September 16, 2016

Mirror Lakes

Bangun pagi di Te Anau. Saya dan Anis kembali masuk dapur dan memasak sarapan. Kemarin di Frans Josef sempat beli Indomie Goreng seharga $4.6 berisi 6 bungkus dan kami memasaknya untuk sarapan. Mahal juga Indomie di New Zealand ya? Ide pagi ini adalah sarapan menghadap ke Danau Te Anau untuk menikmati pemandangannya. Padahal pagi itu sangat dingin. Makanan yang kami taruh di meja kayu di halaman Motel langsung berubah jadi dingin. Walaupun demikian, tetap bersikeras mau makan di tepi danau. Makanan juga nggak bisa ditinggal karena banyak burung gereja yang tiba-tiba hinggap untuk mencuri sarapan kami. Capee deh...
Pemandangan di depan Motel
Sarapan
Ternyata sarapan di tepi danau dengan suhu udara dibawah 5 derajat dan angin yang berhembus kencang adalah ide buruk. Semua makanan keburu dingin dan jadi nggak enak lagi. Kami hanya bertahan sebentar, lalu langsung masuk lagi ke Motel dan menghangatkan makanan lagi di microwave. Baru deh melanjutkan makan di dalam ruangan. Makanan juga jadi banyak sisa karena kita keburu hilang mood karena makan makanan dingin tadi. Ya sudahlah, mau bagaimana lagi. 
Selesai sarapan, kita beberes lagi, lalu langsung check out Motel. Kali ini tujuan kita adalah Mirror Lakes, sebuah danau yang berada di sisi utara Danau Te Anau dan sebelah barat di jalan antara Te Anau dan Milford Sound. Sebenarnya agak nanggung kalau kalian ke Mirror Lakes tapi nggak ke Milford Sound karena tinggal 2 jam perjalanan lagi. Hanya saja hari itu jadwal kami super padat dan besok harus sudah pulang ke Indonesia. 
Pelangi
Dalam perjalanan menuju Mirror Lakes, tiba-tiba saja hujan padahal cuaca terik. Setelah hujan reda, kami melihat pelangi disisi gunung dengan puncak yang tertutupi es. Subhanallah indahnya, benar-benar indah. Kami memarkir mobil sebentar hanya untuk mengambil foto pemandangan spektakuler ini. Setelah selesai berfoto, kami melanjutkan perjalanan ke Mirror Lakes yang berada 56 km di utara danau Te Anau. 
Papan Mirror Lakes
Sesampai di parkiran Mirror Lakes, tiba-tiba Ferdi bilang kalau dia ketinggalan passpor di Motel. Kami langsung panik, tapi saya bilang ke Ferdi kalau kita akan ke Queenstown melewati Motel lagi. Jadi setelah dari Mirror Lakes, kita harus balik ke Motel. Semoga masih ada passpornya Ferdi di kamar, kalau nggak ya dia nggak bisa pulang ke Indonesia. Lumayan deh ke Motel dulu sekalian ke toilet, hehehe.
Jembatan Clear Water River
Mirror Lakes sebenarnya hanya sebutan saja karena pantulan panorama gunung-gunung ke danau. Nama Danaunya adalah Lake Matheson. Untuk menuju Lake Matheson, kalian akan berjalan melewati jembatan gantung Clearwater River, yang berada hanya beberapa meter dari tempat parkir mobil. Kita akan menyusuri hutan kuno dengan pepohonan sangat tinggi dan tua, termasuk pohon Rimu dan Kahikatea (pohon-pohon tinggi di New Zealand), yang membentang keluar ke danau. Danau ini juga memiliki hewan belut yang berkembang biak di dalam kegelapan Danau Matheson, yang juga merupakan rumah bagi banyak burung air. Lake Matheson juga merupakan  tempat untuk Traditional Mahinga Kai (tempat mengumpulkan makanan) bagi orang-orang suku Maori.
Bebek berenang
Pose dulu
Turisnya banyak
Saya, Anis, dan Mas Wid mulai turun melalui jembatan kayu menuju Mirror Lakes, sedangkan Ferdi masih nggak mood foto-foto karena masih kepikiran dengan passpornya. Kalian bisa melihat pantulan gunung-gunung Earl, Cook, dan Tasman ke danau yang benar-benar seperti kaca. Sebenarnya yang paling bagus adalah danau di tepi jembatan. Tapi karena ada bebek yang sedang berenang, airnya nggak tenang dan jadi nggak bisa melihat pantulan gunung. Kalau kalian kesini, saya sarankan pagi-pagi karena kalau udah agak siang banyak banget turis yang berfoto. Sebentar-sebentar turis dari berbagai negara datang berduyun-duyun dengan bus. Sepertinya yang sedang melakukan roadtrip hanya kami, sedangkan yang lain semuanya mengikuti tour.
Mana yang asli?
Akhirnya kosong
Di danau ini, kalian bisa melihat refleksi yang benar-benar menakjubkan dari puncak tertinggi New Zealand - Aoraki (Mount Cook) dan Gunung Tasman. Kondisi perairan Danau Matheson berwarna coklat gelap, sehingga pada cuaca cerah danau ini bisa membuat permukaan reflektif yang ideal. Secara kebetulan, pegunungan di sisi timur danau dapat dengan sempurna diposisikan untuk seolah-olah tercermin di danau.
Foto yang indah
Jenis burung disini
Peta
Lake Matheson terbentuk sekitar 14.000 tahun yang lalu, ketika Fox Glacier mencair dan membentuk cekungan air yang menuju laut. Tempat ini sangat indah dan membuat saya betah berlama-lama disini. Tapi karena melihat si Ferdi masih panik, ya udah deh kami akhirnya balik lagi ke Te Anau setelah mengumpulkan berpuluh foto di tempat ini.

Sesampai di Te Anau Holiday Park Kiwi Motel, kami ke resepsionis untuk minta kunci. Untung aja kamar Motel kami belum dibereskan dan masih sama kondisinya seperti ketika kami tinggalkan. Alhamdulillah passpor Ferdi ditemukan di sisi kasur. Pantesan aja sewaktu saya ngecek ulang di seluruh ruangan nggak ada barang yang ketinggalan. Ternyata passpornya terjepit antara kasur dan dinding dan nggak keliatan. Setelah ke toilet (daripada kebelet pipis harus ke WC umum), kami melanjutkan perjalanan ke Queenstown.

Postingan berikutnya tentang terbang menggunakan helikopter. Stay tuned!

0 comments:

Follow me

My Trip