Melanjutkan postingan yang tertunda sebelum Ramadhan. Semoga kalian nggak bosen membaca cerita saya. Kali ini saya akan bercerita tentang backpackeran bareng Mama. It's almost impossible, tapi dengan koordinasi dan kerjasama yang baik antara Mama dan anaknya, maka jadi juga kita berangkat. Mama memang sering mengunjungi anak-anaknya satu demi satu (kami 4 bersaudara). Berhubung saya tinggal paling jauh dari rumah, jadinya kalau Mama datang berkunjung bisa lama. Kali ini Mama membawa Tante dan kakak sepupu saya ikut serta ke Depok, sekalian mereka udah lama banget nggak berkunjung ke Pulau Jawa.
Biasanya setiap ke Jakarta, Mama pasti akan mengagendakan ke Bandung karena kota itu sudah seperti second home untuk kami. Setiap Mama dan Papa datang, sudah pasti ke Bandung. Selain karena dulu anak-anak Mama dan Papa berkuliah di Bandung, kita juga punya saudara disana. Saya pun hampir sebulan sekali ke Bandung untuk sekedar jalan-jalan, atau mengurusi bisnis.
Menatap |
Kali ini Jakarta udah, Bandung udah, tahun lalu juga Mama sempat saya bawa ke Kuala Lumpur, maka tahun ini kemana lagi ya? Akhirnya jatuhlah pilihan ke Singapore, negeri patung singa nyembur air, hahahaha. Terakhir saya ke Singapore pada tahun 2014 (sampai tiga kali di tahun yang sama) dan baru tahun ini kesana lagi. Seingat saya, jalan-jalan di Singapore itu lumayan melelahkan untuk orang tua, apalagi jarak stasiun MRT yang satu ke lainnya agak jauh. Saya udah bilang ke Mama kalau nanti bakalan capek, jadi harus makan banyak dan mempersiapkan stamina, baru kita bisa kesana.
Mejeng dulu |
Awalnya saya mau membook hotel seperti biasa yang saya lakukan setiap ke luar negeri atau luar kota. Tapi setelah melihat peta dimana jarak hotel cukup jauh dari MRT, saya memutuskan untuk menginap di Hostel. Jujur aja ini pertama kalinya saya menginap di Hostel dan sama sekali nggak kebayang 'gimana. Dulu sewaktu ke Jepang dan Korea, saya menginap di penginapan yang bisa tidur diatas futon supaya lebih terasa sedang berada di Asia Timur. Di Hong Kong saya menginap di apartemen, di New Zealand menginap di Motel, dan selebihnya pasti Hotel atau Villa. Hal yang pertama saya ingatkan ke Mama dan saudara saya adalah, "Jangan lupa bawa handuk dan peralatan mandi, karena takut nggak disediakan."
Tiba di Singapore
Jadwal penerbangan kami ke Singapore pukul 13:50. Sengaja memilih pesawat agak siang supaya bisa lebih santai karena 3 hari yang lalu juga kami baru saja pulang dari Bandung. Bongkar isi koper cuma untuk mengeluarkan pakaian kotor, lalu mengisi lagi koper dengan pakaian bersih. Seperti biasa, saya selalu tidur di dalam pesawat sampai beberapa menit mau mendarat. Ketika terbangun, Mama dan Tante saya sudah menyodorkan form imigrasi yang harus diisi untuk masuk ke Singapore. Kebayang nggak pesawat lagi berusaha turun, nggak boleh membuka meja di pesawat, dan saya harus mengisi 3 form punya saya, Mama, dan tante😵😵. Langsung agak pusing dan tulisan jadi amburadul. Tapi untungnya semua bisa tertulis juga.
Menginap di Hostel
Kami memilih hostel Aljunied@SG yang berjarak hanya 100 meter dari stasiun MRT Aljunied. Awalnya sempat bingung sendiri dimana hostel ini. Kebetulan ketemu resto makanan halal Muffidz dan kami sudah lapar karena belum makan siang, jadinya mampir ke resto sebentar sekalian mau bertanya alamat hostel. Kami memesan nasi biryani dan teh tarik untuk makan sore ke malam. Porsinya gede banget, jadi bisa bagi dua dengan Mama. Pelayan Resto juga memberitahukan alamat hostel yang kami cari dan ternyata deket banget dengan resto halal ini.
