September 29, 2017

Perjalanan ke Pulau Bangka dan Belitung

Sebelum menuliskan perjalanan ke Bangka dan Belitung, ada baiknya kalau saya posting foto-foto dulu ya. Biar pada ngiler pengen ke tempat-tempat indah ini juga dan ikut Rancupid Travel. Perjalanan saya kali ini memang bersama travel sendiri dan saya menjadi customer juga pada saat itu. Insya Allah ke depannya Rancupid Travel bisa menjadi Marketplace Travel pertama dan terbaik se-Indonesia bahkan dunia. Aminnn!
Bersama Rancupid Travel 😎😎😎
Oh ya, untuk menambah pengetahuan kita tentang Indonesia, sedikit informasi dari Wikipedia : Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik. Total pulau yang telah memiliki nama di provinsi ini berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi ini juga dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. 
Rumah Adat Belitung
Danau Kaolin Belitung
Museum Kata Andrea Hirata (di depannya)
Museum Kata Andrea Hirata (Indoor)
Rumah Keong
Resto Seafood Belitung
Pulau Batu Berlayar
Mercusuar Pulau Lengkuas
Danau Kaolin Bangka
Danau Kaolin Biru Bangka
Danau Kaolin Hijau Bangka
Bukit Gebang
Bukit Gebang, naik kesini gemetaran 😰
Bukit Gebang, naik kesini mules😰
Pantai Matras
Gaya dulu di Pantai Matras
Pantai Klayar
Pantai Nirwana
Candid
Pagoda Vihara Puri Tri Agung
Foto spot Pantai Tongaci
Payung di Pantai Tongaci
Sunset di Pantai Matras
Pintu masuk Goa Telaga Bidadari
Matahari terbenam di Pantai Tanjung Tinggi
Nanti saya akan posting tentang tempat-tempat yang saya kunjungi selama di Kepulauan Bangka Belitung. Sampai jumpa!

September 27, 2017

Beauty Traveller

Judul postingan ini identik dengan wanita karena ada kata-kata 'beauty' dan kali ini saya ingin mereview beberapa makeup yang biasa saya pakai kalau sedang travelling. Jujur aja saya nggak bisa bare face dengan nggak pakai apa pun di wajah seperti beberapa teman cewek yang suka travelling juga. Bagi mereka bawa makeup ke lapangan itu ribet. Memang sih 'agak' ribet. Tapi menurut saya jalan-jalan itu untuk foto-foto jadi wajah harus segar dan cantik supaya hasil fotonya oke. Apalagi kalau ke tempat itu cuma sekali dan nggak balik lagi, terus cuma punya foto dengan wajah kusut dan kusam. Jangan deh, cewek paling nggak harus pakai sunblock di wajah untuk mencegah bahaya sinar ultraviolet yang membuat noda hitam, keriput, dan cepet tua.
Must have item
Baiklah, saya akan membahas satu-persatu sesuai urutan yang biasa saya pakai. Tulisan ini murni merupakan pengalaman pribadi saya dan nggak ada unsur iklan di dalamnya. Mari disimak:

1. Sunblock
Ada tiga sunblock yang saya biasa pakai dan keduanya memiliki SPF 50 PA +++.

Etude House Sun Blind Cushion
Bentuknya compacted cushion sehingga gampang untuk diaplikasikan ke wajah. Pertama kalinya saya pakai ini sewaktu ke Myanmar. Saya coba pakai setelah menggunakan krim pagi. Kayaknya kurang cocok dengan krim pagi saya karena membuat wajah jadi berminyak. Setelah cuci muka, cobain pakai lagi Sun Blind Cushion doang tanpa ada krim apa pun, baru nggak berminyak. Sunblock ini membuat skin tone lebih cerah satu tingkat.
Buat kalian yang mau berenang mungkin lebih enak pakai sunblock yang satu ini karena kita nggak perlu mempedulikan kondisi wajah berminyak. Tapi saya belum pernah pakai untuk daerah yang super panas seperti di pantai. Cuma pernah pakai kalau sedang jalan-jalan di kota aja.

SK-II Sunblock Whitening Source Dermdefinition (WSD)
This is the best sunblock I have ever tried. Mau cuaca sedang terikkk banget, panas, dan wajah berkeringat, sunblock yang satu ini mampu membuat wajah tetap segar. Ceritanya dulu pas ke Bali, teman saya Kakros menyuruh saya nyobain sunblock SK-II. Kita semua tau kalau SK-II memang premium brand dan hampir semua produknya bagus. Saya cobain deh pakai WSD, lalu pakai BB Cream. Alhasil, mau berjam-jam di terik matahari, makeup tetap terjaga, muka nggak berminyak, dan wajah nggak gosong. Padahal saya sengaja berjemur berjam-jam tapi wajah tetap terjaga.
Beberapa hari yang lalu saya mencoba pakai WSD dimulai dari toner, krim pagi, WSD, dan full makeup. Hasilnya, walaupun saya panas-panasan di luar kantor dengan wajah full makeup, sama sekali nggak berminyak dan nggak memerah. Saya sangat merekomendasikan SK-II Sunblock Whitening Source Dermdefinition untuk kalian pakai kemana pun dan kapan pun, sehingga wajah tetap terlindungi dari sinar matahari tanpa berminyak seharian.

