Pernahkah kalian mendengarkan sebuah nama kota Luang Prabang? Jujur saja saya baru mendengar nama kota ini ketika Air Asia buka rute pertama kali kesana. Seumur-umur sih belum pernah denger ya. Nah, Luang Prabang adalah sebuah kota yang terletak di utara pusat negara Laos, bersisian dengan Sungai Mekong, dan berjarak sekitar 425 km sebelah utara Vientiane (ibukota negara Laos).
Masih dalam rangkaian ingin meng-khatamkan Asia Tenggara, sewaktu sedang beli bagasi untuk penerbangan ke Yangon, tiba-tiba dapat email priority seat seharga Rp. 0 dari Air Asia ke beberapa rute. Setelah ngecek negara mana aja yang bisa dibeli dengan harga Rp. 0,-, yang belum saya kunjungi hanya negara Laos dan Srilangka. Kalau ke Srilangka kejauhan dan saya lagi kere banget, nggak mungkin merencanakan ke negara itu. Akhirnya pilihan jatuh pada Laos. Berhubung sisa duit sewaktu ke Myanmar masih banyak, dan seharusnya Asia Tenggara pasti nggak akan menghabiskan banyak uang, ya udah deh mari kita ke Luang Prabang.
![]() |
Uang Lao Kip |
Karena kesibukan yang luarrr biasa, saya nggak browsing sama sekali tentang Laos. Makanan, tempat wisata, semua nggak ada yang saya baca. Cuma baca sedikit rangkuman perjalanan Willy teman saya, itu pun cuma beberapa point doang😅. Bahkan saya nggak sempat menuliskan blog juga (biasanya saya pasti akan menulis blog persiapan sebelum pergi ke sebuah negara baru). Pergi ke bandara dalam kondisi sakit, kaki juga belum sembuh-sembuh amat, memaksakan diri tetap berangkat, makan malam seadanya di bandara, penerbangan malam ke Kuala Lumpur. lengkaplah sudah. Sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Kuala Lumpur saya tidur pulas, bahkan sejak duduk di kursi pesawat udah ketiduran. Saking capeknya dan ngantuk berat.
Sesampai di Kuala Lumpur udah tengah malam. Saya memesan Uber ke hotel City View KLIA yang jaraknya hanya 10 menit pakai mobil. Enaknya di bandara Kuala Lumpur, internet kenceng, taksi online pun banyak. Tapi saya lebih memilih Uber kalau dari bandara ke kota karena jauh lebih murah daripada Grab. Grab bisa RM 65, sedangkan Uber hanya RM 35 saja. Tiba di hotel, langsung cek in, masuk kamar, dan tertidur pulas.
Esoknya setelah shalat Shubuh (Shubuh di KL itu jam 6, jadi nggak usah bangun terlalu pagi), saya mandi, dandan, beberes koper sebentar, lalu berangkat ke bandara KLIA2. Kebetulan konter cek in udah buka, jadi kita cek in bagasi dulu, baru sarapan. Tumben kali ini koper saya ringan banget, padahal bakalan liburan agak lama. Selesai cek in, saya sarapan di Nando's dan agak shock dengan porsinya yang super duper banyak. 2 potong ayam gendut ditambah nasi dan kentang untuk sarapan itu terlalu banyak sih. Tapi saya mencoba menghabiskan satu potong ayam, dan satu lagi mau dibungkus aja ke Luang Prabang.
![]() |
Sarapan 😱 |
Karena terlalu sering naik Air Asia, sudah hampir selalu saya masuk ke boarding gate last minute. Pokoknya baru ada di depan gate biasanya pas udah ada panggilan boarding. Mungkin salah satu sebabnya karena terlalu banyak toko yang ada di KLIA2 dan membuat saya suka ngetem di toko-toko sepanjang jalan menuju boarding gate, hihihi. Perjalanan dari Kuala Lumpur ke Luang Prabang menghabiskan waktu hampir 3 jam. Seperti biasa, saya tidur sepanjang jalan sampai tiba di Luang Prabang International Airport. Badan masih terasa lelah tapi perjalanan menelusuri kota sudah dimulai.
Saya turun dari pesawat, lalu proses ke imigrasi. Hal yang pertama saya rasakan adalah, hawa di bandaranya panasssss banget. Sampai buka jaket dan mengambil sesuatu untuk kipas-kipas. Setelah passpor distempel, saya ambil bagasi, dan menukar uang USD100 ke Lao Kip. Lumayan dapat 825,000 LAK, jadi merasa kaya😆😆. Saya kemudian menyewa van seharga 50rb kip untuk dua kursi menuju ke pusat kota. Saya kira pusat kotanya jauh banget, ternyata cuma 15 menit dari bandara. Oh ya, saya satu van dengan beberapa orang Indonesia yang kebetulan jadwal penerbangan pergi dan pulangnya sama dengan saya. Waktu itu memang banyak orang berlibur ke Luang Prabang karena longweekend. Saya dan Nida diturunkan di lorong kecil menuju hotel karena kata supir, van agak susah masuk ke dalam lorong. Padahal lorongnya gede. Baru jalan kaki beberapa meter doang, badan saya langsung keringetan. Gile ini Luang Prabang panas banget😯😯😯, padahal udah sore lho. Ampun dah!
Kami menginap di Villa Le Tam Tam. Resepsionis hotel menyambut kami dengan super duper ramah sambil menyuguhkan jus jeruk dan berbagai macam buah-buahan. Kami dipersilahkan duduk di ruang tamu, lalu cowok itu memberikan selebaran mengenai tujuan wisata yang ada di Luang Prabang. Resepsionis menjelaskan beberapa tempat sebagai berikut:
- Kuang Si Waterfall
- Luang Prabang Night Market
- Phou Si Mountain
- Mekong River
- Pak Ou Cave
- Whiskey Village
Berpose di sebelah tuk-tuk |
1 comments:
keren iiihhh Kyaaa Kyaaa Kyaaa
Posting Komentar