Sehari setelah resign dari kantor yang saya cintai, Metrodata, saya langsung terbang ke Malang. Sebenarnya agak mendadak, seharusnya saya sudah ke kota ini bahkan sebelum saya ke New Zealand. Sayangnya mengurus ini itu untuk New Zealand, belum lagi nyari teman disana agak susah, ya udah deh baru bisa di realisasi tanggal 1 September kemarin. Saya hanya beli tiket pesawat pergi saja dan hanya membooking hotel Solaris untuk 2 malam (ada diskon dari Travelio.com bikin hotel jadi murahhh banget). Walaupun nyatanya malah menghabiskan 4 malam di Malang dan pindah ke Best Western OJ Hotel Malang.
Saya sengaja beli tiket pesawat agak siang karena pasti kalau pergi pagi kena macet dan semalem sebelum saya ke Malang, ada acara Farewell yang membuat saya harus pulang malam. Belum packing sama sekali lagi. Setelah shalat Shubuh, saya ambil koper 25 kg yang belum selesai diberesin sepulang dari New Zealand, masukin semua barang yang mau di bawa ke Malang, bahkan saya nggak mengeluarkan thermal jacket. Buat apa coba thermal jacket? Mungkin terlintas di pikiran saya mau escape ke Bromo, hahaha. Awalnya mau bawa sepatu boots karena mau ke ladang, tapi takut kepanasan kakinya. Akhirnya pakai sepatu kets aja. Setelah semua barang-barang (kayaknya) beres, saya kunci koper, mandi, dan langsung berangkat ke bandara. Saya bahkan malas dandan. Habis mandi, pakai kerudung biasa aja, pakai bedak sedikit, langsung nge-uber ke Halim Perdana Kusuma Airport. Sesampai di bandara, saya cek in, lalu masuk ruang tunggu. Baru kali ini saya naik Citilink di Halim yang kebetulan ruang tunggunya beda dengan Batik Air (pulang ke Banda Aceh pakai Batik Air terus). Saya juga bisa melihat deretan pesawat jet pribadi (private jet) dan berdoa semoga suatu hari punya satu. Aminnn...
![]() |
Ya Allah kasih satuuuu |
Perjalanan ke Malang ditempuh dalam waktu 1 jam 10 menit. Sempat pesan makan di pesawat, lalu setelah itu saya hanya tidur aja sepanjang penerbangan dan nggak peduli apa pun. Pokoknya tiba-tiba udah sampai aja. Bandara Abdul Rachman Saleh agak kecil. Mau mengambil bagasi juga agak susah karena mejanya tinggi. Kalau tau begini maunya bawa koper kecil aja, hahaha. Saya lalu ke loket taksi dan membayar tarif Rp. 80,000. Sewaktu buka dompet, baru sadar kalau duit di dompet sisa Rp. 100,000. Waduh, kenapa saya lupa ambil duit tadi? Saya hanya bisa berdoa supaya nggak ada pengeluaran dadakan aja sepanjang jalan.
Perjalanan saya menuju hotel agak menegangkan. Saya mengira bakalan melalui jalan besar seperti jalan tol untuk menuju pusat kota. Ternyata saya hanya melewati hutan tebu di sepanjang jalan bahkan hampir nggak ada habisnya. Saya sempat ragu apa ini jalan yang benar menuju hotel, atau nggak. Sampai-sampai saya buka GPS dan alhamdulillah jalannya benar. Nggak sampai 30 menit saya sudah sampai ke hotel. Mungkin bapak supirnya lewat jalan pintas kali ya.
Sesampai di Solaris Hotel, saya cek in dan kerja dulu seperti biasa. Di sela-sela kerja, saya sempat berpikir, biasanya saya jalan-jalan kemana pun pasti bersama teman (keluarga atau karyawan) dan sekarang sendiri. Hari ini juga saya menjadi full time entrepreneur. Sebenarnya ada perasaan gimanaaa gitu, agak takut kalau nanti stress karena nggak ngapa-ngapain. Ternyata, sampai tanggal hari ini saya super sibuk. Tidur selalu diatas jam 11 malam, tapi saya menikmatinya. Berbeda dengan harus lembur di kantor sampai jam 12 malam dulu, saya jadi merasa capek banget dan nggak sukaaa banget. Semoga menjadi awal yang baik.
Baiklah, saya hanya akan menulis 4 postingan tentang Malang. Postingan ini satu, kedua tentang kebun, ketiga tentang kuliner, keempat tentang santai-santai di Malang sampai pulang ke Jakarta. Sampai jumpa...
1 comments:
Wihh lagi di Malang ternyata, aku beberapa waktu lalu lagi di sana kak. Jalan2 aja sih tapi gak puas karena ikut tour, gak ke ekspos semua hal tentang Malang, gak puas jga jalan2 karena terlalu banyak wisata baru di sana hhe.
Sehat selalu ya kak biar kerjanya makin maksimal :D
Btw, gak dandan ke bandara mungkin karena gak ada yg dikecengin nih :p *kabur*
Posting Komentar