Januari 21, 2016

Freddie's Pizza, Pulau Klah, dan KM 0

Setelah menikmati matahari terbenam di Sabang Fair, selanjutnya kami mau makan malam dulu nih. Di itinerary tertulis kalau kami akan makan di Freddie's Pantai Sumur Tiga yang berlokasi di Jl. Bahagia, Pulau Weh, Sabang. Sebenarnya tempat ini adalah Resort, dimana kalian bisa juga menginap disini. Hanya saja kami cuma berkesempatan untuk menikmati makan malam ditemani cahaya bulan yang sangat terang seperti lampu. Pantulan cahaya bulan di laut juga Subhanallah indah sekali. Guide bilang, Freddie ini orang Prancis yang tinggal di Aceh. Tapi Google bilang, dia orang Afrika Selatan. Ntah yang mana yang benar?
Cahaya bulan
Suasana di malam hari
Kami mengambil tempat untuk duduk. Beberapa saat kemudian, menu makanan pun datang. Saya pernah membaca blog yang bilang kalau Freddie's ini sangat terkenal dengan pizzanya. Ya udah, kami akhirnya memesan Freddie's Favorit Pizza seharga Rp. 65,000, nasi goreng dan mie goreng Rp. 22,000 (kalau nggak salah ingat), cumi krispi, dan 4 kelapa muda utuh. Saya nggak menyimpan struk pembayarannya, jadi agak lupa dengan harganya.
Menu 1
Menu 2
Kelapa muda utuh datang duluan. Awalnya kami mengharapkan bakalan dapat beneran 'kelapa muda'. Sayangnya ini kelapa udah nggak muda lagi, tapi warnanya aja masih hijau. Kami mencoba mengeruknya dengan sendok dan sendok pun jadi bengkok. Kebayang 'kan betapa kerasnya?
Kelapa tidak muda lagi
Untuk urusan kelapa keras, kami cuekin dulu karena semua makanan akhirnya datang. Lumayan lama sih makanannya, jadi kami udah kelaparan duluan. Karena ingin mencicipi berbagai macam makanan, saya share makanan dengan teman-teman. Porsinya cukup besar untuk berbagi. Rasa nasi gorengnya enak, seperti di warung Aceh biasa yang menyajikan nasi goreng khas Aceh. Kalau mie goreng sih biasa aja. Saya mengharapkan mie Aceh, yang tersaji malah mie mirip indomie yang dimasak dengan berbagai bumbu. Yang paling enak memang Pizza dan cumi goreng deh. Pizzanya lembut, tipis, dengan toping daging yang banyak. Cumi krispi kayaknya dimana-mana memang enak. Apalagi kalau digoreng krispi kering dengan tepung bumbu. Humm, yummy!
Cumi krispi
Pizza, nasi dan mie goreng
Setelah selesai menyantap makanan, kami menyuruh pelayannya untuk membuka kelapanya, sekalian dikeruk. Pelayannya hanya membuka kelapa, tapi nggak mau mengeruknya. Kami tetap menyuruh pelayan untuk mengeruk kelapa, eh dia malah ngambek dan mau mengambil balik kelapanya. Dih, sensi amat. Lagi PMS ya, Bang? Ampun dah! Suasananya jadi nggak enak, jadi kami buru-buru pulang deh. Kami membayar makanan di kasir. Saya kira kasir ini Mr. Freddie-nya karena mirip bule' dengan mata biru. Tapi logat Acehnya kental. Bisa jadi dia orang Aceh juga, karena banyak orang Aceh yang mirip bule dan bermata biru seperti orang Lamno.
Pose cantik
Tiba di penginapan, awalnya mau lanjut main kartu dulu. Tapi kayaknya kami capek banget. Gara-gara tadi pagi bangun kepagian untuk naik pesawat jam 5:25 subuh, jadilah harus bangun jam 3 pagi. Sebelum jam 10 malam, kami pun tidur. Ditambah lagi The Point Resort Sabang tempat kami menginap ini, selimutnya fluffy banget. Tidur jadi super nyenyak.