Etude House Sunprise Super Aqua SPF 35 PA++
Sebenarnya saya kurang tau apakah sunblock yang satu ini ngaruh apa nggak di badan saya untuk menangkal sinar matahari. Sebelum snorkeling, saya pasti pakai. Trus setengah jam kemudian, khususan naik ke kapal untuk pakai ulang. Tapi karena terlalu lama snorkeling dan panas-panasan, badan saya tetap belang-belang juga.
Saya pernah menyuruh teman saya yang kulitnya putih banget untuk mengoleskan sunblock ini sebanyak mungkin. Alhasil, nggak sunburn (kemerahan di kulit karena terbakar), tapi memang belang. Menurut saya kalau udah berenang, snorkeling, menyelam, udah pasti belang-belang sih. 

2. Laura Mercier Candleglow Soft Luminous Foundation
Saya baru beli produk ini sekitar sebulan yang lalu dan langsung jatuh cinta. Mungkin ini adalah foundation terbaik yang pernah saya pakai. Teksturnya ringan, nggak berminyak sama sekali di wajah, dan membuat muka seolah-olah baru dandan banget dan glowing. Walaupun kalian mencampurnya dengan sunblock, tetap aja ringan di wajah.
Sebenarnya saya nggak begitu suka pakai foundation, apalagi kalau sedang travelling ke pantai. Bikin wajah super berminyak. Berbeda dengan produk dari Laura Mercier ini. Dipakai ke pantai oke, ke kondangan juga bagus banget di wajah. Sewaktu ke Bangka Belitung kemarin, saya bawa foundation yang satu ini untuk pemakaian sehari-hari dan untuk menghadiri pernikahan teman. Tinggal diatur aja kadar banyaknya foundation. Oh ya, Laura Mercier nggak ada konternya di Indonesia dan saya beli di Sephora Kuala Lumpur.

3. Tarte Amazonian Clay Full Coverage Airbrush Foundation
Udah hampir 2 tahun pakai bedak tabur yang satu ini dan saya sangat cintaaaa. Kalau pakai Tarte, wajah saya flawless banget. Apalagi ini adalah bedak tabur yang ringan untuk dibawa travelling. Kalau pakai bedak padat kan bikin berminyak, apalagi di cuaca terik. Walaupun ada kandungan foundation di dalamnya, tetap ringan di wajah dan bisa menutupi noda hitam atau mata panda.
Karena hampir selalu pakai bedak ini, teman-teman saya jadi ketular juga untuk beli. Memang di Indonesia nggak ada, jadi harus beli ke Sephora Kuala Lumpur. Biasa saya nitip ke sahabat tercintahh si Tina, atau nggak ya beli sendiri kalau lagi kebetulan mampir ke Kuala Lumpur.

4. Missha Color Fix Liner
Udah setahun pakai eyeliner waterproof ini. Saya memang suka pakai eyeliner bahkan kalau berenang di laut. Mungkin saya berpikir supaya kalau di foto wajah saya tetap kece, hahaha😄😄😄. Maklumlah, kadang suatu tempat hanya satu kunjungi sekali saja, jadi saya selalu mengusahakan memiliki foto yang sangat bagus.
Saya suka kuasnya yang tajam banget, jadi bisa presisi untuk di aplikasikan diatas mata. Saya beli di Korea, nitip teman yang kebetulan lagi kesana. Oh ya, Missha adalah salah satu merk kosmetik Korea favorit saya karena hampir semua produknya cocok di wajah saya.

5. Etude House 3 Step Volumecara & Curling
Mungkin udah 5 tahun dari pertama kali Etude meluncurkan produk mascara ini dan saya belum move on sampai sekarang. Aplikatornya melengkung, jadi menyesuaikan bentuk mata. Walaupun bulu mata saya memang panjang (alhamdulillah), jadi kalau pakai mascara ini seperti pakai bulu mata palsu. Langsung cetarrr banget deh😆😆😆. Teman-teman saya sampai bilang, "Lu pake bulu mata palsu ya, Mut?" Bahkan Mama juga bilang, "Sejak kapan bulu matanya panjang begitu? Nggak ada dipanjang-panjangin kan?" Nggak Ma, suer nggak pernah extension bulu mata.
Awalnya sempat pengen move on ke merk US, tapi berhubung saya orangnya setia, jadi pakai mascara ini aja deh. Harganya juga lumayan murah dibandingkan merek US. Yang paling penting adalah karena mascara ini waterproof jadi bisa dipakai berenang.

