Juni 28, 2016

Foodtopia : Food. Coffee. Friends.

Karena batal ke Surabaya (lagi), saya memutuskan untuk nongkrong di weekend kali itu. Awalnya sih mau ke dokter gigi, tapi membayangkan alat bor dan rasa ngilu langsung merinding sendiri. Semula mau ke dokter gigi di Duren Kalibata malah nggak turun di stasiun tersebut dan lanjut ke Tebet, hihihi. Karena udah lapar dan melihat Bebek Kaleyo tumben-tumbenan tutup hari Sabtu, akhirnya saya melanjutkan berjalan kaki sampai ke sebuah Resto yang terlihat mewah dari depan bernama Foodtopia. Lokasi persisnya berada di Jl. KH. Abdullah Syafi'ie No.2, Bukit Duri, Tebet, Jakarta (021 8298595), tinggal jalan kaki deh dari stasiun Tebet.
Tampak depan (foodtopiaid.com)
Saya pun memilih kursi untuk duduk manis. Masih menikmati desain interior Resto yang sangat elegan dengan nuansa agak vintage. Kalian bisa melihat kursi dan meja bergaya tempo dulu dipadukan dengan desain ruangan yang mewah. Langsung bergumam dalam hati, kira-kira mahal nggak ya harga makanannya?
Interior di dalam (foodtopiaid.com)
Interior di dalam
Pelayan pun datang membawa buku menu. Saya sempat kaget melihat harga makanan murah banget untuk resto se-elegan itu. Menu yang disajikan merupakan paduan dari Western Food dan Indonesian Food. Pesanan saya adalah:
Nasi Goreng Lidah Rp. 38,000
Spagethi Bandeng Matah Rp. 42,000
Es Buto Ijo Rp. 25,000
Es Roro Mendut Rp. 25,000
Es Teh Manis Rp. 15,000
Menu
Seperti biasa, minuman datang terlebih dahulu. Warna hijau muda dari Es Buto Ijo dan warna pink kemerah-merahan dari Es Roro Mendut serta warna coklat dari teh manis membuat minuman yang saya pesan sangat berwarna. Jadi terlihat indah warna-warni minuman diatas meja saya. Rasa Es Buto Ijo segar dan manis, kalau Es Roro Mendut agak asam. Mungkin karena ada campuran dari stoberinya. Sayangnya porsi minuman agak sedikit, makanya saya pesan es teh manis lagi.
Warna-warni minuman
Untuk makanan, wahh ini yang paling oke. Spageti Bandeng sambal matahnya enakkkkk. Rasa pedas cabe rawit dan rasa asin di keju membuat lidah bergoyang, hahahaha. Pokoknya enak banget deh! Walaupun saya nggak tahan pedas, tapi jadi pengen lagi pengen lagi sampai habis deh sepiring spagethi. Jadi teringat di Bellamie Boulangeri di Bandung yang juga bisa menyajikan Spagethi Aglio Olio sambal matah walaupun harus di request terlebih dahulu karena nggak ada dalam daftar menu.
Spagethi Bandeng Sambal Matah
Untuk Nasi Goreng Lidah juga enakkk banget. Bumbu nasi gorengnya terasa, daging lidahnya enak (saya bukan penikmat lidah tapi disini enak banget), disajikan dengan telur ceplok dan emping juga. Pokoknya kami menyantap makanan dengan lahap di tempat ini.
Nasi Goreng Lidah
Well, menurut saya Resto Foodtopia sangat oke sekali. Makanan oke, minuman oke, tempatnya nyaman, dan yang paling penting harganya yang murahhhh! Saya sempat buka puasa bersama juga di Resto ini dan kalian juga bisa mengadakan acara seperti ulang tahun atau farewell party disini.

