Setelah dua minggu pulang dari 2 negara eksotis demi misi mengkhatamkan Asia Tenggara, akhirnya saya menuliskannya juga di blog tercinta ini. Maklumlah, masih ada banyak antrian posting yang harus saya tulis terlebih dahulu baru bisa memposting cerita perjalanan saya yang hanya berdua dengan Anida. Sebenarnya ini rencana jalan-jalan kita 2 tahun yang lalu, tapi abangnya Nida menikah di tanggal yang sama. Jadi harus merelakan uang satu juta melayang sia-sia. Saya beberapa kali merelakan tiket hangus begitu saja, tapi semua pasti ada penyebabnya.
Kami harus berangkat ke Kuala Lumpur dari Jakarta jam 6.15 pagi. Kebayang nggak saya jalan dari Depok jam berapa? Jam 2.30 subuh. Haduwh, untung malamnya saya udah tidur dari jam 8, jadi lumayan bisa istirahat sejenak. Seperti biasa, kalau harus terbang terlalu pagi, biasanya saya nggak mandi dulu, hihihihi. Perjalanan ke bandara sepi banget, dan saya hanya menempuh waktu sejam ke Soekarno Hatta Airport. Saya masih menunggu Nida beberapa menit, baru deh kami cek in bareng. Rasanya agak dejavu, karena baru sebulan yang lalu saya berangkat ke New Zealand, sekarang sudah jalan-jalan lagi. Alhamdulillah sudah punya waktu.
Pose dulu di pesawat |
Airasia sempat delay beberapa menit, lalu kami pun terbang menuju Kuala Lumpur. Masih terasa dejavu sewaktu menginjakkan kaki di bandara KLIA2 lagi. Mungkin karena selang waktunya singkat banget dari jalan-jalan ke New Zealand dengan ke Cambodia. Setelah proses imigrasi, kami mengambil koper, cek in lagi, lalu mampir ke pertokoan yang ada di bandara. Banyak banget diskon yang membuat saya membeli tas dan kaos kaki H&M dengan total RM 50. Duh murah banget. Ini belum apa-apa udah belanja aja. Karena khawatir hasrat ingin belanja semakin membesar, saya memutuskan langsung proses ke imigrasi dan menunggu di ruang tunggu. Paling nggak disana nggak ada barang yang pengen dibeli, hihihi.
Siem Reap dari atas |
Setelah menunggu beberapa saat, kami pun terbang ke Siem Reap. Rasanya gimana gitu karena kami sama sekali nggak punya pengetahuan tentang negara ini selain Angkor Watnya. Selama perjalanan saya tidur, sedangkan Nida masih ketakutan sendiri dengan turbulensi pesawat yang agak seram. Tapi karena udah biasa turbulensi, saya jadi nggak begitu ketakutan lagi. Sekitar pukul 3 sore, kami tiba di bandara Siem Reap International Airport. Bandaranya kecil, mungkin seperti bandara di Bandung.
Bandara dengan tulisan yang sulit sekali |
Suasana bandara nggak crowded tapi nggak sepi juga. Sewaktu kami proses ke imigrasi, ternyata kami lupa menuliskan satu formulir lagi, sehingga harus minta dulu ke petugas yang berdiri di situ. Oh iya, nggak semua negara bebas visa ke Kamboja karena saya melihat beberapa turis harus membayar Visa on Arrival sebelum proses ke imigrasi. Setelah passpor di cap, kami mengambil bagasi, lalu memesan taksi seharga $20 ke hotel. Oh ya, saya sempat menukar uang Cambodia Riel senilai 1 USD = 4000 riel karena mengira kalau belanja di Cambodia harus pakai uang lokal. Ternyata semua pembayaran disini menggunakan uang USD. Lumayan juga tuh nilai tukarnya.
Taksi bandara |
Taksi yang kami sewa adalah mobil Lexus keluaran tahun 2000an kali ya. Mewah sih, tapi terlihat agak jadul. Kebayang kalau di Indonesia taksinya pakai Lexus, berapa bayarannya? Supirnya bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar dan orangnya juga sangat ramah. Saya dan Nida jadi nyaman dan merasa kalau orang disini baik-baik (Insya Allah baik semua).
Suasana di bandara |
Hanya mungkin 15 menit, kami sudah sampai ke hotel Avalon Boutique and Spa. Cepet banget yah. Resepsionis hotel juga lancar banget berbicara bahasa Inggris, bahkan dia menawarkan untuk mengantar kami makan di Muslim Restaurant di sekitar Night Market. Sayangnya, hotel ini nggak ada lift (elevator), jadi koper kita diangkatin oleh pegawai hotel. Enaknya di hotel ini, pas di depannya ada bioskop (walaupun nggak bakalan nonton disitu juga sih).
Baiklah, saya dan Nida mandi dulu untuk bersiap menuju Pub Street dan Night Market. Udah gerah banget, dari semalem belum mandi karena jam terbang pesawat terlalu pagi. Nanti saya cerita lagi ya. Sampai jumpa.
2 comments:
Keren mbak, udah mengkhatamkan Asia Tenggara aja nih.
Duh Mbak Mutia, bikin ngiler halan halan terus :D
Posting Komentar