Januari 25, 2016

Snorkeling Time

Selagi menunggu guide kami shalat Jumat, saya dan teman-teman menikmati makan siang dulu di pinggir pantai Iboih. Walaupun tidak diperbolehkan melaut, orang-orang tetap ramai banget yang bermain di sekitar pantai ini. Saya bisa dengan puas mengambil gambar pantai sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Memang Pantai di Boracay jauh lebih indah, tapi Iboih ini termasuk indah juga dan masih bersih.
Pantai Iboih
Sendiri
Bermain
Kami makan sate gurita, siomay, dan indomie untuk mengisi perut sebelum snorkeling. Sebenarnya nggak begitu kenyang sih, berhubung semua tempat makan dan Cafe pada penuh pengunjung, jadi nggak ada tempat makan lainnya. Kami nongkrong makan sambil pakai sunblock ke seluruh bagian tubuh yang bakalan terpapar sinar matahari. Tapi saya tetap gosong kok, walaupun berkali-kali retouch sunblock.
Makan siang
Pakai sunblock
Setelah beres shalat jumat, orang-orang pada menyerbu pelampung dan alat snorkeling. Sekalian juga meminjam kamera underwater. Saya berharap kamera yang tersedia sama kualitasnya dengan yang di Karimun Jawa. Tapi ternyata beda jauh. Hanya kamera poket biasa yang bisa foto di air. Nggak begitu bagus nih kamera underwaternya. Bahkan kalau dibandingkan dengan kamera mirrorless saya aja masih kalah jauhhhh banget. 
Mulai menyebrang pulau
Selfie dulu
Rameeeee
Kami duduk menunggu guide untuk mengantri tiket kapal kaca. Sepuluh menit, dua puluh menit, tiga puluh menit, guide tidak kunjung mendapat tiket. Malah anehnya, dia mulai menyerah dan menyuruh kami bermain di pinggir pantai aja. Nyebelin banget 'kan? Mana dia asyik menelepon melulu. Guide yang satu ini punya travel tour sendiri yang menyewakan mobil juga, jadinya ditelepon terus sama orang untuk sewa mobil. Tapi kan seharusnya karena sedang membawa kita yang notabene adalah pelanggan, dia harus fokus sama kita dulu dong. Huft! 
Mulai bete
Peraturan
Teman-teman saya mulai emosi. Guide aneh itu mulai nggak enakan sama kami. Masa' dia menawarkan diri untuk menjaga tas kami sekaligus mengantri kapal!? Ya mana bisa dilakukan sekalian... Akhirnya teman saya bersikeras menyuruh guide mengantri, sementara teman saya yang lainnya menjaga tas. Ah daripada pusing, mana rambut udah lepek, akhirnya saya ikut Nico (teman) untuk snorkeling di pinggir pantai.
Bersiap snorkeling
Ternyata agak sulit berenang dan snorkeling dipinggir pantai. Selain karena banyak batu karang, ombak juga lumayan besar. Ntah berapa kali saya tersapu ombak dan nggak berani jauh-jauh dari Nico. Kaki saya mulai lecet karena kena karang. Ikan juga nggak begitu banyak disini. Ada tali pembatas yang bisa jadi pegangan saya supaya nggak kebawa ombak. Lagian, lautnya juga dalam, jadi agak seram berenang jauh-jauh.
Ikan

Snorkeling
Sekitar 30 menit berenang dan snorkeling, saya dan Nico balik lagi ke tempat teman saya yang lainnya. Alhamdulillah akhirnya guide sudah mendapatkan tiket kapal kaca. Awalnya guide nggak mau ikut kita ke Pulau Rubiah sampai kita paksa supaya ada orang yang jagain tas. Kami lalu berpindah ke dermaga untuk naik kapal. Saya kira kapal kaca tuh semacam kapal cepat dengan jendela kaca. Ternyata perahu nelayan biasa yang ditengahnya ada kaca untuk melihat ikan.
Perahu kaca
Kaca melihat ikan
Ikan
Kapal kaca mengantar kami ke Pulau Rubiah, setelah itu dia balik lagi ke Iboih. Saya kira bakalan membawa kami ke semua spot terumbu karang seperti sewaktu saya di Karimun Jawa. Ternyata paket yang kami bayar cuma untuk snorkeling di Pulau Rubiah saja. Ah payah nih, informasi di web tournya nggak jelas. Kecewa lagi😡😡

