Februari 07, 2017

Keseharian di Masjidil Haram

Berhubung sedang berusaha semaksimal mungkin untuk ngeblog di sela-sela kesibukan yang semakin hari semakin mengerikan. Saya sempat sedih karena bulan ini nggak bisa ke Sapporo, padahal udah beli tiket, hiks. Harus ada yang dikorban salah satu. Ke Jepang, atau Tiyuki Kripet (merk keripik milik saya). Berhubung udah pernah ke Jepang, passpor juga udah mau mati, ke kantor imigrasi nggak sempat, permintaan Tiyuki Kripet membludak, dan saya harus ngeblog sebelum saya lupa. Oh ya, nanti saya akan membagikan tulisan tentang berbisnis karena banyak sekali yang minta postingan yang satu itu. Berhubung ilmu adalah pahala jariyah, insya Allah akan saya tuliskan. Ya Allah, lancarkanlah segala urusan...

Saya akan menulis kegiatan saya selama di Masjidil Haram dan sekitarnya yang saya ingat. Kalau ada yang saya lupa, nanti kalau tiba-tiba teringat akan saya update lagi supaya tetap bisa tertulis di blog.

1. Luasnya Masjid
Hal ini paling mengagumkan untuk saya. Saya penasaran tentang seluk-beluk Masjidil Haram sehingga saya jadi ingin bereksplorasi sendiri. Awalnya mau pergi bareng Mama, tapi kasihan nanti kecapek'an karena memang luas banget mesjidnya. Luas keseluruhan masjid ini mencapai 356,800 mdengan kemampuan menampung jamaah sebanyak 820.000 orang ketika musim Haji dan mampu bertambah menjadi dua juta jamaah ketika salat Ied. Beberapa literatur yang saya baca, Masjid ini bahkan bisa menampung 3 juta jamaah (mungkin setelah perluasan).
Menara mesjid
Pertama kalinya saya ke Masjid sendiri adalah ketika shalat Jumat (nanti saya bahas). Setelah itu ketika menjelang Ashar, saya pergi lagi sendiri karena memang mengincar shalat di depan Ka'bah. Agar tidak terlalu kelihatan orang Asia Tenggara, saya pakai Abaya untuk shalat dan menutup muka seperti cadar dengan menggunakan pashmina. Memang agak aneh kalau cewek jalan sendiri di dalam Masjid, jadi mending pakai cadar deh. Sebenarnya yang saya incar adalah foto Zam-zam Tower dan Ka'bah dibawahnya. Alhamdulillah berhasil. Walaupun cuaca panas terik dan menyilaukan (saya sampai pakai kacamata ketika shalat), akhirnya bisa mengambil foto seperti yang saya inginkan hanya dengan kamera hp. Fyi, di dalam Masjidil Haram sebenarnya nggak boleh membawa masuk kamera. Memang ada beberapa orang yang berhasil memotret tanpa ketahuan, tapi sebaiknya jangan coba-coba deh. Karena polisinya galak dan katanya hukumannya bakalan repot nanti nggak boleh berumroh lagi.
Berhasil memotret view ini
Setelah mendapatkan foto, saya berkeliling lagi. Saya takut banget nyasar jadi sepanjang saya berjalan saya mengucap istighfar dan berdoa supaya nggak nyasar terus-menerus. Karena ada bapak-bapak yang udah biasa umroh tetap nyasar dan dia bilang pikirannya bisa tiba-tiba nge-blank ketika di Masjid. Sebagai tindakan preventif, semua gate saya foto juga supaya kalau tiba-tiba nge-blank bisa melihat foto di hp.  
Salah satu Gate yang saya foto
Saya naik ke lantai Sa'i semuanya, naik ke lantai shalat sampai lantai 3, sampai semua Mataf (tempat Tawaf). Kalau capek, tinggal minum air Zam-zam. Yang susah kalau kebelet pipis, karena harus keluar dari Masjid. Akhirnya daripada pipis di toilet Masjid, saya mendingan ke Mall yang berada di sekitaran Masjid. Saya juga sempat shalat di Masjidil Haram Extension yang memiliki interior sangat indah. Suasana juga agak sepi disini dan nggak crowded, tapi dari pelataran Masjid yang biasa saya datangi menuju tempat ini lumayan jauh.
Interior Masjid Extension
2. Mall Zam-zam dan Bin Dawood
Dua tempat jalan-jalan ini letaknya memang sangat dekat dengan Masjidil Haram. Mungkin hanya beberapa puluh meter saja. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Bin Dawood, mungkin seperti ITC di Jakarta dengan tempat yang lebih mewah saja karena terletak dibawah hotel Inter Continental. Disini kalian bisa menemukan berbagai macam oleh-oleh seperti sajadah, kurma, dan sebagainya. Saya sih hanya melihat-lihat saja berhubung lagi kere, hahaha. Lagian, hal yang saya mau seperti baju Abaya dan sajadah sudah dibeli di Madinah. Jadi disini cuma untuk killing time menunggu shalat selanjutnya.