Keesokan paginya, kami dijemput dengan Guide yang berbeda dan agak rese'. Awalnya sih belum ketauan rese'nya, kami masih pasrah aja. Berhubung udah bayar sih. Kami mengira bakalan langsung pergi snorkeling, jadi nggak mandi dulu di penginapan dan sarapan yang banyak. Karena hari itu adalah Jumat, kami nggak boleh ke laut sebelum shalat Jumat, yang berarti siang nanti baru bisa snorkeling. Ahh tidak! Guide kami ngasih taunya ketika kami udah di jalan lagi. Tau 'gitu kan paling nggak mandi pagi dulu atau bawa baju ganti.

Tujuan awal di hari jumat adalah Pulau Klah. Waktu pagi adalah saat yang paling tepat untuk berfoto dengan latar belakang Pulau Klah. Sebenarnya pulau ini adalah spot terbaik untuk menyelam, tapi saya dan teman-teman nggak nyelam. Cuma foto-foto bernarsis ria disini dengan pakaian yang sudah siap untuk snorkeling. Aneh sih busananya, tapi mau bagaimana lagi. Hahahaha. Gugusan beberapa pulau yang dipisahkan oleh laut membuat panorama jadi sangat indah dan memanjakan mata.
Pose cantik
Takjub
Pulau Klah
Setelah mengambil beberapa foto, tujuan berikut adalah Kilometer 0, biar sah udah ke pulau paling barat di Indonesia. Nah, perjalanan kesini mengerikan banget deh! Kalian harus menggunakan persneling (gigi) satu karena ada plang himbauannya. Udah pakai gigi 1, sangat menanjak, kiri-kanan jurang, dan jalannya cuma satu arah. Haduwwwwh, serem banget! Kenapa jalan cuma 1 arah? Karena kiri kanan jalan banyak pepohonan langka yang merupakan bagian dari Hutan Lindung di Sabang. Ya udah deh, sabar-sabar ajalah sambil berdoa supaya cepat sampai.
Pintu masuk
Kami harus berjalan kira-kira 100-200 meter ke pintu masuk Kilometer 0 karena udah nggak ada tempat parkir lagi. Karena longweekend, tempat ini penuuuuhhh banget!!! Gila ya, sampai-sampai tulisan 'Kilometer 0'nya udah nggak keliatan lagi. Saya aja sampai malas untuk mendekat ke tugu dan berfoto. Takut dengan kerubunan orang. Sebenarnya ada tugu besar dan tinggi yang sedang dibangun. Tapi kata teman saya yang orang Sabang juga, tugunya nggak kelar-kelar dari tahun kapannn gitu. Duh, padahal kalau kelar kan enak untuk difoto karena tinggi. Jadi dari setiap sudut bisa difoto.
Tugu nggak kelar-kelar
Kerumunan orang di KM 0
Karena terlalu banyak pengunjung disini, saya hanya berfoto daerah sekitarnya saja. Lautnya bagus banget dan biru. Saya memfoto teman-teman saya yang sedang main bersama monyet. Saya nggak berani mendekat, karena takut ntar barang saya diambil. Di Bali juga saya nggak berani sama monyet, hihihihi.
Laut dari KM 0
Bermain bersama monyet
Setelah puas, saya mampir di toko souvenir (walaupun nggak beli apa-apa) dan warung cemilan. Saya baca ada jualan rujak Aceh. Asumsi saya, rujak Aceh itu seperti yang sering Mama bikin ketika buka puasa. Eh ternyata malah potongan buah yang dicocol dengan bumbu kacang. Wah, kecewa deh saya. Saya juga membeli air nira, pengen nyobain rasanya. Setelah meneguk air nira yang rasanya mirip air tape, saya nggak mau lagi. Asem-asem gimana gitu >_<
Souvenir
Rujak
Air Nira
Setelah menghabiskan rujak, kami pun pulang. Perjalanan pulang juga sangat merepotkan. Ada satu truk penumpang stuck di jalan satu arah yang membuat antrian kendaraan sangat panjang. Sampai-sampai teman saya harus turun tangan untuk mengarahkannya supaya bisa jalan, ampun dah! Tapi alhamdulillah perjalanan aman dan lancar.

Saatnya menunggu Guide kami shalat Jumat di pesisir pantai Iboih. Setelah itu baru snorkeling. Stay tuned!

0 comments:

Follow me

My Trip