Oke deh, jangan lupa mampir kesini ya. Sampai jumpa~~~~~

Juni 27, 2016

Muslim Fashion Festival (Muffest) 2016

Dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai pusat mode busana muslim dunia pada 2020, Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2016 dengan tema #ScreenshootTheLook telah digelar di Plaza Selatan, Istora Senayan, pada 25-29 Mei 2016 yang lalu dan saya menjadi salah satu undangan untuk menonton pagelaran busana beberapa Fashion Designer secara langsung. Rangkaian acara MUFFEST berupa peragaan busana, pameran dagang, seminar, lokakarya, kompetisi, ajang temu komunitas, trend installation dan Kuliner Halal dari Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia. MUFFEST  melibatkan sekitar 250 label fashion muslim. Para perancang yang akan memamerkan karya-karyanya meliputi Ria Miranda, Jenahara, Irna Mutiara, Restu Anggraini, Hannie Hananto, Itang Yunasz, Deden Siswanto, Fitri Aulia, Ali Charisma, Sofie, Nuniek Mawardi, Monika Jufry, Najua Yanti, Norma Hauri, Ina Priyono, Khanaan Samlan, Oka Diputra, Dwi Iskandar, Eridani dan NurZahra.  Tak hanya itu, ada pula rancangan dari desainer perwakilan Malaysia Fashion Week, juga perancang dari Turki, Italia, Rusia, Uni Emirat Arab dan Bangladesh yang bernaung dalam Islamic Fashion and Design Council (IFDC).
Foto dulu
Berawal dari obrolan singkat di Kedai Authentic dengan suami Fitri Aulia tentang salah satu event busana muslim terbesar yang bakalan diadakan di Senayan, saya jadi antusias. Saya kira acara yang satu ini open public sehingga siapa aja boleh datang untuk menonton Fashion Show-nya. Setelah bertanya pada Fitri Aulia, fashion designer untuk brand KIVITZ, yang boleh menonton acara Fashion Show hanya undangan saja. Kalau saya bisa datang, Fitri bisa memberikan saya undangan karena nggak semua bisa menonton di kursi VIP. Sewaktu saya lihat jadwal, ternyata Fashion Show-nya jatuh pada hari Jumat dan saya terpaksa ijin ke atasan untuk masuk kantor hanya setengah hari.

Jujur saja, ini adalah acara Fashion Show pertama saya. Persiapan datang ke acara ini selama seminggu dimulai dari perawatan wajah dulu yang berakhir malah seperti ada bekas luka di wajah saya. Duh, mau datang ke Fashion Show tapi wajah saya banyak bopengnya. Ah tidak, jadi harus beli foundation. Yang ajaib lagi, bekas luka di wajah malah hilang sehari sebelum Fashion Show, hahahaha. Rejeki anak sholehah! Saya juga sempat minta Mama mengirimkan baju gamis yang baru saja selesai dijahit dan menurut saya baju ini termasuk baju terindah yang pernah saya punya. Sempat beli sendal baru dan tas baru (sebenarnya udah niat beli karena mau Lebaran) demi persiapan ke Fashion Show. 
Persiapan
Gaya dulu
Pada hari H, dari pagi ke kantor udah bawa banyak barang mulai dari makeup, baju, sepatu, dan alat mandi. Setelah makan siang, saya meluncur ke apartemen Khanti untuk mandi dan dandan disana. Mungkin karena sudah terbiasa dandan, jadi nggak memakan waktu lama untuk bersiap-siap ke acara. Hanya saja hari Jumat itu jalanan macetnya setengah mati. Masya Allah! Dari Kebagusan ke Senayan memakan waktu 1 jam 30 menit. Saya dan Khanti udah ketakutan aja kalau acara sudah dimulai. Memang sih di undangan Acara baru dimulai jam 4 sore, tapi para undangan harus datang 30 menit sebelum acara dimulai. Saya registrasi ke booth yang berada di depan dan membayar Rp. 25,000 untuk menonton Fashion Show. Hmm, saya pikir, kok harus bayar lagi ya? Saya menghampiri booth Fitri Aulia dan ternyata undangan untuk VIP ada di booth-nya. Tau gitu kami nggak usah bayar Rp. 25,000. Ya sudah terlanjur. Kami masuk ke ruang Fashion Show dan duduk di deretan kedua di dekat panggung banget. Untuk yang membayar Rp. 25,000 bisa duduk di belakang. 
Fashion Show
Fashion Show
Acara ini diadakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) yang didukung oleh Hijabersmom Community sebagai strategi partner dan Ditali Cipta Kreatif sebagai organizer berupaya melakukan langkah konkret yang berkesinambungan untuk menggelar kegiatan Muffest sebagai ajang untuk memasarkan keragaman gaya busana muslim kreasi desainer dan label Indonesia. Muffest Indonesia mengarahkan pada ready to wear craft fashion dengan mengoptimalkan kekayaan budaya lokal yang mengacu pada Indonesia Trend Forecasting (Muslim Fashion Trend) 2017/2018. 
Video
Jam 4 tepat, pagelaran busana pun dimulai. Acara hari itu juga melibatkan Fashion Designer Malaysia. Beberapa rancangan mereka malah sangat membentuk (ngepas) ke badan. Duh, menurut saya malah nggak syar'i tapi ya sudahlah ya, cukup untuk dinikmati. Acara pagelaran berlangsung 1 jam dengan desainer yang terus bergantian memamerkan karya mereka. Jadi nggak bosan juga sih. Menurut saya pribadi, karya desainer Indonesia lebih mengedepankan syar'i, busana yang longgar, keren, pokoknya sangat islami. Oh ya, saya juga memperhatikan pakaian yang dipakai oleh para penonton yang duduk di kursi VIP. Kebanyakan dari mereka memang super stylist dengan baju super keren dan juga mengenakan barang-barang Luxurious Brand seperti LV, YSL, Prada, Balenciaga, Channel, Valentino dan lainnya. Mungkin saya belum termasuk pecinta barang-barang branded dan juga lingkungan rekan sekerja yang merupakan pegawai kantoran mana pernah pakai barang semewah itu. Wajar lah ya, gaji karyawan paling tinggi berapa sih, berbeda dengan uang yang bisa dihasilkan oleh para business owners atau entreprenuers. Tapi melihat mereka memakai branded item dan memang keren sekali, jadi pengen punya, hahaha. Sampai-sampai saya install aplikasi Reebonz di handphone untuk memantau perkembangan luxurious item tadi.

