Januari 28, 2016

Objek Wisata di Banda Aceh

Banda Aceh adalah kota tempat saya tinggal ketika masih SMA. Segala seluk-beluk kota ini saya pernah tau. Walaupun sejak Tsunami 2004, secara infrastruktur Banda Aceh berubah hampir 80% menjadi lebih baik. Tahun 2005 saya pindah ke Bandung, tahun 2010 saya pindah lagi ke Jakarta. Berarti sejak tahun 2005 saya sudah tidak begitu akrab dengan Banda Aceh.

Liburan Natal 2015 kemarin, saya mengajak beberapa teman dari Jakarta berlibur ke Sabang dan yang pastinya Banda Aceh. Banyak hal yang sudah saya tuliskan tentang kota in, tapi berhubung blog ini adalah catatan harian saya, jadi saya tulis lagi deh. Mungkin nggak akan saya tuliskan secara terperinci karena memang pernah saya tulis di blog juga sebelumnya. Silahkan di search aja yah.

Sepulang dari Sabang, saya membawa teman-teman saya berkeliling kota Banda Aceh. Awalnya mau berfoto di icon nomor satu Banda Aceh, yaitu Mesjid Raya Baiturrahman. Sayangnya mesjid ini lagi renovasi. Ya udah, cukup puas melihatnya dari jauh. Kami berputar arah ke tempat lain. Saya akan menuliskannya satu-persatu.

1. PLTD Apung
Sebelum tsunami, PLTD Apung menyediakan energi listrik sekitar 10 MegaWatt bagi warga Kota Banda Aceh. Bangkai Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung milik PLN yang terseret sekitar 3 Kilometer ke daratan Gampong (desa) Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh pada 26 Desember 2014 silam memiliki bobot sekitar 2.600 ton, dengan panjang lebih kurang 63 meter dan luas 1.900 M2. 
Jam buka
Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh mewacanakan kapal PLTD Apung ini menjadi salah satu keajaiban dunia. Wacana ini lahir lantaran Pemko Banda Aceh melihat kapal yang memiliki berat ribuan ton itu memiliki sejarah yang luar biasa cara berpindahnya dari laut ke daratan karena hantaman ombak tsunami. Wah, saya senang banget sama wacana yang satu ini.
Pintu masuk
Kapal tampak dari jauh
Kami datang sudah terlalu sore, jadi nggak bisa masuk kedalam kapal. Kalau saya sih udah bosen ya kesini, bahkan beberapa hari setelah Tsunami 2004 juga saya datang kesini. Dulu masih banyak jenazah bergelimpangan dibawah kapal. Sekarang udah keren banget di pugar dan dijadikan situs peninggalan Tsunami. Dahsyat sekali ya kekuatan tsunami pada waktu itu, Masya Allah!
Selfi dulu

2. Pantai Lampu'uk
Pantai Lampuuk merupakan salah satu primadona wisata Aceh Besar sebelum terjadi tsunami tahun 2004. Pantai ini selalu ramai dengan pengunjung, baik dari Banda Aceh, Melaboh, atau daerah-daerah lainnya. Dengan pasir putih dan pepohonan pinus yang rindang, tempat ini menjadi tempat yang ideal untuk melepas kepenatan. 
Pantai
Sewaktu SMA, saya sering banget main ke pantai ini. Selain karena keindahannya, pantai ini juga bersih. Maka dari itu saya mengajak teman-teman saya kesini. Kami pergi kesini jam 8 pagi. Sayangnya, karena mendung, foto yang diambil nggak terlalu bagus. Kami juga nggak berencana berenang. Jadi cuma main-main aja disekitar pantai.
Selfi dulu
Kapal sendiri
Kakros nyetir kapalnya yang bener ya ^_^

Saya pernah menuliskan tentang Museum ini secara detail di blog. Bahkan tulisan saya sudah dirujuk sebagai referensi blog orang lain. Museum rancangan Walikota Bandung, Bapak Ridwan Kamil ini benar-benar salah satu Landmark di Banda Aceh yang sangat membanggakan. Sehari sebelum saya kesini, Pak Ridwan Kamil sedang berada di Banda Aceh dalam rangka 11 tahun Tsunami Aceh. Nggak terasa ya udah 11 tahun aja.  
Aceh Tsunami Meseum
Pintu masuk
Masuk museum ini tetap gratis, tetap menarik, dan tetap bikin merinding, apalagi ketika masuk ke Light of God, dimana tersusun rapi nama-nama korban dengan disisipi lantunan Ayat Suci Al-Qur'an. Seolah kejadian 11 tahun yang lalu datang lagi ke pikiran saya. Terkadang saya merenung, hidup saya itu adem ayem dan menyenangkan. Tapi ternyata saya sudah terlalu banyak menghadapi peristiwa besar dan alhamdulillah Allah masih memberikan kekuatan kepada saya untuk bertahan dan bangkit. Sedih pasti, tapi setelah itu senang lagi.
Nama-nama korban
Selfi
Nama-nama korban tampak samping
Tunnel of Sorrow
Maket
Corak batik bendera berbagai negara
Penjelasan batik
Foto-foto memilukan
Kalian bisa bereksperimen tentang gempa di Museum ini. Kalian harus menyusun beberapa kerangka balok, lalu nyalakan alat gempa sampai skala tertentu untuk menguji kekokohan bangunan yang kalian rangkai. Seru sih, tapi agak berisik ketika baloknya jatuh dan menarik perhatian penjaga museum, hehehe.
Merangkai balok
Kalau ke Banda Aceh, jangan lupa naik becak juga ya. Selain murah, kalian bisa menikmati pemandangan kota Banda Aceh dengan santai, sambil diterpa angin sepoi-sepoi. Karena Kakros dan Ferdi udah pulang duluan ke Jakarta, jadilah Nico yang menemani saya keliling kota sambil naik becak, hihihi. Sebenarnya karena mau jenguk tante di RS Zainal Abidin dan silaturahmi ke tante yang lain.
Naik becak
Di postingan selanjutnya akan saya bahas tentang kuliner Aceh. Sampai jumpa!

1 comments:

Putri Baiti Hamzah mengatakan...

Waktu kesana gak icip museum tsunami karena lagi pemugaran :( syedihhhh...Moga2 bisabisa ke Banda Aceh lagi

Follow me

My Trip