Kemarin saya nggak masuk kantor karena sakit. Berhubung sakitnya sakitttt banget, jadi sampai lupa kalau tanggal 22 Maret 2016 itu ada aksi demo besar-besaran yang dilakukan oleh para supir taksi yang ingin menyalurkan aspirasinya untuk menentang taksi online. Saya hanya memantau dari tv sambil tergeletak tak berdaya di atas sofa.
![]() |
Taksi blue bird |
Jujur aja, sebenarnya blue bird termasuk taksi favorit dan kepercayaan saya sejak dulu. Apalagi, kantor saya yang sekarang bermitra dengan blue bird dengan menyediakan voucher taksi. Walaupun saya pulang tengah malam atau berangkat ke bandara pagi buta, saya tetap nggak takut kalau naik blue bird. Tapi fenomena taksi online yang didukung dengan kepraktisan memesan taksi dan pembayaran yang menggunakan kartu kredit memang sangat memudahkan kami sebagai pengguna jasa. Apalagi dengan era teknologi informasi sekarang, kita semua memang sangat membutuhkan semua hal praktis. Saya sengaja membeli handphone canggih supaya kalau menginstal segala macam aplikasi nggak ngehang, termasuk aplikasi taksi online.
![]() |
Angry blue bird |
Saya kecewa berat melihat anarkisme para sopir taksi kemarin. Blue bird yang berlambangkan burung biru yang cantik, berubah menjadi angry bird. Angry bird sih masih mending, lucu. Ini perbuatan anarkis sama sekali nggak lucu. Ada yang terluka, ada yang mobilnya rusak, lalu lintas macet parah, dan terlebih lagi rasa percaya kita semua hilang ntah kemana. Pasti kita akan merasa was-was, takut naik taksi karena takut dipukulin sama supirnya seperti sewaktu sedang demo.
Kemudian tadi malam saya nonton tv lagi dan bilang kalau hari ini seluruh armada taksi blue bird gratis 24 jam. Saya turun dari kereta dan ingin mencoba naik taksi. Walaupun saya agak takut, tapi masih berdoa dan percaya kalau masih banyak supir taksi yang baik. Tapi memang agak serem sih. Saya yang biasanya mengajak ngobrol pak supir, kali ini hanya diam saja membisu sampai ke tujuan. Takut juga sih ntar pak supirnya tersinggung lagi. Alhamdulillah saya sampai dengan selamat.
Alangkah baiknya kalau kemajuan teknologi di lawan dengan kemajuan teknologi juga. Apalagi kita sedang menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pikiran manusia kan tidak terbatas. Kalau Grab dan Uber menawarkan harga murah, tinggal pesan melalui hp, dan pembayaran dengan kartu kredit, kenapa taksi konvensional tidak bisa menerapkannya? Kita tidak bisa menolak kecanggihan teknologi dan inovasi. Masyarakat pasti memilih yang mudah dan murah daripada yang ribet dan mahal. Saya menunggu inovasi dari seluruh perusahaan taksi konvensional dan marilah bersaing secara sehat.
-Curahan hati seorang pelanggan setia-
3 comments:
kemarin nonton beritanya sekilas, serem liat aksinya. mudah2an ada solusi antara taksi konvensional dan online. dibandung jg banyak daerah yg melarang gojek masuk
Saya benar-benar tak dapat update beritanya karena usdah jarang liat TV tapi kalau mau liat sejarah, itu bisa dikatakan mirip saat ojek online tiba-tiba muncul dan meresahkan ojek konvensional. Namun sangat disayangkan kalau sampai terjadi anarkisme seperti itu. Semoga ada inovasi dari taksi konvensional sehingga lebih mampu bersaing dibanding menggunakan cara seperti ini
Untung deh saya kemaren gak kena imbas nya.
Posting Komentar