayah yang sedang sakit di Penang, saya lalu bercerita banyak hal yang membuat Ayah tidak bisa tidur siang saking semangatnya mendengarkan saya bercerita. Anggaplah masih seperti itu, walaupun hanya melalui surat.

Dear Ayah, 
Bulan puasa kemarin tanpa Ayah itu menyakitkan buat saya. Teringat dulu kita selalu semangat mencari buka puasa bersama. Bahkan sebulan puasa kemarin Mama nggak bikin kue onde-onde, makanan untuk buka puasa kesukaan Ayah. Rumah terasa sepi. Walaupun Ayah hadir di dalam mimpi saya tepat sehari setelah ulang tahun Ayah. Paling nggak bisa mengobati rasa rindu yang menyesakkan dada. Idul Adha juga terasa sepi. Teringat dulu Ayah adalah orang pertama yang mengingatkan untuk berQurban. Ayah tenang saja, kita masih terus menjalankannya kok.

Dear Ayah,
Sebulan yang lalu saya putus cinta nih. Dia yang dulu pernah janji mau membawakan brownies ketika Ayah sakit, eh sekarang malah pergi begitu saja. Dia yang dulu selalu Ayah suruh 'lempar ke mesjid', mengingat itu saya jadi tersenyum. Sebenarnya sangat menyakitkan mengingat dia pergi begitu saja. Seolah dia memberikan garam pada luka kehilangan Ayah yang belum sembuh. Rasanya ingin marah, sayangnya hanya bisa diam saja. Tapi rasa sakit luka karena garam itu pulih dengan cepat. Kalau saya menceritakan ini pada Ayah langsung, Ayah pasti menyuruh saya berpikir positif tentangnya. Paling nggak, selama 4 tahun ini, dia yang menjaga saya dimana pun dan kapan pun saat adik dan abang nggak ada. Dia yang menemani saya pergi ke berbagai penjuru dunia dan pulang dengan selamat, lalu membawa semua cerita indah yang bisa diceritakan untuk Ayah dan menuliskannya dalam sebuah blog untuk menginspirasi banyak orang. Mungkin benar sebuah kutipan (Lao Tzu) mengatakan, "A journey to a thousand miles begin with a single step." And my single step to the world for the first time together with him. Walaupun mungkin sekarang udah nggak bisa bersama lagi, walaupun udah nggak ada rasa cinta lagi, tapi paling nggak menurut saya, dia sudah menemani saya mengukir kenangan indah yang bertumpuk di dalam benak saya. Dan saya nggak akan menyesal.
Dear Ayah,
Sekarang sedang banyak-banyaknya tawaran pekerjaan datang kepada saya. Ayah tau 'kan, sebenarnya saya nggak begitu suka bekerja kantoran. Lebih enak jadi pedagang. Bukankah 9 dari 10 pintu rezeki dari perdagangan? Kalau begitu, hanya 1 pintu saja dong dari kerja kantoran. Huff! Padahal profile di Linkedin nggak bagus-bagus amat, diupdate juga paling setahun sekali, tapi adaaaa aja tawaran kerjaan. Bahkan sampai ada yang menawar gaji dua kali lipat. Giliran mendengar jobdesknya, ah, langsung nggak bersemangat. Malah saya rekomendasikan teman yang lain, hihihi. Kalau saja ada Ayah, pasti Ayah akan memberikan masukan yang sangat berarti, yang selalu saya jadikan acuan karena Ayah sangat mengerti dunia perkantoran. Ayah adalah orang yang paling pintar mempertimbangkan banyak hal. I missed the time when you're around, Dad!

