Pukul 6 sore, Lychee (sopir mobil yang kami sewa) datang menjemput kami. Saya dan Nida pamitan kepada pemilik Resto yang sudah berbaik hati mau menampung kami karena, sekalian nebeng WIFI. Kali ini Lychee nggak ngeselin dan nggak terlihat mesum juga dia, jadi 'agak' aman. Lychee menyuruh kami untuk meng-add Instagram dia dan saya nggak mau, hahaha. Sempat ngecek Instagram Lychee memang nggak aneh-aneh sih. Banyak pemandangan bagus yang dia foto cuma kami udah il-feel duluang sama dia.
Sesampai di Bandara Siem Reap, Lychee merentangkan tangannya dan bilang, "Gimme a hug?" Saya kaget, "What? No... No hug hug!" Dia jawab, "Why? It's OK to hug me while your husband don't know?" (Ceritanya saya ngaku udah menikah). Duh, ini orang emang udah aneh banget ya. Masa' dia nanya juga, "suami lo bakalan ngecek nggak kalau lo ngapain aja di Kamboja?" Ampun dah. Saya hanya bersalaman dengan dia dan salaman saya juga nggak dilepas-lepas. Duh, udahan dong drama ini, hahahaha. Setelah tangan saya dilepas, saya masuk bandara dan ternyata belum boleh check in. Saya dan Nida duduk di lantai seperti yang dilakukan banyak orang disini karena kursi tunggu bandara terbatas banget.
Setelah konter cek in buka, saya cek in, proses ke imigrasi, lalu duduk di ruang tunggu sebelum boarding. Sebelumnya sempat mencari souvenir untuk keluarga dan teman, sekalian menghabiskan uang koin Kamboja. Setelah menunggu beberapa saat, saya boarding pesawat Cambodia Angkor Air. Kalian tau, ternyata pesawatnya kecil, yang hanya satu deret 4 kursi. Padahal harganya mahal sampai 1.7jt, huff! Perjalanan dengan pesawat memakan waktu 1 jam 15 menit. Alhamdulillah kami mendarat dengan selamat di Ho Chi Minh City. Bandara Tansonhat ini sangat besar, beda jauh dengan bandara di Siem Reap.
Setelah proses imigrasi (akhirnya punya stempel negara Vietnam) dan mengambil bagasi, saya lalu berjalan menuju konter taksi. Daripada naik bus takut nyasar, ya udah pesan taksi aja. Tarif taksinya VND 220,0000. Setelah membayar, kami diantar menuju parkiran taksi. Saya bilang sama petugasnya kalau mau beli Burger King dulu karena udah lapar banget. Baru setelah itu kami naik taksi ke Dragon Place 3 Hotel. Sepanjang perjalanan, saya menikmati pemandangan kota Ho Chi Minh di malam hari. Kurang lebih seperti kota Bandung dimana banyak jalan yang agak kecil dan nggak begitu macet. Jalan di depan hotel kami aja kecil, walaupun sebenarnya hotelnya lumayan keren.
Sewaktu cek in, resepsionis bilang kalau kamar kami akan di upgrade karena stok untuk twin bed sudah habis. Alhamdulillah, rejeki anak sholehah dapat kamar gede dengan 3 ranjang untuk 3 orang. Kamarnya termasuk mewah dan luas banget. Padahal harganya cuma Rp. 300rb permalam. Karena sudah lapar banget, sebelum beberes barang, saya dan Nida menyantap Burger King terlebih dahulu. Duh, rasanya enak banget deh makanan kita. Mungkin karena udah lapar banget kali yah.
Selesai makan, kami mandi, beberes sebentar, lalu tidur. Saya sempat menyetel alarm jam 5 pagi. Ketika alarm berbunyi, saya matikan, lalu pindah ranjang. Hahahaha. Bingung juga pas sadar kok malah tidur di kasur yang berbeda. Akhirnya setelah benar-benar bangun, saya foto dulu deh suasana kota Ho Chi Minh dari jendela kamar saya.
![]() |
Ho Chi Minh City |
Selamat datang di kota terbesar di Vietnam. . .
2 comments:
anyway, ibukota vietnam bukannya Hanoi ya mut?
@R. Melati : iya uda di edit hahahahahha
Posting Komentar