Hal yang pertama kami lakukan ketika berlabuh di Pantai Iboih adalah mengembalikan life vest, alat snorkeling, dan kamera underwater. Karena alat snorkeling saya hilang, teman-teman saya langsung menumpuk dan mengaduk-aduk alat snorkeling punya kami dengan punya orang lain agar tidak dihitung. Ferdi sekalian mengalihkan perhatian ibu pemilik life vest dengan mengajaknya ngobrol dan bertanya ini itu tentang cara membuka kamera underwater untuk mengambil SD Card, hahaha. Lumayan membuat si ibu dan anaknya nggak mengecek alat snorkeling kita yang udah berkurang satu.
Guide menyuruh kami mandi dulu dan ganti baju, sedangkan saya sama sekali nggak bawa baju ganti. Dia memaksa kami harus tetap ganti baju karena nggak mau ada tetesan air laut di mobilnya. Maklum mobil baru. Saya dan Kakros memang awalnya sudah membawa handuk untuk mengantisipasi air menetes dari baju. Sedangkan Ferdi dan Nico memang bawa baju ganti. Sore itu hampir semua orang mengantri kamar mandi untuk mandi atau sekedar berganti pakaian. Tapi air mati, bahkan di mesjid pun sudah nggak ada air lagi. Gimana caranya mandi kalau begitu? Akhirnya Nico dan Ferdi cuma berganti baju saja di sebuah bilik. Pas mereka selesai, eh tiba-tiba datang orang yang menagih Rp. 5,000 untuk sewa bilik. Lho, bukannya Rp. 5,000 itu untuk mandi ya? Eh si abangnya malah jawab kalau ganti baju juga bayar Rp. 5,000. What the.....?
Baiklah, daripada mempermasalahkan duit 5000, kami menuju parkiran untuk naik mobil. Guide sudah mewanti-wanti untuk tidak ada air laut yang menetes. Haduwh, aneh banget deh. Untung aja baju saya dan Kakros udah lumayan kering jadi nggak ada yang menetes. Kami beli nasi padang dulu baru balik ke hotel untuk mandi. Setelah mandi, sambil membawa air mineral yang disediakan di Resort, kami pergi ke pinggir pantai untuk makan nasi padang. Sambil menikmati bulan dan bintang di langit. Subhanallah indahnya.
![]() |
Makan nasi padang |
Sebenarnya tempat kami sarapan pagi juga menyediakan berbagai menu enak yang bisa disantap. Kami baru tau setelah selesai makan. Gara-gara melihat hidangan ikan yang terlihat sangat lezat. Akhirnya hanya menghabiskan waktu untuk berfoto dan duduk-duduk di bagian Resort yang sudah dirobohkan sambil melihat rasi bintang. Dulu ketika saya masih kecil, saya paling sering melihat rasi bintang layang-layang di langit malam. Tapi kata Ferdi, itu bukan layang-layang, tapi Capricorn. Walaupun ntah darimana bentuk yang bisa disimpulkan sebagai Capricorn?
Setelah selesai duduk dan mengobrol, kami balik ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Besoknya, kami bangun pagi untuk berenang di pantai. Kami harus berjalan menuruni tangga sampai ke depan Casanemo Resort. Menurut saya, ombak di pantai ini lumayan besar. Saya jadi agak takut mau berenang jauh ke tengah. Kalian wajib menggunakan kacamata renang karena hempasan dan percikan air laut sangat membuat mata perih. Banyak pecahan batu karang juga di pesisir pantai, jadi sebaiknya memang berenang agak ke tengah. Saya hanya berani berenang sampai 2 meter dari pesisir pantai, Kakros lebih jauh lagi, dan Nico sangat jauh. Nah, Ferdi malah nggak berenang sama sekali. Orang-orang yang berenang di pantai ini juga ramai.
![]() |
Berenang |
![]() |
Menepi dulu |
![]() |
Duduk di pinggiran aja deh |
![]() |
Selfi dulu |
Setelah capek berenang (kalau saya main air), kami balik ke kamar untuk mandi. Semua baju basah bisa dijemur di balkon. Mumpung cuacanya terik dan angin laut gede, sehingga membuat baju cepat kering. Selesai mandi, kami sarapan di Resto yang ada di Resort. Kami sengaja memilih tempat yang langsung menghadap ke laut yang indah. Ahh, pemandangannya sangat memanjakan mata. Warna lautnya berpendar-pendar, biru, biru tua, hijau tua, dan hijau muda.
Hari ini adalah hari terakhir di Pulau Sabang. Semula kami berencana untuk check out dari Resort jam 11 siang, jadi mau sarapan dengan porsi jumbo aja agar tahan sampai siang, hahaha. Nico yang makannya paling banyak. Nasinya porsi kuli dengan berbagai lauk sampai menggunung. Kalau saya, Kakros, dan Ferdi porsi makannya masih biasa. Tiba-tiba kami teringat kalau di Pulau Sabang sangat terkenal dengan ikan kerapu. Jadilah kami bertekad sebelum pulang harus makan ikan kerapu. Semalam sempat melihat kalau resto ini menyediakan masakan ikan kerapu yang sangat menggugah selera. Daripada pergi ke tengah kota lagi, mending langsung makan di Resto ini saja.
![]() |
Sarapan Nico |
Pengen tau lezatnya ikan kerapu di Sabang? Tunggu di postingan selanjutnya ya :)
0 comments:
Posting Komentar