Ketika kalian membaca postingan ini, berarti saya sudah berada di ruang tunggu bandara Sultan Iskandar Muda International Airport Banda Aceh dan bersiap untuk perjalanan panjang selama kurang lebih 8 jam ke King Abdul Aziz International Airport, Jeddah. Alhamdulillah dapat penerbangan langsung dan nggak usah transit (biasanya transit di Kuala Lumpur) dan kata travel agentnya ini adalah penerbangan langsung pertama.
Perjalanan kali ini menurut saya lumayan berat. Deg-degannya udah mulai dari dua minggu sebelum umroh. Bahkan ngeliat ruko travel agent aja kayaknya langsung naik asam lambung, hahaha (lebay dikit). Bukan karena keinginan umroh yang selalu datang menghampiri tiap saat, tapi ada perasaan takut lupa rukun, lupa doa, rasa antusias mau melihat ka'bah, berziarah ke mesjid Rasulullah ﷺ , semua bercampur jadi satu. Kebayang biasanya saya hanya liburan ke luar negeri, mempersiapkan itinerary sendiri, tapi sekarang ada rukun yang harus dikerjakan dan kalau nggak ya batal.
User Guide dan uang Riyal |
Ayah saya pernah bilang dulu, "Kalau ingin berpergian ke luar Asia, maka pergilah mengunjungi Ka'bah terlebih dahulu. Anggaplah Masjidil Haram adalah pintu keberkahan untuk berkeliling dunia. Ketuklah pintu itu, sehingga kamu bisa melihat Ka'bah dan berkeliling dunia." Pada kenyataannya saya sudah mengunjungi Australia dan New Zealand, tapi kata adik ipar saya dua negara tersebut di piala dunia masih masuk ke Asia. Baiklah, berarti saya anggap saya belum pernah keluar Asia dan saya harus pergi umroh. Saya berpikir betapa susahnya memantapkan hati untuk menuju tempat paling mulia di muka bumi ini. Belum lagi godaan tiket murah ke negara lain datang terus bertubi-tubi, baru beli 2 e-commerce yang membuat saya mendadak kere, dan salah satu Marketplace saya di suspend yang membuat income jauh berkurang. Jadi berpikir, memantapkan niat memang butuh usaha keras. Seolah-olah saya sedang diberikan ujian bagaimana cara menetapkan hati memenuhi panggilan Allah. Dan saya sudah memutuskan untuk tetap pergi apa pun rintangannya.
Baiklah, cukup curhatnya. Saya akan membahas persiapan berangkat umroh. Mari disimak:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً
Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah.
Baiklah, cukup curhatnya. Saya akan membahas persiapan berangkat umroh. Mari disimak:
Vaksin Meningitis dan Flu
Semula saya mengira semua rumah sakit di Jakarta menyediakan vaksin ini. Setelah menelepon beberapa rumah sakit, hanya vaksin flu yang bisa di beberapa rumah sakit, sedangkan vaksin meningitis hanya tersedia di beberapa tempat sebagai berikut :
- Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kls I Jakarta Area Perkantoran Bandara Soekarno Hata, Cengkareng Telp. 5502277 / 5506068
- Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Halim Perdana Kusuma. Jln Jengki no 45 Rt 8 Rw 2 Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar, Cililitan Jakarta Timur. Telp. 8000166
- Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kls I Tanjung Priok Jln. Nusantara No. 2 Tanjung Priok Jakarta Utara 14310 Telp. 021-43931045 Fax : 021-4373265 Email : info@kkptanjungpriok.net
- RS Persahabatan Rawamangun. Jl.Persahabatan Raya No.1 Rawamangun Jakarta Timur 132030. telp. 021-4891708
- RS Fatmawati. Jl. RS Fatmawati Cilandak, Jaksel Kode Pos 12430. Telp : 021-7501524
Persyaratan Vaksin Meningitis
1. Fotokopi Passpor
2. Foto 4×6 1 lembar
3. Fotokopi KTP
Biaya: Rp. 305.000,- (Desember 2016)
Kalian tau, mendapatkan vaksin meningitis susahnya minta ampuuun. Pertama kali saya pergi ke RS Fatmawati yang ternyata saya dapat antrian tanggal 25 Desember 2016, padahal saya datang tanggal 2 Desember 2016. Kalau kalian mau suntik disini, mending mendaftar sebulan atau dua bulan sebelumnya deh. Saya sampai harus kecewa berat karena nggak bisa vaksin di RS ini dan berbalik arah ke KKP Soekarno Hatta. Ternyata karena sudah siang, vaksin habis dan saya harus pulang lagi. Sempat kecewa dan mulai malas untuk datang lagi. Tapi mengingat pentingnya vaksin karena saya agak gampang sakit, jadi saya bela-belain harus vaksin.
