Sudah di penghujung bulan Ramadhan. Selalu ada tersirat rasa sedih ketika harus mengucapkan sampai jumpa kepada bulan penuh rahmat dan ampunan ini. Selalu ada rasa antusias dan bahagia juga menyambut Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Di akhir bulan suci ini, semua utang menulis postingan blog saya juga akhirnya lunas. Alhamdulillah bisa dikebut selama Ramadhan di sela-sela kesibukan yang membuat sakit badan.
Ramadhan tahun ini agak berbeda dengan Ramadhan tahun sebelumnya. Awal Ramadhan saya sempat pindah-pindah mesjid untuk taraweh tergantung dengan situasi dan kondisi. Beberapa mesjid yang saya kunjungi adalah:
1. Mesjid di Apartemen Kalibata : shafnya rapat dan lurus, imam penceramah bagus dan tegas, mesjidnya ada AC, dan jamaahnya penuh sampai keluar. 11 rakat dengan witir.
2. Mesjid RS. Jakarta : Shafnya rapi, nggak ada ceramah, shalatnya cepat selesai, jamaahnya agak sepi. 11 rakaat dengan witir.
3. Mesjid di dekat stasiun Cawang : shafnya amburadul, nggak rapat sama sekali, bahkan satu shaf hanya berisi satu orang dan shaf di depan dan di belakangnya juga paling 3-5 orang. Saya sampai nggak khusyu' shalat disana. 23 rakaat dengan witir dan saya cuma shalat 11 rakaat saja.
4. Mesjid Indonesia Power : Shaf sepi, jadinya ya lurus. Dapat takjil dan makan malam. 11 rakaat dan witir,. Mesjid ini adalah favorit saya ketika taraweh karena bisa pulang ke rumah setelah shalat dalam kondisi kenyang, hahaha. Pulangnya juga nggak kemaleman karena shalat cepat selesai.
5. Mushalla dekat rumah : Shaf nggak rapi, nggak ada ceramah, shalatnya lama. Berhubung dekat dari rumah, ya tetap aja pergi kesana, tapi hanya weekend doang kalau nggak ada bukber.
Tahun ini saya lebih sedikit ikut bukber. Selain karena di mesjid client (Mesjid Indonesia Power) sudah tercukupi takjil dan makan malam, saya juga agak malas pergi sana-sini. Mungkin karena pekerjaan saya sudah sangat overload, jadi membuat badan saya gampang capek. Buka puasa juga porsi makan saya agak sedikit karena memang nggak begitu mood makan banyak. Walaupun kalau buka puasa di rumah, saya tetap antusias bikin es ini itu dan makanan enak.
Hari minggu tanggal 26 Juni, tepatnya setelah THR cair, saya sempat ikut midnight sale yang membuat saya kecapekan lagi. Efeknya adalah saya jadi lemas dan ujung-ujungnya malah demam. Tanggal 30 Juni saya pulang ke Aceh dalam kondisi badan panas banget, flu, bersin-bersin, dan tubuh sangat lemas. Di pesawat telinga saya sampai pekak banget, nggak bisa mendengar apa-apa karena flu. Setiba di Banda Aceh, saya di jemput adik dan saya tidur di rukonya. Setelah zuhur kami pulang ke Matang Glumpang Dua dengan kondisi saya yang semakin demam. Mana waktu berbuka masih lama. Akhirnya setelah buka puasa saya nggak sanggup bangun lagi dari kasur dan harus berobat ke dokter. Setelah minum antibiotik, baru deh agak mendingan.
Alhamdulillah tahun ini bisa merasakan puasa Ramadhan di Aceh agak lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya. Saya bisa berbuka puasa dengan air tebu, es teler, rujak Aceh, air kelapa muda, pokoknya semua minuman yang saya inginkan di Aceh. Sempat melihat mesjid-mesjid masih penuh, orang-orang masih terus mengaji, berbeda sekali dengan Jakarta. Betapa rindunya suasana Ramadhan di Aceh, rindu pesantren kilat, rindu belajar mengaji setelah shalat Shubuh sambil duduk-duduk di balai dekat sawah. Rindu juga berlari-larian di mesjid. Sungguh, nuansa islami sangat terasa disini.
Hari ini kita mendengar kalau ada bom di mesjid Madinah. Semoga korban mendapat surga karena meninggal dekat dengan makam Rasulullah. Kejadian tersebut bukan membuat saya takut umroh, justru jadi lebih ingin kesana. Doakan akhir tahun ini saya jadi umroh ya. Insya Allah.
Akhir kata, “Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah saya dan kalian lakukan, puasa saya dan puasa kalian, dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”.
Taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum wa ja’alna minal ‘aidin wal faizin
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ وَجْعَلْنَا مِنَ الْعَائِدِين وَالْفَائِزِين
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Mohon maaf lahir dan batin.
2 comments:
Wah gak enak juga ya pulkam tapi dalam keadaan sakit.
Saya juga pernah sholat di masjid Apartemen Kalibata. Masjidnya lumayan bagus.
Selamat hari raya idul fitri 1437 H, maaf lahir dan batin.
Mohon maaf lahir bathin yaa..aduh saya jadi rindu Aceh :) GWS mbaa
Posting Komentar