Welcome to my personal diary. I really love capturing pictures and telling stories for every moments. I hope I'd remember the moments forever by writing it and you will enjoy by reading it.
Pagi di Rotorua, saya sempat foto-foto di depan Motel untuk Instagram story karena suasananya enak banget sekalian mencoba fitur baru di Instagram. Kadang-kadang saya merasa suasana di negara barat dengan rumah dari kayu dan udara dingin itu sangat nyaman. Hari ini kami harus melakukan perjalanan darat menuju Wellington. Dari Rotorua ke Wellington ditempuh dalam waktu 6 jam. Kalau kami memulai menyetir jam 9 pagi terus tanpa berhenti, seharusnya siang udah sampai ke Wellington. Tapi mana seru roadtrip di New Zealand tanpa berhenti dan berfoto.
Pemandangan di jalan
Langit biru terbentang indah lukisan Yang Kuasa
Menggembala sapi
Pemandangan di New Zealand memang subhanallah indah. Berangkat dari Motel lalu masuk ke Highway mengikuti arahan GPS (udah pinter pakai GPS di mobil). Beberapa kali GPS mengarahkan jalan menuju pedesaan dimana kita bisa melihat petani sedang menyusun jerami, hamparan perbukitan padang rumput dimana domba-domba sedang berkerumun seperti jamur kalau kita lihat dari jauh, dan juga padang rumput yang berisi sapi yang terlihat seperti titik-titik hitam. Semua pemandangan serba syahdu, menenangkan, menakjubkan, subhanallah. Kami sempat turun di sebuah peternakan sapi hanya untuk merekam suasananya dan memfoto para sapi.
Kalian tau, sewaktu kami sibuk berfoto, sapi-sapi mendekat ke arah kami dan berdiri berbaris. Mereka mungkin berpikir keanehan ulah manusia-manusia ini yang selfi dengan para sapi. Pemandangan sapi berbaris seperti itu sangat unik, mengingat lembu-lembu di Indonesia yang cuek dan nggak peduli kalau mereka sedang difoto. Emang ada yang mau foto lembu? Jadi teringat sebentar lagi Idul Adha, hahahaha.
Kota Taupo
Perjalanan kami menuju Wellington berhenti di Lake Taupo, sebuah danau di kota Taupo yang merupakan destinasi wajib untuk berfoto. Kami memarkir mobil agak jauh dari danau karena memang bingung juga mau parkir dimana. Tapi memang kita suka menyusuri kota dengan berjalan kaki, sekalian memperhatikan kegiatan masyarakat sekitar. Hampir 100% orang-orang di New Zealand super ramah. Mereka baik banget pada turis.
Parkir mobil
Lake Taupo adalah sebuah danau yang terbentuk dari tumpahan lahar gunung Taupo (biasa disebut kaldera). Dengan luas permukaan 616 kilometer persegi (238 sq mi), Lake Taupo adalah danau dengan luas permukaan terbesar di Selandia Baru, dan danau air tawar dengan luas permukaan terbesar kedua di geopolitik Oceania setelah Danau Murray (Papua New Guinea). Kalian bisa melihat Pulau Motutaiko yang terletak di daerah tenggara dari danau.
Gaya dulu
Lake Taupo memiliki perimeter sekitar 193 kilometer dan titik terdalam adalah 186 meter. Danau ini dialiri oleh Sungai Waikato (sungai terpanjang Selandia Baru), sedangkan anak sungai utamanya adalah Sungai Waitahanui, Sungai Tongariro, dan Taupo Sungai Tauranga. Danau ini juga menjadi tempat perkembangbiakan ikan trout berwarna coklat dan rainbow trout.
Sepanjang danau
Yang menarik dari tempat ini adalah suasananya. Apalagi disini kalian bisa mengakses WIFI super kencang sambil duduk-duduk menatap danau. Walaupun angin sangat dingin dan cahaya matahari menyinar terik, tempat ini memang paling enak untuk duduk melamun sambil makan cemilan. Danaunya indah, kalian bisa melihat deretan gunung es juga diujung danau, pemandangan yang nggak akan kalian dapat di Indonesia.
Melamun
Selfi bareng
Setelah puas menikmati danau, kami mampir ke Coffee Shop terdekat untuk sarapan dan menikmati segelas cappuccino. Kalian nggak usah khawatir kelaparan di kota Taupo karena Cafe dan Resto di kota ini banyak banget. Saya dan teman-teman memilih untuk nongkrong di Cafe tepi danau agar bisa terus menikmati suasana adem di danau. Pagi itu saya sedang ingin makan ginger cake dengan irisan mulberry. Rasanya sih kue jahe dengan asam-asam anggur, hahaha. Memang nggak kenyang, tapi saya sekalian menghabiskan kentang goreng punya anis yang porsinya gede banget. Baru deh kenyang.
Sarapan
Tepi Danau
Setelah selesai makan, tanpa berlama-lama lagi, kami kembali ke mobil karena masih ada sekitar 4 jam lagi perjalanan menuju Wellington. Sebenarnya untuk orang Indonesia seperti kita, nyetir 4 jam sih biasa ya. Tapi beberapa orang asli New Zealand yang saya ajak ngobrol bilang kalau kita kuat banget nyetir dari Rotorua ke Wellington. Padahal cuma 6 jam saja. Biasa juga kalau lagi macet Jakarta ke Bandung juga 6 jam, hahaha.
Baiklah, nanti saya posting perjalanan saya menuju ibu kota New Zealand, Wellington. Sampai jumpa!
Btw nanya dong, ini tripnya bulan Agustus bukan sih? Emang salju udah ga berapa banyak ya? Makasi sebelumnya, soalnya plan mau ke NZ bulan Agustus juga 😃
2 comments:
Halo..
Btw nanya dong, ini tripnya bulan Agustus bukan sih?
Emang salju udah ga berapa banyak ya?
Makasi sebelumnya, soalnya plan mau ke NZ bulan Agustus juga 😃
@Kiky : Kalau di north island uda ga ada salju tp dingin bgt. kalau di south, daerah arthur pass masi banyak salju dan lebih dingin lagi..
Posting Komentar