Dear Ayah,
Beberapa kali saya mencoba mencari tahu tentang keberadaan Ayah. Mungkin bahasa kerennya adalah stalking Ayah sedang apa atau sedang dimana. Hal ini super sulit mengingat kita sudah berbeda dunia. Mungkin kalau Ayah bisa dicari melalui social media atau apa pun itu yang berhubungan dengan dunia nyata dan dunia maya, saya akan mencarinya. Saya akan melakukan apa pun untuk mencari dimana Ayah berada. Tapi situasi kali ini lain. Mungkin cara terbaik dalam men-stalking Ayah adalah melalui penjelasan Al-Quran dan Hadist. Apa yang terjadi ketika ruh pergi meninggalkan tubuh, naik ke langit, menjawab pertanyaan malaikat, lalu seterusnya dan seterusnya. Mencari tau tentang maut membuat saya takut. Serasa belum siap menghadapi semua itu. Saya juga memilih untuk membaca buku karangan ulama favorit M. Quraish Shihab tentang Kehidupan Setelah Kematian karena beliau sangat mengerti hadist. Tapi tetap, banyak hal yang membuat saya jadi takut. Padahal kematian adalah keniscayaan, tapi tetap saya hanya manusia biasa yang tidak sanggup untuk menghadapinya. Dikutip dari buku Kematian adalah Nikmat,
Kematian adalah salah satu tahapan perjalanan yang pasti dilalui oleh semua manusia. Jika dipahami dan disikapi dengan cara yang benar, sesungguhnya kematian adalah nikmat yang patut disyukuri. Inilah poin yang ingin disampaikan penulis. M. Quraish Shihab, dalam buku ini. Lewat penelusuran terhadap pandangan pelbagai kalangan, mulai dari filosof, ilmuwan, agamawan, dan tentu saja al-Qur'an, penulis hendak menegaskan bahwa tak ada manusia yang luput dari kematian. Percuma saja menghindarinya. Cara terbaik menghadapinya adalah mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Karena dengan kematian sesungguhnya manusia tengah memasuki babak baru dalam kehidupannya.

Dear Ayah,
Tahun ini Yuni menikah. Rasanya kurang lengkap tanpa Ayah yang menikahkannya. Tapi tidak mengapa. Semua persiapan sudah matang kok. Insya Allah semua berjalan lancar sampai hari H ya. Doakan saja.

Sampai disini dulu surat dari saya. Daritadi mau nangis menulisnya tapi malu diliat sama Amad yang lagi serius nonton film di sebelah saya. Sebentar lagi dia jadi barista. Keren 'kan, Yah? Insya Allah nanti saya akan menulis surat lagi. Baik-baik ya disana. I love you!

Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu
Buatku melambung
Disisimu terngiang
Hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi
Serta harapanmu

-Ada Band-

Oktober 11, 2015

Boy & Girl Next Door

Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata yang sudah dibumbui jutaan penyedap yang pasti. Setelah saya pikir-pikir, ternyata banyak juga cerita pendek yang sudah saya tulis yang membuat saya membacanya berulang-ulang ketika perjalanan menggunakan kereta sewaktu berangkat kerja. Baiklah, mari simak yang satu ini.
***

Kalau dilihat dari judul cerita yang bakalan gw ceritain, seolah-olah cewek itu adalah tetangga sebelah. Sayangnya bukan kok. Tetangga sebelah gw sih emak-emak semua. Cewek yang mau gw ceritain adalah tetangga di depan rumah gw. Mungkin dia baru pindah kesitu sekitar dua bulan yang lalu. Awalnya sih gw cuek aja karena gw kira dia udah punya suami atau emak-emak juga seperti tetangga yang lain, karena ada cowok di rumah yang gw sangka suaminya. Ternyata bukan.

Beberapa hari berikutnya, gw lihat nggak ada cowok lagi. Sewaktu gw pulang kantor, gw suka duduk di teras untuk menikmati malam. Eh, cewek itu suka muncul dari belakang. Terkadang dia mau nyiram bunga, atau terkadang cuma mau ngecek pintu belakang. Orangnya rajin banget. Setiap gw mau berangkat kerja, gw sering melihat dia sedang nyapu, masak, atau ngepel lantai.

Kalau weekend, dia suka berkebun pagi-pagi. Mungkin karena panas kali yah kalau berkebun siang-siang. Sejak saat itu ntah kenapa gw jadi suka memperhatikan dia. Kalau dia sedang berkebun, gw nyuci mobil atau motor sambil memperhatikan dia. Dia sih melihat gw, tapi cuek aja. Habisnya dia pake masker. Jadi nggak keliatan raut wajahnya kalau menatap gw. Nah, kalau siang dia sedang memasak (pintu belakangnya nggak ditutup), gw selalu membersihkan garasi, atau sekedar bersih-bersih rumah supaya bisa melihat dia. Terkadang gw lupa pake' baju, langsung keluar rumah, dan dia melihat gw. Dia langsung nutup pintu. Gw keheranan, galak amat sampe' nutup pintu. Eh, gw baru sadar kalau gw nggak pake baju. Langsung deh masuk ke rumah dulu, pake baju, dan duduk di depan lagi.

