November 30, 2017

Behel Geraham Copot

Sudah sebulan saya menggunakan behel untuk gigi bawah. Bagaimana rasanya? Nggak enak! Apalagi setelah pasang behel di gigi bawah, besoknya saya umroh, dan jadi susah menikmati makanan. Rasanya semua gigi saya udah nggak ada power. Gigi seri nggak bisa untuk menggigit, geraham nggak bisa untuk mengunyah, jadilah saya lebih sering makan makanan yang lembek, atau makanan agak keras langsung telan aja tanpa dikunyah dulu.

Sewaktu saya berada beberapa hari di Madinah, behel gigi geraham saya pun copot. Mungkin dia sudah nggak sanggup lagi menanggung beban ketika saya mengunyah kurma. Memang beberapa kurma kering itu agak keras, sehingga bisa berdampak pada behel. Jadilah saya makan sedikit aja padahal catering sewaktu umroh itu enak banget. Palingan saya jadi banyak makan bubur, pisang, nasi, sayur, dan telur. Daging ayam dan sapi kalau sudah di presto sih bisa, kalau nggak ya nggak makan😩.
Sebenarnya behel copot membuat satu dari beberapa geraham saya jadi bisa dipakai mengunyah. Jadi agak lega pas copot tapi memang sebenarnya harus segera ditanganin dan saya baru balik lagi ke dokter gigi setelah 3 minggu behel copot. Agak malas juga ke OMDC kalau bukan jadwal kontrol saya karena pasiennya rame banget. Saya pasti nggak kebagian antrian.

Selasa kemarin saya balik kontrol (sempat lupa sampai bikin janji miting). Dokter memasang kembali behel saya dan mengencangkan kawat gigi untuk satu mulut. Aduh, semakin kehilangan power untuk mengunyah. Alhasil seharian makan jadi susah dan lama banget. Konsentrasi sama proses ngunyah jadi berkali lipat. 

Masalahnya belum sampai disitu. Udah capek seharian ngantor, pulang tengah malam, besok harus lanjut ngantor lagi, ehhh malah nggak bisa tidur karena rahang atas sama rahang bawah masih belum menyesuaikan diri dengan posisi tidur. Udah bolak-balik kiri kanan, tetep nggak bisa tidur sampai jam 1 malam. Haduwh ya Allah, beauty is pain. Walaupun nggak nyeri sampai nangis, tapi side effect yang lain jadi kena juga nih.

Terlepas dari semua itu, gigi atas saya sudah mulai lurus, sehingga dokter mengubah posisi behel untuk menaikkan lebih keatas. Semoga cepat selesai persoalan gigi ini demi Perfect Smile 2018. Aminnn!

Bucel Tube (behel yang copot) Rp. 50,000
Kontrol Saphire Braces Rp. 200,000
Administrasi Rp. 15,000
Total Rp. 265,000

November 27, 2017

Baluran National Park

Saya akan melanjutkan cerita tentang eksplorasi Jawa Timur. Setelah postingan tentang kota Banyuwangi kemarin, kali ini saya akan bercerita tentang Taman Nasional Baluran. Sudah sejak lama saya ingin ke tempat ini tapi karena kendala waktu dan uang, jadilah baru bisa pergi sekarang. Menurut saya eksplorasi Jawa Timur ini biasanya dilakukan oleh teman-teman yang baru lulus kuliah atau baru diterima bekerja di perusahaan. Berbeda dengan saya yang baru bisa eksplorasi sekarang. 
Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Mungkin masyarakat luas lebih mengetahui bahwa Baluran terletak di Kabupaten Banyuwangi karena memang letak Taman Nasional Baluran berada di perbatasan Banyuwangi-Situbondo dan lebih dekat ke Banyuwangi. Saya dijemput di Hotel Slamet Banyuwangi sekitar pukul 4 pagi setelah shalat Shubuh. Kirain kami bisa langsung pergi ke Baluran karena memang di jadwal perjalanan (itinerary) dari agen adalah mengejar matahari terbit di Taman Nasional Baluran. Pada kenyataannya, kami malah dibawa ke tempat penginapan peserta trip lainnya untuk berkumpul dulu, baru pergi bareng-bareng kesana. Sebenarnya saya nggak masalah pergi dengan siapa saja. Yang jadi masalah adalah apabila agen nggak komitmen dengan jadwal trip. Jangankan mau mengejar matahari terbit, kami tiba di Baluran aja sudah pukul 6 pagi dan matahari sudah bersinar terik (memangnya di Aceh yang jam 6 pagi baru sunrise😣😣😣). Saking betenya, saya udah nggak tau lagi mau ngomong apa. Semoga kedepannya Rancupid Travel bisa menemukan solusi untuk para agen yang nggak komitmen sama jadwal trip seperti ini.