6. Sebamed Lip Defense
Sejak pakai braces, bibir jadi gampang kering. Udah cobain pakai lipcare yang saya bawa pulang dari New Zealand, tapi tetap nggak ngaruh. Sewaktu ke Banjarmasin, saya lupa bawa lip balm dan minta lip balm merk ini ke Baitil. Ternyata cocok banget di bibir, bahkan bisa jadi primer sebelum pakai lipstik. Alhamdulillah bibir saya nggak kering lagi bahkan ada SPF 30 untuk melindungi bibir dari efek buruk sinar matahari.
Saya beli di Tokopedia dan harganya lumayan mahal untuk lipbalm. Berhubung cocok untuk bibir saya, jadi memang harus beli.

7. Wardah Exclusive Matte Lip Cream
Lipstik favorit saya bangettt. Pertama kali nyobain sewaktu ke Laos. Sebenarnya karena bibir saya yang kering, saya agak nggak cocok pakai lipstick Matte. Tapi Wardah beda, tetap melembabkan bibir dan hasilnya lembut banget. Warnanya juga pigmented dan super tahan lama, padahal udah makan siang dan makan malam.
Saya punya tiga warna yaitu no. 5, 8, dan 12. Paling sering pakai no. 8 karena warna pink-nya cantik banget. Harganya murah banget dibandingkan MaX Factor dan Katvon D yang pernah saya beli. Awalnya saya beli Katvon D karena berharap lipstik mahal bakalan bagus. Ternyata nggak tahan lama dan nggak begitu melembabkan bibir. Saya sangat merekomendasikan lipstik Wardah deh. Kayaknya semua kebaikan lipstik ada di merek ini.

Baiklah, sekian ulasan dari saya. Selanjutnya mau menuliskan tentang perjalanan saya lagi. Sampai jumpa!

September 16, 2017

Mencabut Gingsul

Saya memutuskan untuk menulis semua rangkaian perawatan gigi sejak memakai behel (braces). Kenapa? Jujur aja saya ingin melihat perkembangan gigi saya dari awal pakai braces dan setiap kontrol ke dokter, termasuk tindakan seperti pencabutan gigi atau apa pun yang berhubungan dengan gigi dan rahang saya. Perawatan memakai kawat gigi ini akan berlangsung lama, mungkin sampai 2 tahun. Daripada harus mengingat-ingat setiap kontrol ngapain aja, ya udah mending ditulis di blog.

Sebenarnya kontrol kali ini saya agak malas karena saatnya telah tiba untuk gingsul saya dicabut. Gingsul ini adalah favorit saya dari dulu. Kalau senyum, pasti yang keluar gingsul duluan. Kadang annoying juga karena orang bilang seperti vampire, tapi kadang lucu juga. Karena tau gingsul bakalan dicabut hari itu, saya sengaja datang telat ke dokter. Sewaktu giliran saya, masih saja saya berusaha nego, 
"Dok, kalau gingsulnya nggak usah dicabut gimana?"
"Nggak bisa karena kamu gigi di sebelah kiri udah nggak ada (gingsul sebelah kiri saya sudah dicabut sejak SMP), jadi kanan juga harus dibuang. Supaya nanti pas ditarik bisa seimbang."
"Kalau 3 minggu lagi aja gimana?" (Saya kontrol behel setiap 3 minggu sekali).
"3 minggu yang lalu kamu bilang 3 minggu lagi,"
"Minggu depan saya banyak harus difoto nih, Dok. Ya? Ya? Ya?" Muka memelas.
Dokter menggeleng. "Nanti gigi kamu naik ke atas malah semakin aneh bentuknya."
"Kalau....,-" masih mencari alasan,
"Kamu mau giginya cepat rapi nggak?"
"Mau Dok," jawab saya lirih.
"Ya sudah, kamu nurut sama saya ya." Kata Dokter sambil tersenyum.
Mungkin dia pikir, kok saya punya banyak stok alasan ya?

Dokter akhirnya mengecek kondisi behel saya. Beliau tanya pernah kesakitan nggak. Saya malah bingung karena nggak pernah sakit sama sekali. Dokter sampai bilang, "Hebat juga kamu nggak pernah sakit." Memang nggak sakit sih, makanya saya heran kalau semua teman bilang bakalan sakit banget nanti kalau pakai kawat gigi. Pada kenyataannya saya cuma merasa ada sesuatu di gigi. Mungkin kekuatan gigi untuk menggigit jadi agak berkurang, tapi bisa diakalin sih.

Dokter melepas kawat saya sementara dan saya buru-buru pengen ngaca karena mau lihat gigi tanpa kawat sambil mengetes mengunyah. Udah tiga minggu nggak bisa bebas mengunyah dan menggertakkan gigi, makanya jadi penasaran gimana rasanya. Dokter lalu mengencangkan lagi kawat gigi saya dan agak sakit. Walaupun nggak sakit-sakit banget, agak seram juga melihat dokter memasukkan alat-alat ke mulut saya. 

Sekitar 30 menit, saya selesai kontrol. Saya kemudian daftar ulang lagi untuk pencabutan gigi karena tidak dengan dokter yang sama. Sempat ditanya apakah saya udah makan dan sedang menstruasi? Kalau belum makan dan sedang mens nanti malah lemas karena pencabutan gigi akan mengeluarkan banyak darah. Duh, dengernya aja udah seram.