Setelah acara selesai. saya menghampiri booth Fitri Aulia dan mengucapkan terima kasih karena telah diundang ke acara yang keren ini. Sekalian belanja dulu untuk kebutuhan Lebaran. Hmm, setelah melihat bisnis fashion sebesar ini, tidak menutup kemungkinan kalau ke depannya nanti saya akan ekspor semua ke luar negri. Mari sama-sama berdoa!
Bersama desainer
Sumber:

Juni 24, 2016

Oleh-Oleh Surabaya

Walaupun tadi malam sewaktu mau tidur saya agak ketakutan, tapi ketika tertidur nyenyak nggak terasa sampai pagi. Langsung agak kaget karena cahaya matahari sudah memenuhi kamar. Saya bangun, cuci muka, dan turun ke bawah untuk mencari sarapan pagi. Hari ini saya nggak punya agenda yang pasti mau kemana. Tapi adik saya pengen banget dibeliin gelang lilit handcrafted yang ada di Grand City lagi. Terpaksa beliin karena dia lagi hamil (takut anaknya ngences, haha). Karena Grand City baru buka jam 10, jadi sampai jam 10 pagi saya santai dulu sambil mengerjakan kerjaan. Untung rumah Rizka ada WIFI super kencang, jadi enak kalo mau berselancar di dunia maya.

Setelah beres kerjaan, saya mandi, dan berangkat ke Grand City pakai sepeda motor. Sekalian menikmati jalanan kota Surabaya yang panassss. Duh, ampun deh panasnya. Mana waktu itu pakai baju hitam lagi. Sampai ke Grand City, saya hanya beli kain Tenun Limo, Kain Batik, Boneka kain Fanel, dan gelang. Nggak bisa belanja banyak-banyak karena cuma bawa ransel doang. Lagian malas juga ke ATM lagi, jadi mengirit-irit duit. Kalau udah capek berkeliling, saya istirahat terlebih dahulu di kafetaria kecil di dalam ruang pameran. Paling enak ngemil pisang gorengnya deh. Kemarin saya beli pisang goreng, hari ini juga beli. Enak sih, krenyes krenyes gitu, hihihi. Oh ya, hari ini di Grand City sedang ada perlombaan tari daerah oleh anak-anak kecil. Sayangnya, saya nggak merekamnya. Lucu-lucu banget mereka dengan pakaian adat menari-menari di pentas.

Selanjutnya saya terpaksa mampir sebentar di ATM (kehabisan duit lagi). Baru kemudian saya diajak Rizka ke tempat oleh-oleh paling ngehits di Surabaya yaitu Ibu Rudy. Segala macam sambal, cemilan, kue, semua ada disini. Tapi yang paling terkenal sih sambalnya. Sebenarnya toko Ibu Rudy ini nggak begitu keren kalau dibandingkan dengan Krisna Bali, Kartika Sari di Bandung, atau Amanda Brownies Kukus. Malah panas lagi di dalam tokonya. Tapi yang beli banyak banget dan bisa minta di packing kardus. Saya jadi menenteng kardus kecil deh. Awalnya mau belanja sedikit, jadi banyak juga, hahaha.
Foto credit from http://ayorek.org/2015/04/di-balik-sebotol-sambal-bu-rudy
Destinasi selanjutnya adalah Wisata Rasa. Kata Rizka, Almond Crispy disini tuh enak banget. Saya sempat beli Almond Crispy juga di Ibu Rudy tapi untuk membandingkan rasa, saya jadi beli juga disini. Karena beli banyak, saya dapat tas kain untuk tentengan. Duh, jadi susah nih bawa banyak tentengan di motor. Tapi kalau nggak beli juga kayaknya nggah sah ke Surabaya tanpa membawa pulang Almond Crispy Wisata Rasa, hahaha.
http://www.vemale.com/kuliner/icip-icip/86641-belanja-oleh-oleh-khas-surabaya-almond-crispy-chesee-kamu-tertarik.html
Karena sudah lapar dan kepanasan, saya mampir di warung bebek paling ngehits se-Surabaya-Madura yang bernama Bebek Sinjay. Antrian bebeknya lumayan panjang, tapi saya masih bisa mendapatkan kursi untuk duduk. Menurut saya, bebek disini memang enak setengah mati deh. Duh, nulis review Bebek Sinjay lagi puasa pulak, jadi pengennnnn! Bebeknya lembut, porsinya gede, sambalnya oke banget karena ada campuran mangga supaya ada rasa asam. Semalem juga di bazar kuliner saya menikmati sambal bebek dengan campuran mangga muda dan cabe rawit. Haduwh, ngences nih mikirinnya. Ahhh, pokoknya kalian wajib kesini deh kalau main ke Surabaya. Kata Rizka, Surabaya memang surganya warung bebek dan ada beberapa bebek lagi yang lebih enak dari bebek Sinjay. Ini aja udah enak, apalagi yang lain yaaaa?
Tampak depan
Bebek enakkkkkkk
Setelah makan dan kenyang banget, saya mampir di warung Es Degan. Kalau ke Jawa, saya wajib minum Es Degan. Nggak enak kalau nggak minum es yang satu ini. Mana harganya murah banget lagi. Saya membawa pulang 5 bungkus untuk dinikmati di rumah.