Kalau kalian ingin mengejar matahari terbit di Baluran, mungkin Pantai Bama adalah tujuannya. Karena Rancupid Travel tim dibagi menjadi dua (dari Surabaya dan Banyuwangi), yang beruntung adalah tim Surabaya. Mereka sejak jam 4 pagi sudah berada di Baluran dan bisa mengejar sunrise juga berfoto sepuasnya di Pantai Bama. Memang ada plus minus sih setiap agen, tapi seharusnya mereka memikirkan bahwa kita datang jauh-jauh dari Jakarta dan memang mengejar momen-momen langka seperti sunrise atau sunset di tempat-tempat seperti ini. Mau balik lagi ke Baluran juga ntah kapan? Saya pajang foto-foto yang diambil Rancupid Travel tim yang lain aja ya daripada nggak sama sekali.
Sunrise di Pantai Bama
Monyet sedang bercengkrama
Karena ngantuk dan bête, saya tidur sepanjang jalan. Sempat bangun dan melihat sekeliling banyak sekali pepohonan dan saya nggak tau sedang berada dimana. Katanya sih kami baru melewati Evergreen Forest. Cahaya matahari masuk ke dalam mobil begitu terangnya sampai saya memakai kacamata terlebih dahulu baru lanjut tidur. Dari pintu masuk Taman Nasional Baluran ke dalam saja membutuhkan waktu satu jam, baru kami berhenti di sebuah hamparan padang luas sejauh mata memandang bernama Savanah Bekol. Baru kali ini saya melihat gerombolan rusa berlari-lari, banteng membentuk kelompok, burung merak, dan berbagai macam hewan lainnya, bercengkrama di padang rumput nan luas. Julukan Little Africa in Java memang benar adanya.
Rusa berlarian
Menonton rusa
Terlepas dari kebete-an yang melanda, saya benar-benar kagum dengan Baluran. Sungguh indah, Subhanallah! Memang tekstur tanah di Baluran agak kering, sehingga sewaktu saya mengambil foto sambil melompat, kaki langsung lecet pas mendarat. Baru sadar sewaktu melihat kok ada darah menetes dan ternyata itu darah saya sendiri😅. Baru berasa sakit (tadi sebelum sadar malah nggak sakit). Seandainya saya punya drone, mungkin foto yang diambil bisa lebih keren karena kami nggak boleh mendekat ke kawanan hewan. Takut keseruduk kali ya..