Tapi memperhatikan cewek terus begini bosan juga. Mau nyapa nggak berani, takut disangka sok kenal sok dekat (SKSD). Sampe suatu hari dia sedang mencabut ilalang dari pot, dia tiba-tiba teriak. Aku yang sewaktu itu sedang duduk di teras sambil pura-pura baca koran, langsung samperin dia. "Kenapa mbak?" 
Cewek itu menjawab, "Ada kodok lompat ke saya." 
Gw melihat ke arah kodok itu dan tertawa, "Cuma kodok doang." 
Cewek itu tertawa.  
"Mbak rajin ya, tiap hari saya lihat ada aja yang dikerjain."
Cewek itu tersenyum. "Iya biar nggak galau, hahahaha."
Gw keheranan, "Galau kenapa mbak?"
"Biasalah...," jawabnya. "Bukannya mas juga rajin banget ya bersih-bersih rumah?"
Wah ternyata dia memperhatikan gw. "Iya mbak, kalau nggak rajin, ntar abang saya marah. Itu rumah dia soalnya."

Akhirnya kami pun mengobrol. Ternyata dia tinggal dengan adik dan abangnya di rumah. Untunglah dia bukan termasuk emak-emak yang gw takuti. Sejak itu, kami jadi berteman baik. Kita lihat nanti ujungnya kemana, hihihi.
***

Ntah kenapa, sejak pindah rumah aku jadi sepi. Terkadang ada sih teman datang dan menginap, tapi tetap sepi. Berhubung aku nggak mau terlalu larut dalam sepi, aku melampiaskannya dengan mengerjakan banyak hal. Mulai dari beres-beres rumah, berkebun, berjualan, kerja, dan sebagainya.

Tapi belakangan ini ada cowok yang menyita perhatianku. Cowok depan rumah tepatnya. Orangnya ganteng banget dan body-nya super oke, soalnya dia pernah keluar rumah nggak pake baju dan membuatku langsung menutup pintu. Dan anehnya lagi, dia suka memperhatikan aku. Apa aku cuma Ge-eR doang ya? Soalnya setiap buka pintu belakang, dia pasti melihat ke arahku. Setiap aku berkebun dan dia sedang cuci mobil atau motor, dia pasti melihat ke arahku juga. Kadang aku sampai menoleh untuk memastikan kalau cowok ini tidak memperhatikan orang di belakangku. Bahkan kalau ada temanku yang menginap, aku suka mengintipnya dari jendela untuk memperhatikan dia sedang apa. Dan aku menjulukinya Boy Next Door, karena nggak tau namanya.

Sampai suatu hari aku berteriak karena ada kodok yang melompat kearahku. Dia samperin aku, dan disitulah dimulai perkenalan kami. Dan sejak saat itu, mungkin aku jadi tambah betah di rumah baru.

Oktober 04, 2015

Farming & Gardening

Saya punya hobi baru nih selama pindah ke rumah. Dulu sewaktu di kosan, nggak bisa sama sekali melakukan hal ini. Apakah itu? Nah, setelah urusan air di rumah sudah beres, air sudah bersih, dan rumah udah nggak bocor, saya mulai mau mengisi halaman dengan bunga-bunga, sayur, dan pohon buah. 