Setelah berjalan dan mencari-cari hostel, kami menemukan tulisan INN@SG dan saya agak nggak yakin ini hostel yang kita maksud. Tapi alamatnya udah bener sih. Ya udah, saya menaiki 20 anak tangga, mengetuk pintu hostel, lalu disambut cowok dengan senyum yang ramah menyebutkan, "Indonesia?" dan saya menjawab, "Yes." Kami masuk dan melihat apartemen lumayan sempit dengan kamar yang banyak. Kami diantarkan ke kamar dan AC dinyalakan. Gile ACnya super dingin deh. Kamar mandinya juga banyak dan ada dapur juga. Lumayan enak juga hostel ini. Yang saya kurang suka dari Hostel mungkin adalah kamar mandinya karena sering bau rokok dan ada puntung rokok. Jadi sesak napas sambil mandi.
Pernah suatu siang kami pulang ke hostel, ternyata AC nggak bisa dinyalakan. Sewaktu saya bertanya pada pemiliknya, katanya AC hanya boleh dinyalakan dari jam 5 sore sampai jam 10 pagi saja. Kebayang betapa gerahnya Singapore di siang hari di dalam kamar sekecil itu. Tapi ya sudahlah, what you paid is what you've got, saya mandi aja biar seger, lalu lanjut jalan-jalan lagi.
Naik MRT
Kalau bawa orang tua, memang bakalan lebih baik kalau kita naik mobil atau bus selama di Singapura. Apalagi sudah ada Uber, bahkan Uber Food dimana makanan diantar menaiki sepeda (ini belum ada di Indonesia). Tapi kalau menurut saya, naik mobil/bus nggak bisa menjangkau ke setiap sudut kota seperti MRT. Apalagi akses ke aplikasi Uber membutuhkan internet dan saya jarang mau beli kartu SIM ketika mengunjungi sebuah negara. Saya sengaja memilih hostel dekat MRT sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga, ditambah setiap stasiun MRT ada lift/elevator untuk orang tua. Saya paling suka naik lift, nggak usah berdesakan dengan orang yang buru-buru mau naik eskalator. Mana eskalatornya kenceng banget dan agak serem kalau Mama dan tante naik eskalator sekenceng itu.
Naik MRT |
Bawa orang tua naik MRT juga nyaman banget. Selain karena semua orang pasti memberikan tempat duduk, warga Singapura juga tertib banget ketika keluar MRT. Padahal itu jam pulang kerja. Kebayang naik KRL di jam pulang kerja, apalagi di gerbong wanita. Jangankan kasih duduk, mau masuk KRL aja berantem dulu, trus keluar KRL juga berantem lagi😂😂😂.
Jalan-jalan
Menyusun itinerary ketika berpergian bersama teman dengan orang tua sudah pasti berbeda. Kalau bareng teman pasti jadwalnya ketat banget dan waktunya singkat supaya semua tempat bisa dikunjungi. Kalau pergi dengan orang tua, lebih baik pergi siang atau sore, lalu check in penginapan, istirahat sejenak, baru pergi lagi. Itupun perginya cuma bisa ke satu tempat doang di hari yang sama karena pasti orang tua sudah capek. Hari pertama kami mampir ke Bugis dulu pada malam hari, sekedar untuk belanja oleh-oleh. Seperti biasa saya tetap beli magnet kulkas walaupun yang Singapura udah banyak magnetnya.