Saya mengambil banyak foto disini dengan berbagai macam gaya. Kapan lagi bisa berfoto di padang rumput nan luas diapit oleh Gunung Baluran yang dapat menjadi objek foto sangat keren disini. Seharusnya bisa berfoto di tempat-tempat laen. Sayang banget waktu jadi sempit karena kami telat sampai di tempat ini dan hanya dijatah waktu satu jam untuk eksplorasi. Suatu hari bisa kesini lagi, kayaknya saya mau bawa kendaraan sendiri deh.
Eksis dulu
Jam 7 pagi bisa seterik ini
Berpencar dulu
Tengkorak kepala banteng
Mau melompat, tapi kaki udah luka. Perihhhh😆😆😆
Informasi lainnya, Taman Nasional Baluran juga merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Taman Nasional Baluran adalah saat bulan Maret – Agustus. Di bulan- bulan tersebut kalian dapat melihat langsung kawanan rusa dengan jumlah sangat banyak. Bahkan jika beruntung kita dapat melihat proses kawin mereka karena saat bulan-bulan tersebut adalah musim kawin rusa😅. Kalian juga bisa melihat monyet-monyet yang memancing kepiting menggunakan ekornya (keburu dicapit sama kepiting😂😂😂). Pasti lucu banget😍.

Untuk tiket masuk ke Taman Nasional Baluran perorang adalah Rp 7.500 dan untuk kendaraan roda dua Rp 5000/kendaraan, sementara kendaraan roda empat dipungut biaya Rp 15.000/unit. Untuk informasi lebih jelas dapat menghubungi kantor Taman Nasional Baluran via telepon (0332)24119.

Sumber:

November 23, 2017

Trip to Banyuwangi

Saya menghabiskan waktu di Malang hanya sehari semalam, lalu besoknya melanjutkan perjalanan ke kota Banyuwangi (kota besar di ujung Pulau Jawa). Awalnya mau naik kereta dari Malang ke Banyuwangi, tapi jadwal kereta nggak ada yang pas. Masa baru ada jadwal jam 3 sore dan tiba di Banyuwangi jam 10 malam? Bisa-bisa nggak cukup istirahat kalau harus mengikuti jadwal kereta seperti itu. Akhirnya saya nyari tiket pesawat dan cuma ada dari Surabaya ke Banyuwangi menggunakan Wings Air. 
Sunset
Kami memesan travel dari Malang ke Bandara Juanda Surabaya. Agak deg-degan bakalan telat sampai ke Bandara karena kita harus ikut menjemput penumpang lain. Belum lagi ada penumpang yang minta mampir sana sini yang membuat tambah deg-degan bisa apa nggak sampai on time ke bandara. Alhamdulillah we can make it on time, dan sialnya pesawat Wings Air malah delay 1,5 jam. Awalnya mau makan siang di Banyuwangi, jadi harus makan dulu di bandara Juanda. 

Perjalanan dari Surabaya ke Banyuwangi naik pesawat hanya 50 menit, bandingkan dengan naik kereta 7 jam😥. Sampai di Banyuwangi, kami sewa taksi untuk menuju hotel. Nah, kalau udah sampai hotel, bawaannya pasti males. Kalau bukan karena masih lapar, nggak mau keluar hotel lagi, hihihi. Enaknya di Banyuwangi udah ada taksi online, jadinya mau kemana-mana gampang. Supir taksi online pun ramah banget dan mau memberikan informasi dimana bisa mendapatkan makanan khas Banyuwangi seperti Nasi Tempong. Kebetulan sewaktu saya kesana di sore hari, ternyata warung nasinya masih tutup. Jadilah kami dibawa ke warung lain agak mirip foodcourt dan disana banyak menu khas Banyuwangi.