Nama saya dipanggil dan saya deg-degan. Dokter mengecek gigi yang mau dicabut. Saya masih bertanya, "Dok, dibius kan?" Dokter jawab, "Ya iyalah. Mana mungkin nggak." Dokter mengambil alat bius dan menyuntikkannya di gusi yang membuat saya menangis. Haduwww sakit bangetttt😣😣😣! Dokter lalu mengambil tang. Kebayang nggak "TANG", untuk gigi sih memang, tapi seram bener. Saya agak menghindar, muka saya miringin ke kiri dan dokter sampai marah, "Mukanya kesini!" Perawat masih baek sambil bilang, "Nggak apa-apa mbak." Saya merasa ngeri dan menghindar sambil buang muka lagi ke kiri. Dokter agak marah dan menggeser muka saya ke kanan, "Duh, kamu jangan ngeliat kesana. Susah saya-nya." Saya memelas dan bilang, "Takut, Dok!" Dokter bilang, "Ngapain takut? Sakit aja nggak." Sambil terus menggerogoti gigi saya.

Yang bikin takut itu sewaktu Dokter agak memaksa menarik gigi saya. Mungkin akarnya agak dalam, apalagi di sela-sela braces jadi agak susah mencabutnya. Kebayang dong bunyi-bunyian di mulut saya, TENG TUNG KRAK KREK! OMG! Sampai akhirnya gigi saya jatuh ke lidah. Huaaaaa😱😱😱! Saya merintih, dan dokter bilang, "Kok nangis sih? sambil melihat air mata saya, "Kan nggak sakit." Saya jawab, "Itu air mata tadi Dok waktu dibius."

Peristiwa pencabutan gigi pun usai. Bagian gigi yang baru dicabut disumpal dengan kain kasa kecil. Saya juga diresepi antibiotik dan penghilang nyeri. Saya keluar ruangan dan ke kasir. Saya mulai nggak nyaman dengan kasa di dalam mulut, jadi susah menutup mulut. Mana darahnya ternyata menetes terus sehingga harus saya lap dengan tisu. Saya sempat mengganti kasa di gigi, lalu pesan Grab untuk ke stasiun Pasar Minggu. Udah mencoba agar mulut bisa menutup supaya darahnya nggak netes. Di kereta belum terlalu penuh orang pulang kerja jadi masih nggak berdesakan. Sekitar 3 stasiun, saya udah nggak nyaman. Darah mulai mengalir ke bibir dan masih bisa saya lap. Stasiun demi stasiun ngelap darah, akhirnya satu tisu udah darah semua. Mau ambil tisu lain agak susah karena saya berdiri, jadi sabar-sabar sampai akhirnya tiba di Stasiun Depok Lama. Saya berlari ke toilet lalu langsung memuntahkan darah seisi mulut ke wastafel. Saya kumur-kumur perlahan-lahan untuk membuang semua darah, lalu mengelap mulut dengan tisu baru. Mbak-mbak yang berada di belakang saya agak kaget melihat saya memuntahkan darah di wastafel dan saya langsung pergi tanpa menjelaskan apa-apa.
Bye bye gingsul
Sampai di rumah, darah sudah tidak terlalu banyak. Saya jadi ngaca terus melihat keanehan di wajah tanpa gingsul😢. Alhamdulillah gusi saya nggak nyeri juga. Mungkin toleransi saya dengan sakit gigi memang tinggi kali ya, jadi nggak sakit. Luka bekas cabut gigi juga cepat sembuh. Semoga nanti beneran bisa bagus nih struktur gigi dan rahang saya untuk menuju Perfect Smile 2018 (my goal). Jangan ketawa lihat foto saya yah. Sampai jumpa di postingan berikutnya.

OMDC (Oktri Manessa Dental Clinic)  
Alamat: Jl. Warung Jati Bar. No.6, RT.4/RW.5, Kalibata, Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Kontrol Sapphire Braces Rp. 200,000
Pencabutan Gigi Rp. 249,000
Obat-obatan Rp. 20,000

September 15, 2017

Magang di Office Coffee

Kali ini saya akan menuliskan sebuah cerita pendek tentang seorang cewek yang lagi mencari pekerjaan part-time dengan dibumbui berbagai penyedap rasa sehingga ceritanya jadi lezat untuk dinikmati, hihihi. Berhubung saya nggak pintar untuk mereview Cafe yang menyajikan kopi, jadi saya jadikan cerpen aja ya. Mari disimak!

***

Ntah sudah berapa Cafe aku datangi dalam minggu ini sambil membawa surat lamaran kerja, tapi hampir semuanya tidak membuka lowongan. Aku mulai merasa kelelahan. Pagi kuliah, sore mencari pekerjaan, malam mengerjakan skripsi. Ternyata mencari kerja part time tidak semudah seperti di drama Korea yang suka aku tonton. Mungkin di Korea mudah kali ya? Tapi masa' aku harus kesana?

