November 01, 2017

Umroh Bersama UTM

Ketika tulisan ini dirilis, maka saya sedang berada di bandara dan bersiap untuk berangkat menuju Jeddah dengan pesawat Garuda pukul 16.35. Alhamdulillah tahun ini bisa diberikan kesempatan lagi oleh Allah SWT untuk memenuhi panggilan-Nya ke tanah suci dengan cara yang berbeda. Kok beda? Kenapa? Tenang dulu, saya akan menceritakannya secara rinci disini sampai-sampai saya menunda postingan tentang trip saya ke Jawa Timur hanya untuk menulis tentang umroh kali ini. Siap-siap ya, tulisan saya kali ini lumayan panjang tapi insya Allah bermanfaat.

Apa itu UTM? UTM adalah singkatan dari Umroh Tiket Murah, salah satu komunitas di Facebook untuk berumroh secara murah, nggak murahan, dan resmi (terdaftar di Kemetrian Agama). Tahun lalu ketika saya akan berumroh, saya sempat melihat postingan umroh bareng di Facebook grup jalan-jalan dengan tiket hemat bernama Pemburu Tiket Promo (PTP). Saya sudah lama join grup PTP itu bahkan berterima kasih pada mereka saya bisa pergi kemana saja karena tau info tiket pesawat murah. Tapi karena tahun lalu saya sibuk banget, masih ngantor juga, jadi saya menyerahkan perkara umroh ke Mama dan saya tinggal bayar aja, nggak urusin apa pun kecuali vaksin. Sepulang dari umroh, saya juga melihat postingan di Facebook beberapa teman traveller yang berangkat Umroh dengan paket sangat murah. Bayangkan saya membayar Rp. 27jt untuk umrah Arba'in (mendapatkan 40 rakaat shalat di Masjid Nabawi) dan mereka umroh reguler hanya dengan harga 8jutaan saja? Wahhhhh! Sempat berdoa dalam hati supaya suatu hari bisa ikut mereka berumroh dengan harga yang murah juga.
Allah menjawab doa saya. Tanpa sengaja saya melihat facebook PTP pada bulan Maret yang lalu dimana orang-orang pada membahas Umroh tanggal 1-9 November 2017. Saya mulai tertarik untuk membeli tiket pesawat karena banyak orang yang udah beli. Harga tiket pulang-pergi Jakarta-Jeddah sekitar Rp. 8jutaan menggunakan Garuda Indonesia. Saya terdiam berpikir, beli nggak ya? Mana bulan Maret kemarin perusahaan lagi krisis keuangan dan mengeluarkan uang Rp. 8jt rasanya berat sekali😞. Apalagi mau meyakinkan keluarga untuk pergi berumroh dengan cara beli tiket sendiri seperti ini agak sulit. Mungkin butuh waktu untuk meyakinkan mereka kalau UTM ini beneran pernah berangkat. 

Saya coba menelepon adik saya untuk bilang kalau ada tiket murah mana tau mau berangkat umroh lagi. Adik saya nggak mau pergi sendiri dan saya suruh bawa Mama. Memang agak nggak mungkin adik saya cowok bawa Mama umroh karena nanti agak susah sewaktu shalat harus pisah dan ke toilet juga bakalan susah. Saya telepon Mama dan bertanya mau nggak kalau berangkat umroh lagi tapi sama adik aja, berhubung saya nggak punya duit. Mama spontan nggak mau dan harus ada saya. Saya telepon adik lagi dan tanya solusinya 'gimana dan adik saya bilang, "Kak, berumroh itu menghilangkan dua, dosa dan kefakiran dan hadist itu shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad." Saya langsung terdiam lagi. Uang saya belum kembali lagi sejak berumroh tahun lalu, dan sekarang harus beli tiket lagi itu rasanya beratttt. Tapi masa' saya meragukan hadist😯?

Baiklah, saya memantapkan hati untuk pergi. Bismillah, saya beli tiket di web Garuda Indonesia. Alhamdulillah bisa cicil 0% (jadi nggak riba) dan saya punya banyak point BNI rewards sehingga harga tiket pesawat jatuhnya lebih murah lagi. Kartu kredit sempat nggak bisa dipakai, saya sempat masih berpikir mungkin nggak bisa pergi dan menyerahkan urusan beli-beli tiket ini pada Allah, dan tiba-tiba kartu kredit bisa lagi😍. Duh, proses beli tiket aja harus memantapkan hati sebegininya, tapi alhamdulillah bisa kebeli juga. Tiba-tiba Mama telepon dan bilang tante mau ikut dan kartu kredit saya udah nggak ada duit lagi. Akhirnya pinjam kartu kredit ke adik dan alhamdulillah bisa kebeli semuanya.

