Januari 02, 2018

Payung-payung Nabawi

Halo semua, apa kabar di tahun 2018 ini? Ini adalah postingan pertama di tahun 2018. Mengawali permulaan tahun masih dengan cerita ketika berumroh kemarin yang belum selesai. Maklumlah, saya benar-benar harus mencuri waktu untuk menulis blog sampai selesai karena memang ngeblog itu lumayan menyita waktu. Walaupun begitu, saya pasti update karena banyak banget keluarga dan teman-teman yang menunggu tulisan saya. Tadinya saya sudah berencana memulai tahun 2018 dengan postingan blog full menggunakan bahasa inggris. Tapi karena banyak orang kampung saya yang belum terlalu lancar berbahasa inggris dan nanti baca blog jadi terkendala, akhirnya saya memutuskan posting blog berbahasa inggris nanti saja di Rancupid Travel pada kolom blog. Kalau ada diantara kalian mampir ke blog saya dan bisa mengambil pelajaran dari blog ini, semoga bisa jadi amal baik untuk saya. Aminnn Ya Allah.

Melanjutkan cerita saya tentang berumroh, hari pertama di Madinah, setelah mandi, saya dan keluarga keluar dari hotel. Awalnya sempat salah arah ketika menuju masjid nabawi. Perkiraan saya, hotel tempat saya menginap lumayan dekat dengan masjid. Ternyata malah jauh. Apalagi kami malah mengambil jalan memutar melalui pasar, masuk pintu museum, jadi terasa tambah jauh lagi. Mungkin karena struktur bangunan hotel di Madinah agak mirip-mirip, jadi saya dan keluarga merasa kami berada dekat dengan hotel tempat kami menginap tahun lalu yang juga sangat dekat dengan Masjid Nabawi. Karena waktu itu Madinah agak panas, jadi keringetan juga sampe mesjid.
Payung-payung dan langit ungu
Rasa lelah saya langsung sirna ketika melihat keindahan payung-payung raksasa yang berdiri megah menaungi halaman masjid. Tahun lalu saya menghabiskan 8 hari di Madinah tapi sama sekali tidak sempat merasakan payung terbuka (ada kesalahan teknis yang membuat payung nggak bisa terbuka). Saya agak sulit mendeskripsikan betapa mengagumkannya payung-payung ini ketika terbuka. Subhanallah indah sekali😍😍😍. Padahal saya udah takjub melihat payung di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang menurut saya sangat indah. Tapi ini jauh lebih indah, bahkan berkali-kali lipat. 
Langsung berfoto
Jumlah payung di masjid nabawi adalah 235 unit di luar dan 12 di dalam masjid dan mulai ditempatkan di pelataran Masjid Nabawi sejak 2010. Nama proyeknya adalah Medina Haram yang melibatkan berbagai pihak termasuk Menteri Perekonomian Arab Saudi dan arsitek SL-Rasch (perusahaan termuka untuk bangunan berstruktur ringan-Lightweigth). Payung-payung raksasa ini diproduksi oleh perusahaan Jerman bernama Liebherr dan perusahaan Jepang, Taiyo Kogyo. Material payung dibuat khusus untuk menangkal panas sampai 45 derajat. Pita biru yang berada di payung bisa meredam dan menurunkan suhu panas sampai 8 derajat. Belum lagi ada kipas angin yang bisa menyemburkan air yang dipasang di setiap pilar-pilar payung, yang bisa membuat para jamaah yang shalat di bawah payung menjadi segar dan adem.
Payung tertutup ketika gelap
Yang paling saya sukai adalah ketika payung terbuka ketika setelah shalat Shubuh. Berhubung saya kurang tau jam berapa persisnya payung terbuka, waktu itu sempat menunggu dulu di dalam mesjid sambil minum air zam-zam. Karena udah agak kelamaan, saya akhirnya keluar mesjid dan belum terbuka juga. Sempat berpikir, mungkin belum rejeki melihat payung terbuka hari ini dan saya akhirnya berjalan pulang. Sekilas saya kemudian mendengar bunyi mendecit seperti dengung di telinga dan saya melihat orang-orang mengeluarkan hp. Padahal saya sudah sampai di pintu pagar mesjid, tapi melihat semua orang berhenti berjalan dan merekam sesuatu di hp mereka, saya menoleh dan melihat payung-payung raksasa sedang terbuka dengan perlahan. Saya pun terdiam, terbelalak, dan terpesona. Tidak lupa mengeluarkan hp untuk merekam Instagram dan Whatsapp Story, serta untuk dokumen pribadi.  

Langit pagi berwarna ungu, dengan semburat cahaya matahari terbit berwarna oranye menjadi latar belakang sambil menikmati payung yang perlahan terbuka. Dari payung tertutup sampai terbuka penuh memakan waktu 3 menit, cukup pegal juga merekam prosesinya sampai selesai tapi memang benar-benar mempesona. Menurut saya, Masjid Nabawi bukan hanya menarik karena tempat ini adalah Masjid Rasulullah ﷺ dimana beribadah disini lebih baik 1000 kali lipat daripada mesjid lain (dari sisi religius), tapi juga keindahan arsitektur bangunannya, dan kecanggihan teknologi yang mengontrol segala aspek mesjid. Alhamdulillah Arab Saudi adalah negara kaya raya sehingga bisa memelihara keindahan masjid (yang pasti membutuhkan biaya sangat besar) dan membuat jamaah nyaman beribadah.

Ada hal unik lainnya, yaitu cara membersihkan payung. Para petugas kebersihan bisa naik keatas payung (saking kokohnya) bahkan dengan membawa beberapa mesin pompa untuk menyemprot permukaan payung. Bukan hanya satu orang yang bisa naik ke atas payung, tapi ada beberapa orang saking gedenya. Kebayang bagaimana cara mereka menggilir payung-payung yang akan dibersihkan, apalagi sampai 200an unit. Kalau ada payung yang sedang dibersihkan, kita tidak diperbolehkan beraktifitas dibawah payung. Mungkin untuk mewaspadainya takut ada material yang jatuh sehingga pengunjung mesjid tetap merasa aman. Sayangnya saya nggak mengambil foto para petugas kebersihan sewaktu lagi bersih-bersih, karena saya hanya merekam videonya saja.

Baiklah, postingan selanjutnya akan saya bahas lagi kegiatan selama di Madinah bersama UTM. Sampai jumpa!

“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom.” (HR. Bukhari no. 1190 dan Muslim no. 1394, dari Abu Hurairah)

2 comments:

Chipiet♥ mengatakan...

wah jd brtambah rinduku ke baitullah....

nice post... btw sy follow yah sist... d tnggu follow and visit backny..... ;)
gabung sini anak2 blogwalking... cek di cboxku ya.... :)

Mila Said mengatakan...

langitnya keren ya warnanya.

Follow me

My Trip