Kawasan Angkor Thom sangat luas menurut saya. Setelah janjian dengan si Lychee (sopir) untuk ketemuan di parkiran depan Bayon Temple, ternyata kami nyasar. Kalian tau, kesasar di komplek Angkor Thom sama saja dengan masuk labirin di siang bolong. Kalau mengikuti petunjuk jalan, siap-siap kecapekan turun naik tangga (tangga candi itu tinggi-tinggi) dan keluar masuk hutan. Semula kalian akan takjub melihat reruntuhan candi yang super keren. Tapi kalau udah nyasar? Fokus kalian bakalan berubah ke mencari jalan keluar dan kelelahan.
 |
Di depan Baphuon Temple |
 |
Baphuon dari samping |
Luas wilayah reruntuhan Angkor Thom hampir 2 km, sehingga banyak sekali tempat untuk dieksplorasi. Kawasan ini memiliki lima gerbang monumental dengan tinggi 20 m dan dihiasi dengan prasasti belalai gajah, dan motif favorit raja empat wajah Avalokiteshvara. Setiap pintu gerbang diapit dengan patung-patung dari 54 dewa di sebelah kiri dan 54 setan di sebelah kanan (ada di foto postingan Bayon Temple) yang merupakan dari mitos Hindu dari Churning of the Milk-Ocean (digambarkan di terkenal relief di Angkor Wat).
 |
Cerita Baphuon |
Sebelah utara dari Bayon adalah Baphuon, sebuah kuil yang dibangun pada tahun 1066 yang dalam proses pemugaran untuk memberikan pengunjung gambaran seperti apa konstruksi candi yang masih asli. Awalnya saya menaiki tangganya sampai ke puncak dan sempat beristirahat karena lelah. Lalu jalan lagi melanjutkan perjalanan.
 |
Baphuon Temple |
 |
Pohon aneh kayak manusia |
Karena saya buta arah mata angin, saya nggak tau deh mana selatan, timur, barat, dan lainnya. Tapi karena Gerbang Timur adalah tempat syutingnya film Tomb Raider, cuma pintu ini saja yang saya ingat, hahahaha. Menurut saya sih pintu yang satu ini agak seram. Selain karena sepi, banyak pohon rindang, dan kita hanya bisa berjalan kaki untuk masuk kesana. Nggak usah ngebayangin kalau main kesini di malam hari, hiiiiiii!
 |
East Gate |
Phimeanakas Temple, yang terletak di lokasi istana kerajaan "yang sudah hilang", adalah representasi piramida lain dari Mt. Meru. Sebagian besar fitur dekoratif sudah rusak atau hilang, tetapi bangunan ini masih bisa dinaiki untuk dieksplorasi. Kalau menurut pendapat saya sih, candi yang satu ini terlihat kesepian, karena diam sendiri tanpa ada yang naik ke atasnya. Apalagi banyak lumut yang tumbuh di sela-sela dinding candi. Serem sih sebenarnya, hihihi.... Sebenarnya ketika tiba di candi ini, saya sudah berkesimpulan kalau kami nyasar. Tapi ada juga 2 orang cewek Jepang di belakang kami yang terlihat nyasar juga. Ya iyalah nyasar, kan mereka ngikutin kita jalan, hahaha. Sewaktu kami beristirahat, mereka ikut-ikutan istirahat. Mana mereka bawa kamera pro dengan lensa gede banget lagi.
 |
Phimeanakas Temple |
Setelah dari East Gate, kami menemukan Elephant Terrace, sebagai tempat apabila pihak kerajaan menggelar acara yang digambarkan dengan gajah dan garuda (makhluk mirip burung di mitos Hindu). Setelah itu kalian akan menemukan The Terrace of the Leper King, yang merupakan platform dekoratif yang dihiasi oleh patung yang dikelilingi oleh empat patung yang lebih rendah. Masing-masing menghadap jauh dari patung pusat. Tokoh sentral mungkin penguasa Khmer yang diduga meninggal karena kusta, baik Yasovarman I atau Jayavarman VII.