Selanjutnya adalah Zam-zam Tower. Awalnya saya ke Mall ini untuk mencari tumbler Starbucks yang selalu menjadi titipan teman-teman saya. Saya masuk dengan santai ke Starbucks dan ternyata cowok dan cewek tempat nongkrongnya dipisah. Untung nggak salah masuk. Berhubung tumbler nggak ada, yang ada mug doang, ya sudah saya nggak berlama-lama lagi disitu. Hanya berkeliling doang dan mencari dimana toilet. Khusus untuk perempuan, toilet berada di lantai 3. Kalian bisa naik lift aja biar cepat. Overall, Zam-zam Mall ini yang paling mewah dari semua Mall yang ada dan agak mirip Kota Kasablanka di Jakarta. Kalian juga nggak bisa menawar barang disini karena harganya sudah fixed.

3. Shalat Jumat
Shalat Fardhu di Masjidil Haram itu mungkin jamaahnya 100 kali dari Masjid Nabawi dan ketika shalat Jumat bertambah 3 kali lipat. Saya pergi ke Masjid bersama adik, karena Mama sudah duluan dan shalat di Masjidil Haram Extension. Saya gandeng adik saya karena takut hilang saking ramainya orang kesini. Adik mengantarkan saya sampai shaf perempuan, lalu dia menghilang di lautan manusia. Berhubung waktu shalat masih lama, jadi perbanyaklah berdoa dan shalat sunnah disini karena pahalanya 100,000 kali dari masjid biasa. Sewaktu saya sedang berzikir, ada ibu-ibu datang memberikan tasbih dan saya menolak. Duh, saya lupa kenapa saya menolaknya. Yang paling males kalau harus menahan kentut sih, hahaha. Mau wudhu lagi kan jauh.
Multazam
Shalat Jumat berjalan seperti di Masjid Nabawi dengan khutbah berbahasa Arab dan saya tidak mengerti. Hanya diam saja mendengarkan. Setelah shalat selesai, mulailah perjuangan pulang ke hotel. Kebayang seluruh jamaah bubar shalat? Ramaaiii sekali. Karena saya nggak suka berdesakan, saya sabar-sabar aja menunggu orang-orang jalan duluan. Waktu itu eskalator juga sempat mati, tapi alhamdulillah akhirnya bisa jalan. Memang semua orang-orang pada sabar keluar mesjid, nggak berdesakan juga, cuma kalau melihat kerumunan orang se-ramai itu ya saya agak was-was juga.
Masjidil Haram Extension
Alhamdulillah saya sampai ke hotel dengan selamat dan baru membaca sms kalau sebenarnya adik saya menunggu saya di pintu eskalator karena dia khawatir juga kakaknya hilang, hahaha.