Akhirnya, kami pulang ke rumah dengan membawa barang super duper banyak. Saya bawa naik ke kamar atas untuk disusun di koper. Awalnya masih berusaha menata rapi di koper tapi selanjutnya saya jadi bingung sendiri. Duh, gimana ini cara masukin barang sebanyak ini dalam 1 koper. Saya menghabiskan waktu sejam untuk bongkar pasang isi koper dan akhirnya saya menyerah. Saya mandi, dandan, lalu turun ke bawah sambil membawa semua belanjaan dan koper. Saya bilang ke Mama Rizka kalau saya udah nggak tau lagi cara packing semua barang ini. Akhirnya si tante mengeluarkan kardus super besar dan membantu saya mempacking semuanya dalam satu kardus. Semua barang bisa masuk kardus, tapi saya jadi deg-degan bakalan kelebihan bagasi hahaha. Ya sudahlah, pasrah.
Barang udah nggak muat lagi di koper
Oh ya, Rizka memberikan saya 2 kotak kue Lapis Surabaya Spikoe untuk dibawa pulang. Waduh, udah ransel penuh, koper penuh, kardus penuh, sekarang saya harus menenteng kue lagiiii! Tapi rejeki nggak boleh ditolak, mana katanya kue yang satu ini adalah resep tempo dulu yang diwariskan turun-temurun sampai ke generasi kita sekarang. Saya harus coba! Terima kasih banyak Rizka untuk Kue Spikoe yang super duper enakkkk dan lembutttt!
Kue Spikoe
Saya memesan Uber untuk ke bandara. Setelah pamitan, saya meluncur pulang. Sempat ketinggalan jaket yang membuat supir Uber harus putar balik tapi untung masih dekat. Pas cek in di bandara, ternyata total bagasi saya hanya 18 KG. Masih ada sisa 2 KG lagi, hihihi. Pesawat juga delay 20 menit, sehingga saya sampai ke Depok lebih malam lagi. Alhamdulillah bisa tidur super duper nyenyak di pesawat dari awal terbang sampai mendarat saya tidur sepuasnya. 

Alhamdulillah sampai di Jakarta dengan selamat. Petualangan 2 hari di Surabaya yang sangat efektif!

Juni 23, 2016

Surabaya North Quay

Setelah mandi dan shalat Magrib, agenda saya mengelilingi kota Surabaya dilanjutkan. Sebenarnya agenda terakhir malam ini mau nonton X-Men Apocalypse midnight. Tapi kita keluar dari rumah aja udah telat banget. Ya sudah deh, sambil mengefektifkan waktu, kami meluncur ke destinasi pertama yaitu North Quay. Mungkin beberapa dari kalian pernah ke Clarke Quay Singapore untuk menghadiri festival di pinggir sungai atau sekedar nongkrong bareng sahabat. Nah, kota Surabaya baru membuka tempat wisata baru yang baru akhir Februari 2016. Pre-launching tempat ini tanggal 27 Februari 2016. Hampir sama dengan Singapore, North Quay adalah sebuah tempat wisata di pinggir pelabuhan Tanjung Perak Surabaya bagian Utara.
Di Lobi
Perjalanan ke North Quay dari Sidoarjo sekitar 30 menit tanpa macet. Sebelum sampai kesini, kalian bisa melihat gudang peti kemas raksasa milik Pelindo. Hmm, jadi terpikir kalau saya nanti mau ekspor menggunakan peti kemas dari Surabaya, tampakya bisa lebih gampang. Insya Allah dimudahkan untuk segala urusan. Surabaya North Quay sendiri berada di lantai dua dan tiga Terminal Mewah Gapura Surya Nusantara. Dari jalan Perak Timur, kalian tinggal lurus menuju arah utara hingga masuk ke gerbang pelabuhan. Oh ya, di gerbang pintu masuk, kita perlu membayar karcis seharga Rp. 5000 untuk motor dan Rp. 7500 untuk mobil. Harga karcis tersebut sudah termasuk asuransi, jadi selama di kawasan Pelabuhan kita akan dilindungi asuransi kecelakaan (kali aja ada yang jatuh dan lecet). Setelah sampai, kami turun di lobi terlebih dahulu sementara teman saya mencari parkiran. 
Lantai paling atas
Sedikit sejarah, pada jaman dahulu Pelabuhan Tanjung Perak sempat menjadi tempat wisata bagi warga Surabaya. Namun seiring dengan perkembangan Surabaya yang penuh dengan Mall dan tempat wisata di lokasi lain, nama Tanjung Perak sebagai lokasi wisata mulai tersisihkan. Untuk mengembalikan masa jaya Tanjung Perak sebagai destinasi wisata, PT. Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III), menyelenggarakan Pre-launching Terminal Gapura Surya Nusantara di kawasan Surabaya North Quay-Tanjung Perak.