1. Wakul Anugerah
Wakul (Warung Kuliner) Anugerah berlokasi Jl. Letjen Sutoyo No.11, Tukangkayu, Kec. Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68416. Karena kami mampir disini agak sore, jadi lumayan sepi. Saya dan Kakros memesan Sego Tempong dan Rujak Soto yang merupakan makanan khas Banyuwangi. Harga makanannya murah banget, masih dibawah 15ribuan. Mungkin daerah Jawa harga makanan memang masih murah kali ya.
Wakul Anugerah
Sebenarnya saya kurang suka dengan semua menu makanan berkuah, tapi saya tetap mau mencoba makan apa saja selama makanannya halal. Seperti namanya, rujak soto ini adalah soto ayam dengan rasa kuah seperti bumbu rujak. Menurut saya rasanya unik banget, karena saya belum pernah mencicipi kombinasi makanan seperti ini.
Rujak Soto
Bagaimana dengan Nasi Tempong? Nah, berhubung saya kurang kuat sama makanan pedas, jadi Kakros yang pesan makanan yang satu ini. Saya sempat mencicipi sambalnya dan ternyata pedessss banget. Kakros aja yang kuat sama pedes bilangnya pedes banget, apalagi saya yang nggak kuat. Langsung berurai air mata makannya😢. Untuk kalian yang suka makanan pedas memang wajib mencicipi kuliner yang satu ini.
Sego Tempong
2. Pantai Cacalan
Setelah puas bermain di Pantai-pantai berpasir putih di Bangka dan Belitung, kali ini saatnya mengunjungi pantai berpasir hitam yang lumayan terkenal di Banyuwangi bernama Pantai Cacalan. Pantai ini terletak di Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro. Kalau dari pusat kota, kalian bisa naik taksi online ke tempat ini karena memang nggak begitu jauh. 

Santai di Pantai Cacalan
Saya sengaja pergi ke pantai ini sebelum Magrib, supaya bisa mendapatkan pemandangan matahari terbenam. Sayangnya mendung banget, sehingga nggak dapat deh sunsetnya. Padahal pemandangan Selat Bali seharusnya pasti indah banget sewaktu matahari tenggelam 'kan? Belum rejeki.
Kakros
Dibandingkan Pantai berpasir hitam dengan putih, saya lebih suka pantai pasir putih. Kalau pasirnya hitam terlihat seperti sedang basah saja dan kurang menarik. Mungkin kalau nggak sedang mendung, bakalan lebih bagus kali ya pencahayaan di pantai ini sehingga bakalan bagus untuk berfoto.

Abis magrib, saya melanjutkan nongkrong sebentar di warung kopi sambil ngemil karena masih kenyang makan sore. Tadinya mau ngemil di warung sekitar pantai tapi nggak ada yang buka. Aneh sekali? Kami balik ke hotel nggak terlalu malam karena besok jam 4 pagi sudah dijemput oleh travel agent menuju Taman Nasional Baluran.

Nanti saya cerita lagi ya. Sampai jumpa!

November 15, 2017

Taman Selecta

Sebelum saya posting cerita tentang umroh, sebaiknya saya selesaikan postingan yang tertunda tentang perjalanan ke Jawa Timur diawali dengan kota Malang. Ntah kenapa saya jadi sering ke Malang dan bagi saya Malang sudah menjadi third home. Mungkin karena suasana Malang mirip Bandung, udara dingin, banyak Resto dan Cafe, banyak taman bunga, jadi saya suka kota ini😘.