4. Senin dan Kamis
Banyak orang berlomba-lomba berpuasa senin-kamis di Tanah Haram, tapi waktu itu saya nggak. Sewaktu mau shalat Magrib, para jamaah mulai sibuk membagikan kurma dan minuman teh jahe ke seluruh jamaah baik yang berpuasa atau pun yang tidak. Kalian nggak akan kelaparan disini ketika berbuka puasa karena memang banyak banget yang membagikan makanan. Saya jadi suka melihat suasana seperti itu. Rindu....
Baca Qur'an super besar
Oh ya, saya teringat waktu itu pernah bertanya pada Mama apa Mama masih hafal doa panjang ketika shalat jenazah karena hafalan saya mulai kebalik-balik. Mama masih hafal sih dan tiba-tiba ada yang membagikan selebaran doa shalat jenazah, sehingga saya bisa membacanya setiap shalat jenazah. Wah, alhamdulillah sekali. Mungkin niat baik langsung dijawab sama Allah.

5. Sujud Sajadah
Sewaktu di Masjid Nabawi, saya belum pernah sujud Sajadah ketika shalat karena memang imam tidak membaca Surat Sajadah. Sewaktu shalat Shubuh di hari Jumat, setelah membaca Al-Fatihah, imam mulai membaca surat yang saya kenal dan ternyata itu Surah Sajadah. Dan sampai pada pertengahan surah, ketika ayat Sajadah, imam bertakbir dan saya sudah meniatkan untuk sujud. Dan saya bersujud, lalu merasa aneh kok saya doang yang sujud ya. Imam bertakbir lagi, lalu melanjutkan surat Sajadah dan saya yakin saya benar.

Seusai shalat, Mama bilang banyak banget jamaah yang ruku' ketika imam bertakbir (Mama shalat sambil duduk, jadi lebih bisa melihat orang yang sujud atau ruku'). Alhamdulillah saya nggak salah.

6. Makanan untuk orang miskin
Setiap habis shalat Shubuh, Zuhur, dan Ashar, kalian akan melihat antrian panjang orang-orang di depan sebuah gerai makanan. Saya kira makanannya enak banget karena antriannya panjang begini sampai saya pernah berniat untuk ikutan mengantri karena pengen mencoba makanannya. Ternyata, gerai makanan itu membagi-bagikan sarapan, makan siang, dan makan malam khusus untuk orang miskin. Wah, saya baru tau.
Antrian bagi-bagi makanan

7. Belanja setelah shalat
Hampir setelah setiap waktu shalat, kalian akan melihat pedagang dadakan membuka lapak di jalan depan Masjid. Harga barangnya murah-murah sih, sekitar 2-10 riyal. Beberapa kali Mama beli barang sama pedagang dadakan itu. Yang kasihan adalah kalau polisi lewat dan mereka bakalan berlarian pontang-panting agar nggak ditangkap. Sama seperti pedagang asongan yang berlarian ketika Satpol PP datang.
Ada bintang dan bulan
Saya dan Mama lebih suka belanja di toko Serba 3 Riyal dan siang hari berubah menjadi Serba 2 Riyal. Paling enak nyari oleh-oleh di toko ini karena murah banget dan bagus. Saya banyak beli magnet kulkas dan gantungan disini.

8. Mengejar Merpati
Nah, ini adalah hobi saya setiap setelah shalat Zuhur dan Ashar. Kadang-kadang saya bisa main bersama merpati sampai 10 menit hanya untuk mengejar-ngejar mereka sampai pada beterbangan. Seru banget sih, hahaha. Tapi terkadang bulu-bulu burungnya bikin bersin-bersin. Walaupun bersin, teutep aja dikejar, hihihi.

Baiklah, mungkin ini dulu cerita dari saya. Nanti saya update lagi kalau saya teringat lagi. Sampai jumpa :)

0 comments:

Follow me

My Trip