Baru sempat melanjutkan postingan lagi tentang Madinah. Kali ini saya memposting blog dengan menggunakan laptop dan internet super kenceng, jadinya lebih semangat mengetik-ngetik, hihihi. Saya akan bercerita tentang beberapa tempat yang penuh sejarah yang saya kunjungi di salah satu kota Tanah Haram ini. Nggak semua tempat saya masuki karena ada yang memang cuma ditunjukkan dari dalam bus saja. Sebelum ke Tanah Haram, saya memang sengaja membaca 3 buku tentang Mekkah dan Madinah sampai tamat supaya nggak nge-blank banget ketika berziarah. Lagian memang ingin membekali diri juga dengan pengetahuan tentang islam. Baiklah, mari disimak.
Nunggu di lobi mau jalan-jalan |
Naik bus |
Masjid Quba
Masjid ini adalah yang pertama dibangun Rasulullah SAW dan sangat ramai dikunjungi oleh para jamaah. Apalagi kalau berkunjung ke mesjid ini hari Sabtu, beuuuh ramenya. Hari biasa aja rame, apalagi hari Sabtu. Kenapa Sabtu dan kenapa masjid ini ramai dikunjungi? Berikut petikan hadistnya.
Masjid Quba dengan langit biru |
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang telah bersuci (berwudhu di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba lalu shalat di dalamnya dua rakaat, maka baginya sama dengan pahala umrah." (Sunan ibn Majah, no 1412).
Dahulu Rasulullah SAW mendatangi Masjid Quba setiap hari Sabtu dengan berjalan kaki atau berkendaraan kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dua rekaat. [HR. Al-Bukhâri dan Muslim].
Kalau dilihat dari arsitektur bangunan, hampir sama dengan mesjid kebanyakan di Madinah. Nggak bisa dibandingin dengan Masjid Nabawi yang sangat indah karena memang Masjid utama. Sewaktu saya kesini, dari luar terlihat jamaahnya padat banget, tapi ketika udah masuk mesjid malah lengang. Nggak tau ya, mungkin banyak yang memilih shalat di luar karena mereka mengira nggak ada tempat shalat di dalam.
Kebun Kurma
Seharusnya kami ke Masjid Quba dulu, baru ke kebun kurma. Karena pengunjung Masjid Quba terlalu ramai, maka kami ke kebun kurma terlebih dahulu. Karena memang rute perjalanan setiap travel umrah pasti mengunjungi masjid dulu baru kebun kurma. Jadi kita antimainstream biar di kebun kurma sepi, di mesjid juga sepi (walaupun nggak sepi juga). Paling nggak bus kita bisa parkir.
Rameee |
Ustadz sudah mengingatkan kalau beli kurma disini tuh harganya mahal tapi teteuppp aja yang beli berduyun-duyun. Berhubung saya nggak ada duit juga, jadi saya hanya mencicipi beberapa kurma nabi (yang paling mahal) lalu keluar. Sebenarnya agak males juga mencicipi kurma langsung karena banyak banget tangan-tangan orang yang megang kurmanya. Takut kurmanya jadi kotor dan malah kita makan.
Ke kebun kurma |
Di luar toko, ada yang menjual kurma muda seperti anggur yang dingin (dikeluarin dari kulkas). Duh rasanya enak banget. Ntah berapa biji yang saya makan dan akhirnya Mama beli juga kurmanya (mungkin karena melihat saya dan adik makannya lahap banget). Beneran enak banget deh, rasa anggur (kurma rasa anggur😅). Selebihnya saya hanya berfoto saja di dekat batang kurma. Sebenarnya nggak begitu bagus pemandangannya, karena nggak ada kurma di pohon. Agak aneh aja berfoto dengan batang kurma buat apaan coba, hahaha.
Beli kurma rasa anggur |
Museum
Saya berkunjung ke beberapa Museum yang ada di sekitar Masjid Nabawi. Sebenarnya saya agak bingung juga dengan informasi yang saya dapat dari dalam Museum selain dari cerita perjalanan Rasulullah, Masjid Nabawi dulunya seperti apa, dan beberapa kaligrafi. Menarik banget sih, tapi pengunjungnya terlalu rame. Yah mau 'gimana lagi, semua tempat apa pun itu di Madinah dan Mekkah memang super duper rame. Lagi asik baca keterangan di gambar, eh ada orang yang mau berfoto dan saya harus geser deh.
Rute Hijrah Nabi Muhammad SAW |
Masjid Nabawi tempo dulu |
Mama dan Mami |
Kebun kurma juga |
Ustadz kami nggak ikut masuk ke dalam museum yang pertama, sedangkan ustadz yang menjelaskan isi museum suaranya nggak jelas. Bahkan saya sama sekali nggak tau beliau ngomong apaan ya. Jadinya saya cuma berfoto saja di dalam museum. Di museum ini saya bertemu dengan mantan bos di Hyperintel dulu. Kebetulan banget ya.
Kaligrafi super keren |
Tempat Abu Bakar diangkat menjadi khalifah |
Baqi'
Tempat ini adalah pemakaman utama di Madinah. Banyak sekali orang-orang penting dalam sejarah islam di makamkan disini seperti keluarga Nabi dan sahabat Nabi. Saya penasaran ingin melihat dari dekat pemakamannya tapi hari itu pemakaman ditutup. Memang kalian nggak akan mengetahui siapa yang di kuburkan di dalamnya karena hanya ada batu penanda saja bukan batu nisan.
Jangan lupa mengucap salam di Baqi':
السّلاَمُ عَلَيْكُم دَارَ قَومٍ مُؤْمِنِيْنَ
"Salam sejahtera keatas kamu wahai tempat tinggal orang-orang yang beriman."
Dan kepada Khalifah Utsman bin Affan:
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا ذَا النُّورَيْنِ عُثْمَانَ ابْنِ عَفَّانَ
"Salam sejahtera ke atas engkau wahai Saidina Utsman bin Affan yang mempunyai dua cahaya."
Masjid Khulafaur Rasyidin
Kalian bisa melihat suatu kawasan dimana ada Masjid Abu Bakar, Umar, Ali, dan Utsman. Kata ustadz, masjid-masjid ini tidak digunakan untuk shalat dan dibangun hanya untuk mengingatkan kita kalau dulunya mesjid ini adalah rumah para sahabat Rasulullah.
Mesjid-mesjid |
Awalnya saya ingin shalat di dalamnya, tapi memang nggak bisa. Saya juga sempat bingung kenapa banyak masjid di Madinah itu nggak ada jamaahnya. Ternyata karena masyarakat disini memang memilih untuk shalat di Masjid Nabawi karena pahalanya 1000 kali lipat dari masjid biasa. Makanya setiap ziarah, ustadz selalu mengusahakan agar kita bisa shalat tiap waktu di Masjid Nabawi walaupun harus masbuq (telat shalat berjamaah satu rakaat atau lebih).
Beberapa tempat penting ada yang tidak sempat kami kunjungi tapi hanya melihatnya dari dalam bus, seperti Masjid Qiblatain (Masjid dengan 2 kiblat) dan Jabal Uhud. Padahal dua tempat ini bersejarah banget apalagi Jabal Uhud. Sayang banget kami nggak turun disini karena takut telat shalat Zuhur di Masjid Nabawi. Insya Allah kalau nanti umroh lagi mau turun disitu.
Jabal Uhud |
Banyak juga yang turun di Jabal Uhud |
Oke, nanti saya posting lagi ya. Sampai jumpa!
1 comments:
Mudah-mudahan saya bisa menyusul kesini suatu hari nanti.
Posting Komentar