Welcome to my personal diary. I really love capturing pictures and telling stories for every moments. I hope I'd remember the moments forever by writing it and you will enjoy by reading it.
Melanjutkan roadtrip dari Christchurch ke Fox Glacier. Kenapa Fox Glacier? Sebenarnya karena kota yang satu ini menyediakan helikopter untuk Glacier Landing atau Snow Landing. Berhubung saya belum pernah melihat salju yang tebal dan naik helikopter, jadi pengen banget mendarat di gunung es dengan ketebalan salju diatas 10 cm. Perjalanan kali ini menempuh waktu sekitar 5 jam 30 menit. Seperti biasa, pemandangan yang disuguhkan sangat indah, menenangkan, syahdu, dan menentramkan. Bawaannya jadi ngantuk, tapi kebangun lagi, trus ketiduran lagi.
Pepohonan
Deretan gunung es
Pemandangan dari dalam mobil
Jalan dan gunung es
Kalian harus melewati Arthurs Pass apabila melakukan road trip dari Christchurch ke Fox Glacier. Arthurs Pass ini sendiri adalah jalan di Pulau Selatan (South Island) New Zealand yang tertinggi (diatas permukaan laut) yang berada di celah-celah pegunungan Alpine. Jauh sebelum surveyor Arthur Dudley Dobson menemukan jalan ini pada tahun 1864, Arthurs Pass dikenal suku Maori sebagai rute antara timur dan barat untuk mencari makanan dan hewan perburuan.
Arthurs Pass
Karena kebelet pipis dan menemukan pemandangan indah sebuah danau yang diapit pegunungan gersang, kami akhirnya mampir dulu ke Lake Lydon. Pemandangannya subhanallah indah. Udah nggak tau lagi mau mendeskripsikan seperti apa. Kalian bisa melihat hamparan tanah gersang, diapit dua gunung besar, dengan suhu udara dibawah 10 derajat, dan angin berhembus kencang disini. Akhirnya, tempat ini menjadi salah satu spot untuk berfoto dan bernarsis ria dengan latar belakang gunung, danau, dan yang pasti Toyota Highlander. Kami berfoto berpuluh gaya, walaupun yang saya posting hanya satu gaya saja, hahaha.
Lake Lydon
Gaya doloo
Setelah puas berfoto, saya dan Anis ke WC umum. Duh, saya sarankan kalian kalau nggak kebelet banget mending nggak usah ke WC umum deh. Selain karena nggak ada air sama sekali, kalian juga bisa menemukan pemandangan yang luarr biasaa jorok. Hueek!! Saya terpaksa nggak melepas kaca mata hitam, menutup hidung dengan tissue basah yang wangi, dan teuteuup aja mau muntah. Anis apalagi, baru diceritain aja dia udah mau muntah apalagi liat sendiri. Pokoknya kami nggak melepas kacamata deh. Cukup sekali kesini, mendingan nahan pipis. Duh, jadi teringat lagi. OMG!
Mau ke WC
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan melewati Great Alpine Highway. Selama berkendara disini, kalian akan terus-menerus melihat jejeran gunung Alpine dengan puncak yang diselimuti es yang subhanallah sangat indah. Nanti di sisi jalan kalian akan melihat bebatuan seperti Stone Henge yang bersusun secara alami bernama Castle Hill. Karena unik, seperti biasa kami melipir dulu untuk berfoto. Tapi saya foto dari jauh karena kalau mau mendekat kesana kayaknya agak sedikit jauh deh. Ada WC umum juga sih disini cuma saya udah kapok! No more...
Jalan menuju Castle Hill
Castle Hill
Kalau kalian sempat Caving, kalian bisa ke Cave Stream yang berada di dekat Castle Hill. Nanti kalian akan tembus ke Arthurs Pass National Park. Sayangnya, karena keterbatasan waktu, saya nggak bisa melakukan eksplorasi di daerah itu. Setelah berfoto di Castle Hill, kami lalu melanjutkan perjalanan. Karena udah sore dan lapar, dan kami menemukan jejeran Cafe di sisi gunung es, kami pun mampir. Kalian tau, daerah itu dinggiiiinnn banget. Duh, saya turun dari mobil, langsung buru-buru masuk ke Cafe. Kalau kelamaan di luar saya bisa beku. Oh ya, sewaktu mau buka pintu mobil, ada beberapa burung KEA bertengger di pintu mobil dan tiba-tiba mematuk-matuk atap mobil. Kami semua syok karena mobil jadi lecet, tapi untung beli asuransi Full Risk. Hadewwh, kalau lecet di patuk burung, diganti nggak ya? Harusnya sih diganti.