 |
Tempat acara kerajaan |
 |
Elephant Terrace |
 |
The Terrace of the Leper King |
 |
Bagian dari The Terrace juga |
Sampai Elephant Terrace, kaki udah mulai pegal banget, air minum habis, dan muka memerah karena kepanasan. Ternyata perjalanan belum selesai juga. Saya duduk (cewek Jepang itu ikut istirahat juga), dan disebelah saya ada pasangan bule' yang udah keringatan banget dan tampak sangat kelelahan. Sebenarnya untuk mengelilingin semua tempat ini kalian bisa membeli tiket Two Days Pass atau Three Days Pass. Jangan seperti saya yang menghajar semua candi dalam waktu setengah hari. Tepar deh!
 |
Pagar |
Saya melihat beberapa bule' berjalan keluar komplek candi dan melompati pagar batas untuk keluar. Seolah seperti mendapat ilham, saya pun mengikutinya. Sewaktu ngeliat peta sih, tinggal satu atau dua candi lagi untuk kita jelajahi tapi tenaga udah terbatas banget nih. Jadi saya dan Nida menyerah saja dan keluar dengan melompati pagar. Di seberang pagar ada gerai penjual minuman yang terlihat menggiurkan. Tanpa berpikir panjang lagi, saya langsung mampir kesana. Saya memesan Iceblend jus nenas yang enaaak banget. Sekalian makan cemilan untuk menahan rasa lapar. Ketika meneguk minuman, rasanya seluruh tubuh tersiram deh. Enak banget. Agak mengherankan cuaca di Siem Reap yang tadi pagi hujan deras dan siang harinya panas terik.
 |
Nongkrong di gerai minuman |
Selesai minum jus, kami ke parkiran untuk mencari Lychee. Disini saya baru sadar kalau sopir kami agak suka flirting dan lama-lama jadi jijay. Mana dia suka ngaca di kacamata Ria Miranda saya yang memang seperti cermin. Pas ngajak kami selfi aja sudah kayak mau dipeluk, ampun dah! Terpaksa deh saya dan Nida mengaku sudah menikah. Yang mengherankannya lagi, dia malah mempertanyakan kenapa kami nggak punya anak dan dia ingin 'mengajarkan caranya'. Duh, ni orang 'agak agak' deh.
 |
Tempatnya cakep |
Awalnya saya ingin naik balon udara, tapi Nida nggak mau ditinggal sendirian dengan Lychee dibawah. Saya maklum sih karena si Lychee rada-rada begitu. Saya ajak naik balon udara bareng juga si Nida nggak berani. Ya sudahlah, akhirnya kami mampir lagi ke Muslim Restaurant dan nongkrong disana sampai jam 6 sore. Awalnya si Lychee bilang nggak tau dimana Muslim Restaurant sampai saya pinjam hp-nya untuk pakai Google Maps (sempat bingung karena keypad di hp-nya tulisan aksara Kamboja -_-). Baru deh dia mau nganterin kami, pakai acara sok curiga kalau saya melihat foto-foto dia di hpnya. OMG!
Sesampai di Resto Muslim, kami menurunkan koper dan membayar Lychee $30 dulu, baru nanti $5 setelah mengantar kami ke bandara. Di resto ini kami makan makanan khas Kamboja lagi bernama LokLah. Sejenis nasi goreng kampung yang dicampur dengan paprika dan disajikan dengan oseng ayam atau daging. Saya dan Nida juga memesan jus anggur dan jus semangka yang sedapppp banget deh.
 |
Loklah ayam dan sapi, jus semangka dan jus anggur |
Untung pemilik Restonya baik, jadi kami boleh nongkrong disana sekalian shalat dan pakai WIFI sepuasnya. Mungkin karena kita pesan makanan juga kali yah, jadi mereka nggak komplain. Bahkan ada pelayan Resto bernama Zaki yang guantengg banget dan enak diajak ngobrol. Dia sangat suka tersenyum lho. Duh, saya lemah dengan cowok ganteng, hahaha.
Baiklah, nanti saya cerita lagi tentang perjalanan saya menuju Vietnam. Sampai jumpa!
1 comments:
Waduh itu orang mesum banget -..-"
Jangan lupa bawa semprotan cabe kak :v
Posting Komentar