Terminal yang baru di launching ini adalah terminal kelas eksekutif dengan kemewahan fasilitas di setiap sudutnya. Terminal digunakan bagi penumpang yang turun dari kapal pesiar besar, yang merapat di Tanjung Perak. Tempat ini juga terdiri dari tiga gedung yang sangat megah dan memiliki desain terbaik dari seluruh pelabuhan yang ada di Indonesia. Kalau kalian pernah ke Macau dan Hong Kong, saya rasa Terminal North Quay lebih keren lagi, apalagi setiap sudut ruangan masih baru dan sangat bersih. Toilet juga bersih banget. Ada eskalator juga di setiap lantai.
Kapal besar sedang merapat
Lantai paling atas dilengkapi rumput sintetis dan sofa, untuk menikmati pemandangan pelabuhan. Karena malam itu malam minggu, kalian bisa menikmati alunan musik juga sehingga suasana jadi sangat romantis. Untung saja sewaktu saya kesana, sedang ada kapal besar yang merapat. Jadinya bisa melihat cahaya lampu cantik yang berpendar dari kapal. Kalian juga bisa melihat cahaya lampu dari Pulau Madura yang berkelap-kelip. Ah, suasananya sangat menenangkan. Jadi betah berlama-lama disini.
Lampu-lampu Pulau Madura
Kegiatan dari Surabaya North Quay ini, di pusatkan di lantai dua dan lantai tiga. Pada lantai dua, kalian bisa berwisata kuliner karena diisi oleh tenant yang sudah berpengalaman berjualan di Basha Market dan Pop Market. Untuk lantai tiga diisi oleh beragam kuliner khas Kota Surabaya, yaitu lontong balap, bebek goreng, rujang cingur, soto ayam dan banyak lagi lainnya. Saya sempat ngemil di lantai 3 karena perut mulai lapar. Terdapat juga ruang pameran yang memamerkan karya kreatif dari anak muda Surabaya serta produk sepatu Made in Dolly yang kemarin produknya di pakai oleh Walikota Surabaya pada saat pelantikannya. Saya sempat ke toilet yang lumayan jauh dari tempat makan. Karena sepi, rasanya agak seram. Bahkan saya hanya bisa mendengar derap langkah kaki saya sendiri. Suara air di wastafel juga terdengar kencang. Hiii, seram juga.
Berpose
Galeri lantai 2
Setelah puas menikmati pemandangan, kami pulang. Sebenarnya nggak pulang sih, tapi pergi ke Bazar Kuliner. Kata teman saya, paling pas datang ke Surabaya memang bulan Mei. Kalian bisa makan sepuasnya karena banyak banget Bazar kuliner dan bisa belanja habis-habisan karena banyaknya pameran. Di Bazar Kuliner, saya memesan Nasi Bebek khas Surabaya. Sedang asyik-asyiknya menyantap makanan, datanglah hujan super lebat (bazar kuliner biasanya outdoor, jadi langsung beratapkan langit). Awalnya sih bertahan di meja makan dengan payung. Tapi karena semakin lebat, kami masuk ke mobil dan melanjutkan makan di mobil. Untung mobilnya gede, jadi kami ber-8 nggak perlu sempit-sempitan sambil makan.

Setelah kenyang, barulah kami pulang ke rumah. Nggak jadi nonton X-Men karena udah ngantuk banget. Sampai ke rumah Rizka, saya naik ke lantai 2 untuk tidur. Baru sadar kalau lantai 2 rumah Rizka ada bagian beratapkan langit juga untuk jemuran. Duh, saya jadi agak takut. Langsung memeriksa semua pintu dan jendela yang merupakan akses masuk ke kamar saya. Rada parno sama ruang terbuka di rumah karena dulu rumah saya pernah kemasukan maling. Setelah beres periksa ini itu, tarik selimut, dan tidur. Nanti saya lanjutkan ceritanya. Sampai jumpa!

