Perjalanan menuju Wellington dilanjutkan. Keluar dari kota Taupo, kami menyetir teruss menuju Wellington. Setelah beberapa jam menyetir, kami takjub melihat pemandangan 2 gunung es sekaligus. Langsung memarkir mobil dan berpikir kalau ini adalah tempat yang tepat untuk mengambil foto. Kerjaan kami ya begini saja, menyetir mobil dan berhenti ketika melihat pemandangan yang subhanallah indah untuk difoto.
Gunung Es |
Antara dua gunung es |
Saat itu sudah agak sore, sehingga cahaya yang diperlukan kamera sangat cukup untuk mendapatkan hasil bagus. Kamera Olympus saya ini memang paling bagus mengambil gambar kalau cahaya sangat terang. Saya berhasil mengambil gambar gunung es, bahkan berdiri diantara keduanya. Kalau ditanya lokasinya dimana, jujur aja saya nggak tau persisnya dimana. Pokoknya dalam perjalanan menuju Wellington.
Ferdi nyetir |
Pemandangan dari dalam mobil |
Karena Mas Wid sudah lelah menyetir, akhirnya gantian deh sama Ferdi. Dan saya jadi duduk di depan untuk menemani Ferdi ngobrol. Sambail mengobrol, saya mengambil banyak foto termasuk foto Ferdi yang (agak) mirip artis Korea, hahahaha. Biarin deh dia Ge-eR. Karena pemandangannya indah, saya jadi agak ngantuk juga dan Ferdi nggak memperbolehkan saya tidur. Ya udah deh saya ngobrol aja ngalor-ngidul ntah kemana. Sampai akhirnya kami sampai di Wellington.
Senja menuju Wellington |
Parkiran mobil di Harbour |
Ada apa di Wellington? Kami ke Wellington hanya sebagai kota transit untuk naik pesawat menuju Cristchurch. Sebenarnya Wellington memiliki banyak destinasi wisata yang menarik seperti tempat syuting Lord of The Ring rumah Hobbit versi indoor, lalu Helms Deep, Minas Tirith, Gardens of Isengard, Hinged Trees of Isengard, Aragorn Washed Ashore, Departure of Boromir, Rivendell, dan Orc Chant. Memang sih ada paket tour yang akan membawa kalian berkeliling tempat ini dan kebanyakan tournya dimulai jam 9 pagi dan berakhir jam 5 sore. Kami tiba di Wellington pukul 5.30 sore dan semua tour sudah pada tutup. Tapi memang dari awal nggak rencana mau ikut tour juga karena waktunya terlalu mepet. Suatu hari ke New Zealand lagi, mau ikut tour ah.
Port Nicholson |
Selama kurang lebih 2 jam di Wellington, kami hanya berfoto di pelabuhan Port Nicholson, salah satu pelabuhan yang ada disini. Sebenarnya, Wellington Harbour bersisian dengan Selat Cook yang meliputi 76 km² dengan dua km luas aliran masuk di ujung selatan antara Pencarrow dan Palmer di ujung Miramar Peninsula. Pelabuhan ini memiliki panjang maksimum lebih dari 11 kilometer dan lebar 9,25 kilometer. Tempat ini juga memiliki pintu masuk lebih dari 1,6 kilometer lebar dari pantai ke pantai dan karena dikelilingi oleh bukit-bukit tinggi di atas 300 meter. Wellington Harbour merupakan pelabuhan yang terlindung darii kecepatan angin yang terkadang dapat melebihi 160 k.p.h. Kedalaman air di areal pelabuhan melebihi 20 meter.
Pose dulu |
Awalnya pengen duduk-duduk dan nongkrong di Cafe pinggir pelabuhan terlebih dahulu sebelum ke bandara. Mengingat dan menimbang waktu, nggak jadi deh nongkrong. Cuma jalan nyariin Starbucks di Wellington karena banyak yang nitip tumblernya. Saya sudah datang ke dua toko Starbucks di Auckland, satu di Wellington, tapi nggak ada satu pun yang menjual tumbler Starbucks. Setelah itu kami langsung ke bandara Wellington setelah memastikan bensin mobil penuh karena mau dikembalikan mobilnya.
Di bandara, kami mencari parkir untuk rental car Thrifty, lalu mencari troli untuk membawa koper yang seabrek. Kalau kalian menyewa mobil dari dan ke bandara di New Zealand itu gampang banget karena memang petunjuk parkirannya juga jelas. Untungnya di area rental car memang tersedia troli, jadi nggak usah jauh-jauh jalan ke bandara dulu. Kami masuk bandara, mengembalikan kunci mobil, lalu cek in Air New Zealand. Disini semua self service. Kami cek in, ngeprint boarding pass, dan juga menempel bag tag semua sendiri. Baru kali ini saya menempel bag tag sendiri, sempat takut salah tempel juga. Ketika pemeriksaan berat koper, koper-koper kami yang super besar nggak boleh melebihi 23 kg per koper. Akhirnya bongkar-bongkar dulu, baru deh pas beratnya dan koper boleh masuk. Setelah urusan koper selesai, kami masuk ruang tunggu. Saya sempat melihat ada jaket Ice Breaker lagi diskon. Sayang sekali karena saya kebanyakan mikir jadi nggak beli, padahal harganya cuma satu jutaan. Malah beli yang seharga $200an di Queenstown, hiks....
Kami pun akhirnya boarding pesawat. Ternyata pesawat menuju Christchurch kecil banget, yang satu deretan dua-dua. Saya langsung tidur pulas sampai beberapa menit sebelum mendarat. Nanti saya cerita lagi ya. Sampai jumpa....
1 comments:
videonya kok bribadi mbak. Jadi gak bisa lihat.
Posting Komentar