Welcome to my personal diary. I really love capturing pictures and telling stories for every moments. I hope I'd remember the moments forever by writing it and you will enjoy by reading it.
Pagi dini hari, saya mendengar ada yang mengetuk kamar hotel kami di Best Western Auckland dengan keras. Mas Wid membuka pintu dan ternyata resepsionis hotel. Dia bilang kalau air dari kamar mandi merembes ke kamar bawah kami sehingga tamu yang menginap komplen. Saya sempat terbangun karena suara resepionis hotel agak keras. Dia masuk ke kamar mandi dan ngomel kalau katanya lantai di bawah wastafel harus kering. Aneh sekali, basah atau kering kan terserah kita. Akhirnya si resepsionis itu pergi sebentar, lalu kembali lagi sambil membawa alat pel. Dia ngepel seluruh lantai wastafel sampai kering, lalu pergi begitu saja. Kami memang memutuskan untuk mandi malam hari supaya agak nyantai dan nggak rebutan kamar mandi besoknya. Kalau cuma sikat gigi dan cuci muka 'kan bisa dilakukan di dapur kamar hotel. Alhasil, lantai dibawah wastafel memang agak basah. Sebenarnya ada lubang pembuangan air sih, tapi aneh sekali kalau pihak hotel menyalahkan kami karena airnya merembes ke bawah.
Besoknya kami tetap bangun pagi sekali, mungkin sekitar jam 4.30 untuk bersiap ke Matamata (bacanya Metemete), sebuah kota dimana Hobbiton berada. Kami sudah booking tiket jam 9.30 pagi dan perjalanan dari Auckland ke Matamata dengan mobil ditempuh dalam waktu 2 jam. Kami semua bangun dan bersiap. Anis juga mempersiapkan Alys yang masih tidur untuk langsung digendong aja, nggak dibangunin lagi. Kasian Alys masih ngantuk banget kayaknya. Setelah semua beres, kami menurunkan koper dan check out hotel. Untung kejadian drama resepsionis ngomel-ngomel semalem nggak disuruh bayar sama pihak hotel. Jadi kita bisa pergi dari hotel dengan aman.
Awalnya mau menggerek koper sampai parkiran. Tapi karena kopernya banyak yang gede banget dan Anis agak kerepotan menggendong Alys yang masih tidur, akhirnya saya dan Anis terpaksa menunggu di pinggir jalan sementara Ferdi dan Mas Wid ngambil mobil di parkiran. Pagi itu dingin banget. Saya berusaha berjalan jalan mondar-mandir supaya agak hangat. Tiba-tiba Alys terbangun dan dia gemetaran kedinginan sambil bilang, "Mamma, Alys dingin Mamma." Saya panik dan Anis berusaha terlihat biasa saja. Saya membuka Heat-tech jaket yang saya pakai dan membungkus Alys, lalu dimasukkan ke dalam coat Anis. Alys mulai hangat dan dia tertidur lagi seketika. Fiuh, untung saja. Walaupun saya juga jadi gemetaran kedinginan, tapi saya bisa lari di tempat sambil olah raga pagi. Sekalian melihat orang-orang di Auckland yang sedang lari pagi atau sekedar parkir di pinggir jalan dekat kami menaruh koper untuk menurunkan barang yang akan di jual ke toko tempat kami berdiri. Beberapa saat kemudian, Mas Wid dan Ferdi datang. Kami langsung menaikkan koper dan masuk mobil untuk menghangatkan badan.
Kami setting GPS menuju Matamata dan perjalanan roadtrip kami yang pertama pun dimulai. Estimasi tiba di Matamata sekitar 1 jam 50 menit. Menyetir di New Zealand tidak boleh lebih dari 100 km/jam untuk ukuran di GPS. Realisasinya 100km/jam di GPS sama dengan 110 km/jam di mobil. Kalau lebih, GPS pasti bakalan bunyi ting tong! Sewaktu roadtrip di North Island, kami masih mengikuti peraturan dan tidak pernah lewat dari 100 km/jam. Bagaimana di South Island? 160 km/jam pun sampai, hahahaha. Mobilnya kece banget sih, bikin pengen ngebut. Perjalanan menuju Matamata sangat berkabut, bahkan jarak pandang sangat pendek. Saya lihat di dashboard mobil kalau outside temperature mencapai 1 derajat celcius. Mana tubuh kami belum menyesuaikan diri dengan udara ekstrim. Karena kiri dan kanan pemandangan di selimuti dengan kabut super tebal, jadinya saya hanya tidur saja di mobil. Sampai akhirnya kami tiba di Matamata lebih cepat dari perkiraan waktu di GPS.
Welcome to Hobbiton
Hobbiton I-Site
Di bookingan tiket tertulis kalau kami harus berada di tempat berkumpul Hobbiton I-Site 30 menit sebelum jadwal. Kami sampai jam 8.45 dan melihat Hobbiton I-Site masih ditutup. Suhu diluar dingin sekaliiiiii. Saya nggak kuat banget. Mulut sangat berasap, tangan dan badan sampai menggigil, mungkin suhunya udah dibawah 0, padahal masih pagi. Setelah memastikan Hobbiton I-Site belum buka, saya dan teman-teman masuk ke dalam Robert Harris Cafe. Duh, rasanya langsung hangat. Mungkin benar ungkapan Freezing is Killing karena saya udah sakit kepala dan berkunang-kunang tadi.
Chicken Sandwich dan English Breakfast Tea
Pesan dulu
Saya langsung memesan sandwich dan teh panas untuk sarapan. Makanan favorit saya selama di New Zealand adalah sandwich dan croisant. Apalagi isi sandwichnya adalah salmon. Di negara kiwi ini, ikan salmon udah seperti ikan tongkol di Indonesia, dimana-mana ada, hahaha. Porsi makanan di New Zealand super jumbo, jadi walaupun sarapan, porsinya sudah seperti makan siang. Agak kesulitan untuk menghabiskannya tapi tetap saya habiskan biar badan jadi hangat. Selesai makan jam 9.15 dan Hobbiton I-Site sudah dibuka. Udara diluar mulai agak adem (sedikit). Kami masuk dan registrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan tiket Hobbiton Movie Set. I-Site juga menjual berbagai macam souvenir khas Hobbiton, bahkan Ring of Power dengan berbagai ukuran pun dijual disini.
Patung Gohlum, serem banget >_<
Souvenir
Menunggu bus
Baiklah, dipostingan selanjutnya baru saya tulis ulasan lengkap mengenai Hobbiton. Penasaran nggak? Tempatnya keren bangetttt lohhhh!
0 comments:
Posting Komentar