Sebenarnya uang jajanku dari Ayah masih cukup sampai akhir bulan. Tapi aku ingin membeli handphone keluaran terbaru yang sudah aku incar sejak 6 bulan ini. Sudah giat menabung, nggak nongkrong, nggak ke bioskop, demi hp itu. Harganya memang mahal, tapi memang design-nya elegan, fiturnya canggih, dan aku tidak mungkin minta uang lagi ke Ayah. Aku agak kaget juga mendengar harga Pre-Order handphone itu jauh melebihi perkiraanku. Jadilah aku harus cari duit tambahan, atau aku nggak bakalan bisa beli hp itu.

Karena sudah lebih dari seminggu mencari pekerjaan dan nggak dapat juga, akhirnya aku mampir ke Office Coffee. Sebuah cafe tempat temanku bekerja. Aku tau kalau Cafenya paling hits seantero anak muda, pengunjungnya ramai, sehingga mungkin saja butuh pegawai. Namanya Adit, dan kita memang teman lama. Aku bilang padanya,
"Lu tau kan dit, gw udah pengen banget hp itu. Ayo dong terima gw kerja."
"Bisa aja sih, tapi cuma ada lowongan barista. Emang lo bisa jadi barista?"
"Gw orangnya cepet belajar kok Dit."
Adit memandang aku dengan ragu. Tapi karena dia memang baek, jadi dia mau aja memberikanku kesempatan. "Ok, gw nggak yakin kalo elo bisa bikin kopi enak. Jadi gw ajarin dulu lo seharian ini. Kalo lo bisa bikin kopi yang simple aja, gw bakalan bilangin sama bos gw untuk nerima lo magang disini."
Aku terseyum sumringah, "Beneran, Dit? Hore!"
"Tapi jangan senang dulu," kata Adit lagi. "Kalau lo nggak bisa bikin kopi, gw alihin lo jadi kasir."
Aku langsung terdiam. Hmm, jadi barista lebih keren sebenarnya daripada jadi kasir. Baiklah, aku usahain dulu bikin kopi.
Belajar bikin kopi secara manual
Adit mulai mengajarkanku teknik bikin kopi seharian. Mulai dari membuat kopi secara manual, sampai pakai mesin. Aku mengikuti semua arahan Adit, lalu mencicipi kopi buatanku sendiri. Hasilnya? Ehmmm, pahit, dan nggak enak. 
Adit bilang, "Kopi itu memang pahit, tapi enak. Kok buatan lo udah pahit, nggak enak lagi?" 😂😂😂
Aku ketakutan, "Ups, maaf Dit."😯
Pakai mesin
Adit menggeleng-geleng, "Ini nggak bisa dibiarkan. Udah 5 gelas yang lo bikin, semua nggak enak. Mendingan lo jadi kasir aja deh."
"Tapi kan lebih keren jadi barista, Dit."
"Iya kalo kopinya enak. Kalo nggak enak, semua barista berubah jadi kasir kayak elo."😓😓😓
Aku ngambek.
"Ya udah kalau lo ngambek, nggak usah kerja disini. Nggak jadi beli hp baru."
Errghh😠😠😠, Adit berubah menyebalkan. "Ok, fine, gw jadi kasir."
Adit menyodorkan dua menu dan menjelaskan sedikit tentang beberapa jenis menu, lalu selanjutnya terserah aku. Duh, kok terserah sih?
Melihat buku menu
Belum satu menit berdiri di balik meja kasir, pembeli pun datang. Mbak yang satu ini malah bertanya ini itu tentang kopi dan dia mau aku memilihkan kopi yang paling enak buat dia. Karena aku agak dendam dengan Adit, aku sarankan si Mbak memilih kopi yang dibuat Adit. Si Mbak setuju dan memesan kopi Adit. Oh ya, Cafe ini juga bisa mengajarkan pembeli untuk membuat kopi. Aku bilang ke si Mbaknya untuk minta diajarin aja bikin kopi sama Adit (niat saya supaya Adit nggak berleha-leha doang), dan Mbaknya setuju untuk mencoba membuat kopi sendiri.
Membantu pelanggan memilih kopi
Dibeli Kak, dibeli kopinya
Pelanggan lain datang dan aku tetap menyarankan mereka untuk beli kopi yang Adit bikin atau sekalian minta Adit ajarin bikin kopi. Seketika Adit jadi sibuk. Tadinya dia asih berleha-leha sambil mengomentari kopi buatanku yang nggak enaklah, kurang inilah, kelebihan itulah, pokoknya rese' banget deh dia😓😓😓. Ketika hari mulai malam dan kebetulan malam minggu, banyak orang datang ke Cafe, dan semuanya aku arahkan untuk memesan kopi Adit😈. Pokoknya kopi yang lain nggak dijual, cuma kopi Adit doang, hahaha, sukurin! Adit bahkan sampai tidak sempat ngapa-ngapain lagi karena sibuk banget bikin kopi dan mengajarkan pembeli bikin kopi.
Pilih kopi Adit aja ya Kak!
Jam 12 malam, Cafe pun tutup. Adit terduduk tepar di sofa dan aku juga mulai sakit pinggang. Aku nggak menyangka kalau malam minggu Cafe ini yang datang terlalu rame, sampai waiting list segala. Mayoritas yang datang adalah anak muda dan mereka suka banget berfoto di setiap sudut ruangan. Mungkin karena interior Cafenya sangat unik dengan nuansa kayu dan tempatnya nyaman. Mana gedung Cafe ini ada 3 lantai. Untung tiap lantai ada kasir tersendiri, kalau nggak aku pun bisa ikut-ikutan tepar kayak si Adit. Yang bikin encok adalah karena jadi kasir aku nggak boleh duduk. Kaki jadi keram deh.
Interior Cafe
Well, sejak hari itu aku fixed menjadi kasir di Cafe sampai uangku cukup untuk beli hp. Tapi tenang, walaupun udah beli hp, aku tetap jadi kasir disitu, soalnya seru sih melihat orang-orang nongkrong dengan gaya masing-masing.
Adit, Aku, dan si Mbak
Lokasi:
Office Coffee
Alamat: Jl. Haryono MT No.5, Kertak Baru Ilir, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70231
Cast : Meutia, Adit, Baitil

