Juni 22, 2016

Hari Pertama di Surabaya, Handcraft!

Hai Surabaya!! Ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Jawa Timur. Hampir seluruh Pulau Jawa sudah saya jelajahi kecuali propinsi yang satu ini. Karena ada keperluan bisnis, akhirnya saya mampir deh di kota Pahlawan. Berangkat dengan Citilink jam 6.10 pagi (masih ngantuk banget dan belum mandi) dan tiba di Surabaya 1 jam 20 menit setelahnya. Saya hanya bawa koper berukuran sedang dan ringan. Saya sempat memesan makanan di pesawat (baru pertama kali pesan makan di pesawat Citilink) dan harus buru-buru pesan karena takut kehabisan. Nggak sengaja juga ketemu client saya di MAP yang satu pesawat dengan saya.

Teman saya Rizka menjemput saya naik dengan mengendarai sepeda motor sampai ke pintu kedatangan. Saya heran juga kalau motor bisa masuk sampai depan pintu bandara. Saya taruh koper bagian depan motor dan kami pun meluncur ke rumahnya di daerah Deltasari Indah, Waru, Sidoarjo. Sekitar 20 menit dari bandara kalau mengendarai motor. Dari rumahnya bahkan bisa melihat pesawat apa yang sedang mendarat. Sewaktu melihat Citilink mau mendarat, baru deh dia jemput saya ke bandara. Sesampai di rumahnya, saya sarapan terlebih dahulu, lalu mandi. Saya dapat kamar sendiri di lantai 2 dengan fasilitas seperti di hotel. Thank you Rizka for your hospitality. 
Patung Sura dan Baya
Selesai mandi dan dandan, kami berangkat ke Grand City karena ada pameran handcraft dari pengrajin di seluruh Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. Mungkin seperti Inacraft di Jakarta kali yah. Saya memang belum pernah ke pameran handcraft. Karena saya sedang belajar kerajinan, maka saya sengaja datang ke pameran untuk belajar langsung dari pakarnya. Sebelum ke Grand City, saya mampir dulu ke Kebun Binatang Surabaya (KBS) untuk berfoto di patung Sura (hiu) dan Baya (buaya) yang merupakan ciri khas kota Surabaya. Kita khusus parkir di KBS, lalu jalan ke patung untuk berfoto. Bukan cuma kita yang ingin berfoto disitu, tapi para pengunjung KBS semuanya mengantri untuk berfoto.

Setelah puas berfoto, kami melanjutkan perjalanan ke Grand City. Setiba disana, di depan pintu masuk dipajang batik tulis terindah yang saya pernah lihat. Keren bangetttttt! Tapi yang dipajang di depan itu biasanya bukan untuk diperjualbelikan bebas, palingan cuma untuk para kolektor batik. Saya masuk ke dalam ruang pameran. Wah, sepertinya kalau seisi ruang pameran ini saya kirimkan ke Amazon atau Etsy, bisa kaya raya saya. Banyak banget kerajianan yang unik-unik. Mulai dari berbagai tenun, boneka wool, decoupage, pajangan dinding dari pelepah pisang, dan sebagainya. Saya jadi borong banyak barang. Yang nggak enaknya karena nggak semua toko bisa pakai kartu debit. Malah hampir semua toko nggak bisa pakai kartu debit. Mana mesin ATM juga jauh banget lagi. Alhasil, cuma bisa belanja sampai duit di dompet habis dan pinjam duit ke teman saya. 
Produk Premium
Batik terindah
Tenun
Booth Batik
Lampu dari wool 
Gelang
Tenun Limo
Batik tulis
Karena sudah agak siang dan belum makan, kami mampir ke Grand City Mall untuk ambil duit di ATM dan makan. Sekali narik duit harus banyak (saya nggak biasa pegang duit banyak). Kami makan di Solaria (udah jauh-jauh ke Surabaya, makan tetap di Solaria). Setelah makan, kami memutuskan untuk melanjutkan membeli handcraft tapi kali ini di Mirota. Sebenarnya saya ingin beli wayang, tapi yang masih terjangkau harganya. Jadilah saya dibawa ke Mirota. Tempat ini sebenarnya juga surganya handcraft. Hanya saja, tempatnya agak sempit dan kita jadi kurang leluasa kalau mau berbelanja. Takut tersikut barang pecah belah. Apalagi pengunjungnya banyak. Duh, jadi agak berdesakan juga di dalamnya.
Grand City Mall
Setelah puas belanja, kami pulang. Nanti saya lanjutkan lagi ya ceritanya. Sampai jumpa!

1 comments:

Mirwan Choky mengatakan...

Asik ya berjalanannya. Salam blogger ya!

Follow me

My Trip