Sudah beberapa minggu ini saya kehilangan waktu untuk tidur sampai puas di akhir pekan. Biasanya jumat malam nongkrong sama teman-teman, dan hari Sabtu harus bangun pagi sekali. Pokoknya setelah shalat Shubuh nggak tidur lagi. Saya sekarang mendedikasikan diri untuk berladang dan berkebun, hihihihi. Tapi saya berikan batas waktu sampai jam 8.30 pagi saja karena sudah terik dan saya nggak mau warna kulit saya belang-belang.
Tentu ada plus minusnya di kala berkebun. Saya kasih tau nilai plusnya terlebih dahulu ya. Saya jadi bangun pagi, udara masih bersih, menanam tanaman dari awal benih, sampai mereka tumbuh subur. Pengetahuan tentang bercocok tanam pun jadi bertambah. Saya jadi tahu kalau lahan yang kurang subur bisa diakalin hanya dengan mencampurkan tanah (yang kurang subur) di lapisan paling bawah, pupuk kompos di tengah, dan sekam bakar paling atas. Jadilah media tanam yang super subur, hahaha. Kalau mau menanam benih, kalian basahin dulu media tanamnya, baru mengubur benih. Karena kalau mengubur benih dulu lalu di semprot ketika menyiram, ntar benihnya suka lompat kemana-mana. Bahkan dulu beberapa benih saya malah tumbuh diluar media karena kesemprot keluar. Paling senang kalau melihat semua benih tumbuh, dan semua bunga mekar. Apalagi sekarang beberapa kupu-kupu dan lebah mulai datang ke taman saya.
Minusnya adalah tangan saya jadi kasar, hiks... hiks... Saya paling benci sama ilalang tipe Crimson Fountain yang akarnya kemana-mana. Nah kalau mau membasmi alang-alang itu harus sampai ke akarnya. Jadilah saya cangkul dan tarik akarnya dari dalam tanah. Kadang ada akarnya yang keras dan ketika ditarik jadi membuat tangan lecet. Apalagi kalau ilalangnya tumbuh di sebelah putri malu. Wah duri putri malu bikin tangan terluka. Tangan jadi kotor, kuku jadi berwarna ke kuning-kuningan. Kemarin sempat pakai kuteks tapi kuteksnya jadi terkelupas. Jadinya saya nggak bisa memelihara kuku panjang lagi. Untuk ngakalin tangan supaya nggak lecet, pakai sarung tangan karet. Setelah berkebun, saya cuci tangan pakai sabun sampai 2 kali, sekalian membersihkan kuku, lalu pakai hand cream yang super moisturizing. Untung aja saya selalu nyetok hand cream di rumah dan di kantor. Minusnya lagi, karena bekerja di area lahan seperti itu banyak debu yang bertebangan. Saya harus pakai masker karena saya alergi debu. Kadang-kadang malah tetap aja pilek walaupun udah pakai masker.
Baiklah, sekarang waktunya mengupdate tanaman apa saja yang sudah saya tanam. Saya menanam kacang panjang dan buncis. Dua jenis sayuran ini gampang banget tumbuhnya. Baru dua hari udah berkecambah. Trus sekarang tingginya udah lebih dari 20 cm. Jadi semangat deh melihatnya.
Kecambah kacang panjang |
Buncis ikut berkecambah |
Kangkung mulai berkecambah |
Saya juga menanam kangkung. Beda tipis dengan buncis dan kacang panjang, kangkung berkecambah di usia 4-5 hari. Sekarang juga nggak begitu tinggi. Saya juga menanam brokoli. Tumbuh daun baru setelah satu minggu. Sebenarnya saya lupa yang mana pohon brokoli, yang mana pohon stroberi. Habisnya dua-duanya lama tumbuhnya dan sekalinya tumbuh bareng-bareng. Bingung deh yang mana.
Kangkung |
Kecambah kangkung dan kacang panjang dan buncis yang sudah tumbuh |
Setelah 2 minggu menanam |
Tanaman udah gede |
Oh ya, saya memindahkan pohon tomat cherry ke media tanam yang lebih besar. Awalnya saya takut tanaman tomatnya mati karena harus dicabut dari akar. Ternyata sangat baik-baik saja. Dulu media semai saya hanya sekam bakar doang. Sekarang karena udah dipindahin ke campuran tanah, pupuk kompos, dan arang sekam, jadi cepat besar tanamannya. Waktu itu saya agak malas menyediakan media tanam di dalam polybag karena capek mencangkul. Saya taruh aja 2 sampai 3 pohon dalam 1 polybag. Eh jadi kasihan melihat mereka berantem mengambil media. Jadilah kemarin saya buat lagi beberapa media tanam lain dan memisahkan mereka. Sebaiknya memang memisahkannya ketika masih kecil dan sebelum hari terik. Kalau nggak, nanti tanaman jadi stress dan mati deh.
Tomat Cherry |
Selanjutnya, saya memindahkan semua benih cabe ke area lahan. Waktu ini saya menanam cabe hanya di dalam polybag dan mereka rebutan media. Mungkin sekitar puluhan benih dalam 1 media dan mereka semuanya tumbuh. Jadinya saya harus memindahkan satu demi satu benih ke lahan. Capek banget memindahkannya karena banyak banget, Huff! Mau pindahin ke polybag masing-masing tapi terlalu capek karena harus menyiapkan media berpuluh-puluh. Lebih baik langsung ke tanah aja deh, Nanti tinggal di kasih pupuk kompos dan arang sekam lagi sekalian semuanya.
Tanaman cabe |
Kebayang ntar kalau pohon cabe udah besar dan siap di panen, saya bisa kebanyakan cabe di rumah nih. Nggak apa-apa deh, lumayan untuk dibagi-bagi ke tetangga atau saudara. Yang pasti, menanam seperti ini semua organik dan bebas pestisida. Hanya pakai pupuk kompos saja supaya tanaman gemuk-gemuk.
Baiklah, nanti saya update lagi ya. Bye bye!
4 comments:
Wah, jadi semangat berkebun lagi, selama ini juga hanya semangatnya hehe. Di keluarga kami juga pernah berkebun jadi hobby, dan pernah nanam sawi, terung, cabe. Untuk cabe bagusnya pakai polybag dan kalau ingin langsung di media tanah sepertinya lebih bagus dibuat bedeng, jadi kadar airnya nggak bakal berlebih kalau hujan deras... Keep farming. :-)
Seru ya mba, kalo buncis, kacang panjang, tomat dan cabenya udah mulai panen bisa langsung dibikin tumis buncis dan kacang panjang tuh mba hehehe
Rajin, Meutia!
Saya kirain berkebun cuman bisa dilakukan oleh orang-orang yang seneng tangannya jorok, tapi sepertinya Meutia berkebun dengan lihai.
Tapi saya belum kebayang sesuatu. Meutia dapet pupuk kompos dan sekam bakarnya dari mana? bikin sendiri atau beli di mana?
@Pak Azhar : saya sampe searching apa itu 'bedeng'. Hahaha. Iya nanti di bikin deh. Lumayan mencangkul ganti olahraga.
@Shudai : haha, ntar makan ya
@Vicky : beli di pasar dekat rumah. Banyak kok yg jual..
Posting Komentar