Sampai di Pulau Rubiah, kami menaruh tas, lalu bersiap nyemplung ke laut. Hari itu spot snorkeling penuhhhh dengan manusia warna orange (life vest). Saya jadi kurang bersemangat untuk turun ke laut, tapi mau nggak mau harus turun karena udah bayar. Nico berani melompat sambil selfi dengan kamera. Sedangkan saya dan Kakros (temen), malah butuh proses yang lama untuk turun karena lautnya dalemmm. Ferdi (temen) juga enak banget turun ke laut. Setelah proses yang agak lama, akhirnya kami berempat berhasil turun, hahahaha. 
Mulai snorkeling
Saya snorkeling ke kiri kanan, atas bawah untuk melihat keindahan laut Pulau Rubiah. Yang nggak enaknya, baru beberapa meter berenang, eh kena orang. Bahkan muka saya sering ditendang orang lain. Saking penuhnya manusia disitu. Laut ini sangat kaya akan ikan warna biru. Sampai saya kejar untuk ditangkap tapi nggak berhasil. Mereka berenang dengan cepat. Kalau mau melihat terumbu karang, berenanglah agak jauh dari pesisir pantai pulau. Memang sih terumbu karangnya agak sedikit, tapi ikannya luarrr biasa banyak. Prestasi pencapaian ketika snorkeling adalah bisa menemukan kerangka motor di dasar laut.
Ikan
Terumbu karang
Setelah sekitar sejam snorkeling, saya dan Kakros naik ke darat untuk makan Popmie. Duh, berenang memang bikin laperrr. Sempat ngeliat Ferdi duduk di batu seperti Mermaid, hahaha. Selagi menyantap Popmie, Ferdi dan Nico naik ke darat juga dan memesan Popmie. Kami sempat kehilangan Nico dan Ferdi tadi yang berenang ntah kemana. Ternyata Ferdi sedang snorkeling sampai ke tengah laut dan Nico sedang memburu foto terumbu karang.
NgePop NgeMie
Selesai makan, Ferdi bilang dia menemukan rangka mobil yang dijadikan rumah ikan di dasar laut. Karena penasaran dan belum jam 6 sore, kami turun ke laut lagi. Ferdi menunjukkan spot rangka mobil dan Nico langsung menyelam untuk berfoto di rangka motor. Sewaktu Nico mau berfoto di rangka mobil, telinganya sakit. Mungkin karena terlalu dalam. Melihat mereka yang menyelam sedalam itu saja saya sudah seram, apalagi harus menyelam ke bawah. Semakin sore, arus laut semakin kencang. Jadi membuat cepat lelah ketika harus berenang menerjang ombak.
Rangka sepeda motor
Rangka mobil
Selfie dulu
Hari semakin sore dan kami semua sudah lelah. Saya bahkan harus ditarik oleh Nico karena udah nggak sanggup berenang lagi. Tanpa sengaja saya meraba-raba kerudung dan baru sadar kalau alat snorkeling saya sudah hilang ntah kemana. Sampai harus lihat kamera lagi untuk memastikan kalau saya masih memakai alat snorkeling. Waduw, saya bilang ke teman-teman saya untuk diam saja ketika nanti ditanyakan tentang alat snorkeling.
Lelah
Sunset
Jam 6 tepat, kapal kami datang dan kami pun pulang ke Iboih. Nanti saya cerita lagi ya karena sudah kepanjangan. Sampai jumpa!

0 comments:

Follow me

My Trip