Desember 20, 2016

Aku Datang Memenuhi Panggilan-Mu Ya Allah

Ketika kalian membaca postingan ini, berarti saya sudah berada di ruang tunggu bandara Sultan Iskandar Muda International Airport Banda Aceh dan bersiap untuk perjalanan panjang selama kurang lebih 8 jam ke King Abdul Aziz International Airport, Jeddah. Alhamdulillah dapat penerbangan langsung dan nggak usah transit (biasanya transit di Kuala Lumpur) dan kata travel agentnya ini adalah penerbangan langsung pertama.

Perjalanan kali ini menurut saya lumayan berat. Deg-degannya udah mulai dari dua minggu sebelum umroh. Bahkan ngeliat ruko travel agent aja kayaknya langsung naik asam lambung, hahaha (lebay dikit). Bukan karena keinginan umroh yang selalu datang menghampiri tiap saat, tapi ada perasaan takut lupa rukun, lupa doa, rasa antusias mau melihat ka'bah, berziarah ke mesjid Rasulullah ﷺ , semua bercampur jadi satu. Kebayang biasanya saya hanya liburan ke luar negeri, mempersiapkan itinerary sendiri, tapi sekarang ada rukun yang harus dikerjakan dan kalau nggak ya batal.
User Guide dan uang Riyal
Ayah saya pernah bilang dulu, "Kalau ingin berpergian ke luar Asia, maka pergilah mengunjungi Ka'bah terlebih dahulu. Anggaplah Masjidil Haram adalah pintu keberkahan untuk berkeliling dunia. Ketuklah pintu itu, sehingga kamu bisa melihat Ka'bah dan berkeliling dunia." Pada kenyataannya saya sudah mengunjungi Australia dan New Zealand, tapi kata adik ipar saya dua negara tersebut di piala dunia masih masuk ke Asia. Baiklah, berarti saya anggap saya belum pernah keluar Asia dan saya harus pergi umroh. Saya berpikir betapa susahnya memantapkan hati untuk menuju tempat paling mulia di muka bumi ini. Belum lagi godaan tiket murah ke negara lain datang terus bertubi-tubi, baru beli 2 e-commerce yang membuat saya mendadak kere, dan salah satu Marketplace saya di suspend yang membuat income jauh berkurang. Jadi berpikir, memantapkan niat memang butuh usaha keras. Seolah-olah saya sedang diberikan ujian bagaimana cara menetapkan hati memenuhi panggilan Allah. Dan saya sudah memutuskan untuk tetap pergi apa pun rintangannya.

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً 
Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah.

Baiklah, cukup curhatnya. Saya akan membahas persiapan berangkat umroh. Mari disimak:

Vaksin Meningitis dan Flu
Semula saya mengira semua rumah sakit di Jakarta menyediakan vaksin ini. Setelah menelepon beberapa rumah sakit, hanya vaksin flu yang bisa di beberapa rumah sakit, sedangkan vaksin meningitis hanya tersedia di beberapa tempat sebagai berikut :
  1. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kls I Jakarta Area Perkantoran Bandara Soekarno Hata, Cengkareng Telp. 5502277 / 5506068
  2. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Halim Perdana Kusuma. Jln Jengki no 45 Rt 8 Rw 2 Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar, Cililitan Jakarta Timur. Telp. 8000166
  3. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kls I Tanjung Priok Jln. Nusantara No. 2 Tanjung Priok Jakarta Utara  14310  Telp. 021-43931045  Fax : 021-4373265   Email : info@kkptanjungpriok.net
  4. RS Persahabatan Rawamangun. Jl.Persahabatan Raya No.1 Rawamangun Jakarta Timur 132030. telp. 021-4891708
  5. RS Fatmawati. Jl. RS Fatmawati Cilandak, Jaksel Kode Pos 12430. Telp : 021-7501524
Persyaratan Vaksin Meningitis
1. Fotokopi Passpor
2. Foto 4×6 1 lembar
3. Fotokopi KTP

Biaya: Rp. 305.000,- (Desember 2016)

Kalian tau, mendapatkan vaksin meningitis susahnya minta ampuuun. Pertama kali saya pergi ke RS Fatmawati yang ternyata saya dapat antrian tanggal 25 Desember 2016, padahal saya datang tanggal 2 Desember 2016. Kalau kalian mau suntik disini, mending mendaftar sebulan atau dua bulan sebelumnya deh. Saya sampai harus kecewa berat karena nggak bisa vaksin di RS ini dan berbalik arah ke KKP Soekarno Hatta. Ternyata karena sudah siang, vaksin habis dan saya harus pulang lagi. Sempat kecewa dan mulai malas untuk datang lagi. Tapi mengingat pentingnya vaksin karena saya agak gampang sakit, jadi saya bela-belain harus vaksin.

Hari senin tanggal 5 Desember 2016 saya pergi ke KKP Halim Perdana Kusuma jam 5 pagi. Sopir Go-Car malah nggak tau jalan ke bandara Halim sampai akhirnya kami muter-muter 2 jam lebih. Duh, saya takut nggak dapat antrian lagi, tapi berusaha santai (tetap deg-degan juga sih). Alhamdulillah ternyata orang yang mau vaksin disini nggak sebanyak di Soekarno Hatta. Saya dapat antrian nomor 180 dan baru dipanggil vaksin jam 10.30. Lumayan juga lama nunggunya.

Bagian paling mengerikan dalam hidup saya memang berurusan dengan suntik. Saya sempat ketakutan tapi ketika disuntik eh malah nggak terasa apa-apa. Karena saya ada asma dan alergi, saya disarankan vaksin flu juga. Saya jalan ke apotik Cililitan dekat KKP Halim, makan siang dulu, baru mendaftar vaksin flu. Karena nggak antri, saya bisa langsung masuk ke ruang dokter. Kali ini ketika disuntik saya nangis kesakitan. Huuuu sakit banget ya Allah. Saya membayar Rp. 200,000 untuk vaksin flu.

Beberapa jam kemudian, dua lengan saya mulai nyeri. Karena malas pulang ke rumah dulu, saya main ke rumah teman di Tebet dan rencana hari ini kami mau main Ice Skating. Jangankan main, mau ngetik di laptop aja dua bahu dan lengan saya sakit banget. Teman saya juga nggak sengaja beberapa kali menepuk pundak saya dan saya nangis lagi kesakitan. Huuu, bekas suntiknya sakit banget. Ah pokoknya saya nangis aja deh seharian. Besoknya juga saya masih merintih nyeri sewaktu beberapa kali teman saya mencolek pundak saya di sebuah konferensi yang kami hadiri bersama. Saya bilang, "Aaah!" karena latah meringis kesakitan dan dia kaget juga sambil bilang, "Aaah sorry!". Jadi aja kami berisik di tengah-tengan konferensi dan untung pada nggak kenal. Lengan saya sembuh total 3 hari kemudian. Kebayang kalau cewek-cewek yang harus suntik vitamin C dua minggu sekali untuk membuat kulitnya cerah. Ah mending nggak usah!

Jadwal Menstruasi
Ini nih yang paling galau menurut saya. Biasanya jadwal mens saya sangat teratur kecuali kalau lagi stress. Nah, kadang saya sendiri nggak sadar lagi stress, tiba-tiba malah dapet. Menurut saya bulan ini adalah bulan paling stress tapi kok saya malah belum dapet? Bisa jadi juga kalau stress malah telat dapet. Duh, nggak enak banget udah jauh-jauh umroh, eh malah mens. Ya udah deh, saya minum obat Primolut N untuk menghentikan mens sementara. 
Obat
Di Jakarta, obat ini baru bisa dibeli dengan resep dokter. Karena saya udah males banget ke dokter, ya udah saya beli di Aceh aja. Beberapa dokter juga pendapatnya beda-beda untuk minum obat ini berapa kali sehari. Saya sampai memvoting dokter-dokter (kebetulan teman-teman dan saudara sendiri) dan akhirnya memutuskan untuk minum 1 kali sehari saja. Sekalian mempertimbangkan peringatan obat agar hati-hati diberikan kepada penderita asma. Ya Allah semoga obat ini berguna supaya benar-benar bisa beribadah.

