Juni 02, 2017

Kesimpulan Perjalanan ke Myanmar

Kali ini tiba di penghujung postingan untuk Myanmar dan saya menyelesaikannya ketika sedang berada di Aceh sambil setengah flu. Efek nggak tidur semaleman karena takut kelewatan pesawat paling pagi. Saya akan menarik sedikit kesimpulan tentang negara ini dari sudut pandang saya pribadi. Untuk destinasi wisata dan kuliner, saya nggak bahas lagi ya karena sudah ada posting tersendiri. Selamat membaca
Uang Kyat
Water Festival
Saya nggak merekomendasikan kalian untuk datang ke Myanmar ketika pesta air sedang berlangsung. Hampir seluruh sudut kota saling siram-menyiram dan basah-membasahi. Semua orang rela disiram dan senang menyiram orang lain. Tanggal 14-16 April 2017 itu adalah tanggal paling salah yang pernah saya pilih. Seandainya saya datang sewaktu hari terakhir Water Festival, mungkin akan lebih baik. Jadi bisa melihat orang bermain air dan bisa menikmati beberapa kota di Myanmar sebagaimana mestinya. Saya malah berada di tiga hari festival berlangsung dan itu adalah kesalahan deh.

Belanja souvenir
Ketika Water Festival berlangsung, maka 95% pertokoan tutup. Sepertinya semesta mendukung saya yang sedang kere, jadi tiket murah muncul dimana saya nggak bisa belanja ini itu di negara tersebut. Bahkan night market, tempat saya biasa berburu oleh-oleh pun tutup. Paling parah sih Mall ya, masa' tutup juga? Apa nggak rugi tuh Management Mall kalau harus nggak beroperasi selama festival? Jadinya kalau mau beli oleh-oleh ya ke pertokoan yang berada di depan komplek pagoda.

Sebenarnya souvenir di Yangon nggak ada yang terlalu khas. Saya ingin membeli barang-barang lucu malah nggak ada. Semua standar. Mungkin ada, tapi tokonya sedang tutup kali ya. Palingan yang banyak pilihannya adalah magnet kulkas dan gantungan kunci. Harganya juga lumayan murah antara 1500 kyat - 3000 kyat. Saya dan teman-teman juga membeli teh khas Myanmar sebagai oleh-oleh. Enak banget deh tehnya dan semua teman dan saudara saya pada suka.

Budget
Nah, pasti bagian ini yang paling ditunggu-tunggu 'kan? Baiklah, akan saya jabarkan satu-persatu.

AirAsia KUL -RGN (Yangon) pulang-pergi Rp. 1,376,574 (Kakros sih dapat lebih murah lagi)
AirAsia CGK-KUL PP (Baggage and Meal) Rp. 928,200
Bagasi AirAsia Rp. 80,000 + Rp. 87,274 = Rp. 167,274
The Vibe Inn 2 malam Rp. 451,024
Sri Langit Hotel KL Rp. 196,244
Cross Road Hotel Rp. 168,849
Sewa Mobil 3 hari (termasuk supir dan bensin) $100 = Rp. 1,350,000

Grand total Rp. 4,638,165

Budget diatas termasuk menginap 2 malam di Kuala Lumpur karena saya masih mau jalan-jalan dulu. Untuk makan dan oleh-oleh di Myanmar, saya menghabiskan sekitar $50 atau Rp. 666,000.
Burmese Pagoda
Oke deh, ini trip pertama yang saya ikuti atas nama Rancupid Travel. Masih banyak antrian posting yang harus saya tuliskan sebelum lebaran tiba. Sampa jumpa!

2 comments:

Claude C Kenni mengatakan...

Water Festival? Mirip Songkran Festival di Thailand ya?

Meutia Halida Khairani mengatakan...

iya claude...

Follow me

My Trip