Saya tiba di Malang jam 7.20 pagi dan langsung dijemput di bandara. Setelah sarapan, saya dan tim Rancupid mengurusi ladang kami dulu yang sudah lama tidak dikunjungi sampai jam 3 sore. Kebayang dong kami ngapain aja di ladang sampai selama itu dan kita memang nggak diam dan terus bekerja. Awalnya mau pulang dulu ke Hotel di Malang untuk mandi karena udah kucel banget dari ladang, tapi udah nanggung sore di kota Batu dan mau mampir ke Taman Selecta yang katanya memiliki variasi jenis bunga sangat banyak. Ya udah deh, nggak usah mandi lagi, langsung aja lanjut ke Selecta.
Foto jauh-jauhan
Sebenarnya kalian harus membayar tiket masuk kalau mau berkunjung ke taman ini. Saya dan Rancupid mendapat special priviledge, jadi nggak bayar dan nggak tau berapa tarif tiketnya. Silahkan googling aja ya. Setelah parkir mobil, kami mulai mengeksplorasi taman yang kebetulan bunganya sedang bermekaran semua. Cantik banget😍.
Bunga-bunga bermekaran
Warna-warni
Cantik ya bunga-bunganya
Mungkin karena udah sore, semua wahana udah tutup. Padahal kalian bisa naik skybike, rollercoaster, flying fox, dan berenang. Sekitar jam 3 sore memang masih agak rame orang yang datang. Setelah itu langsung sepi banget. Seolah-olah Selecta ini milik pribadi. Nggak ada pengunjung lagi, kecuali petugas saja. Suasana sepi seperti ini membuat udara jadi semakin dingin (mungkin karena sudah mulai malam), dan kami jadi bebas berfoto disana-sini tanpa terhalang orang lain. Petugas pun nggak rese' dan nggak ada yang menyuruh kami pulang😝😝😝.
Love
Sky Bike
Well, Taman Selecta ini menurut saya sangat indah dan memanjakan mata karena bunga-bunganya berwarna-warni dan ditanam sesuai warnanya. Subhanallah indahnya. Gara-gara sering ngurusin tanaman, hampir semua nama bunga disini saya tau. Aneh kan😅? Padahal kuliah jurusan IT, jatuhnya ke biologi. Tempat ini cocok untuk dijadikan tempat rekreasi bersama keluarga karena cocok untuk segala umur dan banyak wahana bermain. 
Baju saya pun udah warna-warni
Taman Selecta
Daripada orang Jakarta selalu ke Bandung dan bikin kota kesayangan saya itu jadi macet, mending kalian ke Malang aja karena sekarang kota yang satu ini nggak kalah indahnya dari Bandung. Suasananya juga adem, jadi teringat kosan di Bandung dulu. Insya Allah nanti saya ke Malang lagi.

November 01, 2017

Umroh Bersama UTM

Ketika tulisan ini dirilis, maka saya sedang berada di bandara dan bersiap untuk berangkat menuju Jeddah dengan pesawat Garuda pukul 16.35. Alhamdulillah tahun ini bisa diberikan kesempatan lagi oleh Allah SWT untuk memenuhi panggilan-Nya ke tanah suci dengan cara yang berbeda. Kok beda? Kenapa? Tenang dulu, saya akan menceritakannya secara rinci disini sampai-sampai saya menunda postingan tentang trip saya ke Jawa Timur hanya untuk menulis tentang umroh kali ini. Siap-siap ya, tulisan saya kali ini lumayan panjang tapi insya Allah bermanfaat.

Apa itu UTM? UTM adalah singkatan dari Umroh Tiket Murah, salah satu komunitas di Facebook untuk berumroh secara murah, nggak murahan, dan resmi (terdaftar di Kemetrian Agama). Tahun lalu ketika saya akan berumroh, saya sempat melihat postingan umroh bareng di Facebook grup jalan-jalan dengan tiket hemat bernama Pemburu Tiket Promo (PTP). Saya sudah lama join grup PTP itu bahkan berterima kasih pada mereka saya bisa pergi kemana saja karena tau info tiket pesawat murah. Tapi karena tahun lalu saya sibuk banget, masih ngantor juga, jadi saya menyerahkan perkara umroh ke Mama dan saya tinggal bayar aja, nggak urusin apa pun kecuali vaksin. Sepulang dari umroh, saya juga melihat postingan di Facebook beberapa teman traveller yang berangkat Umroh dengan paket sangat murah. Bayangkan saya membayar Rp. 27jt untuk umrah Arba'in (mendapatkan 40 rakaat shalat di Masjid Nabawi) dan mereka umroh reguler hanya dengan harga 8jutaan saja? Wahhhhh! Sempat berdoa dalam hati supaya suatu hari bisa ikut mereka berumroh dengan harga yang murah juga.
Allah menjawab doa saya. Tanpa sengaja saya melihat facebook PTP pada bulan Maret yang lalu dimana orang-orang pada membahas Umroh tanggal 1-9 November 2017. Saya mulai tertarik untuk membeli tiket pesawat karena banyak orang yang udah beli. Harga tiket pulang-pergi Jakarta-Jeddah sekitar Rp. 8jutaan menggunakan Garuda Indonesia. Saya terdiam berpikir, beli nggak ya? Mana bulan Maret kemarin perusahaan lagi krisis keuangan dan mengeluarkan uang Rp. 8jt rasanya berat sekali😞. Apalagi mau meyakinkan keluarga untuk pergi berumroh dengan cara beli tiket sendiri seperti ini agak sulit. Mungkin butuh waktu untuk meyakinkan mereka kalau UTM ini beneran pernah berangkat. 