Saya add friend di Facebook admin UTM bernama Mas Ikhsan Wahyudi untuk meminta beliau dimasukkan ke grup Whatsapp. Setelah masuk, ada briefing sedikit tata cara pembayaran Land Arrangement, Visa, asuransi, administrasi, dan semuanya bertahap. Tunggu dikabarin di grup, baru bayar. Berarti masih ada waktu untuk mencari uang melunasi semua detail umroh. Berikut isi briefingnya:

UTM = Umroh Tiket Murah

Komponen paling penting: Tiket Murah. Jadi jadwal umroh menyesuaikan dengan jadwal tiket promo.
Untuk tiket promo akan diinfokan di grup UTM FB dan group UTM WA. Jika sudah keluar jadwalnya silakan issued tiket sesuai arahan Om Ikhsan selaku kepala suku atau
Apabila kesulitan issued tiket bisa minta bantuan admin dengan catatan transfer uang sejumlah tiket yg promo dan serahkan alamat email begitu tiket telah di issued akan langsung di kirim eTiket nya via email.
Selanjutnya lapor ke saya atau admin lainnya dan akan diinvite ke group masing-masing kloter.
Kemudian semua info akan di share di group WA. 

Walaupun sudah membeli tiket pesawat, perjuangan meyakinkan orang-orang ternyata lebih ribet lagi. Beberapa teman atau saudara sempat meragukan keberangkatan saya dengan UTM karena travel umrohnya (kata mereka) kurang jelas sehingga mereka mempertanyakan jadi apa nggak saya berangkat. Mereka mengira saya umroh secara backpacker, padahal sepengetahuan saya nggak bisa umroh cara begitu. Apalagi travel umroh kenamaan baru saja terciduk karena melakukan penipuan dan saya jadi kebawa-bawa. Orang-orang mengira saya ikut dengan travel itu. Walaupun beberapa kali saya menjelaskan kalau saya ikut travel resmi, tapi karena saya nggak bisa menjelaskan travelnya apa dan bagaimana, jadilah orang mengira saya nekad. Sampai saya bilang, "Ya udah, saya pergi dulu. Kalau ternyata oke, nanti saya kabarin."

Seluruh peserta UTM juga dikirimkan kalender jadwal untuk transfer atau pengiriman dokumen. Cara ini menurut saya rapi sekali. Setelah tiket pesawat lunas, hal kedua yang saya harus bayar adalah biaya mahram, pernak-pernik, dan biaya administrasi dengan total Rp. 1,5jt. Kami peserta UTM disuruh menunggu kira-kira 2 mingguan untuk akhirnya bisa mengambil koper ke rumah Om Ikhsan di Cibubur. Yang harus menjadi perhatian utama adalah menjahit baju seragam umroh, makanya setelah pengumuman koper boleh diambil, saya langsung buru-buru ke Cibubur untuk mengambilnya, lalu langsung mengirim bahan batik untuk seragam ke Mama di Aceh.
Koper UTM
Hal ketiga adalah membuat Visa. Syarat-syarat Pengurusan Visa adalah sebagai berikut:
1. Pas Foto  background putih dengan kenampakan muka 80%
    3 x 4 -  3 lembar (tulis nama lengkap di baliknya)
    4 x 6  -  3 lembar (tulis nama lengkap di baliknya)
2. Kartu suntik meningitis
3. Paspor asli dengan 2 suku nama
4. Buku nikah asli untuk istri (Bagi yg pergi bersama suami)
5. Akte kelahiran (sudah dilaminating) diwajibkan bagi:
       A.  Pria umur 17 tahun dan 17 tahun kebawah (Termasuk anak2)
       B. Wanita 45 tahun dan di bawah 45 tahun  (Berlaku juga bagi wanita yg berangkat tidak     bersama suami atau mahromnya)
6. Tiket keberangkatan-kepulangan asli. (Termasuk tiket dari daerah asal keberangkatan)
7.  Anak-anak harus melampirkan KK asli 

Hal ini agak menjadi rintangan untuk tante saya yang tinggal di Aceh sewaktu akan suntik vaksin meningitis. Melihat nama tante saya dua nama (Zahraini Ismail), klinik tempat vaksin menolak untuk suntik karena kalau mau umroh harus 3 nama. Padahal peraturan sudah ada di internet tentang jamaah umroh boleh 2 nama. Tante saya sempat pulang tanpa suntik vaksin dan agak putus asa karena klinik meminta administrasi ini itu. Seolah-olah memang sulit untuk ikut umroh jalur mandiri. Akhirnya setelah berkonsultasi sana-sini (termasuk chatting ke kepala suku Mas Zulhendri), tante saya datang lagi ke klinik dan bilang kalau beliau mau vaksin aja bukan karena umroh tapi supaya nggak kena meningitis. Dengan cepat suster menyuntik dan selesailah urusan vaksin. Haduh, kenapa nggak dari kemarin-kemarin.