Sumber:

Juni 22, 2016

Hari Pertama di Surabaya, Handcraft!

Hai Surabaya!! Ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Jawa Timur. Hampir seluruh Pulau Jawa sudah saya jelajahi kecuali propinsi yang satu ini. Karena ada keperluan bisnis, akhirnya saya mampir deh di kota Pahlawan. Berangkat dengan Citilink jam 6.10 pagi (masih ngantuk banget dan belum mandi) dan tiba di Surabaya 1 jam 20 menit setelahnya. Saya hanya bawa koper berukuran sedang dan ringan. Saya sempat memesan makanan di pesawat (baru pertama kali pesan makan di pesawat Citilink) dan harus buru-buru pesan karena takut kehabisan. Nggak sengaja juga ketemu client saya di MAP yang satu pesawat dengan saya.

Teman saya Rizka menjemput saya naik dengan mengendarai sepeda motor sampai ke pintu kedatangan. Saya heran juga kalau motor bisa masuk sampai depan pintu bandara. Saya taruh koper bagian depan motor dan kami pun meluncur ke rumahnya di daerah Deltasari Indah, Waru, Sidoarjo. Sekitar 20 menit dari bandara kalau mengendarai motor. Dari rumahnya bahkan bisa melihat pesawat apa yang sedang mendarat. Sewaktu melihat Citilink mau mendarat, baru deh dia jemput saya ke bandara. Sesampai di rumahnya, saya sarapan terlebih dahulu, lalu mandi. Saya dapat kamar sendiri di lantai 2 dengan fasilitas seperti di hotel. Thank you Rizka for your hospitality. 
Patung Sura dan Baya
Selesai mandi dan dandan, kami berangkat ke Grand City karena ada pameran handcraft dari pengrajin di seluruh Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. Mungkin seperti Inacraft di Jakarta kali yah. Saya memang belum pernah ke pameran handcraft. Karena saya sedang belajar kerajinan, maka saya sengaja datang ke pameran untuk belajar langsung dari pakarnya. Sebelum ke Grand City, saya mampir dulu ke Kebun Binatang Surabaya (KBS) untuk berfoto di patung Sura (hiu) dan Baya (buaya) yang merupakan ciri khas kota Surabaya. Kita khusus parkir di KBS, lalu jalan ke patung untuk berfoto. Bukan cuma kita yang ingin berfoto disitu, tapi para pengunjung KBS semuanya mengantri untuk berfoto.

Setelah puas berfoto, kami melanjutkan perjalanan ke Grand City. Setiba disana, di depan pintu masuk dipajang batik tulis terindah yang saya pernah lihat. Keren bangetttttt! Tapi yang dipajang di depan itu biasanya bukan untuk diperjualbelikan bebas, palingan cuma untuk para kolektor batik. Saya masuk ke dalam ruang pameran. Wah, sepertinya kalau seisi ruang pameran ini saya kirimkan ke Amazon atau Etsy, bisa kaya raya saya. Banyak banget kerajianan yang unik-unik. Mulai dari berbagai tenun, boneka wool, decoupage, pajangan dinding dari pelepah pisang, dan sebagainya. Saya jadi borong banyak barang. Yang nggak enaknya karena nggak semua toko bisa pakai kartu debit. Malah hampir semua toko nggak bisa pakai kartu debit. Mana mesin ATM juga jauh banget lagi. Alhasil, cuma bisa belanja sampai duit di dompet habis dan pinjam duit ke teman saya. 
Produk Premium
Batik terindah
Tenun
Booth Batik
Lampu dari wool 
Gelang
Tenun Limo
Batik tulis
Karena sudah agak siang dan belum makan, kami mampir ke Grand City Mall untuk ambil duit di ATM dan makan. Sekali narik duit harus banyak (saya nggak biasa pegang duit banyak). Kami makan di Solaria (udah jauh-jauh ke Surabaya, makan tetap di Solaria). Setelah makan, kami memutuskan untuk melanjutkan membeli handcraft tapi kali ini di Mirota. Sebenarnya saya ingin beli wayang, tapi yang masih terjangkau harganya. Jadilah saya dibawa ke Mirota. Tempat ini sebenarnya juga surganya handcraft. Hanya saja, tempatnya agak sempit dan kita jadi kurang leluasa kalau mau berbelanja. Takut tersikut barang pecah belah. Apalagi pengunjungnya banyak. Duh, jadi agak berdesakan juga di dalamnya.
Grand City Mall
Setelah puas belanja, kami pulang. Nanti saya lanjutkan lagi ya ceritanya. Sampai jumpa!