Hari senin tanggal 5 Desember 2016 saya pergi ke KKP Halim Perdana Kusuma jam 5 pagi. Sopir Go-Car malah nggak tau jalan ke bandara Halim sampai akhirnya kami muter-muter 2 jam lebih. Duh, saya takut nggak dapat antrian lagi, tapi berusaha santai (tetap deg-degan juga sih). Alhamdulillah ternyata orang yang mau vaksin disini nggak sebanyak di Soekarno Hatta. Saya dapat antrian nomor 180 dan baru dipanggil vaksin jam 10.30. Lumayan juga lama nunggunya.
Bagian paling mengerikan dalam hidup saya memang berurusan dengan suntik. Saya sempat ketakutan tapi ketika disuntik eh malah nggak terasa apa-apa. Karena saya ada asma dan alergi, saya disarankan vaksin flu juga. Saya jalan ke apotik Cililitan dekat KKP Halim, makan siang dulu, baru mendaftar vaksin flu. Karena nggak antri, saya bisa langsung masuk ke ruang dokter. Kali ini ketika disuntik saya nangis kesakitan. Huuuu sakit banget ya Allah. Saya membayar Rp. 200,000 untuk vaksin flu.
Beberapa jam kemudian, dua lengan saya mulai nyeri. Karena malas pulang ke rumah dulu, saya main ke rumah teman di Tebet dan rencana hari ini kami mau main Ice Skating. Jangankan main, mau ngetik di laptop aja dua bahu dan lengan saya sakit banget. Teman saya juga nggak sengaja beberapa kali menepuk pundak saya dan saya nangis lagi kesakitan. Huuu, bekas suntiknya sakit banget. Ah pokoknya saya nangis aja deh seharian. Besoknya juga saya masih merintih nyeri sewaktu beberapa kali teman saya mencolek pundak saya di sebuah konferensi yang kami hadiri bersama. Saya bilang, "Aaah!" karena latah meringis kesakitan dan dia kaget juga sambil bilang, "Aaah sorry!". Jadi aja kami berisik di tengah-tengan konferensi dan untung pada nggak kenal. Lengan saya sembuh total 3 hari kemudian. Kebayang kalau cewek-cewek yang harus suntik vitamin C dua minggu sekali untuk membuat kulitnya cerah. Ah mending nggak usah!
Jadwal Menstruasi
Ini nih yang paling galau menurut saya. Biasanya jadwal mens saya sangat teratur kecuali kalau lagi stress. Nah, kadang saya sendiri nggak sadar lagi stress, tiba-tiba malah dapet. Menurut saya bulan ini adalah bulan paling stress tapi kok saya malah belum dapet? Bisa jadi juga kalau stress malah telat dapet. Duh, nggak enak banget udah jauh-jauh umroh, eh malah mens. Ya udah deh, saya minum obat Primolut N untuk menghentikan mens sementara.
