Setelah selesai berkeliling Angkor Wat, hari pun mulai cerah, dan perut mulai lapar. Mana kebelet pipis lagi. Si Lychee (sopir kami) bilang kalau dia akan menunggu di parkiran depan candi sambil menikmati sarapan. Saya juga memutuskan untuk sarapan di parkiran. Yang sialnya adalah sekitar tempat makan banyak banget anjing yang suka mengendus-endus pengunjung yang datang. Otomatis saya teriak! Selain karena takut anjing, saya males banget ntar dijilatin lagi, hiiiiii! Saya beberapa kali bilang sama pelayan tempat makan kalau saya nggak suka anjing dan saya nggak bisa makan kalau diendus terus-menerus sama anjingnya. Pelayannya mungkin nggak ngerti bahasa Inggris, jadi cuma mengusir anjing seadanya aja. Saya nggak menikmati makan, seolah-olah hanya memasukkan makanan, mengunyah sedikit, menelan, dan minum air. Setelah itu saya bayar dan kabur ke parkiran mobil.
 |
Pintu masuk Angkor Thom |
Saya bilang ke Lychee supaya kita mampir ke WC dulu. Sialnya lagi, di toilet umum pun ada anjing yang sedang santai duduk di depan pintu wc. Haduwh, mati deh! Tapi berhubung kebelet banget, udah nggak peduli lagi sama anjing, saya masuk aja ke toilet. Selesai dari toilet, Lychee mengantar saya ke reruntuhan candi Angkor Thom. Menurut saya candi yang satu ini agak menyeramkan karena ada prasasti wajah timbul di setiap sudut bangunannya. Kebayang kalau malam-malam kesini, pasti banyak hantu >_<!
 |
Pintu Masuk Angkor Thom |
Sebelum masuk ke Angkor Thom, ada seorang guide yang menawarkan jasanya pada kami untuk berkeliling Bayon Temple. Harga yang dia tawarkan awalnya $15 dan saya bilang nggak mau. Akhirnya turun jadi $10 karena dia memang bukan guide resmi komplek Angkor. Lumayan lah pakai guide supaya ada yang ceritain sejarah dan ada juru foto juga, hahaha. Sedikit tentang komplek Angkor Thom yang secara harfiah berarti "Kota Besar", adalah reruntuhan kompleks ibu kota kerajaan Khmer kuno di Kamboja. Angkor Thom melingkupi bagian tengah kompleks kota kuno Angkor. Ibu kota ini didirikan oleh raja Jayawarman VII dan mencakup kawasan seluas 9 km².
 |
Tampak depan |
Di kawasan Angkor Thom terdapat beberapa monumen dari masa sebelumnya. Reruntuhan di dalam kompleks kota ini antara lain berbagai candi-candi dan istana-istana, serta terdapat arca-arca yang besar. Pada pusat kota ini berdiri candi Bayon (tempat yang saya kunjungi ini), candi Lokeswara, sementara situs-situs arkeologi penting lainnya berhimpun di sekitar lapangan kejayaan, semacan alun-alun tepat di sebelah utara candi Bayon. Kalau kalian mau, bisa dikelilingin semua candi dalam satu hari seperti yang saya lakukan, tapi super duper tepar!! Saya aja karena nyasar, makanya bisa mengelilingi semua candi. Nanti di postingan berikutnya akan saya ceritakan bagaimana suka dukanya terjebak diantara candi-candi tanpa tau dimana jalan keluar (saking luasnya tempat ini).
 |
Arca perang di Bayon Temple |
 |
Diantara reruntuhan |
Angkor Thom didirikan sebagai ibu kota kerajaan Jayawarman VII, dan menjadi pusat kegiatan pembangunan monumental. Satu prasasti yang ditemukan di dalam kota ini mengibaratkan Jayawarman sebagai mempelai pria, sementara kota ini sebagai pengantinnya. Angkor Thom bukanlah ibu kota pertama Khmer di kawasan ini. Kota sebelumnya Yasodharapura, yang dibangun tiga abad lebih awal, berpusat beberapa kilometer barat laut dari Angkor Thom. Pada perkembangannya Angkor Thom menyerap dan mencakup bagian kota ini. Beberapa candi dari masa awal di dalam kota ini adalah Baphuon dan Phimeanakas, yang kemudian masuk ke dalam kompleks istana kerajaan. Khmer tidak membedakan secara jelas antara Angkor Thom dan Yashodharapura: bahkan pada prasasti abad ke-14 Masehi kota ini masih disebut dengan nama Yasodharapura. Nama Angkor Thom "kota besar" mulai digunakan pada abad ke-16 Masehi.