Saya coba menelepon adik saya untuk bilang kalau ada tiket murah mana tau mau berangkat umroh lagi. Adik saya nggak mau pergi sendiri dan saya suruh bawa Mama. Memang agak nggak mungkin adik saya cowok bawa Mama umroh karena nanti agak susah sewaktu shalat harus pisah dan ke toilet juga bakalan susah. Saya telepon Mama dan bertanya mau nggak kalau berangkat umroh lagi tapi sama adik aja, berhubung saya nggak punya duit. Mama spontan nggak mau dan harus ada saya. Saya telepon adik lagi dan tanya solusinya 'gimana dan adik saya bilang, "Kak, berumroh itu menghilangkan dua, dosa dan kefakiran dan hadist itu shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad." Saya langsung terdiam lagi. Uang saya belum kembali lagi sejak berumroh tahun lalu, dan sekarang harus beli tiket lagi itu rasanya beratttt. Tapi masa' saya meragukan hadist😯?

Baiklah, saya memantapkan hati untuk pergi. Bismillah, saya beli tiket di web Garuda Indonesia. Alhamdulillah bisa cicil 0% (jadi nggak riba) dan saya punya banyak point BNI rewards sehingga harga tiket pesawat jatuhnya lebih murah lagi. Kartu kredit sempat nggak bisa dipakai, saya sempat masih berpikir mungkin nggak bisa pergi dan menyerahkan urusan beli-beli tiket ini pada Allah, dan tiba-tiba kartu kredit bisa lagi😍. Duh, proses beli tiket aja harus memantapkan hati sebegininya, tapi alhamdulillah bisa kebeli juga. Tiba-tiba Mama telepon dan bilang tante mau ikut dan kartu kredit saya udah nggak ada duit lagi. Akhirnya pinjam kartu kredit ke adik dan alhamdulillah bisa kebeli semuanya.

Saya add friend di Facebook admin UTM bernama Mas Ikhsan Wahyudi untuk meminta beliau dimasukkan ke grup Whatsapp. Setelah masuk, ada briefing sedikit tata cara pembayaran Land Arrangement, Visa, asuransi, administrasi, dan semuanya bertahap. Tunggu dikabarin di grup, baru bayar. Berarti masih ada waktu untuk mencari uang melunasi semua detail umroh. Berikut isi briefingnya:

UTM = Umroh Tiket Murah

Komponen paling penting: Tiket Murah. Jadi jadwal umroh menyesuaikan dengan jadwal tiket promo.
Untuk tiket promo akan diinfokan di grup UTM FB dan group UTM WA. Jika sudah keluar jadwalnya silakan issued tiket sesuai arahan Om Ikhsan selaku kepala suku atau
Apabila kesulitan issued tiket bisa minta bantuan admin dengan catatan transfer uang sejumlah tiket yg promo dan serahkan alamat email begitu tiket telah di issued akan langsung di kirim eTiket nya via email.
Selanjutnya lapor ke saya atau admin lainnya dan akan diinvite ke group masing-masing kloter.
Kemudian semua info akan di share di group WA. 

