Kalau kalian mampir ke Genting Highlands, jangan lupa shop 'til you drop di Factory Outlet (FO) -nya. Ungkapan belanja habis-habisan bisa dipraktekkan disini tapi hati-hati nanti mendadak bokek nanti lho😂. Sebenarnya saya nggak tau mau beli apa. Biasanya kalau udah masuk dari satu toko ke toko lainnya, baru kepikiran mau beli apa. Seharusnya hal seperti ini lebih bahaya daripada kita udah tau mau beli apa, hehehe. Tapi nggak berlaku untuk saya. Kalau emang nggak ada yang ingin dibeli, ya nggak beli.
Genting Factory Outlet
Mungkin karena hari libur, hari itu Genting Factory Outlet ramenya minta ampun😱😱😱. Ngeliat lautan manusia udah seperti di Pasar Tanah Abang membuat saya mulai kehilangan mood untuk belanja. Untungnya Yudhi dan Willy dengan setia menemani saya bereksplorasi hampir semua toko. Beberapa toko seperti Coach, Nike, Adidas, bahkan mewajibkan kita untuk gantian masuk ke toko dengan cara mengantri. Toko-toko ini memang diserbu pengunjung, tapi ntah kenapa barang-barangnya nggak ada yang 'klik' di hati saya. Saya sih suka merek Coach tapi tas-tas yang kemarin saya lihat kebanyakan modelnya sama-sama aja dan itu-itu saja. Inilah kekurangan belanja di FO, beberapa barang memang stok lama yang mau dihabiskan dan dijual dengan harga murah (walaupun menurut saya nggak murah-murah banget).
Sebenarnya saya naksir tas Moschino yang katanya udah diskon tetap Rp. 15 juta. Hmm, sepertinya kalau saya beli tas Balenciaga brand new pun masih sekitar 15 juta. Jadi merasa nggak worth beli Moschino semahal itu. Ada ransel Moschino yang berwarna merah dan saya naksir berat. Tapi saya baru aja beli ransel Marc Jacob. Biar semua barang saya dipake', saya biasanya beli dengan model yang berbeda. Kan kasihan kalau udah beli mahal-mahal tapi malah dipake sekali-kali doang.
Ketika masuk ke konter sepatu olah raga seperti Nike, Adidas, New Balance, duh, udah seperti Pasar Tanah Abang banget deh. Mau ngeliat modelnya juga jadi males karena rame banget orang😵😵. Akhirnya karena merasa terlalu crowded dan sudah pukul 5 sore, kami memutuskan untuk kembali ke halte Bus. Fiuh, rasanya keluar dari kerumunan orang yang terlalu ramai itu seolah bisa bernapas lega. Saya sama sekali nggak beli apa-apa. Cuma Willy aja yang beli perlengkapan mau hiking ke Everest.
 |
Tiket bus |
Bus yang akan kita tumpangi datang agak terlambat. Setelah bus datang, saya, Willy, dan Yudhi langsung mengambil tempat dan beberapa menit kemudian kami tertidur pulas. Mungkin karena kecapekan main, lari sana-sini, jadi tepar di bus. Pas bangun tidur udah sampai di KL Sentral aja. Saya juga janjian dengan Tina untuk makan malam bersama di Pavilion. Kami jalan-jalan dulu keliling Mall dan memutuskan untuk makan malam di Ben's.
Ben's
Resto yang satu ini berada di lantai paling atas Pavilion, tepatnya di Lot 6.11.00 & E6.11.00, Level 6. Udah ngecek beberapa menu di resto lain, tapi Ben's yang lumayan ramah di lidah 😋, walaupun harganya nggak murah. Tempatnya agak sepi. Berhubung saya ingin melihat pemandangan kota, jadinya kami memilih kursi diluar. Nggak terasa besok saya harus pulang dan liburan singkat ini harus berakhir.