 |
Reruntuhan |
 |
Prasasti wajah |
 |
Wajah diatas menara |
Candi yang akan kami ekplorasi ini adalah Bayon Temple dimana ciri khasnya adalah prasasti wajah raja Jayawarman VII sebanyak 216 buah yang berukuran raksasa dengan ekspresi tenang, teduh, dan anggun, terukir pada menara-menara candi yang mengelilingi puncak utama. Banyak banget kan? Dari beberapa artikel yang saya baca, prasasti wajah ini sangat unik karena melambangkan keagungan raja dan kehebatannya dalam berkuasa. Kalau menurut saya sih seram banget ada muka di dinding candi, hiiiii! Secara saya bukan arkeolog, jadi nggak tau unik dan kerennya dimana. Menyeramkan sih iya~~~
 |
Patung Buddha |
Kemiripan 216 wajah berukuran besar pada menara candi dengan patung raja membuat para sejarahwan menafsirkan bahwa wajah ini adalah perwujudan wajah sang Raja Jayawarman VII sendiri. Penafsiran lain menganggap bahwa wajah-wajah ini merupakan perwujudan bodhisatwa welas asih Awalokiteswara atau Lokeswara. Kedua hipotesis ini tidak dapat dipandang berdiri sendiri. Menurut sejarahwan Angkor George Coedès, Jayawarman tetap teguh setia dengan tradisi para raja Khmer yang menganggap diri mereka sebagai "dewaraja" (dewa-raja), hal yang membedakan adalah raja-raja pendahulunya yang menganut agama Hindu mengaitkan diri mereka sebagai penitisan Siwa dan mendirikan lingga sebagai lambang Siwa, atau sebagai Wisnu sebagaimana diwujudkan di candi Angkor Wat, sementara Jayawarman yang menganut agama Buddha mengaitkan dirinya sebagai penitisan Buddha sekaligus Bodhisatwa.
 |
Smooch |
Saya sempat menyuruh Guide untuk mengambil best pictures dari setiap sudur candi. Tapi setelah lihat hasilnya, memang sebaiknya saya sendiri yang pakai kamera. Guide juga bilang kalau para turis suka banget berfoto dengan gaya seolah-olah sedang mencium wajah prasasti. Semula saya sama sekali nggak terbersit ide berfoto bergaya seperti itu, tapi boleh dicoba. Pokoknya kami jadi mengambil banyak foto dengan gaya mencium prasasti, mengupil hidungnya, mengelus pipinya, macam-macam deh. Tapi semua dari jauh kok, karena kalau dari dekat, prasastinya tampak sangat seram.
 |
Guide nyuruh gaya begini |
Pada permulaan abad ke-20, École Française d'Extrême-Orient memprakarsai pemugaran candi ini, memugar berdasarkan teknik anastilosis. Sejak 1995 kelompok konservasi yang disponsori pemerintah Jepang, Japanese Government team for the Safeguarding of Angkor (JSA) mengambil alih proyek pemugaran dan menjadi badan pelestarian candi Bayon utama yang menggelar simposium tahunan. Beberapa dari pilar candi ada yang memang dibangun baru, tapi strukturnya jadi kurang kuno (kalau candi yang bikin keren ya ke'kuno'an-nya itu). Guide bilang, kalau restorasi candi seperti ini memang nggak bisa 100% ke bentuk aslinya. Apalagi semua restorasi tempat bersejarah di dunia berada di bawah naungan dan kontrol dari UNESCO. Yang saya ingat, kalau tangga candi udah runtuh nggak boleh dibangun tangga baru. Harus pakai tangga kayu saja.
 |
Bayon Temple |
Baiklah, nanti saya posting cerita saya nyasar di komplek candi. Sampai jumpa!
1 comments:
sempet nungguin matahari terbit ngga di angkor wat? cantik banget ya
Posting Komentar