Pakaian
Saya jadi harus beli beberapa baju longgar atau gamis, membongkar isi lemari untuk mencari terusan atau dress panjang, dan melihat beberapa inspirasi pakaian umroh untuk cewek seperti apa. Saya memang nggak punya kerudung jenis khimar, jadi saya mau mencoba nge-mix and match kerudung biasa dengan long dress. Say good bye untuk ripped jeans deh disana.

Belajar Umrah
Jujur saja saya nggak punya waktu untuk ikutan manasik umroh. Jadinya saya membeli buku Tata Cara Umroh Lengkap yang bisa menjadi panduan saya disana (User Guide). Sebagian besar doa saya memang sudah hafal karena memang nggak susah. Tapi rukunnya masih lupa-lupa ingat. Saya kira rukun umroh sama dengan Haji sampai ada lempar jumrah begitu dan yang membedakan hanya Wukuf di padang Arafah. Ternyata umroh hanya Ihram (buat laki-laki pakai pakaian ihram yang warna putih), Thawaf (mengelilingi ka'bah 7 kali berlawanan arah jarum jam), Sa'i (berjalan antara bukir Shafa dan Marwah), dan Tahallul (mencukur rambut) saja. Selama di Aceh, pekerjaan saya adalah membolak-balik user guide dan menghafal doa. Duh, rasanya seperti mau ulangan agama sewaktu masih sekolah dulu ditambah akan segera praktik. Sengaja nggak mau terlalu mengurusi pekerjaan biar bisa fokus. Saya juga bawa buku user guide-nya ke pesawat untuk dibaca selama perjalanan ke Jeddah.

Uang Riyal
Saya kira kurs Riyal sama dengan Malaysia Ringgit. Ternyata Riyal lebih mahal sekitar Rp. 3,560. Beda hampir 300 poin. Mana saya lagi kere, untung udah nyetor uang sampai lunas, sehingga disana tinggal bawa diri aja. Makan udah disediakan, paling duit nongkrong cantik yang harus sediakan sendiri.

Tour dan Travel
Saya menggunakan jasa Belangi Tour di Banda Aceh dengan harga Rp. 27,000,000. Visa juga sudah diurusi oleh travel yang membuat passpor saya ditahan lebih dari sebulan. Bagus juga ditahan untuk mengirit duit agar nggak tergiur dengan godaan tiket yang super murah, hihihi. Sengaja pilih hotel yang dekat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi karena bawa orang tua. Mungkin kalau saya pergi sendiri, saya akan memilih paket yang lebih murah, hihihi.

Baiklah, sekian tulisan saya. Nanti di sela-sela waktu beribadah akan saya posting foto yang berbeda-beda di Path dan Instagram. Kalau mau melihat siaran langsung bisa melalui Instagram Story, hihihi. Tenang saja, Instagram saya nggak di private jadi kalian bisa bebas melihat foto, video, dan IG Story. Doakan semoga ibadah saya lancar, tidak mendapat halangan apa pun, umrahnya mabrur, dan semua doa saya disana dikabulkan Allah. Aminnn...

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ

إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu. Begitu juga kerajaan. Tiada sekutu bagi-Mu.

Dear Ayah, akhirnya saya bisa umroh bareng Mama dan Dek Achmad. Akan saya doakan Papa dari seluruh tempat terbaik untuk berdoa. Semoga saya merupakan salah satu anak yang shalehah, sehingga doa-doa bisa langsung menembus langit dan pahala bisa menjadi amal jariyah Ayah kelak. Aminnn...

Desember 17, 2016

Aksi Damai 414 dan Super Damai 212

Saya menuliskan postingan kali ini agar saya bisa mengingatnya seumur hidup. Di penghujung tahun 2016 ini, saya melihat Indonesia berbeda. Seolah-olah persaudaraan antar sesama muslim semakin erat. Mungkin kita sudah terbiasa dengan stigma negatif kata "demo". Pokoknya kalau sudah ada isu besok tuh demo, ya udah deh kita nggak mau kemana-mana hari itu karena was-was akan keselamatan diri sendiri. Saya juga berpikir hal yang sama dan nggak mau mengambil resiko. Tapi saya tetap ingin mengingat aksi kali ini.

Aksi Damai 414
Beberapa hari sebelum Aksi ini, saya sudah menjadwalkan untuk tidak kemana-mana pada hari Jumat tanggal 4 November 2016. Saya sudah menggeser semua jadwal meeting dan nongkrong ke satu hari sebelum atau sesudah tanggal tersebut. Belum lagi isu katanya pasukan berani mati juga datang dan ternyata HOAX. Duh, kalau begini kan jadi ambigu. Ya sudah, saya hanya di rumah dan nonton tv untuk mengetahui perkembangan terbaru.
Ketika hari H, saya sempat takjub dengan aksi yang aman dan damai di Bundaran H.I dan diikuti sangat banyak orang. Bahkan beberapa teman kantor dan teman dekat juga ikut aksi tersebut. Saya kurang tau berapa orang persisnya tapi sempat memutihkan jalan protokol di sepanjang Bundaran H.I. Banyak sekali orang dari daerah datang dan semua aksi berlangsung damai, alhamdulillah. Tanaman tidak diinjak, tidak ada sampah, pokoknya aksinya sangat rapi dan bermartabat. Hanya saja menjelang malam mulai ada kerusuhan yang membuat saya mulai ragu ini beneran damai apa nggak. Hmmm, apa pun yang terjadi kala itu, saya tetap mencoba berpikiran positif.

Super Damai 212
Aksi yang satu ini benar-benar membuat saya terharu. Kalau aksi damai 414 yang ikutan sudah sangat banyak, kali ini lebih banyak lagi. Bahkan para tetangga, tante, om, yang saya kenal, pada ikutan semua. Ada yang booking satu pesawat juga. Saya jadi tergerak untuk ikut tapi saya sedang flu berat. Jangankan mau ke Monas, ke apotik aja nitip sama tetangga.

Saya bisa melihat kedamaian di aksi doa bersama ini. Semua orang duduk rapi di Monas, seolah-olah melihat barisan di Masjidil Haram. Banyak yang membagikan makanan, menyediakan air untuk berwudhu, menyediakan toilet darurat, membagikan sajadah, dan kegiatan positif lainnya. Para ulama terus menyerukan untuk berdoa bersama dengan khusyuk, tidak membuang sampah sembarangan, terus melafalkan tahlil, tidak berdesak-desakan, dan pada akhirnya semua pada tertib. 
Hari itu juga dilaksanakan shalat Jumat dengan jamaah terbanyak di Indonesia (sekitar 7 juta orang) dan mungkin terbanyak di dunia. Segala kalangan masyarakat termasuk para ulama, pegawai kantoran, dan artis pun ikut di dalamnya. Bahkan presiden dan wakil presiden pun ikut shalat bersama. Tiba-tiba hujan rintik-rintik pun turun. Ini bukan pertanda alam tidak setuju dengan aksi ini tapi keberkahan turun sangat banyak ketika hujan.

Rasulullah ﷺ ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan:

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا 
Allahumma shoyyiban naafi’an
“Ya Allah, jadikanlah hujan ini hujan yang membawa manfaat.” (H.R. Al-Bukhari)

Aksi ini berakhir dengan sangat sangat damai. Semua pulang ke rumah masing-masing dengan tertib. Betapa indahnya hari Jumat tanggal 2 Desember 2016 yang lalu. Sebagai informasi, Aksi Damai 411 dan 212 hanya untuk berdoa agar proses hukum terhadap seseorang yang diduga menistakan agama dilakukan secara akuntabel, transparan, independen dan tidak memihak. Insya Allah doa begitu banyak orang di waktu hujan akan menembus langit dan dikabulkan oleh Allah.

Desember 12, 2016

Cerita Cinta di Gunung Semeru

Setelah menulis Cerita Cinta di Bromo yang sampai sekarang termasuk cerpen paling ngehits di blog saya dengan stats sangat tinggi, sekarang saya tulis lanjutannya yaitu Cerita Cinta di Gunung Semeru. Semoga bisa mengisi hari kalian setelah pulang dari longweekend. Mari disimak!