Walaupun sudah membeli tiket pesawat, perjuangan meyakinkan orang-orang ternyata lebih ribet lagi. Beberapa teman atau saudara sempat meragukan keberangkatan saya dengan UTM karena travel umrohnya (kata mereka) kurang jelas sehingga mereka mempertanyakan jadi apa nggak saya berangkat. Mereka mengira saya umroh secara backpacker, padahal sepengetahuan saya nggak bisa umroh cara begitu. Apalagi travel umroh kenamaan baru saja terciduk karena melakukan penipuan dan saya jadi kebawa-bawa. Orang-orang mengira saya ikut dengan travel itu. Walaupun beberapa kali saya menjelaskan kalau saya ikut travel resmi, tapi karena saya nggak bisa menjelaskan travelnya apa dan bagaimana, jadilah orang mengira saya nekad. Sampai saya bilang, "Ya udah, saya pergi dulu. Kalau ternyata oke, nanti saya kabarin."

Seluruh peserta UTM juga dikirimkan kalender jadwal untuk transfer atau pengiriman dokumen. Cara ini menurut saya rapi sekali. Setelah tiket pesawat lunas, hal kedua yang saya harus bayar adalah biaya mahram, pernak-pernik, dan biaya administrasi dengan total Rp. 1,5jt. Kami peserta UTM disuruh menunggu kira-kira 2 mingguan untuk akhirnya bisa mengambil koper ke rumah Om Ikhsan di Cibubur. Yang harus menjadi perhatian utama adalah menjahit baju seragam umroh, makanya setelah pengumuman koper boleh diambil, saya langsung buru-buru ke Cibubur untuk mengambilnya, lalu langsung mengirim bahan batik untuk seragam ke Mama di Aceh.
Koper UTM
Hal ketiga adalah membuat Visa. Syarat-syarat Pengurusan Visa adalah sebagai berikut:
1. Pas Foto  background putih dengan kenampakan muka 80%
    3 x 4 -  3 lembar (tulis nama lengkap di baliknya)
    4 x 6  -  3 lembar (tulis nama lengkap di baliknya)
2. Kartu suntik meningitis
3. Paspor asli dengan 2 suku nama
4. Buku nikah asli untuk istri (Bagi yg pergi bersama suami)
5. Akte kelahiran (sudah dilaminating) diwajibkan bagi:
       A.  Pria umur 17 tahun dan 17 tahun kebawah (Termasuk anak2)
       B. Wanita 45 tahun dan di bawah 45 tahun  (Berlaku juga bagi wanita yg berangkat tidak     bersama suami atau mahromnya)
6. Tiket keberangkatan-kepulangan asli. (Termasuk tiket dari daerah asal keberangkatan)
7.  Anak-anak harus melampirkan KK asli 

Hal ini agak menjadi rintangan untuk tante saya yang tinggal di Aceh sewaktu akan suntik vaksin meningitis. Melihat nama tante saya dua nama (Zahraini Ismail), klinik tempat vaksin menolak untuk suntik karena kalau mau umroh harus 3 nama. Padahal peraturan sudah ada di internet tentang jamaah umroh boleh 2 nama. Tante saya sempat pulang tanpa suntik vaksin dan agak putus asa karena klinik meminta administrasi ini itu. Seolah-olah memang sulit untuk ikut umroh jalur mandiri. Akhirnya setelah berkonsultasi sana-sini (termasuk chatting ke kepala suku Mas Zulhendri), tante saya datang lagi ke klinik dan bilang kalau beliau mau vaksin aja bukan karena umroh tapi supaya nggak kena meningitis. Dengan cepat suster menyuntik dan selesailah urusan vaksin. Haduh, kenapa nggak dari kemarin-kemarin.