Hari kedua saya mengajak Mama dan saudara ke Resort World Sentosa untuk jalan-jalan. Pastinya harus menyediakan banyak waktu untuk duduk dan beristirahat. Biasanya kalau sedang istirahat, saya sibuk mencari wifi kali ada yang gratisan. Selesai dari Sentosa Island, saya balik lagi ke hostel, istirahat, makan siang, baru lanjut lagi ke destinasi selanjutnya. Kami memutuskan pergi ke Marina Bay Sands dan Garden By The Bay. Itu pun tetap harus banyak duduk dan jalannya harus pelan-pelan. Sebenarnya jarak Marina Bay Sands ke Garden By the Bay lumayan deket. Tapi karena kami mampir ke Flower Dome, baru deh terasa banget jauhnya.
Magnet kulkas |
Sepulang dari Flower Dome, kami lanjut jalan lagi ke Skytree Groove di Garden By the Bay, lalu jalan menuju Merlion. Sebenarnya saya tau itu jarak dari Flower Dome ke Merlion itu super duper jauh. Tapi pemandangan di sekitar bisa membuat kita agak lupa dengan jarak yang jauh tersebut. Saya sempat takut juga Mama dan tante saya nggak sanggup jalan kaki, jadi kalau ketemu tempat duduk, saya wajibkan mereka untuk beristirahat. Alhamdulillah Mama dan Tante sehat dan kami semua sampai juga ke Merlion. Jujur aja saya juga merasa capek banget, apalagi orang tua. Rasanya pinggang, pantat, paha, udah keram semua😫.
Hari ketiga kami hanya shopping di Orchard, lalu langsung ke bandara. Hari itu juga hujan lebat, jadi agak bingung kalau mau jalan-jalan karena saya males juga kalau sepatu harus basah. Di bandara Changi juga banyak kok yang bisa dilihat. Kami sempat main ke Sunflower Garden yang ada di lantai 3 bandara. Ini pertama kalinya saya ke tempat yang dipenuhi dengan bunga matahari dan marigold. Bagusss banget deh.
Sunflower Garden |
![]() |
Pose dulu |
Tulip Festival di Flower Dome
Mungkin memang rejeki kita untuk melihat bunga-bunga indah. Pada saat saya ke Singapore kemarin, ternyata sedang berlangsung Tulip Festival 🌷🌷🌷yang diselenggarakan pada tanggal 1 April 2017 - 7 Mei 2017. Dulu saya pernah melihat bunga tulip di Shenzhen China tapi tetap aja nggak sebanyak yang ada di Flower Dome. Saya kagum melihat bunga tulip yang super duper banyak, berwarna-warni, dan indaaaaah bangettt. Subhanallah! Tulip-tulip ini dibawa langsung dari Keukenhof Belanda sehingga masih terlihat segar dan indah banget.
![]() |
Selfi sama Tulip |
![]() |
Tulippppp 😍😍😍 |
Bunga mawar pendek |
Karena saya juga berjualan bunga tulip via online, melihat tulip begitu banyak dan berwarna-warni jadi ingin mengabsen namanya satu demi satu. Hampir semua jenis tulip saya hafal namanya, termasuk bunga Hyacinth yang baru kali ini saya lihat. Biasanya cuma mendaftarkan nama produknya doang, tapi nggak pernah liat bunga aslinya seperti apa. Mama dan tante seneng banget dibawa ke tempat seperti ini. Mungkin orang tua memang suka datang ke tempat yang menenangkan pikiran dan sangat indah kali ya. Kalau kita 'kan lebih suka ke Universal Studio untuk memacu adrenalin sampai muntah-muntah, hahaha. Flower Dome dan Cloude Forest akan saya bahas di postingan setelah ini.
Membawa orang tua ikut jalan-jalan sebenarnya sangat menyenangkan. Apalagi mengunjungi negara maju yang berbagai fasilitas untuk orang tua sudah tersedia. Jadi pengen bawa Mama ke Jepang sewaktu musim semi karena pasti Mama bakalan senenggg banget melihat bunga 🌸🌹🌺🌻🌼🌷. Atau sekalian aja bawa ke Keukenhof. Insya Allah ya Ma. Jadi teringat Papa yang pasti senang banget juga jalan-jalan bareng kita.
Baiklah, sampai jumpa di postingan selanjutnya 😘
1 comments:
aku salut si mama msh mau diajak nginap di hostel hehee
Posting Komentar