***

Gw menghampiri Erika dengan membawa secangkir jahe hangat untuknya. Kami berhasil mencapai Ranu Kumbolo, sebuah danau yang berada di gunung Semeru yang membuat dia hampir pingsan kelelahan. Cewek yang satu ini nggak pernah naik gunung, tapi memaksa ingin melihat awan dari ketinggian. Gw mau saja memenuhi permintaannya karena longweekend juga dan gw nggak perlu cuti. Erika juga nggak mau buru-buru naik ke puncak Mahameru, jadi pendakian kita agak santai. Ya mungkin karena stamina juga dan tipisnya udara di ketinggian sehingga membuatnya hampir pingsan.

Ada hal yang mengherankan yang membuat gw bertanya-tanya terus selama mendaki gunung Semeru. Karena Erika nggak sanggup angkat ransel yang berisi tenda atau air mineral, dia menggunakan jasa Porter (memang biasanya ada jasa Porter untuk angkat barang). Awalnya gw agak heran, kenapa Porter kali ini gayanya keren banget. Badannya berotot, botak, mukanya serem, kacamata hitamnya Oakley, jaket dan sepatunya The North Face, dan sigap banget menjaga Erika. Gw berpikir, mungkin barang-barang yang dipakai sama Porternya KW Super, mungkin juga karena selalu naik gunung, jadi Porter harus pakai barang-barang yang bagus agar awet. Tapi kok semua barangnya terlihat baru? Aneh sekali. Oh ya, mungkin karena Erika cepat lelah, jadi Porter yang satu ini lumayan care sama dia. Bahkan ketika jarak kami sudah agak jauh, Abang Porter teriak memanggilku, “MAS ARDIIIII, BERHENTIIIII!!!” Dan teriakannya menggema seantero gunung Semeru bersahut-sahutan kayak gini, "Mas Ardi... mas ardi... mas ardi... mas ardi.... Berhenti...! Berhenti....! Berhenti.....! Gw sampai kaget setengah mati dan baru sadar kalau gw sudah meninggalkan mereka agak jauh.

Ketika harus camping, Abang Porter menyiapkan segalanya untuk Erika. Bahkan ketika Erika mau buang air pun, dia menjaganya. Agak nggak etis sih, tapi ternyata dia profesional banget. Sama sekali nggak ada maksud iseng. 
Gw menghampiri Erika, “Abang Porter kali ini keren banget ya. Pakaiannya oke, kacamatanya keren, kayaknya orang tajir. Biasanya Porter 'kan lusuh, kurus, dan males-malesan. Abang yang ini malah sekarang lagi masak. Ckckckck! Peralatan di ranselnya lengkap banget dong ya?” Kata gw sambil menoleh kearah Abang Porter.

Erika tertawa, “Kali ini abang Porternya aku sogok duit agak banyak untuk belanja, bawa kompor, dan harus bisa masak juga. Biar mau ngurusin kita, hahaha.”
“Kayaknya ngurusin kamu doang sih,”
“Mungkin karena aku cewek, jadinya lebih diurusin. Lagian kamu kan udah biasa naik gunung.”
“Iya juga ya," Gw tertawa. “Besok medan pendakian ke Mahameru lebih susah lagi. Aku khawatir kamu nggak sanggup.”
“Insya Allah, “ jawab Erika.

Tiba-tiba terdengar suara bising sehingga gw dan Erika sampai mendongak melihat keatas. Ada 2 helikopter terbang diatas kami sambil memberikan lampu sorot. 
Gw keheranan, “Kok ada helikopter ya?”
Erika menjawab santai, “Mungkin memang sedang ada pemantauan.”
“Apa ada orang hilang ya di gunung? Atau mungkin ada kecelakaan sehingga Tim SAR datang?” Gw langsung mengeluarkan hp untuk ngecek detik.com. Tunggu, kan nggak ada signal.
Erika masih santai aja. “Sudahlah nggak usah dipikirin. Insya Allah aman-aman saja.”

“MAKANAN SUDAH SIAPPPP!” Teriak abang Potter yang bikin gw kaget dan suaranya menggema lagi seantero Ranu Kumbolo. Sampai-sampai para pendaki gunung yang lain langsung melihat ke arah Abang Porter.
“Abang Porter ini suka teriak-teriak ya?” Gw keheranan.
Erika beranjak dari duduknya sambil tertawa, “Mungkin dia lapar juga, jadi teriakin kita supaya cepat makan.”
Gw masih keheranan lagi melihat menu masakannya yang banyak dan terlihat menggiurkan. Karena wajah Abang Porter galak, gw nggak berani banyak bertanya. Ya sudah, gw makan aja. Palingan ngobrol dengan Erika saja. 

Selesai makan, gw dan Erika duduk lagi di tepi danau Ranu Kumbolo untuk menikmati Rembulan yang kebetulan sedang purnama. Kami lalu bercerita banyak hal malam itu walaupun udara sangat dingin dan lembab.
"Indah banget ya cerminan bulan di danau ini. Aku bersyukur banget bisa melihat keindahan seperti ini. Masya Allah." Kata Erika berbinar-binar.
Gw terseyum sambil memandang wajah Erika.
"EHEM!" Bahkan Abang Porter mendehem aja seperti teriak.
Erika tertawa. Gw menoleh melihat Abang Porter yang sedang membereskan tenda Erika dan tendanya. Tenda gw nggak diberesin. Dia membuat tenda kami berdekatan karena dia tetap mengawasi Erika. Bahkan gw mau menikmati bulan pun diawasi. Kok gw jadi curiga si abang ini suka sama Erika dan cemburu sama gw ya? Ah nggak mungkin, nggak mungkin.
Pic taken from http://www.naturalsunrisetour.com/
Besoknya, perjalanan menuju puncak Mahameru dimulai. Kami menaruh barang di kaki gunung, tapi abang Porter tetap membawa ransel agak kecil. Kami mendaki perlahan-lahan, tapi gw melihat Erika mulai terengah-engah dan susah bernapas. Abang Porter terlihat agak panik, tapi Erika masih bersikeras untuk mendaki. Sampai di tempat kami beristirahat, mata Erika mulai merah. Gw panik, apalagi abang Porter yang tiba-tiba mengeluarkan oksigen dari dalam ranselnya.

Erika memakai oksigen sejenak, gw menunggu tanpa bertanya apa pun, lalu dia melepas oksigen, dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Beberapa ratus meter lagi kami sampai di puncak, tapi Erika terlihat sangat lemah. Gw bertanya berapa kali padanya, apa masih sanggup? Dan dengan ngos-ngosan dia hanya mengangguk dan memberikan jempol. Yang anehnya lagi, Abang Porter malah mengeluarkan Walky Talky dan berbicara kode-kode. Kok gw semakin lama semakin seperti orang tolol yang terus bertanya-tanya ada apa dan kenapa.
Pic taken from http://images.malesbanget.com/gallery/mahameru
Sampai akhirnya kami berada di puncak Mahameru, gw kegirangan setengah mati melihat pemandangan seolah kami berada di atas awan. Gw melihat Erika sangat ngos-ngosan dan Abang porter memakaikan dia oksigen lagi. Erika lalu melepas oksigen beberapa saat kemudian, lalu berfoto denganku di setiap sudut gunung, memaksa tersenyum, dan tidak bicara sama sekali. Mungkin berbicara membuat dia kehabisan napas.

Lalu tiba-tiba Erika pingsan. Dan gw syok!

Gw panik setengah mati dan hanya beberapa detik setelah Erika pingsan, ada dua helikopter datang. Abang Porter menggotong Erika masuk ke helikopter yang nggak bisa parkir. Apalagi angin dari baling-baling helikopter terlalu kencang yang membuat gw hampir terbawa angin. Setelah memasukkan Erika ke dalam helikopter, Abang Porter menyuruh gw naik juga. Yah, gw nurut aja deh, semoga gw nggak diculik ya Tuhaaaann!

