November 11, 2015

Sebuah Cafe

Cerita ini berkaitan dengan kejadian lucu yang saya alami ketika sedang nongkrong bareng adik saya di Depok. Yah, berhubung udah hampir 4 bulan menjadi Anak Gaul Depok (AGD), jadi ceritanya nggak jauh-jauh dari keseharian saya di kota Depok. Cerita ini sekali lagi saya ingatkan sudah dibumbui jutaan penyedap, sehingga rasanya udah berubah dari aslinya. Nggak apa-apa deh, yang penting enak dinikmati. Selamat membaca :)

***

Suatu hari sepulang dari kantor, adikku Rio menjemput di stasiun seperti biasa. Karena kami sama-sama belum makan malam, biasanya kami pasti nongkrong di sebuah warung atau Cafe atau Resto. Khusus hari ini, Rio mengajakku ke sebuah Cafe paling nge-hits se-Depok. Pembahasan tentang Cafe ini akan aku tulis terpisah yah.

Seperti biasa, kita memilih tempat untuk duduk. Aku bingung, pengunjung tempat ini mungkin 90% adalah mahasiswa. Untung hari ini adalah hari jumat, dimana aku bisa pakai pakaian casual ke kantor. Jadi nggak keliatan style kantoran dan semoga aja masih ada yang menganggap aku adalah mahasiswa hahahaha.

Setelah memilih-milih menu dan memesan makanan, aku melihat sekeliling. Ada beberapa cowok yang melihat ke arah mejaku. Mungkin mereka kenal dengan adikku.
"Dek, ada yang asyik ngeliat ke meja kita aja tuh." Kataku sambil menunjuk ke arah cowok-cowok itu.
Adik menoleh dan ternyata dia kenal dengan cowok-cowok itu, "Hai!" sapa adikku sambil mengangkat tangannya.
Aku bertanya, "Siapa itu, Dek?"
"Adik kelas di UI (Universitas Indonesia), Kak." Wah, bahkan mereka adalah adik kelasnya adikku. Aku jadi merasa tua, hiks!
Salah satu cowok itu kemudian datang ke mejaku. Aku agak kaget, tapi wajar saja mungkin mereka mau mengobrol dengan adikku. Mereka menyalami Rio terlebih dahulu, lalu menyalami aku.
"Siapa ini?" tanya salah satu cowok sambil menyodorkan tangan.
Sifat isengku mulai keluar, "Adiknya Rio!"
Rio heran, mengernyitkan dahi, dan menyipitkan mata, "Kak?"
"Nama gw Mika. Rio biasa manggil gw "Kak" doang." Aku langsung mengalihkan perhatian sambil menjabat tangannya.
Rio semakin menyipitkan matanya.
"Oh, gw Angga." Katanya sambil menjabat tanganku. "Baru masuk kuliah?" Pertanyaannya membuat aku jadi lebih muda 10 tahun. Aku mengangguk. "UI juga? Jurusan apa dan semester berapa?"
"Psikologi, semester 1. Baru masuk." jawabku.
Mendengar jawabanku 'semester 1', adikku tambah menyipitkan mata lagi.
"Lu kok nggak kasih tau gw kalau punya adik di UI juga?" tanya Angga ke Rio. 
Rio melihatku terlebih dahulu, baru menjawab pertanyaan Angga. "Iya, 'kan kita udah jarang ngobrol."
"Oke deh, gw balik ke teman-teman gw dulu. Mika, kalau mau tau tentang gw, tanya Rio aja yah. Bye, bye!" kata Angga sambil tersenyum ramah.
"OK," jawabku sambil terseyum ramah juga.
Rio semakin merasa aneh, sedangkan aku menahan tawa. Baru setelah Angga balik ke mejanya, Rio bilang, "Kak, masa' mau sama brondong? Itu brondongnya super duper brondong." Maksud super brondong adalah umurnya jauh dibawah aku.
Aku tertawa ngakak, super duper ngakak. "Mana mungkinlah. Tadi cuma iseng aja. Udah nggak usah dibahas lagi. Ayuk makan, laper."
Adikku hanya mendengus dan tertawa juga. Mungkin dia semakin keheranan dengan kakaknya.

Besoknya Rio bilang padaku, "Kak, Angga minta nomor handphone kakak nih. Nggak mau Rio kasih ah."
Aku tertawa lagi. Padahal aku sudah lupa kejadian semalam di Cafe itu. Aku bilang pada adikku, "Jawab aja, Mika udah punya pacar dan pacarnya galak. Hihihi."
Rio hanya mendengus dan lanjut membalas message dari Rio.

Mungkin wajahku awet muda kali yah, hihihihi.

3 comments:

Djangkaru Bumi mengatakan...

Ah sebenarnya juga menaruh harapan karena malu sama sang adiknya saja :)
Asek nih ye, yang dapat brondong eist kenalan baru. Pastinya kalau menjelang tidur, terbayang-bayang dan senyum-senyum sendiri. Romantis, bak seperti disinetron :)

Amelia mengatakan...

Minta nomor hp adiknya dong ka?
Udah punya pacar blom dia? :)

Puputse mengatakan...

ahahahah terakhirnya epic banget, terlihat awet muda, emang sie masih keliatan kayak anak kuliahan kok

Follow me

My Trip