Cerita kali ini adalah tentang sebuah air terjun yang menjadi destinasi wajib ketika berada di Luang Prabang, Laos. Namanya Kuang Si Waterfall. Air Terjun yang satu ini terletak 29 km selatan Luang Prabang. Katanya, kalau ke Luang Prabang nggak ke Kuang Si Waterfall, berarti belom sah ke kota ini. Saya berangkat ke Kuang Si Waterfall di hari kedua. Awalnya sih pengen dari pagi kesana, tapi ternyata hari itu hujan super deras. Tau bakalan hujan kan nggak akan mandi pagi banget, mending tiduran dulu mumpung hotel tempat saya menginap enak banget. Ditambah bisa pesan sarapan apa aja sepuasnya😋. Oh ya, selama di Luang Prabang, saya banyak banget makan buah karena pihak hotel selalu menyediakan buah, buah, buah aja terus. Nggak apa-apa deh, untuk antioksidan dan menghaluskan kulit😉😉😉.
Setelah hujan reda sekitar pukul 11.30 siang, saya memesan van untuk berangkat ke Kuang Si beramai-ramai dengan turis lainnya. Harga perorang 50,000 kip pulang pergi, tapi ada beberapa traveller dari Malaysia malah dapat 30,000 kip doang. Kalian bisa juga ke air terjun dengan menyewa sepeda motor yang berarti kita bisa berkendara melewati beberapa desa yang indah dalam perjalanan. Memang sih perjalanan menuju Kuang Si Waterfall agak jelek dan berbatu, sehingga kami di dalam mobil jadi terpental-pental terus. Apalagi saya duduk di dekat jendela yang membuat saya terantuk dengan keras ke kaca. Jadi benjol deh. Lama perjalanannya kurang lebih 1 jam dan saya tidur di mobil. Tapi selalu terbangung karena kepala saya terantuk kaca jendela.
 |
Selamat datang |
 |
Berfoto di depan gapura |
Sesampai di Kuang Si, kami pun disuruh berjalan ke arah gapura. Ternyata 50,000 kip itu udah termasuk tiket masuk, jadinya nggak usah bayar tiket lagi. Kita harus melalui jalan setapak terlebih dahulu baru bisa melihat air terjun berwarna zamrud. Sebelumnya, kalian akan melewati Bear Sanctuary, tempat perlindungan beruang matahari dan bulan (Sun Bears dan Moon Bears) yang sudah langka karena diburu untuk diambil empedunya yang bisa dijadikan obat kuat. Kasian banget ya beruang-beruang ini. Saya sarankan kalian jangan terlalu dekat ke pagar tempat kandang beruang, karena jarak dari pagar ke pengunjung dekat banget. Bisa saja tangan beruangnya sampai pada kalian. Untung saja sewaktu saya kesana, beruang-beruang tersebut sedang santai-santai di ayunan dan nggak mendekat ke pagar.
 |
Bears Sanctuary |
 |
Beruangnya lain main |
Setelah puas berfoto dengan beruang, saya melanjukan perjalanan ke Kuang Si Waterfall. Duh, jadi seger banget melihat air terjun dimana muaranya seperti kolam renang alami dengan air berwarna hijau zamrud. Saya memang nggak berencana berenang, jadi cuma mengambil foto dan sedikit bermain air. Kalian harus trekking dari paling bawah air terjun sampai ke atas untuk melihat pemandangan lebih indah lagi. Kalian juga akan melihat air terjun dari atas dimana banyak turis yang melompat masuk ke air. Kebanyakan pengunjung tempat ini adalah turis dan hampir nggak ada warga lokal.
 |
Akhirnya ketemu air terjun |
 |
Lompat? Nggak? 😁 |
 |
Air berwarna zamrud |
 |
Segerrrrrr |
Yang paling menyebalkan dari tempat wisata ini adalah turis dari China dengan gayanya yang norak dan suka teriak-teriak. Mereka kalau panggil temennya yang jaraknya deket pun teriak kenceng banget. Beberapa bule' sampe' nutup telinga mereka karena suara turis China itu kenceng banget dan seperti orang sedang ngomel. Belum lagi mereka suka buang sampah sembarangan, berfoto dengan gaya yang aneh (memeluk pohon, mengisap rokok, dll), pokoknya nyebelin deh. Saya jadi males berada di dekat mereka.
 |
Yang mau jajan |
Saya rasa, waktu banyak terbuang kalau naik van carteran. Kami baru dijemput setelah 3 jam berada di air terjun. Untuk yang berenang di air terjun sih, lumayan singkat waktunya karena setelah berenang pasti makan dan berfoto. Jadi nggak terasa. Nah, kalau seperti saya yang nggak berenang, jadi bosan. Udah jalan-jalan kesana kesini, berfoto, duduk-duduk santai, tetep aja udah nggak tau mau ngapain. Kami disuruh ngumpul jam 15.30, tapi van baru datang jam 16.00. Duh, tambah bosan lagi. Sebaiknya kesini naik tuk-tuk aja karena tuk-tuknya beneran nungguin sampai kita beres main di air terjun. Jadi kalau udah bosen, bisa langsung pulang.
 |
Para turis sedang mandi |
 |
Spot paling bagus untuk melompat |
Di perjalanan pulang, ternyata jalannya lebih memusingkan lagi. Saya sampai hampir muntah saking terlalu berkelok-kelok dan supir van nyetirnya nggak mulus banget. Sedikit-dikit ngerem, trus ngegas mobil lagi, ngerem lagi, dan membuat saya sedikit lagi muntah. Nggak keren banget naik van bisa muntah. Daripada muntah, saya memilih tidur. Tapi saya terantuk kaca jendela lagi sampai dua kali. Duh, kayaknya udah ada benjol diatas benjol di kepala saya kaya es krim cone🍧.
Alhamdulillah sampai juga pusat kota dengan selamat. Menurut saya air terjun di Indonesia jauh lebih bagus daripada Kuang Si. Kalau saja turis-turis ini pernah ke air terjun Madakaripura, curug Cigangsa, atau curug Cikaso, Kuang Si jadi nggak ada apa-apanya. Baiklah, nanti saya cerita lagi tentang Sungai Mekong. Sampai jumpa 💗
2 comments:
di KLCC gw pernah nemuin turis Cina macam ginian.. berisik banget karena teriak2.. di marahin loh sama satpam KLCC.. trus abis itu di ikutin terus..
Berisik kan ganggu
@Miawguk : nyebelin bgt gw.. kali mereka pada budeg kali ya. makanya pada harus di teriakin wkwkwkkw
Posting Komentar