Semoga cerita ini menjadi cara lain dalam mereview Cafe ini. Sampai jumpa!

September 13, 2017

Banjar Culinary and Shopping

Saya akan bercerita tentang kuliner khas Banjar yang sempat saya nikmati. Banjarmasin terkenal dengan ikan sehingga hampir setiap makan berat pasti ada ikan patin atau ikan gabus. Variasi tempat hidup ikannya juga berbeda, ada ikan yang di tambak, ada juga yang hidup bebas di sungai, yang akan mempengaruhi kelezatan dagingnya. Saya sempat memcicipi dua-duanya dan menurut saya rasanya sama saja, hihihi😄. Tergantung cara masaknya kali ya.

Baiklah, saya akan bercerita satu demi satu tentang makanan apa saja yang saya cobain. Semoga nggak ngiler yah.

1. Warung Pondok Bahari
Lokasinya berada di Jl. P. Tendean No.108, Gadang, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70231, Telepon: (0511) 3253688. Saya dan teman-teman mampir ke warung ini sekitar jam 9 malam dimana orang-orang rameeee banget disini. Memang sih meja yang disediakan banyak banget dan kami duduk berlesehan sehingga bisa mengakomodir banyak orang.
Daftar Menu
Daftar menu pun dibagikan. Jujur saja saya nggak tau mau makan apa disini. Saya tanya pada teman-teman yang kebetulan orang Banjar dan mereka menyarankan Ketupat Kandangan Haruan. Well, saya nggak tau itu makanan seperti apa dan saya mau aja mencoba hal baru. Ternyata Haruan itu ikan gabus. Mungkin dalam hidup saya bisa dihitung berapa kali saya makan ikan gabus saking jarangnya.
Ketupat Kandangan Haruan
Sewaktu makanan datang, saya langsung terdiam. Porsinya luar biasa besar. Duh, mana tadi baru ngemil, sekarang disuruh makan 2 bungkus ketupat (1 ketupat dibagi 2 potong) dan ikan gabus yang gedenya hampir memenuhi piring😰. Melihat porsinya aja sudah keringetan duluan, belum lagi suasana warung yang terlalu ramai dan kipas angin hanya beberapa yang menyala.

Saya mencoba menghabiskan makanan sambil mendengarkan teman-teman dokter mengobrol seru banget, sedangkan saya agak kebingungan dengan istilah-istilah yang mereka gunakan dan saya nggak ngerti sama sekali. Fokus saya jadi dua nih, mencoba menghabiskan makanan dan mencerna obrolan para dokter itu. Ikan gabusnya lembut, cuma durinya banyak. Rasa santan untuk kuah ketupat juga gurih dan enak banget. Kalian bisa menambahkan cabe untuk membuat rasa ada pedas-pedasnya. Walaupun saya nggak begitu kuat pedas, tapi saya tetap menambahkan sambal supaya meningkatkan nafsu makan untuk menghabiskan makanan sebanyak ini.

Alhamdulillah habis juga makanan saya walaupun butuh berjam-jam, tapi yang penting nggak mubazir. Warung Pondok Bahari memang buka 24 jam dan ramai terus. Yang memesan GoFood juga banyak, padahal sudah larut malam. Duh, bisa gendut makan seporsi ini malam-malam. Saya dan teman-teman baru pulang jam 12 malam (waktunya cinderella berubah). Oh ya, untuk harga makanan dan minuman saya kurang tau karena waktu itu saya ditraktir. Alhamdulillah. Memang di buku menu juga nggak ada harganya.