Juni 19, 2016

The Pantry Restaurant

Akhirnya... posting blog lagi. Cerita ini udah sebulan yang lalu, tapi nggak apa-apa deh walaupun baru bisa di posting hari ini. Suatu hari di Banda Aceh, saya sedang ngobrol-ngobrol sama teman di Kedai Authentic. Karena udah jam 8 malam dan udah kenyang makan dessert, jadilah kami memutuskan untuk makan di tempat lain. Karena males keluarin mobil lagi, jadi kita mikirin tempat makan mana ya yang deket dengan cafe adik saya? Akhirnya timbullah ide untuk makan di The Pantry.
The Pantry
The Pantry adalah resto dengan nuansa interior kayu-kayu yang unik. Tempatnya luas sehingga bisa memuat banyak tamu. Resto yang satu ini menyediakan berbagai macam makanan berat dengan harga super murah. Saya lupa mengambil foto buku menunya tapi seingat saya memang murah banget. Harga makanan berkisar hanya Rp. 20rb-30rb. Minuman hanya Rp. 10rban. Untuk orang yang sudah lama tinggal di Jakarta dan Jawa Barat, harga makanan segitu sih murahhhh banget. Apalagi katanya koki Resto ini pernah menjadi koki di salah satu resto terkenal di Jakarta dan sekitarnya (CMIIW).
Nasi Goreng Iga
Saya memesan Nasi Goreng Iga, Nasi Sup Iga, dan Lumpia Goreng. Sayangnya, pesanan datang sangat lama. Padahal resto ini malam itu terlihat sepi, tapi kami tetap harus menunggu sekitar 30 menit lebih untuk menikmati hidangan. Perut tambah keroncongan deh. Tapi nggak masalah sih, karena makanan yang disajikan memang enak. Saya makan dengan lahap bahkan kurang dari 15 menit makanannya sudah habis. 
Sup Iga
Lumpia Goreng
The Pantry berlokasi di Jalan Prof Ali Hasyimi (jalan Pango), bisa jalan kaki dari Kedai Authentic. Kalau kalian pakai kendaraan pribadi seperti motor atau mobil, Resto ini berada tepat di putaran balik jalannya. Pasti langsung kelihatan deh kalau kalian sedang mutar balik. Saya sempat browsing tentang Resto yang satu ini tapi nggak ada berita sama sekali di internet. Jadi saya agak kesulitan menulis beberapa info tentang tempat ini. Jadi tulisan di blog ini murni hanya hasil pandangan mata saya saja. Biasanya saya suka menambahkan beberapa info sesuai hasil saya browsing di dunia maya. Mungkin memang blogger Aceh yang lain jarang sekali mereview tentang Resto di Banda Aceh.
Suasana Resto
Baiklah, kalau kalian ingin menikmati makanan enak dari koki yang hebat, silahkan mampir kesini. Semoga kedepannya kita nggak usah menunggu lama untuk menikmati hidangan yang lezat di Resto ini. Sampai jumpa!

Juni 16, 2016

I've Been Busy

Dear teman-teman dan relasi,
Mohon maaf sedang tidak sempat update blog dulu. Beberapa hari ini saya sedang sangat sibuk. Saya harus membagi waktu saya untuk ke kantor lebih pagi karena bulan puasa, mengerjakan laporan Amazon, mengupdate stok Rancupid Shop Mataharimall karena mau Lebaran permintaan makeup super banyak, membeli tiket penerbangan dan akomodasi, mengurus VISA, menghadiri acara buka puasa bersama, menghadiri seminar dan forum, mengurusi FBA, mengurusi rumah, dan tidak lupa taraweh dan mengaji. Pernah setelah sahur saya nggak tidur lagi saking banyaknya kerjaan yang harus saya kerjakan. Bahkan sempat jatuh sakit hari ini saking sibuknya, jadi bisa mengupdate blog sedikit. Mohon maaf apabila review resto yang masih mengantri belum sempat ditulis, tapi pasti akan segera ditulis. Saya tetap akan mengusahakan membalas komentar di blog semampu saya.
Insya Allah saya akan update blog secepatnya, mungkin bisa dalam minggu depan. Sampai jumpa dan selamat menjalankan ibadah puasa.

Juni 08, 2016

Bersantai di Kedai Authentic

Sudah beberapa hari nggak nulis. Alasannya karena otak saya capek banget. Sehari mengerjakan ini itu rasanya lelah. Walaupun udah dibantu sama beberapa orang, tapi untuk alasan nulis blog sih memang harus dikerjain sendiri. Baiklah, cukup mengeluh karena nggak baik. Lanjutkan pekerjaan!

