Agustus 29, 2016

Hobbiton Movie Set

Melanjutkan postingan saya tentang kota Matamata, tempat dimana Hobbiton Movie Set berada. Tepat pukul 9.30, bus pun berjalan mengantarkan kami menuju The Shire. Supir busnya seorang ibu-ibu yang terus bercuap-cuap sepanjang jalan. Dia menyuruh kami duduk di sebelah kanan di deretan belakang supir agar bisa melihat pemandangan hamparan padang rumput dengan puas. Dia juga mengeluhkan betapa tebalnya kabut hari itu dan betapa dinginnya suhu udaranya. Semoga saja ketika matahari bersinar, hari bisa terik sehingga kita dapat menggambil gambar yang indah. Oh ya, buat kalian yang bukan pencinta Lord of The Ring, atau sama sekali nggak pernah menonton filmnya, agak susah mengikuti cerita saya di postingan ini. Tapi nggak apa-apa deh, sekedar ilmu pengetahuan bahwa ada tempat syuting film seindah ini di New Zealand.
Tiket dan Map
Map
Hobbiton Movie Set adalah sebuah lokasi yang digunakan untuk syuting film trilogi Lord of The Ring dan serial The Hobbit. Tempat ini berlokasi di sebuah lahan peternakan dengan luas 8 km ke barat Hinuera dan 10 km ke arah barat daya Waikato, New Zealand. Hobbiton juga menjadi destinasi utama para turis apabila mengunjungi New Zealand, sehingga banyak sekali tur yang disediakan untuk mengelilingi rumah Hobbit tersebut. Pemilik lahan Hobbiton Movie Set adalah keluarga Alexander. Luas lahan padang rumput mereka mencapai 500 hektar (mungkin lebih) yang merupakan tempat penggembalaan 13000 ekor domba dan 300 sapi. Beberapa orang bahkan masih bertanya-tanya seberapa luas lahan milik keluarga Alexander ini. Hasil utama dari peternakan tersebut adalah daging domba, benang woll, dan daging sapi.
Selamat datang
Petualangan dimulai dari The Shire's Rest. Sewaktu membooking tiket Hobbiton seharga NZD 79, kalian akan memilih mau naik bus menuju Hobbiton dari mana. Pilihannya ada dua, yaitu Matamata I-Site atau The Shire's Rest. Karena kami memilih Matamata I-Site, jadi di The Shire's Rest hanya untuk menjemput tur guide lokal saja. Setiba di Hobbiton, ketika turun dari bus, kalian akan melalui Gandalf Cutting, tempat dimana penyihir Gandalf pertama kali menemukan Hobbiton dan para penonton diperkenalkan pertama kali kepada The Land of Hobbit. Saya nggak bisa mengambil foto Gandalf Cutting yang sepi karena pengunjung ramai sekali hari itu.
Gandalf Cutting rame banget
Masih berkabut
Mungkin kalian pernah mendengar nama Peter Robert Jackson, seorang sutradara yang terutama dikenal karena film trilogi Lord of the Rings yang diadaptasi dari buku karya J. R. R. Tolkien. Beliau pertama kali menemukan lahan keluarga Alexander ketika sedang melakukan pencarian melalui udara di tahun 1998. Menurutnya, lahan Alexander tampak seperti negara Inggris pada jaman dahulu (daerah di novel Lord of the Ring). Bahkan Alan Lee (seorang dekorator) mengatakan bahwa lembah-lembah di lahan Alexander tampak seolah-seolah para Hobbit sudah mulai menggali dan membuat rumah mereka masing-masing. Daerah ini juga memiliki danau yang panjang, yang bisa dialihfungsikan sebagai sungai.
Foto keluarga
Rumah Hobbit pintu hijau