2. Pondok Patin Bakar
Sebelum belanja ke Pasar Intan Martapura, kami mampir ke sebuah Rumah Makan yang spesialisasi di ikan bakar yang berlokasi di Jalan Pramuka No. 1, RT. 08, Kel. Pemurus Luar, Pemurus Luar, Kec. Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70249, telepon: 0813-5303-5522. Kemarin makan ikan kuah, sekarang ikan bakar. Dari parkiran mobil aja udah tercium wanginya ikan bakar yang menggiurkan. Oh tidak, saya langsung jadi lapar berat. Rumah makan yang satu ini kita bisa pilih mau makan di meja makan, atau lesehan. Kami memilih lesehan biar lebih nyaman aja.
Daftar Menu
Saya melihat-lihat menu dan memutuskan untuk memesan ikan patin sungai. Teman saya yang lain memesan ikan patin biasa (yang diternak) dan juga ikan peda. Karena curiga bakalan gede lagi porsinya, kami memesan nasi 2 porsi saja untuk 3 orang dan benar saja datanglah nasi sebakul. Kebayang kalau dua orang menghabiskan nasi sebakul? Bertiga aja masih kebanyakan apalagi berdua.
Ikan Patin sungai
Ikan Patin Ternak
Ikan Peda
Tidak lama kemudian, makanan pun datang. Waduh, saya tergiur dengan wanginya yang menggugah selera. Saya mencicipi ikan patin sungai pesanan saya dulu, kemudian mencicipi ikan patin biasa punya teman saya. Memang dagingnya lebih lembut ikan patin sungai tapi saya lebih suka ikan patin biasa. Bisa saja sewaktu dibakar, bumbu ikan bakar lebih banyak dioleskan ke ikan patin biasa sehingga menurut saya rasa bumbunya lebih meresap ke daging ikan. Ditambah lagi kalau dimakan dengan sambal. Haduwh, enak banget deh😍. Saya juga tidak melewatkan mencicipi ikan peda. Rasanya enak juga sih, cuma ini pertama kalinya saya makan ikan peda. Apa di Jakarta nama ikannya beda kali ya?
Selamat makan
Untuk minuman, saya pesan es kelapa sirup. Sewaktu pesanan datang, saya heran melihat sirup, susu, es batu, dan segelas air dan daging kelapa dipisah-pisah. Jadilah saya harus meracik dulu dengan menambahkan susu dan sirup juga es batu secukupnya ke gelas air kelapa. Mungkin agar sesuai selera masing-masing kali ya. Oh ya, katanya sirup ini adalah sirup khas Banjar dan rasanya agak mirip dengan sirup Kurnia kesukaan saya.
Hasil racikan minuman
3. RM. Lontong Orari
Setelah lelah pulang dari Danau Pengaron, kami makan salah satu menu paling hits di Banjarmasin yaitu Lontong Orari. Lokasinya berada di Jalan Sungai Mesa, Seberang Mesjid, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70122, telepon: (0511) 3251491. Kali ini saya nggak mau pesan lontong lagi karena udah tau porsinya bakalan segede apa. Jadilah saya pesan nasi kuning + haruan (ikan gabus). Ternyata porsinya sama aja gede bahkan menggunung nasinya😰😰😰.
Nasi Kuning Haruan
Haduh, kali ini saya udah nggak sanggup lagi menghabiskan makanan seperti yang saya lakukan kemarin malam. Memang sih rasa haruannya enak, bawang putih di bumbunya terasa, agak pedes juga, tapi seandainya nasi ini saya bagi untuk 2 orang atau 3 orang, pasti masih cukup. Teman saya bilang, sewaktu dia tugas ke Banjarmasin, berat badannya naik 7 kilo. Porsi makan yang sebelumnya seperti saya, jadi bertambah banyak seperti porsi makan orang Banjar pada umumnya. Walaupun saya kurus, tapi saya menjaga badan juga supaya nggak gendut-gendut amat. Untung di Banjar cuma 4 hari 3 malam dan berat badan nggak naek, hihihi. Mungkin karena capek.
Lontong Haruan
Teman saya memesan lontong dan kalian bisa lihat betapa banyak porsinya. Saya sekuat tenaga mencoba menghabiskan porsi saya. Sisa seperempat piring lagi dan saya udah ngos-ngosan untuk makan. Bahkan sampai besok pagi-pagi ke Lok Baintan pun saya masih kenyang.

