April 01, 2016

Malam di Derawan

Sambil menunggu genset nyala dan karena perut udah laper banget, sore itu sebelum Magrib saya dan teman-teman malah nyari Indomie rebus pakai telur. Ah, memanglah Indomie paling pas di segala suasana (ini bukan iklan lho). Apalagi sambil minum teh manis panas supaya mengurangi rasa mual karena terombang-ambing di kapal. Saya sendawa melulu setelah makan. Keluar semua anginnya deh, hahaha. Saya membayar Rp. 15,000 untuk Indomie telur dan segelas teh manis panas.

Ketika balik ke penginapan, ternyata genset belum juga menyala. Duh, udah lengket banget nih badan. Mau nggak mau harus mandi. Yang sialnya lagi, listrik AC dan lampu kamar mandi satu aliran. Jadi nggak nyala juga deh. Terpaksa nyalain senter di handphone (torch) ketika sedang mandi. Mana senter saya suka tiba-tiba mati. Jadi mandi sambil gelap gulita.

Setelah mandi, tour sudah menyediakan makan malam secara parasmanan. Menunya sih sederhana, ada ikan tongkol, cumi, sayur bayam, dan tempe orek. Yang paling enak adalah cuminya. Saya heran karena cuminya lembuuuut banget. Nggak alot sama sekali. Mungkin karena baru ditangkap di laut kali yah, hehehe. Selesai makan, meskipun badan masih pegal-pegal, kami mulai menelusuri jalanan Pulau Derawan. Mulai dari dermaga yang paling dekat dengan penginapan, dimana banyak lampu kelap-kelip dari hotel-hotel di sekitar. Belum lagi pantulan cahaya lampu dari permukaan laut menambah indah suasana malam. Enak nih buat pacaran, hihihi.
Dermaga dan pantulan lampu
Penginapan di atas laut
Hal yang paling saya suka kalau berpergian ke tempat baru adalah memperhatikan keseharian masyarakat sekitar, sambil mencicipi cemilan-cemilan pinggir jalan. Saya sempat membeli pisang goreng yang rasanya sama dengan pisang goreng yang dijual di dekat rumah saya di Aceh. Duh, jadi kangen kampung. Ada yang unik dengan cara berjualan di Pulau ini. Kalau kiosnya sedang buka, lampu nyala dan ada penjualnya. Nah kalau tokonya tutup 'kan seharusnya mereka membereskan barang dagangan dan mengosongkan lapak. Di Pulau Derawan, kalau toko sudah tutup, berarti lampunya mati. Tapi semua barang dagangannya nggak diberesin. Masih tertata rapi di kios tanpa ada penjaga. Wah, emang nggak ada yang nyuri 'gitu? Atau mungkin mereka tau, kalau ada yang mencuri, berarti pencurinya itu pasti pendatang, hahahaha. Kami juga menemukan beberapa restoran seafood yang terlihat menggiurkan dengan minuman kelapa muda. Kami langsung mengatur rencana kalau malam mingguan nanti mau makan lobster atau kepiting aja. Jadi nggak usah makan makanan yang disediakan tour.
Lapak kerang
Lapak ikan asin
Tempat menyewa sepeda
Sesudah merasa puas berjalan kaki dari ujung ke ujung (seharusnya menyewa sepeda biar nggak terlalu capek), kami bertemu rekan satu trip dan mengajak kami untuk mencari penyu. Sebenarnya itinerary hari ini kalau nggak hujan memang bakalan langsung snorkeling dan mencari penyu. Sayangnya tadi sore hujannya lumayan deras, jadi nggak bisa snorkeling. Walaupun kaki udah pegal banget, kami kembali berjalan menelusuri bibir pantai untuk mencari penyu yang sedang bertelur. Meskipun pantai malam itu super gelap gulita, kami nggak boleh menyalakan senter karena akan mengganggu penyu. Kecuali kalau mau melangkahi ranting-ranting pohon yang berserakan di bibir pantai, baru boleh menyalakan senter. Sebenarnya cahaya bulan membuat suasana pantai terasa lebih terang, tapi sepi dan sunyi senyap. Selagi terus berjalan, kami juga melihat satu atau dua orang sedang duduk di bibir pantai. Ada yang sedang memancing (mancing malam-malam gelap-gelapan lagi), ada juga yang sedang menikmati laut dibawah sinar rembulan. Ah, subhanallah indah tapi seram.
Sudah berkeliling pulau
Kami terus menyusuri pantai, melihat banyak kepiting, melewati kayu-kayu dermaga, tapi sayangnya malam itu nggak ada penyu. Mungkin penyunya lagi nggak mood bertelur kali yaaa? Hahaha. Nggak terasa malam itu kami sudah mengelilingi seluruh Pulau Derawan. Memang kecil sih pulaunya, jadi bisa langsung dikelilingi dalam waktu kurang lebih satu jam saja. Saya kira kami harus kembali ke jalan semula lagi untuk pulang ke penginapan yang jaraknya lumayan melelahkan juga. Ternyata kami malah keluar dari jalan di dekat penginapan. Alhamdulillah...

Karena hari semakin malam dan kami memang udah capek banget, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat. Pas banget juga genset udah nyala, jadi bisa langsung nyalain AC dan bobo cantik. Besok dimulailah perjalanan ke pulau-pulau indah lainnya. Sampai jumpa!

0 comments:

Follow me

My Trip