Masih dalam rangka perhelatan saya ke Banda Aceh. Seperti yang sudah sering saya posting di Instagram kalau adik saya membuka Dessert Cafe di Banda Aceh bernama Kedai Authentic. Ini adalah Cafe keluarga saya yang pertama kali. Sebenarnya saya juga ingin sekali membuka Cafe di Depok atau Bandung. Tapi banyak sekali yang harus saya urus tahun ini. Mungkin nanti setelah lebaran, baru bisa fokus pada bisnis satu-persatu. Paling nggak ada banyak hal yang bisa saya kerjakan setelah lebaran.

Kedai Authentic ini memilih konsep semi black and white. Beberapa perabotan sengaja di cat dengan warna dasar kayu sehingga terkesan lebih asri. Inspirasinya kita cari di Pinterest, salah satu social media yang menurut saya penuh dengan ide untuk diwujudkan. Oh ya, karena tipe ruko di Aceh rata-rata sama dengan bentuk bangunan kotak, jadi kita mau memaksimalkan dengan menata meja dan kursi agar terlihat rapi, cukup untuk banyak orang, dan ruangan tetap terasa spacious. Lagian, Cafe ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam ruko (indoor) dan luar (outdoor).
Outdoor
Indoor
Untuk menyiasatinya indoor, kita bikin sofa panjang yang menempel ke satu tembok (ini tempat favorit semua orang). Dinding ruko dipasang wallpaper batu bata berwarna abu-abu, kemudian banyak pigura dipajang untuk menambah cozy suasananya. Tidak lupa untuk menambahkan tv layar datar agar terkesan eksklusif. Untuk outdoor, kita sediakan meja bundar di luar ruko yang di desain seperti meja taman, agar terkesan seperti meja-meja piknik di hutan pinus. Sebagai pelengkap suasana, kita pasang tanaman merambat palsu di dinding luar (dalam foto belum ada).
Love spot
Pigura
Para tamu
Harga makanan di Cafe ini terbilang sangat murah. Padahal adik saya ingin menjaga kualitas es krim yang dibuat sehingga menggunakan bahan-bahan nomor 1. Contohnya saja kita menggunakan susu Greenfields untuk bahan dasar pembuat es krim, lalu essence es krim hanya bisa di beli di toko bahan kue di Depok bernama Toko Mira. Beberapa bahan juga import untuk menjaga rasanya. Bayangkan, dengan bahan seperti ini, kira-kira berapa harga makanan atau minuman yang sama se-porsi di Jakarta ya?
Menu
Saat ini Kedai Authentic memiliki hampir 50 kombinasi menu dessert, Asian Food, dan Western Food. Awalnya memang dikhususkan untuk dessert, tapi semakin kesini orang-orang ingin makan berat juga kalau nongkrong. Bisa jadi mereka nongkrong dari sore hari, lalu ketika menjelang malam, mereka sudah lapar. Daripada keluar Cafe untuk makan dulu, lebih baik langsung memesan menu makanan di Cafe ini saja. 
Minuman
Cemilan dan makan berat
Dessert
Untuk menu es krim, saya paling suka Green Tea dan Mango. Mungkin karena rasa Green Teanya terasa banget. Seperti sedang minum Starbucks versi es krim. Untuk cemilan, saya suka semuanya. Hampir semua menu disini sudah saya cobain dan semuanya enak (selama mengerjakan Rancupid di Banda Aceh, nongkrongnya di Cafe ini terus karena nyari wifi, hahaha). Bahkan teman saya dari Jakarta pun sampai memesan banyak menu karena murah dan enak. Apalagi suasananya nggak berisik, tenang, dan enak untuk ngobrol.

Setelah acara Talkshow Festival Kota Kita, saya nongkrong di Cafe ini sampai malam. Nggak sengaja Fitri Aulia dan suaminya juga mampir kemari. Kebetulan banget! Saya bertanya macam-macam tentang dunia fashion kepada Mas Mulkan, suami Fitri Aulia yang ternyata adalah CEO KIVITZ. Dia menjelaskan banyak hal seperti Indonesia Fashion Chamber (IFC) yang nantinya akan menggelar acara Muslim Fashion Show terbesar (saya diundang lho) di Senayan yang merupakan kolaborasi dari fashion designer dari seluruh dunia. Keren banget! Saya juga jadi tau sedikit tentang forum atau asosiasi yang menyelenggarakan acara-acara fashion, termasuk Jakarta Fashion Week. Sayangnya, jam 10 malam saya harus pulang karena nanti teman saya dicariin sama Ayahnya, hahaha. Selanjutnya Fitri Aulia dan Mas Mulkan ditemani oleh adik saya sampai jam 11an di Cafe untuk mengobrol. Termasuk membahas tentang dunia ekspor dan impor.

Buat yang mau mampir, berikut alamatnya:

Kedai Authentic
Jl Prof Ali Hasyimi (Jl. Pango), Lamteh, 
Ulee Kareng, Banda Aceh

Follow me

My Trip