April 07, 2016

Pulau Sangalaki dan Penyu

Selamat pagi Derawan! Mungkin itu adalah kata sapaan pertama di pagi yang hujan. Saya cuci muka, lalu keluar kamar dan duduk di depan penginapan untuk menikmati hujan rintik-rintik. Saya melihat seorang nelayan menghampiri penjaga penginapan dan bilang kalau agak susah kalau mau ke laut. Karena hujan, tinggi ombak mencapai 2 meter dan kami harus menunggu sampai hujan reda. Saya sekalian menunggu sarapan datang, jadi memperhatikan kegiatan penduduk di pagi itu. Ada yang mengantar anak sekolah, menjemur pakaian, bersepeda sambil membawa sayur-mayur, dan sebagainya.

Sarapan pun datang. Menu kali ini cukup sederhana dengan bihun, ikan tongkol, dan nasi. Kalian tau, ikan tongkolnya enaaaak banget. Selain di Aceh, saya baru menemukan ikan tongkol seenak ini. Tapi saya nggak menghabiskan sarapan karena porsinya kuli banget. Seperti porsi makan siang. Setelah makan, saya lalu bersiap untuk snorkeling. Saya langsung memakai pakaian renang yang ternyata ketatttt banget. Secara masih baru, hahahaha. Saya jadi kurang leluasa. Tapi memang harus dipakai, ya udah deh cuek aja. Tujuan snorkeling pertama di pagi itu adalah Pulau Sangalaki. Kami naik boat nelayan lagi dan jumping jumping and bumping bumping lagi selama satu jam. Duh, saya kira sudah selesai urusan terpental-pental di kapal. Sayangnya, memang karena ombak sangat besar, jadi mau nggak mau pasti kapalnya melompat-lompat. Hufff!
Pulau Sangalaki
Pulau Sangalaki adalah sebuah pulau kecil seluas 15,9 hektar. Pulau ini adalah salah satu pulau yang merupakan bagian dari Kepulauan Derawan, yang merupakan gugusan pulau yang terkenal hingga ke mancanegara. Pulau Sangalaki terletak di bagian semenanjung utara perairan Kabupaten Berau. Secara administratif, Pulau Sangalaki masuk kedalam wilayah Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Pulau lain yang terkenal adalah Pulau Kakaban dan Maratua. Nanti saya pasti akan mengulasnya satu demi satu.
Ada jembatan
Santaiiii
Di Pulau Sangalaki juga terdapat penangkaran penyu. Sebagian besar penyu di dunia merupakan spesies yang terancam punah, termasuk spesies penyu sisik dan penyu hijau yang hidup di pulau ini. Bukan hanya itu saja, tapi Pulau Sangalaki juga merupakan tempat bertelur utama bagi penyu hijau di kawasan Asia Tenggara. Setiap tahunnya total ada lebih dari 3.700 penyu yang mampir ke pulau ini. Mereka datang ke Pulau Sangalaki untuk bertelur, terutama pada saat air laut sedang pasang. Kegiatan bertelur para penyu di Pulau Sangalaki bisa dibilang semi alami. Karena setelah penyu-penyu tersebut selesai bertelur, telur yang sudah ditetaskan akan diawasi. Apabila dirasa tidak aman posisi dimana penyu menguburkan telurnya, maka akan ada beberapa petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang memindahkan telur ini ke lokasi lain yang dianggap lebih aman.
Tukik
Kemarin itu banyak banget yang mengangkat penyunya dari air dan berfoto bersama. Saya sih kasihan ya, karena hampir puluhan orang mengangkat penyu dari air untuk dijadikan objek foto. Pasti stress penyunya diangkat melulu. Asal jangan sampai jatuh aja dari tangan dan terbanting ke tanah. Kalau iya, saya juga bisa marah. Kasihan masih bayi banget. Orang-orang sih demi berfoto dan posting di sosial media jadi 'gitu tuh, huff! Saya juga agak menyesal nggak membawa kamera mirrorless Olympus milik saya. Hasil foto dari tour guide agak terlalu terang (kayaknya ISOnya terlalu rendah), jadi harus di filter lagi. Kalau dari kamera saya, sewaktu saya di Sabang, mana pernah memfilter hasilnya.
Lestarikan penyu!
Foto dulu
Bapak di penangkaran penyu
Sewaktu sedang seru berfoto di sekitar pulau, tiba-tiba perhatian kami tertuju pada daerah pinggir laut. Ada rekan satu trip yang sedang duduk di batu, tapi tiba-tiba batunya bergerak. Ternyata dia duduk di atas punggung penyu raksasa. Penyu langsung buru-buru kembali ke laut dan rekan saya itu terguling ke pasir karena jatuh dari cangkang penyu. Jadi teringat kartun doraemon yang sering terdampar dengan nobita ke pulau kecil, eh ternyata adalah cangkang penyu raksasa. Seremmm!!!