Setelah bernegosiasi dengan keluarga Alexander, pembangunan Hobbiton pun dilaksanakan. Pekerjaan dimulai pada bulan Maret 1999 untuk mengubah lahan pertanian ke Hobbiton dan beberapa bagian lain menyesuaikan lokasi di novel J. R. R. Tolkien's Shire. Bahkan Angkatan Darat New Zealand ikut diterjunkan dalam membantu membawa alat berat untuk membuat 1,5 kilometer jalan ke Hobbiton dari jalan raya terdekat. Pekerjaan lebih lanjut termasuk membangun antarmuka untuk 37 lubang rumah Hobbit beserta halamannya, kincir air, jembatan dua lengkung, dan mendirikan sebuah Pohon Oak seberat 26 ton di atas Bag End (lubang rumah Hobbit) yang tumbuh di dekat Matamata dan telah ditebang lalu di tancapkan dahannya di atas rumah Hobbit lengkap dengan daun buatan. Ilalang di pub dan atap kincir air terbuat dari rumput liar yang tumbuh di pertanian. Generator pembangkit listrik juga dipasang dan saluran pembuangan air juga harus dibuat. Hobbiton sengaja dibuat seperti benar-benar sebuah komplek nyata, dimana para Hobbit seolah-olah benar-benar tinggal di lubang-lubang rumahnya. Oleh karena itu, rumput, kebun sayur, dan taman bunga disini dirawat dan dibiarkan tumbuh secara alami
Eksplorasi
Jalan dulu
Total ada 44 rumah Hobbit yang ada di Hobbiton dengan berbagai macam warna pintu. Sayangnya hanya satu rumah saja yang pintunya terbuka dan itu pun tidak ada apa-apa di dalamnya. Semua syuting di dalam (indoor) rumah Hobbit dilakukan di Wellington. Hobbiton Movie Set ini seperti sebuah dunia fantasi yang menjadi nyata. Kalian bisa mencoba bermain, berjalan berkeliling, menikmati minuman khas Hobitton yaitu beraneka macam beer (ada yang non alkohol juga). Kalian juga bisa melihat kotak pos berukuran mini, gelas, piring, meja, kursi, perapian, ikan asin, jemuran, semua propertinya berukuran mini. Lucu banget deh!
Tok! Tok! Ada orang?
Dari atas tampak Birthday Tree
Salah satu rumah yang pintunya terbuka
Seharusnya bisa masuk, tapi lagi nggak boleh
Pembangunan Hobbiton memakan waktu kurang lebih 2 tahun, tapi syuting dilakukan hanya 12 hari saja. Sayang banget ya. Maka dari itu tempat ini dijadikan destinasi wisata untuk menambah devisa negara. Kalian juga bisa melihat halaman tempat Bilbo Bagin merayakan ulang tahun ke 111, termasuk pohon Birthday Tree yang dipanjatnya. Kalian bisa duduk-duduk di halaman, santai sejenak, dan merekam video. Kerjaan saya disini adalah mengambil foto dan merekam video. Tempatnya subhanallah indah. Kalian juga bisa melihat Black Swan (angsa hitam). Seumur hidup baru kali ini melihat angsa elegan yang satu ini.
Halaman tempat acara ulang tahun
Black Swan
Danau dengan kincir air
Berjalan ke arah jembatan, kalian akan sampai pada Green Dragon Inn. Disini kita akan mendapatkan secangkir beer dan bisa menikmatinya dengan duduk di pinggir perapian untuk menghangatkan tubuh. Sekalian yang mau ke toilet bisa disini. Kami tidak lama disini karena harus kembali ke bus lagi untuk mengakhiri petualangan di tempat indah ini.
Jembatan menuju Green Dragon Inn
Green Dragon Inn
Beer Barrel
Menikmati Ginger Beer di depan perapian
Suasana di dalam Green Dragon
Kincir Air
Danau dan jembatan
Menuju Green Dragon
Salah satu rumah Hobbit
Naik bus
Alhamdulillah ketika udah diatas jam 10.30 pagi, kabut hilang. Jadi saya bisa mengambil foto terindah disini. Kami menaiki bus karena tur telah berakhir. Bus singgah ke The Shire's dan saya turun untuk membeli oleh-oleh khas Hobbiton. Menurut saya harga souvenir mahal banget disini, tapi tetap dibeli karena kapan lagi bakal ke tempat indah ini. Insya Allah masih ada umur panjang biar bisa kesini lagi. 
Toko Souvenir di The Shire
Didalam toko souvenir
Saya tertidur di bus menuju Matamata I-Site. Mungkin karena kecapekan jalan-jalan dan pemandangannya terlalu indah dan syahdu. Oh ya, saya sempat mengirimkan kartu pos dari Hobbiton ke sahabat saya Kakros. Ditunggu ya, kartu posnya gambar salah satu tokoh di film Lord of The Ring yang aku cinta. Perangkonya juga gambar dia, hihihi. Semoga sampe dan nggak hilang dijalan. Aminnn...

0 comments:

Follow me

My Trip