Desember 07, 2016

Bandung di Musim Hujan

Memasuki bulan Ber, Ber, Ber, kali ini agak lain daripada biasanya. Selama saya kuliah bahkan sampai tahun 2015 pun, saya nggak pernah mendengar kalau Bandung itu banjir. Hujan memang selalu deras di kota itu, tapi suasana dingin dan lembab justru sangat saya rindukan. Jadi teringat masa-masa kuliah, jalan kaki sambil pakai payung untuk pulang ke asrama. Suasana Bandung yang dingin, bikin saya pengen mampir beli takoyaki di pinggir jalan. Dulu uang jajan cuma sejuta termasuk duit asrama, cuma bisa jajan takoyaki seharga Rp. 5,000.

Saya kembali ke Bandung pertengahan November kemarin. Sebenarnya sudah merencanakan ke kota ini sejak awal November tapi saya sudah terlalu sibuk. Di satu sisi saya pengen banget menyemai semua benih-benih bisnis, saya jaga mereka sampai tumbuh dan berkembang, lalu pada akhirnya saya tinggal santai-santai aja. Sayangnya, keinginan nggak seindah keadaan. Kesempatan berbisnis datang terus, tapi waktu terlalu sedikit.

Too Many Ideas Too Little Time

Saya ke Bandung untuk bertemu dengan salah satu sahabat saya bernama Anis. Dia bersama keluarganya juga kemarin ikut dengan saya ke New Zealand. Saya suka banget belajar bisnis dari Anis karena dia sudah memulainya sejak 2009 (7 tahun), sedangkan saya baru 2012. Dia juga CEO dari 2 perusahaan. Pengalaman dia di dunia bisnis juga jauh lebih banyak, mau pengalaman pahit dan manis, semuanya berharga dan bisa menjadi pembelajaran buat saya. Anis juga orangnya baik banget, ramah, dan rendah hati. Saya udah mengenal seluruh keluarganya. Jadi kalau ke Bandung, saya menginap di rumahnya. 
Makan siang
Seperti biasa, saya naik Aya Travel dari Depok ke Bandung, lalu dijemput Anis di Taman Sari. Lalu kami nongkrong sebentar di Butterfield Kitchen di Jalan Dipatiukur no. 5, Bandung, sambil menunggu Alys (anaknya Anis) pulang sekolah. Kita ngobrolin bisnis (saya belajar bisnis) dan curhat tentang karyawan atau partner bisnis. Anis memberikan banyak masukan kepada saya dan ide dia memberikan pengaruh besar pada bisnis saya. Biasanya kalau selesai ngobrol sama pebisnis, kepala saya pasti kepenuhan dan rasanya panas. Setelah Alys pulang, kami mampir ke rumah Mama Anis sambil menunggu suaminya pulang kantor, sekalian makan malam dulu. Waktu itu Mama Anis masak sop buntut. Biasanya saya nggak suka sop buntut dan masakan Mama Anis enaaaaak banget. Jadi nambah terus nih. Sekitar jam 12 malam, baru deh pulang ke Kota Baru Parahyangan.

If You Wanna be a CEO, then Make Friends With the CEOs

Besoknya, kami ke perkebunan Anis. Baru kali ini saya naik Jeep Wrangler untuk ke kebun. Mobilnya keren banget deh, memang cocok untuk medan jalan berlumpur, menanjak, dan menurun. Semoga suatu hari sanggup beli super car, aminnn. Hari itu saya akan menjadi petani. Saya belajar mulai dari bercocok tanam, mengolah pupuk, green house, panen, mencuci hasil panen, memilih sayuran, mengemas, sampai siap di kirim ke supermarket. Lelah juga sih tapi pelajarannya terlalu berharga. 
Awalnya teman-teman saya mau menyusul ke saung Anis, tapi nggak jadi. Padahal kan seru bisa camping malam-malam disini. Suara jangkrik terdengar jelas di malam hari dan suara gemercik air menambah tenang suasana.  Apalagi semua makanan yang disuguhkan adalah organik. Sayuran organik, ikan nila organik, dan sambal mantep banget. Kami bekerja di saung sampai jam 11 malam, lalu baru pulang ke Padalarang.
Semoga sanggup beli mobil ini
Berkebun
Alys ikut kerja juga
Hari minggu waktunya ngajak main Alys. Kami nonton Trolls, duduk di deretan paling belakang karena Alys suka berdiri, supaya nggak mengganggu penonton lain. Saya dan Anis tertawa paling keras di bioskop. Lucu banget deh film Trolls ini. Saya ngakak melulu. Udah lama juga nggak nonton bareng Anis. Terakhir kali sewaktu kuliah. Selesai nonton, hujan deras mengguyur Bandung lagi. Berita di detik.com kalau tol Cipularang (yang menghubungkan Bandung dan Jakarta) kebanjiran. Duh, belum pernah kayak gini sebelumnya. Bahkan banyak mobil terendam. Alhamdulillah kami di Bandung nggak kena macet. Dari Trans Studio Mall kerumah Anis hanya satu jam saja.
Selamat pagi
Besoknya saya menemani Anis ke Riau Junction untuk melihat sayuran yang kemarin dipanen sudah masuk ke supermarket. Saya jadi paham cara berjualan di mulai dari benih sampai masuk ke supermarket besar seperti ini. Ilmu seperti ini sangat berharga buat saya. Setelah makan, saya diantar kembali ke Aya Travel di Taman sari untuk pulang ke Depok. Penumpang hanya 4 orang termasuk saya dan selama perjalanan saya tidur pulas sampai tiba di Depok. Selama di Bandung saya tidur jam 12 keatas terus sih, jadi ngantuk banget di mobil. Sewaktu bangun, saya pusing sendiri melihat notifikasi di handphone sampai penuh dan saya harus baca satu demi satu. Belum lagi banyak missed calls yang harus saya teleponin ulang.

Alhamdulillah sampai Depok hanya dalam waktu 2,5 jam. Minggu ini saya ikut event banyakkkk banget dan semuanya pagi. Semangat!!!!

1 comments:

Cipu Suaib mengatakan...

Sukses yah Mut dengan usahanya, salut euy sama mereka yang berani mengambil risiko berhenti kerja kantoran untuk beralih menjadi enterpreneur. Semangat Mut

Follow me

My Trip