Awalnya malessss banget 'ngerjainnya (mungkin karena nggak terbiasa), tapi harus dikerjain. Setelah berpikir, nanti kalau punya pohon cabe atau tomat, kalau butuh satu atau dua buah nggak perlu ke pasar, ya udah deh ditanam aja. Saya beli bibit dan media tanam (gardening starter) di bibitanaman tokopedia.com, karena banyak paket-paket berkebun yang menarik dan cuma Rp. 15,000 saja. Saya putuskan untuk membeli bunga cosmos 2 pot, cabe merah 1 pot, dan cherry tomato 1 pot. Saya juga membeli 2 pot bunga agak besar. Satu untuk menanam bibit bunga matahari, satu lagi untuk menanam bunga kertas (bougenville).
Pembibitan
Setelah semua ditanam, saya mulai mempunyai rutinitas menyiram tanaman di pagi (sebelum ke kantor ketika sedang panasin mesin motor) dan malam hari (berhubung pulang kantor setelah shalat magrib). Mungkin sekitar 4-5 hari, bunga dan sayuran saya mulai berkecambah. Wah, saya senang banget. Akhirnya tumbuh juga karena udah nggak sabaran. Saya fotoin satu demi satu untuk mengetahui tahap pertumbuhannya. Oh ya, bunga Cosmos yang satu pot lagi nggak tumbuh. Jangan-jangan bibitnya terpental sewaktu saya siram karena semprotan airnya terlalu kencang. Ya sudahlah, palingan ntar media tanamnya saya tanami tumbuhan lain.
Mulai tumbuh
Nah, karena berhasil menanam di pot, saya beli pohon buah dan bunga di kebunbibit tokopedia.com. Saya membeli pohon jambu air, pohon mangga, dan beberapa pohon bunga mawar. Nggak enaknya beli tanaman online adalah kadang-kadang pengirimannya lama, padahal udah pakai JNE YES. Sewaktu barang datang, beberapa daun sudah mengering. Karena saya takut tanamannya mati, mau nggak mau setelah menerima tanaman di kantor, pulang ke rumah walaupun udah jam 9 malam tetap saya tanam. Palingan diliatin sama tetangga kenapa 'tu cewek menanam pohon malam-malam begini, hahaha.
Mangga dan jambu
Ada juga tanaman yang saya terima sudah mati, seperti tanaman seledri. Memang sih harga tanaman seledri murah, tapi kasihan juga karena mati. Ada juga yang akarnya mulai membusuk (cabe rawit) karena kan dibungkus dengan plastik dan lama di perjalanan. Tapi overall saya suka kok belanja di kebunbibit. Pengemasannya rapi dan aman banget, trus sering dapat bonus. Bunga mawar saya sekarang sudah banyak banget daunnya, padahal sewaktu menerima tanaman sudah nyaris mati.
Pesan online
Sewaktu saya jalan-jalan ke pasar, saya menemukan penjual tanaman yang menjual bunga mawar juga. Akhirnya saya beli deh beberapa mawar dengan berbagai macam warna. Ternyata harganya lebih murah daripada beli online, hehehe. Saya juga membeli sekam bakar dan pupuk kompos, karena saya berencana menanam sayuran organik. Biar sehat nih ceritanya. Mungkin banyak juga investasi saya di bunga, buah, dan sayur. Nggak apa-apa deh, supaya ke depannya bisa hidup lebih sehat dan halaman lebih indah.
Mawar warna-warni
Seminggu kemudian, bunga mawar saya mekar dalam berbagai warna. Sayangnya sampai saya foto ini, mawar merah belum mekar. Kalau nggak 'kan bisa lebih berwarna-warni. Oh ya, jenis bunga mawar juga banyak ternyata. Ada mawar yang bunganya besar-besar, ada juga yang kecil. Semoga semua tanaman saya tumbuh sehat deh. Nanti saya tulis lagi udah sampai mana perkembangan halaman saya, karena sekarang variasi tanamannya semakin banyak.

Sampai jumpa ^_^

Oktober 01, 2015

My Step Mother

Mengawali bulan Oktober dengan menulis sebuah cerita. Sebelum kalian membaca, diingatkan kembali kalau kejadian di dalam cerita bukan 100% seperti sebenarnya. Sudah dibumbui sedemikian rupa dan tokoh utama pun sudah diganti dari sudut pandangan yang berbeda. Cerita-cerita yang saya tulis mungkin bisa mengingatkan saya pada sebuah kisah yang pernah saya lewati suatu hari nanti, ketika saya mungkin sudah berada di suatu tempat dan nyaris lupa dengan kejadian ini. Baiklah, mari kita simak.

***

Namaku Vita. Aku hanya seorang anak perempuan biasa yang sudah lama tidak mempunyai ibu. Aku punya seorang abang bernama Tian, dan seorang Ayah. Sudah terlalu lama kami hidup bertiga. Aku dan bang Tian tanpa seorang Ibu, dan Ayah tanpa seorang istri. Jangan tanya tentang ibu kandungku karena aku tidak akan menceritakannya.

Suatu hari Ayah punya pacar. Aku sangat terkejut. Sudah bertahun-tahun menjadi duda keren (walaupun dekat dengan beberapa wanita), tapi baru kali ini Ayah memperkenalkan pacarnya padaku dan bang Tian. Dan lebih kaget lagi kalau Ayah mau menikah dengannya. Wah, ada apa gerangan? Tapi tidak apa-apa deh, yang penting Ayah senang. Proses perkenalan keluarga pun terjadi dalam waktu singkat. Calon ibuku itu membawa satu anak bernama Yanti. Aku dan Ayah kurang suka dengannya. Apalagi kami tau kalau ternyata Yanti suka sama bang Tian. Ah, mana bisa begitu? Mana mungkin ibunya menikah dengan Ayah, eh anaknya menikah dengan abangku. Aku sama siapa dong? >_<
Happy
Setelah Ayah menikah, hari-hari pun kami lalui dengan bahagia. Kadang kalau Ayah dan Ibu ingin nonton bioskop, aku sering ikut. Atau Yanti juga sesekali ikut. Kami sering kencan bertiga. Bang Tian malah jarang ikutan jalan-jalan ke Mall. Palingan kalau nongkrong sesekali di Coffee Shop, baru deh dia mau ikut. Mungkin dia menghindari Yanti kali yah? Hihihihi.

