Ada 4 tempat makan di Malang yang saya bakalan saya posting sekaligus. Kalau di postingan sebelumnya saya memposting Rumah Makan Inggil secara khusus, tapi kali ini postingannya akan saya gabung karena saya menganggap makanan atau tempatnya biasa aja. Baiklah, mari di simak:
1. Pos Ketan
Beberapa teman saya bilang, "Mut, kalau ke Batu, jangan lupa makan ketan." Sebenarnya saya alergi ketan dan memang nggak suka-suka banget sama makanan yang satu ini. Karena katanya harus nyobain, ya udah deh, bela-belain mampir ke Pos Ketan yang ada di Alun-alun Batu. Saya mampir kesana jam 4.25 sore kan katanya buka jam 4.30. Kebetulan jam tangan saya lebih cepat 5 menit dan saya nunjukin ke mereka, "Mas, udah setengah 5 nih." Mas-nya tetep bilang kalau belum buka.
Pos Ketan |
Selagi nungguin warung ketan buka, saya beli susu stroberi dulu di toko sebelah. Katanya sih, Batu juga terkenal dengan susu murni. Kebetulan saya juga nggak begitu suka susu tapi tetap beli untuk nyobain. Saya memilih rasa stroberi seharga Rp. 7,000 biar nggak eneg dan menikmatinya sambil mengantri di depan Pos Ketan. Kalian tau, belum buka aja antriannya udah panjang banget. Untung saya datang cepet, jadinya langsung dapat tanpa perlu mengantri lama. Karena saya suka duren, jadi saya pesan ketan duren seharga Rp. 14,000. Teman saya memesan ketan meises seharga Rp. 6000.
Ketan dan susu |
Menurut saya sih rasanya standar ya. Ntah kenapa orang-orang ramai kesini sampai antriannya panjaaaaaang banget. Ya mungkin karena saya nggak suka ketan tapi suka duren aja jadi menganggap rasa ketannya standar, hahaha. Ketan yang satu ini bisa jadi alternatif kuliner kalau kalian sedang main ke Malang.
2. Rumah Opa
Cafe yang satu ini berada di Jalan Welirang 41a, Oro Oro Dowo, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119, telepon: (0341) 365165. Sewaktu browsing, katanya Cafe ini salah satu tempat yang instagramable karena interior dan furniturnya yang klasik. Karena penasaran, saya samperin deh tempat yang satu ini sekaligus mau nge-WIFI untuk kerja.
Lampu blur |
Crowded |
Sayangnya, bayangan saya tentang Cafe nyaman dan suasana cozy untuk ngenet runtuh seketika. Saya masuk ke Cafe dengan disambut oleh mata-mata yang semuanya memandang ke arah saya. Saya bingung, kenapa mereka melihat semua ke arah saya. Apa karena saya pakai kerudung dan mereka semua sedang minum minuman beralkohol dan merokok, jadi saya agak aneh berada di antara mereka? Padahal saya sudah sering datang ke Bar paling keren di luar negeri tapi baru kali ini merasa nggak nyaman. Bukan karena tempatnya, tapi karena orang-orangnya.
Menu |
Awalnya saya duduk di ruang tengah dimana banyak orang 'minum' dan ngerokok. Tapi karena saya nggak tahan bau rokok, saya pindah ke tempat yang agak depan. Nggak nyaman juga diliatin orang-orang. Saya juga jadi nggak enak ngeluarin laptop karena semua orang disana nggak ada yang main laptop. Duh jadi serba salah. Karena memang butuh, saya terpaksa tetap ngeluarin laptop sambil memilih makanan. Pilihan makanan tetap jatuh pada nasi goreng dan Green Tea Latte. Tapi sayang, nasi gorengnya terlalu asin dan saya nggak mau menghabiskannya. Harga makanan disini termasuk agak mahal untuk standar di Malang, sekitar Rp. 30rb keatas. Steak aja bahkan sampai Rp. 100rban keatas.
Saxophone |
Interior |
Sebenarnya Cafe ini tempatnya memang bagus dan instagramable. Tapi keburu nggak nyaman, mau foto-foto juga jadi males. Mana suasananya berisik dan crowded banget (mungkin karena malam sabtu). Akhirnya hanya foto beberapa spot aja setelah selesai ngenet. Setelah itu saya langsung balik ke hotel aja. Sekitar jam 10 malam, saya pesan Salad lagi di hotel melalui room service karena masih lapar.
Pose satu-satunya |
3. Kedai Rotbar
Hari Sabtu sore di Malang, saya nongkrong ke Kedai temannya Yoyok. Katanya sih baru buka dan dia belum pernah sama sekali kesini. Dan saya juga jadi pengen makan roti bakar. Nah, tempat nongkrong ringan kayak gini malah lebih enak dan nyaman. Suasana di bawah pohon, sepi, dan tentram. Saya memesan roti bakar coklat keju dan Green Tea Latte (lagi).
![]() |
Roti bakar coklat keju |
Saya sempat bertanya pada Sandra (teman Yoyok) kenapa orang-orang di rumah Opa pada ngeliatin saya semalem sewaktu masuk ke Cafe. Sandra bilang memang orang Malang budayanya gitu. Kalau ada orang baru mereka merasa aneh dan asyik ngeliatin aja, bahkan kadang langsung digosipin. He? Digosipin? Kenal aja nggak. Apa karena gaya saya yang terlalu kece? (ini pendapat saya doang, hahaha). Selebihnya saya hanya jadi pendengar Yoyok dan Sandra curhat-curhatan, sedangkan saya asyik bermain dengan kucing. Ntah kenapa saya udah lama nggak galau dan melihat orang galau jadi lucu sendiri. I don't have time for ego and jealousy.
4. Burger Buto Kedai 27
Sehari sebelum pulang ke Jakarta, saya masih pengen kulineran di Malang dan akhirnya mampir di tempat ini. Cafe yang satu ini menyediakan burger, sosis, sandwich, yang super besar dan panjang dengan harga murah. Bahkan benar-benar murah cuma Rp. 17rb - Rp. 25rb saja.
![]() |
Deretan motor depan cafe |
![]() |
Pengunjungnya rame |
Saya penasaran karena yang mampir kesini memang ramai banget. Saya pesan Burger Buto dan teman saya pesan Buto Long. Saya berharap akan mendapatkan burger seperti di Chillis yang super besar. Sayangnya hanya roti besar yang agak kempes dengan isinya hanya dedaunan doang. Sama seperti Buto long yaitu hotdog super panjang. Saya sih lebih suka Buto Long karena lebih enak rasa rotinya. Kalau Burger karena kegedean jadi bikin eneg sampai saya bungkus bawa pulang ke hotel. Tadinya saya berharap bisa mendapatkan roti seenak di New Zealand tapi ya sudahlah....
![]() |
Burger Buto dan Buto Long |
Baiklah, itu saja ulasan saya ya. Sampai jumpa!
0 comments:
Posting Komentar