Januari 27, 2016

Ikan Kerapu Sebelum Pulang

Setelah sarapan dan beres-beres koper, sekitar jam 10:30 pagi kami balik lagi ke Resto untuk makan ikan kerapu. Sebenarnya masih kenyang banget, tapi nggak sah kayaknya kalau udah ke Sabang nggak makan ikan kerapu. Mumpung Resto masih sepi, kami menjadi tamu untuk makan siang pertama di Resto. 

Ikan kerapunya ada 2 ukuran. Yang kecil Rp. 80rban, kalau yang besar Rp. 100rban. Lupa berapa harga persisnya karena waktu itu bagian keuangan adalah Kakros. Kami memesan Ikan Kerapu Bakar dan Ikan Kerapu Asam Manis. Selagi menunggu makanan disajikan, seperti biasa kami berfoto-foto terlebih dahulu sambil menghadap ke laut. Ahh, pemandangannya indah sekali, Subhanallah!
Laut
Ternyata kami menunggu ikan kerapunya matang lama sekali, mungkin sekitar 45 menit-1 jam. Duh, mungkin ikannya tadi masih beku, jadi tunggu meleleh dulu kali yah. Baru dibersihin dan dikasih bumbu-bumbu. Sewaktu ikannya datang, waduhhh penyajiannya sangat menggiurkan sekali. Mana ikannya gedeee. Kami menyantap dua ikan untuk empat orang. Pada dasarnya daging ikan Kerapu memang sudah enak banget. Mau dimasak gimana aja tetap enak. Untuk Kerapu Bakar, kami makan dengan bumbu kecap pedas yang menggugah selera. Rasanya nggak begitu pedas tapi enaaaak. Untuk asam manis, disajikan dengan nanas segar, cabe merah, dan lainnya. Sama aja enaknya. Kalau dibandingkan dengan Guramee Asam Manis yang biasa saya makan di Jakarta, Kerapu Asam Manis ini jauuuuh lebih enak.
Ikan Kerapu
Selesai makan, kami check out dari Resort. Saya menyewa mobil Pak Jafar (081360774098) ke Pelabuhan seharga Rp. 140rb untuk 4 orang. Kalau mau mengikuti jadwal Tour, kami harus naik kapal jam 7 pagi. Duh, terlalu pagi untuk bersiap-siap. Mana tadi pagi kan masih mau berenang. Jadinya kami sewa mobil lain aja untuk ke pelabuhan. Kami juga harus mengambil sertifikat KM 0 dan tiket kapal di kantor tournya. Setiba di pelabuhan, antrian kapal udah panjangg banget. Mana banyak banget orang yang menyerobot antrian. Karena perkiraan saya antriannya masih lama, saya shalat dulu. Setelah shalat, saya bisa masuk dari belakang untuk masuk ke antrian teman-teman saya. Kalau mau mengikuti antrian awal, saya bisa terpisah dari teman-teman yang sudah duluan di antrian depan.
Antrian naik kapal
Antrian masuk kapal juga banyak yang curang. Merasa pejabat, bisa enak saja maju ke depan untuk masuk duluan. Nah, ada juga yang ngaku-ngaku saudara pejabat, minta didahuluin juga. Ketika kapal pertama datang, wahhhh, hampir semua orang berdesak-desakan masuk kapal. Terkadang petugas mendahulukan ibu-ibu yang membawa anak untuk naik kapal pertama. Sampai akhirnya saya dan teman-teman berada di antrian paling depan untuk kapal selanjutnya. Setelah kapal kedua datang, saya dihimpit oleh ibu-ibu gendut di kiri kanan saya sampai-sampai saya harus ditarik (diselamatkan) oleh Nico. Mungkin karena kapal terakhir, jadi orang berebutan naik kapal. Mana orang sebanyak itu diangkut semua, padahal kapal udah overload.
Duduk Manis
Kami berempat berhasil mendapat tempat enak di kapal. Bahkan sempat selfi dulu. Menurut saya, naik kapal cepat itu sangat menyeramkan. Kapal terus-terusan melompat-lompat menghantam ombak. Memang sih jarak tempuhnya hanya 45 menit dan banyak juga orang kuat berdiri, tapi sepanjang jalan saya berdoa melulu. Takut kapalnya tenggelam karena overload penumpang dan menghantam ombak.

Alhamdulillah tiba di Pelabuhan Ulee Lheue dengan selamat. Nanti saya ceritakan tempat-tempat menarik yang saya kunjungi ketika di Banda Aceh. Stay tuned!

0 comments:

Follow me

My Trip