Mei 15, 2016

Pekalongan Part 2 : Jalan-jalan

Bangun tidur siang hampir magrib. Gile, saya tidur siang di Hotel Dafam Pekalongan sampai 3 jam, hahaha. Mungkin karena kecape'an, mungkin juga karena hotelnya sangat nyaman. Jadilah semuanya bercampur menjadi satu dan membuat saya terlelap selama itu. Saya bangun dan langsung mandi karena udah merasa bau keringat karena belum mandi pagi dan kegerahan banget di pasar Setono. Enak banget mandi air panas, serasa seluruh rasa lelah hilang. Saya lalu berkemas lagi untuk pergi ke toko batik selanjutnya yaitu Qonita.

Kebetulan ada becak di depan hotel, saya minta tukang becaknya menemani saya keliling kota dan nungguin saya belanja, hihihi. Habisnya mau sewa mobil atau naik taksi kayaknya rada nanggung. Pekalongan 'kan kotanya kecil. Ntar kalo naik mobil, sebentar juga selesai tuh kotanya dikelilingin. Dari Hotel Dafam ke Qonita lumayan jauh kalau naik becak. Mana suasana kota lumayan sepi, padahal malam minggu. Ketika ada tanjakan naik ke jembatan, tukang becak turun dan mendorong becak, lalu tiba-tiba ada yang bantuin. Saya kaget, tapi kata tukang becak orang itu memang selalu berada di bawah jembatan untuk membantu para tukang becak mendorong becak. Dulunya bapak misterius itu juga tukang becak, tapi becaknya dicuri. Kasihan yah.
Segala macam batik
Sesampai di Qonita, saya kira toko ini adalah butik dengan kain-kain mahal. Ternyata sama aja seperti di pasar Setono. Harga kainnya bervariasi. Mulai dari yang 50rban, sampai 7 juta!! Saya sampai nggak berani pegang batik yang harganya 7 juta itu. Tapi tetap harus dipegang untuk merasakan kualitasnya. Duh, kain sutera yang di tenun dengan menggunakan tangan memang bagus banget. Apalagi batiknya sendiri adalah batik tulis. Cantik banget deh.

Di Qonita ini nggak hanya menjual kain, tetapi juga pakaian jadi dari bahan batik. Yang paling ngehits ya daster (saya beli untuk adik saya). Saya membeli blezer yang berwarna-warni dengan harga Rp. 200,000. Bahannya dari katun Dobi dan motifnya di cap. Ya memang Pekalongan nggak ada batik print sih. Kain batik disini juga bagus-bagus banget. Sejak mulai jadi pedagang kain, saya baru sadar betapa indahnya hasil karya pengrajin batik. Subhanallah.
Sarung dan daster
Di toko ini saya lumayan cerewet juga. Mungkin karena saya nggak paham batik, jadi saya banyak bertanya. Untung mbaknya sabar mennjelaskan dan mengajarkan. Sampai-sampai, kainnya di bentang, disuruh rasakan di tangan saya, disuruh teliti sampai ke serat kain. Karena saya alergi debu, jadi setiap kain baru di bentang, saya bersin, hahaha. Maunya pakai masker ya.
Bertanya pada ahlinya
Kalau kalian nggak pengen beli batik, Qonita juga menjual baju-baju keren tapi di sisi belakang toko. Mungkin ini bagian butiknya. Saya kurang tertarik sih, karena baju-baju seperti ini di Jakarta juga banyak banget. Saya hanya melihat-lihat baju sekitar 10 menit, lalu balik lagi ke toko batik di depan. Saya membeli lumayan banyak kain batik disini.
Beli kain
Setelah beres belanja, saya menyuruh tukang becak membawa saya dan Puput ke alun-alun Pekalongan. Nggak seperti alun-alun di Bandung, di Pekalongan ini sepi banget. Saya bingung, orang-orang Pekalongan pada kemana ya. Masa alun-alunnya sepi? Padahal malam minggu lohhh. Karena sudah lapar, kami mampir ke warung Lontong Opor. Nah, di warung ini rame orangnya. Aneh juga ya? Mungkin orang-orang pada lapar juga.
Lontong Opor Ayam Kampung
Penampakan makanannya
Lontong opor ini menurut saya nggak terlalu spesial. Hanya lontong biasa ditambah dengan ayam kampung. Seperti makanan untuk Lebaran. Bedanya mungkin karena kita makan di kota Pekalongan doang. Kuah santannya juga lebih pekat. Jadi rasanya oke banget apalagi ditemani dengan teh manis panis. Uhh nikmat... Harganya lumayan mahal, Rp. 16rb. Saya kira cuma Rp. 10rban. Hahahaha.
Keliling Alun-alun
Deretan tempat makan
Mesjid alun-alun
Selesai makan, saya berkeliling alun-alun dengan becak, lalu pulang ke Hotel. Agak malas juga berlama-lama nongkrong di alun-alun karena sepi. Sempat pengen beli pisang goreng tapi nggak ada yang jual. Jadinya beli dorayaki deh, hahaha. Jauh-jauh ke Pekalongan malah beli dorayaki. Kami sudah berada di hotel pukul 8 malam. Terlalu pagi untuk liburan di kota orang. Biasanya sih minimal jam 11 malam baru balik ke Hotel.

Di hotel hanya nonton tv saja, lalu jam 10 udah tidur. Nggak tau lagi mau ngapain. Hahaha. Ya udah deh, besok cerita lagi ya. Sampai jumpa!

0 comments:

Follow me

My Trip