Baru kali ini gw naik helikopter. Ada 1 orang bapak-bapak yang terus memeriksa Erika selain Abang Porter. Oksigen terus dipasangkan di hidung dan mulutnya untuk menstabilkan pernapasan. Kami diterbangkan ke salah satu rumah sakit di Malang yang paling dekat dengan tempat pendaratan helikopter. Langsung ada ambulan yang menjemput Erika, Abang Porter, dan bapak-bapak tadi. Tanpa disuruh, gw langsung naik juga ke ambulan dan ikut ke rumah sakit. Beberapa saat kemudian, kami sampai dan Erika langsung masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD). Gw dan Abang Porter nggak boleh masuk. Terpaksa gw duduk di bangku yang ada di koridor UGD sementara Abang Porter berteleponan terus dengan ntah siapa.

Dokter keluar dari UGD dan bilang kalau Erika baik-baik saja. Gw jadi lega. Beberapa saat kemudian seorang laki-laki tinggi, klimis, dengan pakaian sangat rapi datang. Abang Porter langsung berdiri dan menundukkan kepala, begitu juga dengan para dokter. Dia menoleh sebentar ke arah gw lalu masuk ke ruang UGD. Gw mulai penasaran setengah mati, lalu gw memberanikan diri bertanya pada abang Porter.

"Siapa itu?" tanya gw.
"Bapak Erik, adiknya Ibu Erika."
Gw langsung lega karena dia bukan pacarnya Erika. Tunggu, tiba-tiba gw merasa aneh. "Lho, kok abang Porter tau? Bapak Erik suka naik gunung juga ya?"
Abang Porter tertawa. "Saya body guard mereka termasuk Porter juga sih." 
Aku terbelalak. Pantesan dari gaya aja nggak mungkin banget ada Porter pakai baju bermerk semua.
"Mana mungkin kami membiarkan seorang pemilik perusahaan naik gunung bersama lelaki seperti anda." kata Abang Porter dengan wajah datar.
Gw manggut-manggut. Bener juga sih.
"Sebaiknya anda pulang. Barang-barang di gunung tadi sudah ada di dalam mobil. Nanti malam baru Anda kesini lagi. Biasanya Bapak Erik dan Ibu Erika akan mengobrol lama tanpa mau diganggu. Daripada Anda terus disini, mana belum mandi."
Gw mengernyit, emangnya gw doang yang belum mandi? Lo juga bang. Tapi sepertinya memang gw lebih baik pulang dulu baru balik lagi. Gw mengambil ransel di mobil dan pulang ke rumah.

Hp gw berdering dan ternyata Erika menelepon dan menyuruh gw ke rumah sakit. Mumpung udah mandi, gw langsung meluncur kesana. Gw masuk ke ruang dia diopname sambil membawa karangan bunga dan disana sudah ada beberapa orang. Gw kenal Indah (temannya), dan Erik. Kami bersalaman dan saling memperkenalkan diri, lalu mereka keluar dari kamar. Hanya tinggal gw dan Erika saja.
"Kamu pasti punya banyak pertanyaan 'kan," kata Erika.
"Sebagaian udah di jawab Abang Porter kok," jawab gw.
Erika tersenyum.
"Baru kali ini aku mengajak orang naik gunung sampai dia membawa helikopter untuk berjaga,"
"Itu Tim SAR," kata Erika.
"Masi mau mengelak,"
Erika tertawa, "Mereka memang menjagaku dan menjaga kamu supaya nggak macam-macam sama aku."
Gw tersipu malu, "Iya pas di danau, aku udah mulai berniat macam-macam sih."
"Masa? Emang mau ngapain?" tanya Erika.
"Sayangnya langsung diteriakin abang Porter," kata gw.
"Namanya Jack, si abang Porter."
Iya juga ya, kenapa dari awal nggak nanya namanya.
"By the way, kenapa kamu memaksakan diri untuk naik gunung?"
Erika terdiam sejenak, lalu menjawab, "Karena kamu suka gunung dan aku berpikir apa salahnya mencoba. Tenang saja, aku sudah memikirkan the worst case, makanya sampai bawa si Jack dan 2 helikopter."
"Maafin aku," kata gw. "Lain kali kita main ke pantai saja ya."
Erika tersenyum dan memberikan jempol.
"EHEM!" tiba-tiba terdengar suara abang Porter eh si Jack mendehem. Gile ini orang di rumah sakit aja masih teriak-teriak.
Dan kami semua tertawa.

***

Malam ini aku harus diopname. Erik adikku yang menemaniku bermalam disini. Sebenarnya aku nggak usah ditemani juga karena ada dokter dan perawat, tapi adik yang satu ini memang agak posesif. Beberapa kali dia mengomel karena aku memaksakan diri pergi dengan Ardi mendaki gunung. Dia bersikeras mengirimkan 2 helikopter untuk menjagaku. Tapi aku senang. Aku nggak nyesal bisa mendaki puncak gunung.

Mungkin karena kebanyakan tidur, aku jadi agak insomnia. Aku melihat karangan bunga dari Ardi dan melihat ada amplop tertempel dibungkusannya. Aku mengambil amplop itu, mengeluarkan kartu dan membaca isinya. Aku lalu tersenyum.

Dear Erika, cepat sembuh ya. Suatu hari nanti akan ku ajak engkau melihat dunia. -Ardi-

Desember 11, 2016

Ice Cream Zangrandi

Sudah agak lama nggak me-review Cafe atau Resto dalam satu postingan di blog. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya nongkrong di dessert cafe paling terkenal di Jawa Timur bernama Zangrandi. Lokasinya berada di Jl. Yos Sudarso No.15, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Jangan tanya bagaimana kesana dari stasiun atau bandara karena saya juga cuma mengikuti GPS doang.
Plang Cafe
Interior Cafe
Saya dan teman-teman mampir kesini sekitar jam 11 siang dimana Cafe masih sepi. Udara Surabaya hari itu panas bangetttt deh, makanya saya jadi ingin makan es krim. Sebenarnya kami semua masih kenyang juga karena sarapan dengan makanan super berat (sup daging ditambah nasi), tapi tetap menganggap es krim makanan ringan lah yaa... Kalian bisa memilih mau duduk di luar (menurut saya karena di pinggir jalan jadi banyak asap) atau makan di dalam. Tempatnya lumayan luas kok, jadi kalian bisa juga kalau mau membuat acara (seperti ulang tahun atau family gathering) disini. 
Meja kasir
Pesanan kami:
Avocadocano : Rp. 38,000
Banana Split Rp. 38,000
Rainbow Rp. 27,000
Risol dan Kroket

Menurut saya, rasa es krimnya lumayan enak. Nggak terlalu manis sehingga membuat kita nggak eneg juga. Jadi bisa makan banyak. Hanya saja karena saya adalah penikmat es krim dengan rasa yang kuat, misalnya kalau rasa Vanilla ya harus terasa banget, jadi saya merasa es krim disini agak kurang manis. Topping es krimnya juga macam-macam dan membuat hampir semua menu disini sangat instagramable karena disajikan dengan cantik.
Es krim
Kroket dan Risol
Untungnya kami juga memesan kroket dan risol supaya ada variasi makanan asin dan hangat. Daritadi makan es krim dingin-dingin melulu. Untuk minuman, kalian nggak usah khawatir karena Cafe ini akan menyediakan air putih supaya nggak eneg. Karena kami memesan kroket dan risol kebanyakan, jadi kami minta dibungkus saja untuk cemilan di mobil. Kami hanya menghabiskan es krim saja karena takut meleleh juga kalau dibawa.
Pose dulu
Toko ini sudah berdiri sejak 1930 (jaman Belanda) dan sangat cocok untuk penikmat es krim yang rindu dengan rasa es krim kampung yang disajikan secara modern. Selamat menikmati:)

Desember 10, 2016

Attending Jakarta Events 2016

Hi, saya ingin mencatat beberapa events yang saya ikuti dari Juli 2016 sampai Desember 2016 (semester 2). Semester 1 kemarin sudah saya tulis semua di bulan Ramadhan dan memang nggak sebanyak semester 2. Di semester ini postingan di blog saya luarrr biasa banyaknya bahkan sampai kelelahan untuk mencari waktu. Sekalian mau me-review sedikit kegiatan di acara tersebut untuk saya ingat. Baiklah, mari disimak:

1. Digital Transformation - Marketing and Customer Engagement Analytic (Tuesday, 20 September 2016)
Acara di gelar di Pullman Hotel di jalan MH Thamrin jam 9 pagi dan saya sampai disini 45 menit setelahnya. Duh, lain kali dari Depok nggak akan naik mobil lagi kalau meeting pagi karena macetnyaaaaa ampun dah. Jujur aja saya baru sekali ke hotel super keren yang satu ini. Alhamdulillah juga diberikan kesempatan mencicipi sarapan dan makan siang disini.
Roundtable
Ikut acara ini waktu itu sedang flu dan suara serak. Alhasil nggak boleh terlalu banyak nanya ini itu ke narasumber. Acara yang satu ini semacam promosi software untuk para pemilik e-commerce atau Marketplace bisa mengetahui berapa orang yang berkunjung ke website kita, halaman apa yang sering di klik, mengatur alamat email, dan lainnya.

