Setelah guide mengantarkan kami sampai di bandara Lien Khuong Da Lat, saya dan Nida nggak langsung masuk ke dalam karena harus merapikan belanjaan dulu. Pas di pintu masuk bandara, mumpung sepi juga, kita membongkar koper. Kebayang kan kami baru aja belanja kain sutra 20 meter, kain baju Vietnam 10 meter, dan semua harus muat di koper kecil. Untungnya, kain agak fleksibel, jadi bisa digulung-gulung, ditimpa-timpa juga. Pokoknya pada akhirnya cukup di koper saya.
Sewaktu masuk bandara, ternyata konter cek in belum buka karena kami kecepatan. Akhirnya saya dan Nida secara bergantian ke toko souvenir di bandara (belanja lagi), lalu mampir di Cafe untuk makan dan nebeng WIFI. Saya pengen banget makan Pho (mie khas Vietnam), tapi agak takut juga nggak halal. Saya pastikan dulu sama pelayannya kalau nggak ada babi, dan pelayan bilang memang kita nggak ada menu babi. Alhamdulillah bisa makan dengan tenang. Kalian tau, Pho di Vietnam itu enaaaak banget. Rasa kuahnya gurih, ditambah cabe dan sambal khas Vietnam. Beberapa kali makan di Kamboja dan Vietnam, saya memang nggak menambahkan Bon Cabe karena memang udah enak banget dan bumbunya pas. Pokoknya makanan di kedua negara ini cocok di lidah saya. Harga Pho-nya juga lumayan murah, sekitar Rp. 50rban.
![]() |
Pho |
Setelah makan, konter cek in dibuka dan bagasi kami berdua pas banget 30 kg. Karena naik Vietjet Airlines yang merupakan maskapai budget di Vietnam, kita harus beli bagasi juga. Awalnya berpikir mau beli 20 kg aja dibagi dua. Untunggg ajaaa jadi beli 30 kg. Kalau nggak kan udah kelebihan bagasi. Setelah cek in, kami masuk ke boarding gate. Hanya menunggu sebentar, lalu pesawat boarding deh. Seperti biasa, setiap pesawat mulai terbang, saya tidur. Dan saya bangun lagi kalau pesawat udah mendarat. Enak banget kan? Hihihi. Biasanya Nida nggak bisa tidur dan kerjaan dia cuma bolak-balik katalog makanan atau souvenir di pesawat. Saya sih udah mimpi kemana-mana.
Perjalanan ke Hanoi lumayan lama, hampir 2 jam. Mungkin karena kota ini berada di utara, sedangkan Da Lat di selatan. Sebenarnya saya sudah mengirim email ke pihak Hanoi Riverside Hotel, tempat kami menginap di Hanoi, untuk menjemput di bandara. Pihak hotel sendiri yang menawarkan jasanya dengan membayar $20, sekitar 450,000 VND. Ternyata sesampai kami di Noi Bai International Airport, yang jemput malah nggak ada. Saya udah memeriksa Whatsapp dan Email nggak ada balasan. Ya udah deh, saya pilih taksi aja dan membayar 400,000 VND. Awalnya sebelum saya konversikan $20 ke VND, saya mengira jasa jemput di hotel lebih murah. Ternyata malah lebih mending naik taksi di bandara aja. Saya kira 400,000 VND itu sama dengan $30, ternyata saya salah.
Perjalanan dari bandara ke Hotel lebih satu jam. Mana sopirnya agak nyebelin. Masa dia nelpon ceweknya di loudspeaker. Ya walaupun kita nggak ngerti dia ngobrolin apa, tapi kan males banget. Kenceng banget lagi suara loudspeakernya. Sewaktu kami sampai di depan hotel, sopir taksi nggak mau bawain koper ke lobby hotel. Saya langsung minta dia untuk angkatin kopernya, kalau nggak, nggak mau saya bayar dulu. Dia ogah-ogahan gitu angkatnya. Sewaktu saya mau bayar taksi, resepsionis hotel keluar dan bilang nggak usah bayar. Saya dan sopir taksi langsung heran. Saya bilang kalau ini taksi bandara, bukan taksi dari hotel. Setelah saya bayar, saya agak marah ke resepsionis karena dia bersikeras nyalahin saya kok nggak naik mobil jemputan hotel yang udah nungguin di bandara. Saya bilang kalau nggak ada balasan email, nggak ada pesan juga ke handphone saya. Dia ngecek email dan baru sadar kalau dia nggak balas email. Saya bilang aja tadi saya membayar taksi $30 dan dia stress gitu karena dia kira saya ditipu. Padahal taksi bandara ternyata lebih murah. Untung resepsionisnya cakep, jadi saya nggak bisa marah banget sama orang cakep, hahahaha.
Setelah menaruh koper, saya turun lagi untuk nyari makan. Agak ragu mau makan di pinggiran, nyari resto halal udah tutup. Ya udah deh mampir ke Circle K untuk beli beberapa sandwich tuna. Jadi teringat di New Zealand dimana saya makan sandwich melulu. Di Circle K, saya menemukan minuman Salty Lemon, itu apa enaknya rasa lemon asin. Ketemu es krim Milo juga. Berhubung mulai nggak enak tenggorokan, saya nggak makan es krim dulu deh.
![]() |
Lemon asin dan es krim milo |
Makanan kami bawa pulang ke hotel supaya bisa makan sambil internetan. Setelah makan, mandi, terus langsung tidur deh. Biasanya kami tidur jam satu malam dan bangun jam pagi. Kamar hotelnya agak sempit, apalagi barang kami berantakan. Besok paginya, kami mandi lagi, lalu sarapan jam 7.45 pagi. Awalnya udah naik ke lantai paling atas untuk sarapan sejak jam 7.30, tapi ternyata sarapannya belum siap. Mana kami bakalan dijemput Ha Long Bay Tour jam 8 pagi. Selagi sarapan, ruang makan mendapat telepon dari resepsionis hotel untuk mengabarkan kalau tour-nya udah jemput kita. Terpaksa sandwich yang kita pesan kita bawa untuk dimakan sambil turun ke lantai dasar menggunakan lift.
Kami berkenalan dengan guide bernama Jacky (lagi), dan dia memperkenalkan diri dengan cara yang sama dengan Jacky di Da Lat. "Hi, my name is Jacky like Jacky Chan!" Baiklah Jacky, tunjukkan pada kita semua keindahan Ha Long Bay. Stay tuned!
0 comments:
Posting Komentar