4. Warung Soto Bang Amat
Salah satu tempat makan populer yang menyediakan Soto Banjar sebagai menu utama adalah Warung Soto Bang Amat yang berlokasi di Jalan Banua Anyar No. 6, Benua Anyar, Banjarmasin Timur, Benua Anyar, Kec. Banjarmasin Tim., Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70121, Telepon: 0811-5116-164. Udah beberapa hari di Banjar dan belum mencicipi soto Banjar rasanya belum sah, makanya di hari terakhir perjalanan saya ke Banjarmasin, saya berhasil mencicipi soto Banjar.
Soto Banjar porsi setengah
Sebenarnya saya nggak begitu suka soto, tapi saya suka mencicipi hal baru. Saya kira soto untuk sarapan itu porsinya seperti bubur ayam di Jakarta atau Bandung. Karena saya menaruh curiga pada porsi makanan, akhirnya saya pesan setengah porsi saja dan tadaaaaa porsinya seperti saya makan siang. Yang mengherankan adalah teman saya pesan satu porsi ditambah ayam kampung dan telur. Ya Allah, kok kuat yah dia makannnya?😱
Sate mantap
Mau dibakar lagi
Oh iya, ada menu yang populer juga di warung makan ini yaitu sate ayam. Karena saya pakai braces, agak susah memang makan sate karena takut behelnya copot. Jadi saya hanya mencoba satu tusuk saja, itupun harus dipisahin daging dari tusuknya supaya bisa gampang saya kunyah. Rasanya enak, tapi seperti rasa enak sate biasanya. Sate disini laris banget, lihat saja sekali dibakar berapa puluh tusuk.
Sate datang
Sarapan pagi itu
Pulang dari Warung Bang Amat saya kekenyangan banget. Sampai-sampai menunda waktu makan siang karena memang perut penuh banget. Karena porsi makan yang tidak seperti biasa, saya sampai sakit perut sebelum boarding pesawat. Bahkan sampai di pesawat pun jadi mules-mules😫😫😫.

Setelah selesai membahas tentang makanan, kali ini saya akan membahas tempat berbelanja.

1. Pasar Intan Martapura
Pasar ini adalah tempat belanja paling beken di Banjar dan terkenal ke seluruh Indonesia bahkan dunia yang jaraknya 1 jam perjalanan dengan mobil. Lumayan jauh sih, saya sampai ketiduran di mobil dalam perjalanan kesini. Karena saya pergi sehari setelah Idul Adha, masih banyak pedagang yang belum berjualan. Tapi kata teman saya, kebanyakan para pedagang menjual barang yang sama, jadi nggak usah khawatir karena pasti tetap bisa mendapatkan barang yang bagus.
Tugu Pasar Intan Martapura
Barang dagangan
Untuk pecinta aksesoris seperti gelang, kalung, anting, bros, tempat ini adalah surganya. Dulu ketika di Kamboja, saya sempat membeli banyak batu permata tapi ternyata banyak yang palsu. Mana mahal pulak. Disini mereka langsung bilang jenis batunya dan semua harganya murah. Saya beli gelang cuma dengan harga Rp. 10,000 - Rp. 15,000 saja. Jadilah ngeborong banyak banget.
Gelang paling ngehits
Saya sempat bingung membedakan intan dan berlian. Ternyata intan adalah bahan mentah (raw material) sebuah berlian. Batu intan harus digosok-gosok dulu baru deh jadi berlian. Martapura memiliki banyak pengrajin intan dan yang paling terkenal adalah intan hitam yang nantinya diubah menjadi black diamond (berlian hitam). Dulu teringat kakak kelas saya pernah memesan berlian hitam di Martapura untuk diikat di cincin sebagai mas kawin. Wah, pasti bagus banget yah. Jadi ide bisnis yang menarik!
Batu mentah
Martapura juga memiliki banyak batu permata yang nantinya berubah menjadi sapphire, ruby, jade, dan berbagai macam lainnya. Jadi menyesal dulu beli di Kamboja, sedangkan negara sendiri penghasil batu-batu terbaiki di dunia. Duh, jadi pengen berbisnis perhiasan. Insya Allah suatu hari nanti. Mungkin dengan mengunjungi Kalimantan Selatan, Allah ingin membuka pikiran bisnis saya yang lain. Insya Allah.

Selain batu permata, saya juga beli magnet kulkas dan kain sarung khas Banjar. Sebenarnya ada kerajinan manik-manik yang subhanallah cantiknya, tapi saya bingung mau dipakai kemana. Harganya juga lumayan mahal.

2. Oleh-Oleh Khas Banjar
Seperti yang dilakukan wisatawan domestik pada umumnya, kita pasti mampir di pusat oleh-oleh. Saya kurang tau juga sih cemilan atau makanan kering apa yang khas dari Banjar. Yang tertarik saya bawa pulang adalah teh Gunung Satria. Mungkin karena saya pecinta teh dan menurut saya teh yang satu ini rasanya unik dan enak banget, jadi saya beli beberapa kotak. Selain itu saya beli kerupuk ikan khas Banjar yang sebenarnya agak sulit saya makan karena gigi pakai braces.
Toko oleh-oleh
Walaupun demikian, saya tetep beli kerupuk beberapa bungkus buat cemilan orang kantor pas weekly meeting. Saya juga beli kuku macan, oleh-oleh khas Samarinda walaupun saya sedang berada di Banjarmasin. Dari dulu saya suka banget kuku macan. Oh iya, kuku macan itu nama kerupuk (nggak usah ngebayangin kuku macan beneran yah😂😂).

Ok, sampai jumpa di postingan berikutnya.

Follow me

My Trip