Kelebihan : Saya jadi tau kalau perusahaan besar itu ternyata selalu bekerja sama dengan para blogger untuk boosting their brand image.

Kekurangan : Mungkin karena saya waktu itu belum berencana beli e-commerce, jadi belum kepikiran untuk beli software ini.

2. HP Inc -  Solutions Cafe Indonesia (Thursday , 13th October 2016)
Lokasi acara di Menara Bidakara, Raja's Cafe & Resto. Kali ini saya diundang ke acara ini mungkin karena nama saya udah ada di database penyelenggara. Kalau sempat sih saya selalu mengusahakan untuk memenuhi undangan. Lumayan dapat Cappucino dengan topping logo HP. Acara ini mempromosikan produk-produk HP seperti laptop, komputer, printer, bahkan sampai server pun ada.
Cappucino
Kelebihan : Jadi tau spesifikasi laptop canggih sekarang udah seperti apa. Memang sekarang saya masih pakai netbook untuk dibawa kemana-mana karena ringan banget, tapi spesifikasi netbook sangat terbatas. Kayaknya harus beli laptop baru nih.

Kekurangan : Menu makan siangnya cuma 2 aja. Awalnya malah nggak disediakan air mineral, jadi saya harus pesan minuman lagi. Ternyata pas acara hampir berakhir, eh para tamu masing-masing diberikan sebotol Aqua.

3. How to be "Pahlawan Devisa" - Online Business Start-up Guide Conference (Wed Oct 26, 2016)
Acara ini diselenggarakan di Universitas Indonesia dengan membayar $35. Yang membuat saya tertarik datang kesini karena ada Mbak Jenny dari Payoneer yang mau berbagi tentang pengalamannya jualan online di Etsy dan Amazon. Soalnya saya gagal melulu jualan di Etsy. Setiap buka akun, pasti di banned. Duh, kenapa ini ya? Pengisi acara memang bukan Mbak Jenny doang, tapi ada beberapa orang yang lain yang mengajarkan kita cara membangun start up.
Ruang kelas
Kelebihan : Saya jadi bisa mendapatkan kontak investor besar dari Singapura dan insya Allah kita akan kerja bareng.

Kekurangan : Venuenya biasa banget. Hanya di ruang kelas di salah satu Fakultas di UI.

4. HOW TO SELL ONLINE - Directly f/ Lazada, Line, Facebook, bDigital, Veritrans (Fri Oct 28, 2016)
Workshop senilai $79 yang berlokasi di Marquee Cyber 2 Tower Kuningan dan mengharuskan saya bangun pagi dan mengejar kereta balik Depok jam 7.45. Tapi saya jadi bisa datang 15 menit sebelum acara dimulai. Event yang satu ini menurut saya super penting. Saya diajarkan dari awal membuat webstore, mengiklankan melalui Facebook dan Instagram, membuat admin messenger di Line, trik listing barang di Marketplace besar seperti Lazada, sampai pembayaran yang simple menggunakan Veritrans.
Meja narasumber
Buku catatan
Kelebihan : Ilmu yang didapat disini super penting dan membuat saya memutuskan langsung beli 2 e-commerce dan 1 web company profile. Venuenya keren, makanan enak, dan pengisi acara super keren.

Kekurangan : Sewaktu sesi Facebook dan Instagram agak singkat. Sewaktu presentasi lagi seru-serunya, eh udah waktunya makan siang dan sesi ini jadi di cut. Padahal ilmunya belum terlalu banyak yang di dapat nih.

5. Indonesia Infrastructure Week 2016 (9-11 Nov 2016)
Lokasinya berada di JCC Senayan. Sebenarnya saya agak males-malesan datang ke acara ini karena agak kurang relevan dengan bisnis yang saya jalankan. Karena awalnya saya mau masuk ke bisnis konvensional, jadinya mau sekalian liat-liat aja.
Name tag
Kelebihan : Jadi tau teknologi tata kota.

Kekurangan : Karena nggak relevan, jadi bosan.

6. Tech In Asia Jakarta 2016 (For Local Delegates) (Wed Nov 16 8am – Thu Nov 17, 2016)
Semula saya nggak tau dan nggak kebayang ini acara apaan ya? Teman saya mengirim link untuk saya register sebagai Woman Enterpreneur sehingga bisa gratis datang ke acara ini. Saya iseng daftar karena masih berpikir mana mungkin bisa lolos kualifikasi untuk masuk gratis (seharusnya membayar $99-$199). Mungkin memang rejeki dari Allah yang membuka jalan saya untuk mengetahui dunia start up, jadilah saya terpilih untuk mendapatkan tiket gratis. Alhamdulillah!
Woman Enterpreneur
Nadiem Makarim
Acara ini merupakan pameran start up terbesar di Asia dan tahun ini Jakarta, Indonesia menjadi tuan rumah. Lokasinya berada di Balai Kartini dan pengisi acaranya keren-keren banget. Ada Nadiem Makarim dan William Tanujaya yang menjadi raja-raja startup dan beberapa CEO serta investor besar di Asia. Saya takjub dengan acara ini, apalagi ketika mendengarkan Nadiem berbicara. Dia keren banget banget banget deh.

Kelebihan : Saya jadi tau detail tentang startup, mencari inspirasi di dunia digital enterpreneur, dan mendengarkan kisah dari orang-orang sukses. Acaranya super keren. Alhamdulillah merasa bersyukur pernah datang ke acara seperti ini.

Kekurangan : Makan siang harus bayar. Padahal tiket masuk seharusnya kan bayar mahal tapi tetap aja nggak ada free lunch. Sewaktu udah beli makan siang, susah nyari tempat duduk. Jadi aja duduk di lantai.

7. The Payoneer Forum - Online Seller (Sat Nov 19, 2016)
Acara ini diselenggarakan di Conclave, Kebayoran, dan dimulai jam 8.30 pagi. Udah weekend, tetap harus bangun pagi, padahal semalem saya baru pulang meeting jam 11.30 malam. Karena temanya tentang jualan online, makanya saya bela-belain datang kesini. 
Presentasi
Kelebihan : Jadi tau juga kalau berjualan dropshipping nggak melulu di Amazon. Kalian bisa jualan di Shopify juga dengan hasil yang menggiurkan.

Kekurangan : Venuenya lumayan sempit. Beberapa orang malah jadi duduk di tangga karena udah nggak kebagian kursi lagi. Maunya pesertanya dibatasin kalau memang venuenya kecil.

8. China – Indonesia Business Summit & China (Zhejiang) – Indonesia Business Matchmaking Meeting (Selasa, 6 Desember 2016)
Event terakhir di 2016 yang saya ikuti. Lokasi acara di Ballroom, Shangri-La Hotel, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 1, Jakarta. Selama kalian memiliki bisnis (businessowner) kalian bisa ikut ke acara ini dengan cara mendaftar terlebih dahulu. Tapi karena ini closed event, kalian hanya bisa tau kalau ada acara seperti ini kalau ikut Forum Pengusaha Tiongkok. Sebenarnya saya nggak ikut forum tersebut, tapi si Khanti (teman saya) yang ikut karena dia pernah kuliah S2 di Taiwan. 
Bendera China-Indonesia
Selain Tech in Asia, acara ini merupakan salah satu yang terbesar dan termewah di tahun 2016 yang pernah saya ikuti. Banyak pejabat dan pengusaha (orang-orang kaya) datang kesini sekalian untuk networking. Mungkin saya pengusaha paling kere disitu, hihihi. Tapi nggak apa-apa deh untuk pengalaman.

