Kami menunggu shuttle bus dari Colmar Tropical di Berjaya Hills Resort untuk melanjutkan perjalanan ke Japanese Village and Botanical Garden. Mungkin hanya 5-10 menit menunggu, bus pun datang. Kapasitas bus lumayan besar, sehingga bisa mengangkut banyak orang. Walaupun begitu, naik ke bus tetap aja agak rebutan, hehehe.
 |
Foto di bus |
Perjalanan menuju Japanese Village and Botanical Garden menurut saya agak seram. Jalannya agak curam dan terus menanjak. Jalannya juga berkelok-kelok yang membuat kami terkadang jadi miring ke kiri dan ke kanan. Di perjalanan, saya melihat ada beberapa orang sedang menunggangi kuda seperti koboi. Keren juga lho stylenya, hahaha. Sayang nggak sempat difoto karena saya sedang konsentrasi berpegangan di kursi bus. Takut terperosok ke kiri atau ke kanan.
Saya mengira kami akan diturunkan langsung di Desa Jepang. Ternyata kami harus menaiki anak tangga yang curam untuk sampai ke atas. Duh, nggak mungkin Mama sanggup menaiki anak tangga seperti itu. Akhirnya Mama menunggu di bawah dengan ditemani Nico, sedangkan kami naik ke atas. Karena cuaca terik banget, jadi cepat capek ketika harus menaiki anak tangga dan berjalan di jalanan yang menanjak sampai kami tiba di pintu masuk Desa Jepang.
 |
Nanjak lagi |
 |
Pemandangan hijau |
 |
Plang selamat datang |
 |
Penunjuk arah |
Terletak 3.500 kaki di atas permukaan laut, Desa Jepang (Japanese
Village) adalah tempat bernuansa Jepang yang pertama di daerah tropis.
Taman ini dirancang oleh arsitek terkenal Jepang, Kaio Ariizumi, dan
dibangun oleh 22 pengrajin terampil yang didatangkan langsung dari negara sakura itu. Tempat ini dapat menjadi pilihan untuk menenangkan diri dari
hiruk pikuk kota karena suasananya sangat tenang dan santai. Apalagi
kalian bisa mendengar suara gemercik riak air di kolam buatan, dan suara
desir angin dari celah-celah pepohonan.
 |
Road map |
 |
Naik tangga lagi |
 |
Jalan lagi |
 |
Jalan terus |
 |
Jalan lagi |
Desa Jepang ini berada di dalam hutan hujan tropis yang rimbun. Ada beberapa pertunjukan menarik yang bisa kalian nikmati seperti Japanese Tea House, Tatami Spa, Botanical Garden, Ryo Zan Tei Japanese Restaurant dan Ume Tatami Suite. Tamu dapat memilih untuk berpartisipasi dalam Upacara Teh (4 sesi setiap hari) di mana kita akan belajar lebih banyak tentang budaya Jepang. Sayangnya sewaktu saya kesini, hampir semua atraksinya sedang tutup. Aneh sekali, padahal kami datang pas operational hournya. Di Japanese Tea Housenya nggak ada orang sama sekali dan pintu pagar Tatami SPA juga tutup.
 |
Suasana Jepang |
 |
Seharusnya ada pertunjukan minum teh |
Disini kalian bisa menyewa kimono seharga RM 20 supaya sempurna hasil fotonya seperti benar-benar sedang berada di Jepang. Yang menyewa kimono juga rame banget. Semua orang sangat bersemangat berfoto di sekitar sini. Bagaimana dengan saya? Saya cukup puas berfoto tanpa kimono, hahahaha.
 |
Menuju tempat sewa kimono |
 |
Disini ya kalo mau sewa kimono |
 |
Pose di batu |
 |
Gaya boy/girl band |
 |
Tempat spa |
 |
Pagarnya pun tutup |
Menurut saya, Desa Jepang ini lumayan kecil. Saya dan teman-teman bisa mengitari semua tempat dalam 30 menit. Bahkan udah berfoto dengan segala macam gaya di berbagai tempat. Mungkin karena beberapa tempat yang menyuguhkan atraksi malah tutup, jadi kurang seru berada disini. Kami akhirnya mengakhiri jalan-jalan di Desa Jepang dengan masuk ke toko souvenir. Sebenarnya Botanical Garden dan Ryozan Tei Restaurant belum dikunjungi sih, cuma nggak enak meninggalkan Mama terlalu lama. Kasian juga Nico yang menemani Mama, sedangkan anaknya sendiri malah jalan-jalan.
 |
Menuju Botanical Garden |
Saya menelepon Nico untuk naik ke Desa Jepang sekedar untuk foto bareng. Atau mana tau dia mau beli souvenir. Setelah berfoto, kami pun turun melalui jalan lain. Kami nggak menuruni tangga seperti ketika awal kesini. Kasihan juga Mama nggak bisa ikutan naik. Maunya ada eskalator ya sampai ke atas, hahaha.
 |
Selfi dulu |
 |
Jalan menurun |
 |
Mama menunggu di bawah |
Setelah puas berkeliling, kami kembali menunggu shuttle bus. Perjalanan dari Desa Jepang ke Colmar Tropicale tidak terlalu menyeramkan seperti ketika kita naik. Mungkin karena jalannya menurun kali ya. Sesampai di Colmare Tropicale, kami langsung menuju ke mobil sewaan untuk pulang. Sepanjang jalan pulang, kami semua tidurrrr dengan nyenyak sampai ke KL Sentral. Kecape'an semua nih. Untung aja sebelum ke Berjaya Hills, kami sempat membeli air mineral, sehingga nggak kehausan disana. Mana cuaca terik banget. Sebaiknya kalau kalian kesini, jangan lupa bawa kaca mata hitam atau topi.
Oh ya, tiket masuk ke Berjaya Hills Resort adalah RM 13. Harga sewa mobil dari KL Sentral, menunggu selama di Berjaya Hills Resort, sampai diantar pulang lagi ke KL Sentral adalah RM 350, dibagi 7 menjadi RM 50 perorang. Lumayan lah ya.
Baiklah, nanti saya lanjutkan lagi ya ceritanya :)
1 comments:
Lumayan mut bisa liat banyak foto ^___^
Posting Komentar