September 11, 2017

Floating Market Lok Baintan

Kota Banjarmasin sekarang sedang hits di media sosial. Ntah kenapa, momen saya kesana pas banget dengan promosi dinas pariwisata yang mengirim beberapa beberapa youtuber, selebgram, dan blogger untuk mempromosikan kota ini. Walaupun saya tidak ikut dalam rangkaian acara dinas pariwisata, tapi kebetulan saya juga sedang mengunjungi kota ini dalam perjalanan mengkhatamkan Indonesia. Sampai sejauh ini baru 14 provinsi yang saya datangi. Masih sisa 20 lagi lho dan ini bukan perkara mudah. Insya Allah suatu hari bisa benar-benar selesai mengunjungi seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Amin!

Baiklah, saya akan cerita sedikit tentang Pasar Terapung yang paling original di Indonesia. Kenapa saya bilang original? Karena tiruannya ada dimana-mana, salah satunya di Lembang, Bandung. Bahkan nama tempat wisatanya memang Lembang Floating Market dan saya pernah membahasnya di blog. Nah, yang original berada di Banjarmasin dan pernah masuk ke iklan RCTI, dimana ibu-ibu memberikan jempol 'oke'. Alhamdulillah saya bisa memiliki kesempatan untuk mengunjungi Pasar Terapung Lok Baintan atau Pasar Terapung Sungai Martapura yang merupakan sebuah pasar terapung tradisional yang berlokasi di desa Sungai Pinang (Lok Baintan), kecamatan Sungai Tabuk, Banjar.
Matahari terbit
Kalau kalian ingin mengunjungi tempat ini, maka kalian harus bangun pagi. Karena semalam saya baru aja nongkrong sampai jam 11 malam, rasanya bangun sebelum shalat shubuh untuk berkemas itu sulit sekali. Alarm berbunyi pukul 4.45 WITA. Saya sikat gigi, cuci muka, malas mandi😆😆😆, dandan, sambil menunggu adzan Shubuh. Selesai adzan, shalat, lalu langsung keluar kamar hotel karena supir sudah menunggu. Pagi-pagi buta kami sudah meluncur di jalanan kota Banjarmasin, sambil menjemput beberapa teman dokter di Rumah Sakit. Setelah teman-teman lengkap, kami menuju dermaga yang berada di Warung Soto Bang Amat. Pagi di Banjarmasin dingin banget dan saya lupa bawa jaket.

Kami masih menunggu 2 teman lagi yang mau ikutan. Oh ya, kita menyewa perahu Klotok seharga Rp. 400,000 untuk diantarkan ke Lok Baintan pergi dan pulang. Perjalanannya lumayan lama. Beberapa teman yang pakai jaket duduk diatas atap kapal, sedangkan saya duduk di dalam kapal sekalian tiduran. Kalau pun riak sungai agak tinggi, saya merasa aman karena sambil tiduran. Yang menyeramkan adalah teman-teman yang duduk diatas karena terlalu terasa goyangan perahunya. Mungkin sekitar sejam perjalanan, kami tiba di desa Sungai Pinang. Saya takjub melihat banyak sekali sampan yang berjualan disini, berserakan berwarna-warni, memenuhi sungai.
Sampan
Duduk cantik ikut berjualan
Dibeli, dibeli, dibeli!
Aktivitas perdagangan dimulai pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 09.30 WITA. Pedagangnya didominasi perempuan dengan memakai tutup kepala (tanggui). Satu-persatu dari mereka mendekati perahu kami dan menawarkan barang jualan. Harganya murahhh banget. Pisang cuma Rp. 5,000. Jeruk satu keranjang Rp. 20,000, dan berbagai macam barang yang semuanya murahhh banget😱😱😱. Saya jadi teringat Pasar Terapung Lembang yang harganya mahal setengah mati😠. Memang sih Banjarmasin jauh, tapi kalau kalian ada rezeki, mending langsung berkunjung kemari untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dengan membeli barang yang mereka jual. Kebanyakan dari mereka adalah petani yang menjual hasil kebun, dan nelayan yang baru saja menangkap ikan. Saya sempat beli ikan asin, taruh di ransel, yang membuat seisi ransel bau ikan asin. Kamera, dompet, powerbank, dan lainnya, semua bau ikan asin😅😅😅.
Pose
Ikut yuk!
Saya sempat mencoba naik sampan, mengikuti seorang ibu berjualan hasil kebun. Jujur aja saya agak takut karena sampannya kurus banget. Sempat mau berdiri tapi goyangannya jadi kenceng banget sampai si ibu itu bilang, "Jangan berdiri dulu!" Mungkin beliau takut sampan terbalik dan semua dagangannya jatuh ke sungai. Maaf bu, saya nggak ngerti. Saya kira kalau mau berdiri, tinggal berdiri aja kayak biasa. Ternyata sampan harus tenang dulu baru bisa berdiri. Kalian juga nggak boleh berbalik dengan bertumpu pada satu kaki karena sampan bisa terbalik juga. Kalau mau berbalik arah, lakukan sambil duduk, baru berdiri lagi. Susah juga dan jadi agak takut. Saya sempat tersiram air dari perahu Klotok milik pedagang lain. Untung aja cuma basah sedikit.
Pedagang jeruk
Dibeli, dibeli pisanya.
Sarapan dulu
Sarapan dengan pemandangan seperti ini
Saya kembali ke Klotok dan bergabung kembali dengan teman-teman saya. Mereka lagi asyik sarapan jajanan apa saja yang ditawarkan oleh pedagang. Harganya juga sepiring cuma Rp. 5,000 dan kami jadi beli banyak makanan. Menikmati sarapan di pagi hari dengan pemandangan warna-warni pasar terapung sangatlah indah. Apalagi, sungainya bersih banget dan nggak ada sampai yang terapung-apung. Sungguh, kalian harus datang kesini untuk menikmati suasananya.
Jajaran rumah penduduk
Setelah puas belanja dan sarapan, kami pun kembali ke Warung Bang Amat lagi. Sepanjang jalan, saya sempat melihat orang mandi dan mencuci baju masih menggunakan air sungai. Bahkan ada yang santai aja sikat gigi dengan air sungai dimana yang sebelahnya lagi mencuci😲😲😲. OMG! Daripada melihat pemandangan itu dan berpikir aneh-aneh, saya tidur lagi aja deh, hihihi. 

Sampai jumpa di postingan berikutnya tentang kuliner dan belanja-belanji😘!

0 comments:

Follow me

My Trip