Obat |
Di Jakarta, obat ini baru bisa dibeli dengan resep dokter. Karena saya udah males banget ke dokter, ya udah saya beli di Aceh aja. Beberapa dokter juga pendapatnya beda-beda untuk minum obat ini berapa kali sehari. Saya sampai memvoting dokter-dokter (kebetulan teman-teman dan saudara sendiri) dan akhirnya memutuskan untuk minum 1 kali sehari saja. Sekalian mempertimbangkan peringatan obat agar hati-hati diberikan kepada penderita asma. Ya Allah semoga obat ini berguna supaya benar-benar bisa beribadah.
Pakaian
Saya jadi harus beli beberapa baju longgar atau gamis, membongkar isi lemari untuk mencari terusan atau dress panjang, dan melihat beberapa inspirasi pakaian umroh untuk cewek seperti apa. Saya memang nggak punya kerudung jenis khimar, jadi saya mau mencoba nge-mix and match kerudung biasa dengan long dress. Say good bye untuk ripped jeans deh disana.
Belajar Umrah
Jujur saja saya nggak punya waktu untuk ikutan manasik umroh. Jadinya saya membeli buku Tata Cara Umroh Lengkap yang bisa menjadi panduan saya disana (User Guide). Sebagian besar doa saya memang sudah hafal karena memang nggak susah. Tapi rukunnya masih lupa-lupa ingat. Saya kira rukun umroh sama dengan Haji sampai ada lempar jumrah begitu dan yang membedakan hanya Wukuf di padang Arafah. Ternyata umroh hanya Ihram (buat laki-laki pakai pakaian ihram yang warna putih), Thawaf (mengelilingi ka'bah 7 kali berlawanan arah jarum jam), Sa'i (berjalan antara bukir Shafa dan Marwah), dan Tahallul (mencukur rambut) saja. Selama di Aceh, pekerjaan saya adalah membolak-balik user guide dan menghafal doa. Duh, rasanya seperti mau ulangan agama sewaktu masih sekolah dulu ditambah akan segera praktik. Sengaja nggak mau terlalu mengurusi pekerjaan biar bisa fokus. Saya juga bawa buku user guide-nya ke pesawat untuk dibaca selama perjalanan ke Jeddah.
Uang Riyal
Saya kira kurs Riyal sama dengan Malaysia Ringgit. Ternyata Riyal lebih mahal sekitar Rp. 3,560. Beda hampir 300 poin. Mana saya lagi kere, untung udah nyetor uang sampai lunas, sehingga disana tinggal bawa diri aja. Makan udah disediakan, paling duit nongkrong cantik yang harus sediakan sendiri.
Tour dan Travel
Saya menggunakan jasa Belangi Tour di Banda Aceh dengan harga Rp. 27,000,000. Visa juga sudah diurusi oleh travel yang membuat passpor saya ditahan lebih dari sebulan. Bagus juga ditahan untuk mengirit duit agar nggak tergiur dengan godaan tiket yang super murah, hihihi. Sengaja pilih hotel yang dekat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi karena bawa orang tua. Mungkin kalau saya pergi sendiri, saya akan memilih paket yang lebih murah, hihihi.
Baiklah, sekian tulisan saya. Nanti di sela-sela waktu beribadah akan saya posting foto yang berbeda-beda di Path dan Instagram. Kalau mau melihat siaran langsung bisa melalui Instagram Story, hihihi. Tenang saja, Instagram saya nggak di private jadi kalian bisa bebas melihat foto, video, dan IG Story. Doakan semoga ibadah saya lancar, tidak mendapat halangan apa pun, umrahnya mabrur, dan semua doa saya disana dikabulkan Allah. Aminnn...
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ
إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu. Begitu juga kerajaan. Tiada sekutu bagi-Mu.
Dear Ayah, akhirnya saya bisa umroh bareng Mama dan Dek Achmad. Akan saya doakan Papa dari seluruh tempat terbaik untuk berdoa. Semoga saya merupakan salah satu anak yang shalehah, sehingga doa-doa bisa langsung menembus langit dan pahala bisa menjadi amal jariyah Ayah kelak. Aminnn...
1 comments:
waahh asik umroh. Semoga lancar ya ibadahnya disana.
Posting Komentar