Kelebihan : Jadi tau kalau industri di China itu super besar dan menawarkan kerja sama dalam bidang apa pun dengan Indonesia.

Kekurangan : Para pengusaha Tiongkok bukan untuk menanamkan saham ke Indonesia, tapi lebih ke trading. Awalnya Khanti berbicara dengan sebuah perusahaan Travel dan menawarkan untuk berinvestasi, tapi mereka menolak dengan senyum-senyum gitu. Huft!

Baiklah, sekian tulisan dari saya. Sepertinya tahun 2017 super penuh lagi dengan acara. Duh, kalau harus ikut acara terus, kapan saya mau jalan-jalan? >_<

Desember 07, 2016

Bandung di Musim Hujan

Memasuki bulan Ber, Ber, Ber, kali ini agak lain daripada biasanya. Selama saya kuliah bahkan sampai tahun 2015 pun, saya nggak pernah mendengar kalau Bandung itu banjir. Hujan memang selalu deras di kota itu, tapi suasana dingin dan lembab justru sangat saya rindukan. Jadi teringat masa-masa kuliah, jalan kaki sambil pakai payung untuk pulang ke asrama. Suasana Bandung yang dingin, bikin saya pengen mampir beli takoyaki di pinggir jalan. Dulu uang jajan cuma sejuta termasuk duit asrama, cuma bisa jajan takoyaki seharga Rp. 5,000.

Saya kembali ke Bandung pertengahan November kemarin. Sebenarnya sudah merencanakan ke kota ini sejak awal November tapi saya sudah terlalu sibuk. Di satu sisi saya pengen banget menyemai semua benih-benih bisnis, saya jaga mereka sampai tumbuh dan berkembang, lalu pada akhirnya saya tinggal santai-santai aja. Sayangnya, keinginan nggak seindah keadaan. Kesempatan berbisnis datang terus, tapi waktu terlalu sedikit.

Too Many Ideas Too Little Time

Saya ke Bandung untuk bertemu dengan salah satu sahabat saya bernama Anis. Dia bersama keluarganya juga kemarin ikut dengan saya ke New Zealand. Saya suka banget belajar bisnis dari Anis karena dia sudah memulainya sejak 2009 (7 tahun), sedangkan saya baru 2012. Dia juga CEO dari 2 perusahaan. Pengalaman dia di dunia bisnis juga jauh lebih banyak, mau pengalaman pahit dan manis, semuanya berharga dan bisa menjadi pembelajaran buat saya. Anis juga orangnya baik banget, ramah, dan rendah hati. Saya udah mengenal seluruh keluarganya. Jadi kalau ke Bandung, saya menginap di rumahnya. 
Makan siang
Seperti biasa, saya naik Aya Travel dari Depok ke Bandung, lalu dijemput Anis di Taman Sari. Lalu kami nongkrong sebentar di Butterfield Kitchen di Jalan Dipatiukur no. 5, Bandung, sambil menunggu Alys (anaknya Anis) pulang sekolah. Kita ngobrolin bisnis (saya belajar bisnis) dan curhat tentang karyawan atau partner bisnis. Anis memberikan banyak masukan kepada saya dan ide dia memberikan pengaruh besar pada bisnis saya. Biasanya kalau selesai ngobrol sama pebisnis, kepala saya pasti kepenuhan dan rasanya panas. Setelah Alys pulang, kami mampir ke rumah Mama Anis sambil menunggu suaminya pulang kantor, sekalian makan malam dulu. Waktu itu Mama Anis masak sop buntut. Biasanya saya nggak suka sop buntut dan masakan Mama Anis enaaaaak banget. Jadi nambah terus nih. Sekitar jam 12 malam, baru deh pulang ke Kota Baru Parahyangan.

If You Wanna be a CEO, then Make Friends With the CEOs

Besoknya, kami ke perkebunan Anis. Baru kali ini saya naik Jeep Wrangler untuk ke kebun. Mobilnya keren banget deh, memang cocok untuk medan jalan berlumpur, menanjak, dan menurun. Semoga suatu hari sanggup beli super car, aminnn. Hari itu saya akan menjadi petani. Saya belajar mulai dari bercocok tanam, mengolah pupuk, green house, panen, mencuci hasil panen, memilih sayuran, mengemas, sampai siap di kirim ke supermarket. Lelah juga sih tapi pelajarannya terlalu berharga. 
Awalnya teman-teman saya mau menyusul ke saung Anis, tapi nggak jadi. Padahal kan seru bisa camping malam-malam disini. Suara jangkrik terdengar jelas di malam hari dan suara gemercik air menambah tenang suasana.  Apalagi semua makanan yang disuguhkan adalah organik. Sayuran organik, ikan nila organik, dan sambal mantep banget. Kami bekerja di saung sampai jam 11 malam, lalu baru pulang ke Padalarang.
Semoga sanggup beli mobil ini
Berkebun
Alys ikut kerja juga
Hari minggu waktunya ngajak main Alys. Kami nonton Trolls, duduk di deretan paling belakang karena Alys suka berdiri, supaya nggak mengganggu penonton lain. Saya dan Anis tertawa paling keras di bioskop. Lucu banget deh film Trolls ini. Saya ngakak melulu. Udah lama juga nggak nonton bareng Anis. Terakhir kali sewaktu kuliah. Selesai nonton, hujan deras mengguyur Bandung lagi. Berita di detik.com kalau tol Cipularang (yang menghubungkan Bandung dan Jakarta) kebanjiran. Duh, belum pernah kayak gini sebelumnya. Bahkan banyak mobil terendam. Alhamdulillah kami di Bandung nggak kena macet. Dari Trans Studio Mall kerumah Anis hanya satu jam saja.
Selamat pagi
Besoknya saya menemani Anis ke Riau Junction untuk melihat sayuran yang kemarin dipanen sudah masuk ke supermarket. Saya jadi paham cara berjualan di mulai dari benih sampai masuk ke supermarket besar seperti ini. Ilmu seperti ini sangat berharga buat saya. Setelah makan, saya diantar kembali ke Aya Travel di Taman sari untuk pulang ke Depok. Penumpang hanya 4 orang termasuk saya dan selama perjalanan saya tidur pulas sampai tiba di Depok. Selama di Bandung saya tidur jam 12 keatas terus sih, jadi ngantuk banget di mobil. Sewaktu bangun, saya pusing sendiri melihat notifikasi di handphone sampai penuh dan saya harus baca satu demi satu. Belum lagi banyak missed calls yang harus saya teleponin ulang.

Alhamdulillah sampai Depok hanya dalam waktu 2,5 jam. Minggu ini saya ikut event banyakkkk banget dan semuanya pagi. Semangat!!!!

Desember 05, 2016

Ojek Online

Sudah lama nggak posting cerita. Berhubung antrian postingan sebenarnya masih banyak banget, jadi saya kasih intermezzo dulu ya. Berikut adalah sepenggal cerita saya dengan seorang pengemudi ojek online yang biasa saya tumpangi di sebuah stasiun. Seperti biasa, saya tambah bumbu penyedap agar enak dibaca. Cekidot!

***

Sebagai orang yang sudah lama tinggal di Jakarta dan sekitarnya, kalian pasti tau kalau hampir setiap pagi kita akan dihadapkan dengan kemacetan yang luar biasa. Karena itu, aku lebih suka naik kereta dari Depok ke Jakarta, lalu pesen ojek online di stasiun Tebet. Terserah orang mau bilang apa tentang aku yang suka naik kereta dan ojek, aku lebih suka menghemat waktu daripada harus tetep gaya naik mobil kena macet, hahaha. Dan biasanya aku pasti mengobrol dengan abang ojek. 