Deretan penginapan, rumah, dan Cafe
Jalanan dan kabut
Pose kedinginan
Seperti biasa, Cafe di New Zealand memang menyediakan berbagai sandwich dan croisant untuk makan siang dalam porsi super besar. Walaupun makannya sandwich dan nggak makan nasi, kalian bisa kenyang banget juga makan beginian. Hampir selalu saya memilih Salmon Sandwich karena emang enakkk banget sih.
Plang toko
Sewaktu jam 5 sore, pelayan Cafe bilang kalau mereka akan segera tutup dan kita nggak perlu buru-buru menyantap makanan karena mereka bakalan tetap nungguin kita. Tapi kan karena udah di warning begitu, tetap aja makan jadi buru-buru. Setelah selesai makan, ke toilet sebentar (daripada harus ke WC umum?), lalu kami keluar dari Cafe. Suhu bertambah dingin tapi saya dan teman-teman sempat-sempatnya berfoto dimana-mana.
Dari dalam Cafe
Di dalam Cafe
Setelah puas berfoto, perjalanan dilanjutkan. Kali ini kami masuk ke gunung es dan jalanan mulai bersalju. Mana waktu itu hujan turun dan membuat suasanya jadi super gloomy, berkabut, dan mendung. Duh, secara saya belum pernah melihat es serut (salju) sebanyak itu, jadi kami mampir dulu untuk berfoto dan merekam video. Seneng banget bisa main salju dan merasa kedinginan di suhu mungkin sudah minus. Saya udah gemetaran kedinginan tapi tetap bahagia lihat salju.
Foto sama Alys
Gunung Es
Setelah puas, kami jalan lagi. Oh ya, kalian harus selalu memastikan bensin dalam keadaan full kalau melakukan road trip ya. Nggak lucu banget kehabisan bensin di tengah gunung es yang pastinya nggak ada apa-apa. Apalagi menjelang malam, nggak ada lampu jalan juga sehingga suasana sangatttt gelap. Kami tiba di kota Franz Josef terlebih dahulu pukul 8 malam dan melihat udah nggak ada Cafe buka. Karena takut bookingan hotel hangus, kami lanjut dulu ke kota Fox Glacier dan berasumsi ada Cafe yang buka. Sayangnya nggak ada satu pun Cafe buka. Terpaksalah malam ini kami makan Popmie dan sossis, hahaha.
Sewaktu mau cek in Mt Cook View Motel, ternyata resepsionis Motel tutup jam 8 malam sehingga dia meninggalkan bungkusan di depan pintu bertuliskan nama saya dan peta arah menuju Motel. Hampir di seluruh New Zealand jam tutup resepsionisnya hanya sampai pukul 8 malam, tapi mereka tetap akan meninggalkan bungkusan berupa kunci Motel dan kode akses WIFI (ini yang terpenting). Malam itu, kami semua hanya bisa makan popmie dan sozzis untuk mengisi perut. Ditambah beberapa coklat saja. Sebenarnya di Motel kami bisa masak karena ada dapur dan rice cooker. Akhirnya bertekad besok mau belanja ke super market untuk masak makan malam. Kami udah agak malas makan di Bar atau Pub karena pasti cuma ada cemilan yang nggak kenyang.
Suhu di Fox Glacier dibawah 5 derajat dan saya udah merasa agak terbiasa dengan suhu dingin. Akhirnya saya Whatsapp Call ke Mama di luar Motel hanya dengan baju kaos, jeans, dan kerudung biasa. 10 menit, 15 menit, sampai 30 menit masih tahan. Bahkan Mama sampai bilang, "Nanti sakit, jangan aneh-aneh!" Saya tetap bertahan sampai 1 jam, lalu ngacir masuk Motel. Udah nggak tahan lagi kedinginan, hahaha. Yang nggak enak di Motel ini adalah toilet dipisah, jadi agak susah karena WCnya nggak ada air.
Setelah mandi dan mau tidur, saya baru ngeh ternyata besok kalau mau naik helikopter harus ke Franz Josef. Ya elah malah balik lagi ke kota tadi. Tau gitu kan sewa Motel di Franz Josef aja. Huff, mau gimana lagi. Baiklah, karena besok mau naik helikopter jam 9.30 pagi, kami harus bangun pagi nih. Sampai jumpa!
1 comments:
Post ini di sponsori oleh...
Toyota, Popmie dan soziz :P
hahaha... dah lama ga makan popmie.. jadi ingiin..
Posting Komentar