Maret 31, 2016

Perjalanan Menuju Derawan

Libur tanggal merah (Paskah) kemarin, saya memutuskan untuk berlibur ke Derawan. Pulau yang satu ini adalah salah satu tempat yang paling ingin saya kunjungi. Gimana nggak, semua blog yang saya baca bilang kalau tempat ini super keren. Semua foto yang saya lihat juga menunjukkan betapa tempat ini adalah surga. Semula saya dan teman saya ingin ke Lombok karena dapat tiket cuma sejuta Pulang Pergi. Tapi karena kebanyakan mikir, jadinya belum beli-beli juga, eh keburu mahal. Lalu saya cek tiket ke Tarakan (yang akan saya lanjutkan ke Derawan). Ternyata murah, hanya Rp. 1,2 juta pulang pergi. Ya udah deh, mungkin memang sedang rejeki, saya putuskan untuk membeli tiket kesana. Lagian kalau diurutkan trip snorkeling saya dari awal sampai akhir, dimulai dari Pulau Tidung di Kepulauan Seribu, Karimun Jawa, Sabang, dan akhirnya Derawan. Sudah pas sih dari yang paling biasa aja sampai yang luar biasa.

Setelah membeli tiket, saya juga menggunakan jasa Open Trip Derawan di Sukawisata.com seharga Rp. 2,170,000 (upgrade ke penginapan AC). Kenapa memilih trip di web ini? Karena saya pernah ke Karimun Jawa menggunakan jasa Sukawisata dan memuaskan banget dan yang pasti bisa mengambil gambar dengan kamera underwater. Tour Guidenya ramah dan jago berenang, hahaha. Kok harus ditulis jago berenang?? Sewaktu di Karimun Jawa saya pernah tenggelam, karena berenang nggak pakai pelampung dalam kondisi asma sedang kambuh. Yah, mungkin penderita asma mengerti kalau tarikan napas terlalu cepat ketika sedang kambuh, jadi ritme tarik napas di laut kurang terkendali. Dengan sigap anak buah kapal menolong saya sebelum sempat masuk air ke paru-paru. Sebenarnya nggak tenggelam amat sih, karena kalau di laut pasti mengapung, hahaha. Tapi setelah naik ke kapal jadi pusing banget. Kalau mau mengikuti Open Trip ketika libur panjang, mending di book Open Trip dari sebulan yang lalu karena pasti penuh.

Saya naik Sriwijaya Air yang super On Time, keberangkatan jam 6.10 pagi. Kalian tau? Pagi itu bandara Soekarno Hatta penuhhh banget. Mana di depan bandara udah macet, antri cek in mengular panjang, bahkan masuk Gate juga antri panjang. Sampai banyak yang marah-marah karena antriannya diserobot orang. Bandara jadi terasa panas banget, orang-orang pada keringatan. Oh ya, teman saya malah ketinggalan pesawat dan nggak jadi deh liburan ke Derawan. Memang suasana bandara pagi itu agak kacau sih. Sampai ke ruang tunggu, cuma duduk sebentar, lalu boarding pesawat. Saya merasa semua serba cepat dan agak buru-buru.
Rute
Penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan sekitar 2 jam. Saya tidur sampai tiba di Balikpapan. Baru pertama kali melihat bandara Sepinggan yang memang keren banget. Agak mirip KLIA2 di Malaysia. Transit di Sepinggan hanya 20 menit, lalu terbang lagi ke Tarakan. Penerbangan ke Tarakan dari Balikpapan memakan waktu 50 menit. Setiba di Tarakan, saya buru-buru ke toilet karena udah kebelet banget, lalu buru-buru juga ambil bagasi. Saya kirain bakalan ketinggalan mobil jemputan kalau lebih dari jam 11 siang. Ternyata kita naik kapal ke Derawan setelah shalat Jumat. Capee deh! Sempat berkenalan dulu sama rekan-rekan dalam satu trip, sekalian ngobrol-ngobrol dan makan siang di pelabuhan. Awalnya saya mengira bakalan makan siang dengan menu khas Tarakan. Eh ini malah makan Soto Lamongan di pelabuhan, hahaha.
Bandara Juwata
Rute Kapal
Pelabuhan
Kapal yang akan kami naiki
Mungkin beberapa diantara kalian belum tau dimana Derawan. Maka dari itu saya screen shoot gambarnya di peta supaya kelihatan. Saya kira bakalan naik kapal besar seperti sewaktu ke Sabang dari Tarakan ke Pulau Derawan. Ternyata hanya kapal boat nelayan yang agak menyeramkan. Kami duduk menyamping dengan boat yang melaju sangat kencang membelah-belah ombak yang tinggi. Hari itu memang cuaca agak kurang bersahabat, jadinya ombaknya lumayan tinggi. Kami sudah terpental-pental, melompat-lompat sambil duduk, tersantuk dinding kapal (mungkin udah benjol satu kepala), mana kapalnya kencang banget seperti roller coaster. Mungkin kalau 45 menit jumping jumping and bumping bumping seperti itu masih bisa di toleransi lah yaaa... Tapi ini 3,5 jam!!! Mana sekeliling hanya bisa melihat lautan biru, kadang berkabut, kadang hujan deras, pokoknya saya merasa berada di film Life of Phi. Pusing dan mualnya udah nggak tertahankan lagi, tapi untung nggak muntah.
Bersiap berlayar
Arus air
Setiba di Derawan, kami disambut hujan rintik-rintik. Saya memeluk pondasi dermaga karena masih merasa terayun-ayun dan terombang-ambing. Seharusnya tadi minum Antimo dulu. Dermaga di Derawan langsung bersisian dengan Mirroliz Pelangi Resort. Sebenarnya mau booking menginap disitu sih, tapi udah penuh. Ternyata yang booking adalah karyawan Bank Indonesia yang sedang rapat kerja. Enak banget rapat kerja ke Derawan. Jadilah rombongan saya menginap di penginapan yang agak ke dalam Pulau dengan kamar kecil dan sempit, walaupun ada ACnya. Tapi harus menunggu genset menyala dulu baru bisa nyalain AC. Kamar mandinya juga agak menatap ke langit langsung dimana air hujan menetes masuk.
Mirroliz Pelangi Resort dan Dermaga
Baiklah, udah kepanjangan. Nanti saya lanjutkan lagi ya~~~

1 comments:

Safira Nisa mengatakan...

Itu karyawan BI yang di Kalimantan kali, jadi trip nya tetep keitung deket. Ya ngga deket-deket juga kali ya, naik kapal aja 3 jam, serem banget. Waktu nyebrang Jawa-Bali aja perasaan cuma sekitar satu jam, ahahah

Follow me

My Trip