Kali ini obrolannya lumayan seru.
“Kerja apa kuliah, Mbak?”
Duh, apa se-baby face inikah wajahku sampai selalu disangkain anak kuliahan. “Kerja, mas.”
“Kok baru jalan jam segini?”
Aku melihat jam, oh iya udah jam 10.30 siang. “Saya ada interview jam 11 siang mas.”
“Di gedung ABC?” 
“Iya, Mas.”
“Saya juga Mbak, tapi jam 2 siang nanti.”
Wah, kok kebetulan. “Interview di perusahaan apa mas?”
“Di PT Keren mbak. Tau nggak mbak?”
Aku langsung syok. Dia bakalan interview di perusahaanku. “Nggak tau mas. Perusahaan apa itu?”
Start up mbak. Pemilik perusahaannya traveller juga. Cewek lagi. Keren deh pokoknya.”
Aku langsung Ge-eR, “Wah, mas naksir ownernya ya?”
“Nggak sih. Nggak tau juga berapa umurnya. Mungkin sekitar 25 tahun kali ya.”
Kok bahas umur? Pikiranku langsung sensi. Tapi bagus juga disangkain masih berumur 25 tahun, yeay!

“Trus, startup itu apa mas?” tanyaku pura-pura bego.
“Perusahaan baru mbak. Usia perusahaan kurang dari 3 tahun, jumlah pegawai kurang dari 20 orang, pendapatan kurang dari $ 100.000/tahun, masih dalam tahap berkembang, umumnya beroperasi dalam bidang teknologi, produk yang dibuat berupa aplikasi dalam bentuk digital, dan biasanya beroperasi melalui website."
Aku terpana. 
"Ngerti nggak, Mbak?”
Gile ni supir ojek kece banget. “Nggak ngerti Mas, otak saya nggak sampe situ. Trus, kenapa mas mau masuk situ?”
“Mungkin karena startup itu dibuat sebagai solusi dari masalah masyarakat mbak. Kayak ojek online nih, dibuat startup ojek supaya memudahkan kita tukang ojek cari penumpang, dan penumpang nyari tukang ojek. Biasa startup dibuat oleh orang-orang kreatif mbak, karena sekarang cuma orang kreatif yang bisa mengubah dunia. Saya pengen banget jadi bagian dari orang-orang itu.”
Aku terpana lagi, Bahkan sampai melongo. Gile ini supir ojek keren abis. 

“Mas udah lulus?”
“Belum mbak, semester 7 sih. Mata kuliah tinggal dikit kok.”
“Kalo ngojek online begini, dapat berapa sebulan?”
“Sekitar 8 juta mbak.”
“Gaji saya aja 5 juta mas. Kalau saya keterima di perusahaan baru ini pun, cuma naik Rp. 500rb doang.”
“Tapi kan kalo tukang ojek, ditulis di CV nggak keren mbak. Makanya saya mau kerja di PT Keren, supaya bagusin CV dan emang perusahaannya di bidang startup mbak. Saya suka. Kalau istilah kekiniannya, saya ‘passion’ disitu mbak.”
“Apaan passion, Mas?” aku pura-pura bego lagi.
“Definisinya nggak tau juga sih mbak. Tapi passion itu kayak cinta mbak. Kalau udah cinta sama sesuatu kan kita rela berjam-jam ngerjainnya, sampai malam malah. Bahkan rela juga untuk belajar cara menaklukkannya mbak. Kayak naklukin cewek gitu kan harus passion mbak, karena cinta. Ciehhh!”
Aku ngakak. “Analoginya aneh banget mas.”
Mas ojek juga tertawa ngakak.
Aku lalu terdiam. Tidak lama kemudian kami sampai di gedung ABC.
“Semangat ya mbak interviewnya. Doakan saya juga!” kata mas ojek sambil menerima helm dariku.
Aku masuk ke gedung sambil memberikan bintang 5 kepada tukang ojek bernama Ryan.

Pukul 2 siang, aku duduk di ruang rapat bersama Manager HRD dan seorang direktur Marketing, bersiap untuk menginterview. Seseorang mengetuk pintu dan kami mempersilahkannya masuk. Cowok itu adalah Ryan, dan dia syok melihatku. Aku tersenyum dan kami berjabat tangan. Manager HRD menanyakan beberapa pertanyaan standar tentang gaji dan jam kerja. Sedangkan temanku direktur Marketing hanya menyuruh Ryan untuk menceritakan tentang dirinya.

Selesai dua orang temanku menginterview Ryan, aku gantian yang ngomong. “Kamu tau, ruang interview pasti membuat kamu nggak se-rileks ketika kita ngobrol tadi. Kamu bisa memaparkan apa itu bisnis startup dengan sejelas mungkin tadi. Saya kaget, sekaligus kagum. Termasuk kagum juga dengan analogi ‘passion’ versi kamu.”
Ryan masih terdiam dan terbelalak.
Aku bangun dan menyodorkan tangan untuk bersalaman, “Selamat datang di PT Keren. Mari bersama-sama menjadi orang kreatif untuk mengubah dunia.” Kataku tersenyum.

Desember 04, 2016

Tempat Wisata dan Kuliner di Surabaya

Setelah mandi sore, saya menunggu teman abang saya bernama Mbak Rimbun yang berencana bakalan menginap di hotel bareng saya. Sekalian mau menemani saya dan Rezki malam mingguan di Surabaya. Setelah menunggu, akhirnya mbak Rimbun datang dan menaruh barang dulu di kamar saya. Kami mengobrol sejenak sambil menunggu adzan magrib. Ketemu mbak Rimbun itu seperti flash back ke masa-masa di komplek PIM, walaupun dulunya mbak yang satu ini bukan genk abang saya, hahaha.

Setelah magrib, kami mulai menyusuri kota Surabaya dengan menggunakan Uber:

Calibre Coffee Roasters
Warung kopi keren yang satu ini terletak di Jalan Walikota Mustajab No. 67 - 69, Ketabang, Genteng, Surabaya, telepon: (031) 5454801. Sebenarnya agak salah kalau nongkrong di Cafe Kopi dulu sebelum makan berat. Karena kalau udah minum kopi, coklat, atau green tea begituan pasti bawaannya kembung dan kenyang. Suasana cafe ini lumayan cozy dan banyak anak muda yang ikutan nongkrong disini.
Anak Gaul Surabaya
Coklat Dingin
Balai Kota
Dari Calibre, kalian hanya tinggal jalan kaki menuju tempat ini. Mungkin tulisan 'Balai Kota' adalah tempat wajib untuk berfoto ketika ke Surabaya. Kalian bisa melihat air mancur yang ada di depan tulisan dan banyak banget anak-anak mandi disitu. Mana lucu banget karena mereka berdiri di titik air, lalu ketika air muncul mereka tersiram seluruh tubuh. Saya sih males basah-basahan disitu. Mana saya pakai high heels. Tapi sempat merekam momen-momen lucu disana, hihihi.
Balai Kota
Sate Klopo Ondomohen Ibu Asih
Dari Balai Kota, kami berjalan menuju Sate Klopo di Jalan Walikota Mustajab No. 36. Katanya sih sate klopo ini salah satu kuliner wajib di ibukota Jawa Timu. Sewaktu datang kesini, tempatnya penuh. Untung aja kami bisa dapat tempat untuk makan. Kami memesan 20 tusuk sate daging, nasi, dan teh manis dingin.
Ibu-ibu bakar sate
Makan sate
Keunikan dari sate ini adalah dimasak pakai kelapa yang sudah di sangrai tapi nggak sampai gosong. Enak banget rasanya karena ada rasa gurih dari kelapa. Berhubung saya nggak begitu suka sate, jadi saya makan sedikit aja. Rezki dan mbak Rimbun yang makannnya lumayan banyak. Harga satenya juga nggak begitu mahal, hanya Rp. 2000 untuk satu tusuk.

Night Market - Food Festival Pakuwon City
Semula kita mau ngeliat air mancur warna-warni tapi jalan kesana malah ditutup. Akhirnya kami berbelok ke Night Market yang pernah saya kunjungi di bulan Mei kemarin. Dulu sih sewaktu kami kesini malah hujan deras dan membuat kami harus makan di dalam mobil. Kali ini sewaktu datang kesini cuaca sangat mendukung. Sayangnya saya udah kenyang banget, jadi nggak begitu kuat kalau harus makan lagi. Akhirnya hanya beli pie dan martabak duren aja.
Selfie dulu
Setelah benar-benar kekenyangan, kami pulang ke Hotel sekitar jam 10 malam. Untuk saya sih jam segitu masih masuk dalam ungkapan "The Night is Still Young", tapi udah nggak tau lagi mau ngapain di luar. Alhasil cuma cerita-cerita doang nostalgia selama di komplek PIM dulu. Sekalian me-refresh ingatan saya yang udah tergerus tsunami ketika di Aceh dulu hahaha. Abis tsunami memang saya agak amnesia tentang masa kecil.

