November 19, 2016

From Hanoi to Jakarta

Perjalanan dari Nihn Bihn ke Noi Bai International Airport (bandara internasional di Hanoi) memakan waktu 2 jam. Saya dan Nida hanya tidur saja sepanjang perjalanan dan tau-tau udah sampai ke bandara. Sekali-kali terbangun karena sinar matahari langsung ke muka saya, sehingga saya berpindah posisi atau menutup muka. Hari itu panas banget, saya sampai berkeringat di mobil. 

Sesampai di Bandara, Jacky tetap mengantarkan kami sampai konter cek in. Enaknya di beberapa bandara luar negeri, orang lain boleh mengantarkan kita sampai ke konter cek in. Kalau di Indonesia kan nggak boleh. Eh, di Kuala Namu Medan boleh sih. Yang nggak boleh itu masuk ke ruang tunggu. Kami cek in jam 10 pagi dan petugas maskapai bilang kalau pesawatnya delay 15 menit, jadi berangkat jam 12.30 siang. Ya kalau cuma 15 menit sih nggak apa-apa kali yah.
antri cek in
Setelah check in, saya melunasi uang tur Nihn Bihn ke Jacky, lalu kami pun berpisah. Sampai jumpa lagi ya Jacky (dan yang Jacky tau kalau umur kami 25 tahun, hahaha). Sebelum masuk ruang tunggu, saya mampir ke toilet dan ketemu orang Malaysia. Dia menyapa saya pakai bahasa Melayu dan mungkin karena saya kurang tidur dan kurang aqua, saya jawab malah pakai bahasa Inggris. Bapak itu malah bilang, “Cemmana, saya pake bahasa Melayu, kamu malah jawab English.” Saya dan Nida malah ketawa ngakak. Bapak itu bilang kalau dia baru dari Da Nang, dan saya bercerita tentang Da Lat. Kata dia Airasia nggak ada ke Da Lat. Secara kami ke Da Lat kan naik pesawat dari Ho Chi Minh.

Saya dan Nida sempat beli coklat untuk menghabiskan recehan VND, baru proses ke imigrasi dan masuk ke ruang tunggu bandara. Ah sulit untuk berpikir kalau sebentar lagi liburan akan segera usai. Nggak lama kemudian, kami boarding dan mengucapkan sampai jumpa lagi Vietnam. Seperti biasa, sebelum pesawat terbang pun, saya udah tertidur. Lalu terbangung karena makanan datang, lalu tidur lagi. Nggak terasa karena tidur terus, kami akhirnya tiba di bandara KLIA. Bandara yang satu ini memang diperuntukkan untuk pesawat full service, tapi sebenarnya saya nggak suka karena antrian imigrasinya panjanggggg banget. Untung aja pesawat saya selanjutnya jam 22.00, jadi masih agak santai.

Setelah ambil bagasi, awalnya mau naik taksi ke KLIA2 karena kami pulang ke Indonesia naik Air Asia. Tapi supir taksi menyarankan kami naik KLIA Express Train aja karena murah cuma RM 2. Lagian kan nggak buru-buru juga. Akhirnya saya dan Nida turun ke lantai paling bawah melalui elevator, lalu beli tiket kereta. Jadi teringat MRT atau LRT yang nggak kami naiki sama sekali ketika di Kamboja dan Vietnam. Kami menunggu sekitar 5 menit baru kereta datang. Supaya dapat tempat duduk, Nida sengaja melempar tasnya ke bangku kosong (duh, orang Indonesia banget hahaha). Saya pun duduk, lalu kereta melaju kencang. Kayaknya cuma 2 menit doang, kami udah sampai ke KLIA2.

Di KLIA2, setelah mengambil troli. saya dan Nida masuk ke toko H&M untuk beli 3 tas titipan keluarga. Sengaja beli tas sebelum cek in karena nanti mau dimasukin semua ke bagasi (ada tas dalam tas). Mumpung tas di H&M waktu itu sedang diskon 50%, jadi enak kalau mau ngeborong. Keluar dari H&M, kami masuk ke VNC karena Nida mau belanja juga buat keluarganya. Nggak terasa, belanja begituan aja lumayan memakan waktu lama. Sekalian nunggu konter cek in dibuka. KLIA2 ini memang salah satu bandara favorit saya karena seperti Mall. Tempat makan banyak, toko-toko baju bermerk juga banyak, ah senang deh pokoknya. Sebelum cek in, kami membereskan bagasi dan berdoa supaya nggak kelebihan. Barulah kami mendorong troli menuju konter cek in. Saya dan Nida cuma beli bagasi masing-masing 20 kg dan total bagasi kami adalah 39 kg. Duh, paling serem nih kalau mepet-mepet, tapi untung masih pas.

Setelah cek in, saya dan Nida makan malam di Subway. Saya jadi teringat sewaktu mau berangkat ke New Zealand dimana kami makan Subway juga. Nggak terasa, ketika menulis ini, berarti udah 3 bulan berlalu sejak saya pulang dari New Zealand, negara yang sangat indah. Kami makan sandwich di Subway dengan lahap, lapar juga sih.

Setelah makan, kami proses ke imigrasi, lalu masuk ruang tunggu. Tiba-tiba ada pengumuman kalau pesawat ke Jakarta baru bisa boarding jam 12.30 malam. Duh, delaynya nggak tanggung-tanggung, 2 jam!! Saya dan Nida memilih untuk duduk di kursi, lalu tidur. Saya sempat tidur 30 menit karena khawatir dengan tas kami, takut ada yang ngambil kalau tertidur pulas begitu. Petugas Air Asia membagikan voucher yang bisa ditukar dengan makanan, sebagai kompensasi karena delay 2 jam. Jangankan mau nyari makan lagi, ngantuknya itu membuat lemes banget. Saya tetep duduk di kursi ruang tunggu sampai pengumuman boarding pesawat dikumandangkan. Saya membangunkan Nida, ke toilet dulu, baru boarding pesawat. Sepanjang perjalanan ke Jakarta saya tidur nyenyak dari terbang sampai mendarat.

Alhamdulillah sampai ke Jakarta dengan selamat. Walaupun harus tiba jam 2 pagi, tapi nggak apa-apa deh, toh besok juga masih bisa istirahat karena saya kan bukan orang kantoran lagi. Yang kasihan sih si Nida yang masih harus masuk kantor besoknya.

Baiklah, sekian cerita jalan-jalan saya di dua negara, Cambodia dan Vietnam. Nanti di postingan selanjutnya akan saya tulis budget yang saya habiskan selama disana ya. Sampai jumpa lagi :)

2 comments:

Unknown mengatakan...

Halo meutia.. Boleh tanya pake tour jacky itu tour apa ya??? Bole minta contactnya???

Thank you so much
Blognya bagus sangat membantu..

Meutia Halida Khairani mengatakan...

@yessy: saya pake vietnamuniquetours.com waktu itu :)

Follow me

My Trip