 |
Menu resto |
 |
Lemon Tea |
Saya dan teman-teman ngobrol panjang lebar. Udah lama nggak hang-out bareng mereka dan ini adalah kesempatan langka banget. Tina dan Willy adalah teman saya semasa kuliah dulu. Sampai sekarang kita masih sering ngobrol baik di Whatsapp atau pun ngetrip bareng ke luar negri. Kalau Yudhi adalah teman seprojek di Samudra Indonesia sewaktu saya masih bekerja di Metroda. Kami sering jalan bareng seusai kantor sehingga bisa berteman akrab.
 |
Spagethi |
 |
Nasi lemak porsi jumbo |
Rasanya kalau teman lama bertemu dan mengobrol itu nggak akan ada habisnya. Kalau bukan karena Mall tutup pukul 10 malam dan pukul 9.30 kita sudah diusir secara halus😅, mungkin masih berlanjut terus ngobrolnya. Baiklah, kami semua pulang akhirnya. Saya ikut Willy dan Tina naik ntah LRT, ntah Monorail, ntah MRT. Pokoknya teteup saya ngikut saja. Sewaktu Willy bilang turun disini, saya melambaikan tangan, "Dadah Wilay." dan Willy bilang, "Lu juga turun disini." Udah dadah-dadah eh turunnya malah samaan😆.
Setelah berpisah dengan Willy, saya ikut Tina pulang. Di rumah Tina, kita masih ngobrol sambil isengin Jilly (anaknya Tina). Kasihan juga besok Tina harus masuk kerja, nanti malah kurang tidur kalau saya terus-terusan mengajak ngobrol. Saya packing sejenak, cuma masuk-masukin titipan teman-teman dan keluarga saja, termasuk tas dan makeup yang banyak banget. Agak takut juga nih kena Bea Cukai tapi seharusnya kalau bawa koper kecil sih nggak akan di cek. Walaupun koper saya kecil, daya tampungnya cukup banyak juga. Tapi memang ada satu tas yang saya beli ukurannya kegedean jadi harus ditenteng.
Besok paginya, sekitar pukul 7.30 pagi, saya berangkat ke KLIA dari KL Sentral. Kalau dari apartemen Tina saya naik Grab karena kalau naik LRT harus transit dan agak ribet sambil gerek koper dan nenteng plastik tas. Selama perjalanan ke bandara, saya tidur di bus, dan bangun ketika sampai. Saya juga mengontek Yudhi untuk menemani saya selama di bandara.
Kopi Time
Ketika saya ke konter Garuda Indonesia, ternyata masih belum bisa cek in. Ya udah deh, ngajakin Yudhi untuk sarapan dulu di Kopi Time. Sebenarnya saya lagi pengen makan yang Malaysia banget, dan Cafe ini sesuai selera saya. Teh tariknya enak, roti srikaya dan telurnya juga mantap, menu makanannya ada yang paket juga.
 |
Paket sarapan |
Kita makan sambil mengobrol banyak hal (karena makanannya banyak juga). Pokoknya cukup menambah energi kita untuk belanja lagi, hahahaha😂. Kok belanja lagi? Jadi ceritanya saya dijebak sama Yudhi. Selesai cek in, rencananya kami mau makan Subway ke KLIA2 tapi Yudhi malah naik bus ke Mitsui. Berhubung saya cuma ngikut, jadilah saya baru sadar dibawa ke Mall lagi. Oke, jadilah kami belanja lagi walaupun cuma sampai pukul 11.30 karena takut telat untuk proses imigrasi dan boarding. Alhasil saya jadi beli celana panjang 2 biji lagi deh. Terus aja belanja nggak kelar-kelar😆.
Setelah itu saya pun pulang ke negara tercinta. Terima kasih Tina, Yudhi, dan Willy untuk menemani saya bermain di Malaysia. Kalian memang sahabat terbaik💕. Selama di pesawat, saya nonton Surat Cinta Untuk Starla yang agak aneh ceritanya. Hari gini masih ada yang berkirim surat cinta? 😒. Tapi lagu Virgoun yang sesuai judul film tuh bagus banget dan saya suka banget deh. Mana waktu itu pulang dengan kondisi agak-agak galau.
Baiklah, nanti saya cerita lagi. Sampai jumpa!