Sampai suatu hari kami berencana berlibur ke Hong Kong, Macau, dan Shenzhen. Aku sangat senang. Ini adalah family trip pertama dengan keluarga baru. Ibu mempersiapkan segala itinerary selama disana, dan kami anak-anaknya disuruh menjadi tour leader masing-masing kota yang kami singgahi. Aku sendiri kebagian Hong Kong. 

Perjalanan pun dimulai. Selama Macau dan Shenzhen, aku hanya menjadi pengekor saja. Nah, pada saat Hong Kong (yang menjadi tugasku), aku jadi harus mempelajari semua rute MTR. Tapi nggak apa-apa sih. Namanya juga sambil belajar. Ibu membooking apartemen untuk kita semua. Duh, teringat waktu itu sangat bahagia. Setiap pulang jalan-jalan, kami ngobrol dulu di apartemen sampai larut malam, baru deh tidur. Kadang sih ibu tidur duluan. Sewaktu di Ocean Park, aku dan Ayah beberapa kali ingin mengusili Yanti karena dia selalu ngekor kemana pun bang Tian pergi. Aku bersekongkol sama Ayah ingin menjatuhkan Yanti dari kora-kora tapi sayangnya dia malah pegangan sama bang Tian. Mana mungkin aku menjatuhkan bang Tian juga.

Pada saat itu benar-benar membahagiakan. Sampai setelah pulang dari Hong Kong, aku dan Yanti memutuskan untuk kerja diluar kota. Bang Tian malah kerja ke luar negeri. Sesekali aku menelepon Ayah dan Ibu yang menikmati masa-masa mereka berdua di rumah. Aku mengira dan berdoa agar semua baik-baik saja. 

Sampai suatu hari aku mendengar kabar kalau Ayah dan Ibu cerai. Ayah memiliki wanita lain. Aku kaget setengah mati ketika mendengar kabar itu dari Ibu. Aku langsung menelepon ibu ketika tengah malam dan ibu sedang menangis. Aku bingung, kenapa Ayah mempunyai pemikiran seperti itu? Bukankah semua baik-baik saja?

Aku langsung pulang ke rumah dan hanya melihat ibu seorang diri. Sekali-kali Yanti ada pulang ke rumah, tapi agak jarang. Walaupun Ayah adalah Ayah kandungku, tapi aku tetap membela ibu. Aku bingung, apa yang ada di dalam pikiran Ayah sampai tega berbuat seperti itu? Apakah Ayah tidak berpikir kalau nanti Allah akan membalas dengan hal yang setimpal atau mungkin lebih dari itu? Dipercaya lalu berkhianat adalah ciri orang munafik, dan nggak ada satu pun orang di dunia ini yang menganggap berkhianat adalah tindakan baik. Apa Ayah tidak takut suatu hari hal itu terjadi pada keluarga Ayah, atau mungkin saja di perusahaan Ayah ada yang berkhianat juga? Apa pun alasan Ayah, aku nggak terima. Aku sangat marah waktu itu.

Padahal baru saja Ayah dan Ibu, Yanti, dan Bang Tian pulang jalan-jalan lagi bersama (aku nggak bisa ikut karena banyak kerjaan). Sekarang malah rumah tangga kami hancur lebur. Aku terpaksa mengambil cuti untuk menemani Ibu di rumah. Bang Tian beberapa kali sampai mengirimkan artikel dari luar negeri untuk Ibu baca supaya nggak sedih. Seandainya dulu Ayah tidak usah memutuskan untuk menikahi ibu, mungkin tidak akan serunyam ini. Aku sedih sekali. Aku nggak mau punya Ibu baru lagi. Padahal Ibu tiriku ini adalah wanita yang baik, walaupun agak cerewet. Huaaaaaa!

Notes : Kamu bukan hanya kehilangan aku, tapi keluargaku, dan semua sahabat baikku.

Follow me

My Trip