Semua dokumen pengurusan Visa telah lengkap dan saya mengirimkannya ke alamat Om Ikhsan. Tinggal tunggu notifikasi berikutnya dari Mas Zulhendri untuk tahap selanjutnya yaitu pelunasan Land Arrangement (LA). LA adalah hotel tempat menginap, catering, bus, ziarah ke tempat-tempat penting selama di Mekkah dan Madinah, air Zam-Zam 5 liter, termasuk Ustadz yang mendampingi selama umroh. Berikut rincian biaya  LA yang saya bayar:

1 kamar berempat (Quad Room) = $385
Biaya Visa Umroh $75
Biaya Asosiasi $15
       = $385 + $ 75 +$15  
       = $475 
Saya setor dari Bank BNI dengan rate Rp. 13330 sehingga total Rp. 6,331,750.
Karena saya transfer dari beda bank, maka kena biasa transfer kurs $25 dibagi 4 (karena bayar untuk 4 orang) sehingga perorang menjadi Rp. 83,312.

Awalnya saya tidak membayar asuransi karena tidak wajib. Belakangan keluar pengumuman bahwa asuransi jadi wajib dan saya harus membayar $6, juga biaya Visa naik dan dikenakan tambahan $15. Saya transfer ke rekening admin Rp. 13,600 x $21 = Rp. 285,600.

LA yang sudah saya bayar Rp. 6,700,662 
Tiket Pesawat Rp. 8,127,800
Biaya mahram, pernak-pernik, dan biaya administrasi dengan total Rp. 1,500,000
Total Rp. 16,328,462

Harga diatas untuk saya bayar saja karena tante saya tiket pesawatnya lebih murah yaitu Rp. 7,7jt. Mama dan tante juga nggak membayar biaya mahram. Oh ya, ada informasi penting lainnya. Setelah saya merasa semua hal sudah terbayar, tiba-tiba datang pemberitahuan:

Breaking news!!
Biaya progresif visa sebesar SR2000 diberlakukan dengan memperhitungkan masa keberangkatan mulai 1438H, artinya jika ada jemaah umrah yg pernah berangkat pada tahun 1438H, maka akan dikenakan biaya progresif visa sebesar SR2000 pada keberangkatan pertama dan seterusnya di tahun 1439H. Kebijakan ini mulai diberlakukan 11 Oktober 2017/21 Muharram 1439H.
 

Untuk dapat mengecek status progresif dapat membuka link berikut:
https://eservices.haj.gov.sa/eservices3/pages/VisaPaymentInquiry/VisaInquiry.xhtml?dswid=-5706Demikian informasi ini disampaikan semoga bermanfaat.

Dan adik saya kena Visa Progressif dan harus membayar SR2000 atau Rp. 7,510,000. Seharusnya saya dan Mama kena juga, tapi karena tahun ini kami mengganti paspor baru, jadi nggak kena. Kalau tahun depan mau umroh lagi berarti harus siap-siap uang SR2000 sebagai tambahan Visa.

Terlepas dari bayar tiket pesawat harus nyicil, vaksin agak dipersulit, orang-orang pada nyinyir, dan adik kena SR2000, semua harus diikhlaskan. Selalu setelah kesulitan ada kemudahan. Saya takjub melihat dedikasi admin UTM yang tengah malam masih saling bantu-membantu mengurusi dokumen Visa para jamaah, membongkar, menyatukan, dan merapikan. Bahkan beberapa dari mereka tidak tidur semalaman. Semoga amalan baik kalian dibalas oleh Allah SWT, semoga selalu sehat dan rezeki melimpah kepada kalian. Seandainya rumah saya dekat di Cibubur, saya ingin sekali bisa membantu karena UTM ini ladang pahala. Semoga UTM menjadi trobosan baru agar semua orang bisa berumroh dengan harga yang murah dan nggak murahan. Semoga tahun depan bisa sampai ke Masjidil Aqsa bersama UTM seperti mimpi saya yang belum kesampaian. Beberapa peserta UTM yang pergi bareng saya akan lanjut ke Aqsa dan saya envy😖😖😖. Ya udahlah, mungkin rejekinya tahun depan. Aminnn!

Baiklah, doakan saya selamat pergi dan pulang ya!

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً 

Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah.

8 comments:

Millati Amalia mengatakan...

Keren kak tia. Insya Allah bs ngikutin jejak kakak. Bermanfaat bgt tulisan kakak smoga jd ladang pahala ya kak 😊

Meutia Halida Khairani mengatakan...

@lia: aminnnnn

cerita alika mengatakan...

Mantab infonya terima kasih semoga kami bisa meniru jejaknya aammmiiinn

Unknown mengatakan...

Jadi rindu ingin k Makkah Al-Mukarramah dan ikut UTM .makasih infonya

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum

Anonim mengatakan...

Boleh minta contact ya

Anonim mengatakan...

sekarang umroh tiket murah madih ada? minta alamat Facebook utm

Meutia Halida Khairani mengatakan...

search aja

Follow me

My Trip