Tidak seperti Pulau Derawan yang dikembangkan sepenuhnya untuk tujuan wisata, hanya 3% dari Pulau Sangalaki yang dibangun. Sisanya dibiarkan dalam keadaan sealami mungkin. Karena memang pada Pulau Sangalaki lebih ditekankan dalam usaha konservasi dan ekologi. Tapi bukan berarti tidak ada fasilitas sama sekali disini. Ada pihak swasta yang menyediakan berbagai fasilitas untuk kegiatan snorkeling, menyelam, hingga penginapan. Sangalaki Dive Lodge adalah pihak yang bertanggung-jawab untuk urusan ini.

Setelah puas bermain bersama penyu di Pulau Sangalaki, saatnya kami kembali ke kapal untuk pergi ke spot snorkeling. Awalnya sewaktu boat kami diberhentikan di laut, agak seram juga melihat lautnya yang berombak dan agak kencang arusnya. Duh, mana life vest saya nggak enak banget, trus nggak dapat kaki bebek juga (fin) yang ukurannya pas. Ya udahlah, langsung terjun aja ke laut. Alat snorkeling saya juga agak nggak enak nih. Kacamatanya kemasukan air terus-menerus. Saya jadi sibuk membenarkan posisi snorkel melulu. Kayaknya kalau mau trip snorkeling lagi, harus bawa snorkel sendiri deh.
Sedang membenarkan snorkel
Hal menarik yang bisa anda lakukan di Pulau Sangalaki selain melihat aktifitas penyu adalah menyelam bersama pari manta. Pari manta adalah hewan laut yang langka. Beberapa pengunjung ada yang datang ke Pulau Sangalaki khusus untuk melihat pari manta ini. Di laut bebas, tubuh pari manta yang berbentuk seperti layang-layang ini bisa mencapai lebar 7 m. Tapi yang hidup di Pulau Sangalaki adalah dari jenis pari manta karang yang tubuhnya hanya bisa tumbuh hingga selebar 5,5 m. Tetap saja pengalaman menyelam bersama pari manta merupakan pengalaman yang luar biasa. Kebayang 'kan lagi berenang lalu terasa teduh karena dinaungi sama pari manta. Kalau saya sih pasti merasa seremmmm! Kemarin saya nggak sempat bertemu pari manta. Padahal saya snorkeling di daerah pari itu. Beberapa rekan satu trip ada yang sempat dinaungi pari ketika snorkeling, jadinya sempat mengambil gambar. Tapo harus lebih pagi lagi datang ke Pulau Sangalakinya.

Terumbu karang di sekitar Pulau Sangalaki banyak banget. Bahkan ada yang super gede. Tapi saya belum mendapat banyak foto dari kamera underwater nih... Jadi seadanya dulu ya. Kalian bisa balik lagi ke blog saya setelah saya mengupdatenya, hehehe. Saya snorkeling disini sekitar 1 jam, tapi terasa capek banget. Mungkin karena terus-terusan berenang melawan arus dengan kaki telanjang. Tapi nggak apa-apa deh, yang penting bisa melihat terumbu karang yang indah. Ikan di sekitar pulau ini agak sedikit. Jadi nggak bisa puas berfoto bersama ikan.
Terumbu karang
Ada ikan
Setelah puas snorkeling, perjalanan selanjutnya adalah ke Pulau Kakaban untuk melihat ubur-ubur oranye. Stay tuned!

1 comments:

Follow me

My Trip