Semua dokumen pengurusan Visa telah lengkap dan saya mengirimkannya ke alamat Om Ikhsan. Tinggal tunggu notifikasi berikutnya dari Mas Zulhendri untuk tahap selanjutnya yaitu pelunasan Land Arrangement (LA). LA adalah hotel tempat menginap, catering, bus, ziarah ke tempat-tempat penting selama di Mekkah dan Madinah, air Zam-Zam 5 liter, termasuk Ustadz yang mendampingi selama umroh. Berikut rincian biaya  LA yang saya bayar:

1 kamar berempat (Quad Room) = $385
Biaya Visa Umroh $75
Biaya Asosiasi $15
       = $385 + $ 75 +$15  
       = $475 
Saya setor dari Bank BNI dengan rate Rp. 13330 sehingga total Rp. 6,331,750.
Karena saya transfer dari beda bank, maka kena biasa transfer kurs $25 dibagi 4 (karena bayar untuk 4 orang) sehingga perorang menjadi Rp. 83,312.

Awalnya saya tidak membayar asuransi karena tidak wajib. Belakangan keluar pengumuman bahwa asuransi jadi wajib dan saya harus membayar $6, juga biaya Visa naik dan dikenakan tambahan $15. Saya transfer ke rekening admin Rp. 13,600 x $21 = Rp. 285,600.

LA yang sudah saya bayar Rp. 6,700,662 
Tiket Pesawat Rp. 8,127,800
Biaya mahram, pernak-pernik, dan biaya administrasi dengan total Rp. 1,500,000
Total Rp. 16,328,462

Harga diatas untuk saya bayar saja karena tante saya tiket pesawatnya lebih murah yaitu Rp. 7,7jt. Mama dan tante juga nggak membayar biaya mahram. Oh ya, ada informasi penting lainnya. Setelah saya merasa semua hal sudah terbayar, tiba-tiba datang pemberitahuan:

Breaking news!!
Biaya progresif visa sebesar SR2000 diberlakukan dengan memperhitungkan masa keberangkatan mulai 1438H, artinya jika ada jemaah umrah yg pernah berangkat pada tahun 1438H, maka akan dikenakan biaya progresif visa sebesar SR2000 pada keberangkatan pertama dan seterusnya di tahun 1439H. Kebijakan ini mulai diberlakukan 11 Oktober 2017/21 Muharram 1439H.
 

Untuk dapat mengecek status progresif dapat membuka link berikut:
https://eservices.haj.gov.sa/eservices3/pages/VisaPaymentInquiry/VisaInquiry.xhtml?dswid=-5706Demikian informasi ini disampaikan semoga bermanfaat.

Dan adik saya kena Visa Progressif dan harus membayar SR2000 atau Rp. 7,510,000. Seharusnya saya dan Mama kena juga, tapi karena tahun ini kami mengganti paspor baru, jadi nggak kena. Kalau tahun depan mau umroh lagi berarti harus siap-siap uang SR2000 sebagai tambahan Visa.

Terlepas dari bayar tiket pesawat harus nyicil, vaksin agak dipersulit, orang-orang pada nyinyir, dan adik kena SR2000, semua harus diikhlaskan. Selalu setelah kesulitan ada kemudahan. Saya takjub melihat dedikasi admin UTM yang tengah malam masih saling bantu-membantu mengurusi dokumen Visa para jamaah, membongkar, menyatukan, dan merapikan. Bahkan beberapa dari mereka tidak tidur semalaman. Semoga amalan baik kalian dibalas oleh Allah SWT, semoga selalu sehat dan rezeki melimpah kepada kalian. Seandainya rumah saya dekat di Cibubur, saya ingin sekali bisa membantu karena UTM ini ladang pahala. Semoga UTM menjadi trobosan baru agar semua orang bisa berumroh dengan harga yang murah dan nggak murahan. Semoga tahun depan bisa sampai ke Masjidil Aqsa bersama UTM seperti mimpi saya yang belum kesampaian. Beberapa peserta UTM yang pergi bareng saya akan lanjut ke Aqsa dan saya envy😖😖😖. Ya udahlah, mungkin rejekinya tahun depan. Aminnn!

Baiklah, doakan saya selamat pergi dan pulang ya!

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً 

Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah.

Follow me

My Trip