Kami tidur sekitar jam 1 malam, bangun shalat shubuh jam 4 pagi, tidur lagi, sarapan jam 9 pagi, balik kamar, leha-leha sejenak, baru mandi. Nanti malam saya dan Rezki sudah harus pulang ke Jakarta dan kami berencana menjenguk Papa mbak Rimbun dulu. Sekalian silaturahmi dengan orang-orang PIM teman-teman Papa. Menyambung silaturahmi itu kan menambah rezeki.

Kepiting Cak Gundul
Sebelum ke rumah Mbak Rimbun, kami mau makan kepiting dulu yang namanya lumayan Legendaris di kalangan food blogger bernama Kepiting Cak Gundul. Lokasinya berada di Jalan Raya Kupang. Tempatnya agak kecil, bukan resto besar seperti Bandar Jakarta di Ancol. Karena udah check out Hotel, saya jadi bawa-bawa koper ke tempat makan yang satu ini. Tapi nggak apa-apa juga sih karena bisa naruh kopernya di pojokan.
Menu makanan
Struk
Kami memesan kepiting 2 piring dengan bumbu saus padang. Sebenarnya bingung juga kami pesan kepiting porsi yang mana dan sekalinya keluar 2 piring besar kepiting remuk. Yang paling bikin capek adalah cara makannya. Kami harus konsentrasi penuh untuk membuka cangkang kepiting bahkan sampai nggak ngobrol satu sama lain. Yang bikin agak syok lagi sewaktu liat tagihan udah hampir Rp. 500rb hahaha. Makan kepiting memang mahal ternyata. Tapi yang membuat saya agak nggak rela mungkin karena ini bukan Resto besar seperti King Crab atau Cut The Crab di Jakarta. Bukan tempat yang Instagramable juga.
Selfie dulu
Setelah makan, kami mampir ke rumah mbak Rimbun. Karena turun di jalan besar, saya harus mendorong koper lagi sampai ke rumahnya. Ngeliat Mamanya mbak Rimbun jadi flashback lagi. Memang saya kurang inget sama Papanya, tapi Mamanya inget banget karena sering keliatan dulu sama Mama saya. Saya jadi kangen sama Papa saya kalau melihat orang-orang PIM dulu. Kami mengobrol lama sambil makan rujak cingur. Sampai akhirnya kami harus berpamitan pada pukul 4 sore dan naik Uber ke bandara.

Mungkin tahun depan saya baru bisa lagi ke Surabaya dan Malang. Dan pada saat kesempatan itu datang, mungkin saya bakalan lebih banyak lagi bersilaturahmi.

Oh ya, ini adalah postingan saya ke 800! Horreeee, sudah banyak banget tulisan saya. Kalau satu postingan itu sebanyak 3 halaman, berarti saya sudah menulis 2000an halaman dong. Semoga bisa terus menulis, aminnnn.....

Desember 02, 2016

Surabaya Lagi

Sepulang dari Air Terjun Madakaripura, perjalanan ke Surabaya pun dilanjutkan. Sepanjang jalan saya tidur, walaupun udah gerah karena belum mandi dari kemarin. Sempat berhenti makan siang di warung pinggir jalan. Saya pesan sup iga, rawon, ayam bakar, dan kami menghabiskan uang Rp. 100rban lebih. Kok mahal ya? Padahal cuma makan di tempat biasa.

Kami tiba di Surabaya sekitar pukul 5 sore. Awalnya bertanya pada bapak supir dimana hotel yang di tengah kota. Bapak sopir menyarankan kami menginap di Hotel Tanjung, katanya sebelah Tunjungan Plaza. Saya tanya ulang, yakin itu di sebelahnya? Dan bapak sopir yakin. Ya sudahlah, saya dan Rezki udah malas juga berdebat tentang hotel. Rezki booking hotelnya dan kami pun berangkat. Sesampai di Hotel, saya merasa hotelnya kok agak creepy ya? Bangunannya lama dan agak gelap. Saya (pura-pura) cuek aja dan cek in. Kamar saya di pojok, sedangkan Rezki agak di tengah koridor. Saya nyalakan lampu tapi hanya beberapa yang nyala. Saya lihat lemari kok seperti di film Conjuring dimana nanti ada hantu yang bertepuk tangan, plok, plok!

Sebenarnya saya nggak takut sama hantu-hantuan, tapi suasana di hotel kok serem banget yah. Saya masuk ke kamar mandi dan melihat bathtubnya sudah bersarang laba-laba. Saya liat toilet dan airnya hitam. Saya flush berkali-kali dan sepertinya noda hitam itu adalah kerak di dalam penampungan airnya. Showernya juga nggak deras. Berhubung saya udah gerah setengah mati, saya sabar aja nungguin airnya sampai bersih dan mandi keramas. Selesai mandi, saya nyalain hair dryer dan merasa suara hair dryer juga jadi bergema dan menyeramkan. Saya langsung shalat magrib supaya nggak seram-seram amat. Tiba-tiba Rezki nge-Whatsapp saya dan dia mau pindah malam itu juga. Kasian juga sih kamarnya karena udah bayar tapi mau 'gimana lagi karena seram banget. Kami langsung check out malam itu juga dan pindah ke Win Hotel. Mumpung masih ada mobil, jadi lebih gampang pindah hotel.
Kata-kata bijak di Win Hotel
Kami check in di Win Hotel, taruh barang sebentar, lalu minta bapak supir mengantarkan ke Tunjungan Plaza. Kami berpisah dengan bapak supir di plaza itu. Saya dan Rezki mampir ke Rice Bowl untuk makan berhubung udah lapar dan capek banget. Selesai makan, karena kebetulan mau dekat Halloween, Tunjungan Plaza dekorasinya jadi banyak labu Jack 'O' Lantern. Berhubung saya juga mau ngirim kado, saya masuk ke gift shop yang barang-barangnya lucu banget. Bahkan solatip aja gambar semangka. Jadi semangat ngebungkus kado karena solatip lucu dan gift bag super cantik. Niat amat ngebungkus kadonya yah.

Kami nggak berlama-lama di Tunjungan Plaza karena memang udah capek banget dan badan pegal-pegal. Langsung pulang ke hotel dan tidurrr. Gile deh tepar banget hari itu. Besok paginya saya mandi dulu, sarapan, dan nyariin JNE yang dekat dari hotel. Duh, susah banget nyari JNE di Surabaya karena nggak ada di tiap tempat. Kalau di Depok atau di Jakarta, hampir di setiap jalan tuh ada JNE. Sampai keliling-keliling pakai Uber khusus nyari JNE. Yang nyebelinnya lagi, setelah saya kirim barang ke JNE, ternyata ada JNE disebelah salon yang mau saya kunjungi. Haduwh, udah abis keliling hampir seluruh kota Surabaya, eh malah ada di sebelah salon.
Mandi susu
Kalau ke Jawa memang harus nyobain SPA karena pijitannya oke banget. Ditambah lagi tempatnya tenang dan murah. Saya melakukan perawatan hair to toe di Alfafa Salon cuma sekitar Rp. 300rban udah termasuk pijat, lulur, creambath, mandi susu, dan seterusnya. Kayaknya kalau udah tugas ke Malang dan Surabaya tuh capeeeeek banget deh. Makanya kalau ke SPA itu rasanya senang banget, segar banget, enak banget di pijit-pijit. Setelah beres SPA, saya makan siang di bebek Slamet dan pulang bareng Rezki ke Hotel. Hari ini saya nggak sendirian nginep di kamar hotel karena teman abang saya Mbak Rimbun bakalan nginep.

Nanti saya ceritain ya gimana keseruan kita kulineran di Surabaya. Sampai jumpa!

Follow me

My Trip