Hari ketiga di Madinah, Muthawif (Ustadz pendamping) sudah mengumumkan ketika sarapan untuk mengumpul koper di depan kamar supaya gampang dibawa naik ke bus secara kolektif. Om Ikhsan juga bilang kalau makan siang sudah tersedia sejak pukul 11. Tidak lupa juga Muthawif menyerukan kita untuk menjamak shalat Ashar ke Zuhur (Jamak Takdim), sehingga perjalanan ke Mekkah tidak harus berhenti untuk shalat Ashar di Mesjid. Lagian, menjamak shalat di Masjid Nabawi lebih baik 1000 kali lipat dibanding mesjid-mesjid lainnya kecuali Masjidil Haram.
Sepulang shalat Zuhur (jamak Ashar) di Masjid Nabawi, kami melihat lobi hotel sudah dipenuhi koper-koper jamaah UTM. Ada bus yang dijadwalkan berangkat duluan agar lebih mudah koordinasi hotel dan Tawaf (katanya masuk lantai Tawaf harus bergantian) nantinya. Kami masuk ke ruang makan dan agak kaget karena hampir semua makanan sudah dibereskan. Memang sih makanan sudah tersedia sejak pukul 11, tapi kami pulang ke hotel ontime untuk makan, masih keburu juga kalau berangkat ke Mekkah jam 2 dan kita makan siang dulu. Jadilah saya dan beberapa jamaah UTM makan dengan nasi dan lauk seadanya. Alhamdulillah masih bisa makan, karena kalau udah diberesin nanti kelaperan menuju Mekkah.
Perasaan saya kembali membuncah melihat adik dan jemaah UTM lainnya mengenakan ihram😊. Ah, sebentar lagi kami akan berumroh. Nggak nyangka kalau tahun 2017 diberikan kesempatan oleh Allah untuk dua kali berumroh. Tepat jam 2 siang, bus kami pun berjalan menuju kota Mekkah. Ada perasaan menyesakkan di hati. Rasanya sedih sekali meninggalkan kota Nabi dan Masjid Nabi. Ya Rasullulah Shalallahu 'Alaihi Wassalam, Insya Allah saya akan datang lagi dan saya akan berusaha terus untuk selalu datang lagi. Bus pun melaju menuju Masjid Bir Ali, tempat terdekat untuk mengambil Miqat dan berihram. Tahun ini saya tidak menggunakan pakaian serba putih seperti tahun lalu karena saya lebih nyaman menggunakan Abaya Hitam yang nggak akan terlihat kotor karena warnanya gelap. Setelah shalat sunnah Ihram, kami kembali ke bus dan berniat umrah. Setelah semuanya selesai berniat, barulah kami menyerukan kalimat Talbiyah.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ
"Aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah".
Rasanya perasaan saya kembali membuncah mengharu biru seperti tahun lalu. Hati dan pikiran saya seolah tertarik jauh ke Masjidil Haram ketika mengucapkan kalimat talbiyah. Padahal ini adalah umroh kedua, tapi perasaan ketika menjawab panggilan Allah itu sama seperti baru berumroh pertama kali. Sukses membuat air mata saya menetes. Untung pakai kacamata hitam, jadi nggak terlalu terlihat oleh orang lain.
![]() |
Masjid Bir Ali |
Bus kami sempat singgah sebentar di rest area (walaupun saya kurang tau dimana). Saya turun dan ke toilet sebentar, lalu duduk-duduk di Cafe bareng adik hanya sekedar menikmati secangkir teh. Langit sudah mulai gelap dan kami belum sampai ke kota Mekkah. Setelah beristirahat, kami melanjutkan perjalanan. Seperti biasa, saya tidur dan terbangun ketika melihat Zam-zam Tower dari kejauhan. Alhamdulillah, tidak lama lagi sampai. Rasanya semangat banget deh! Senang banget tak terkata.
Sesampai di kota Mekkah, pertama kali kita dibawa ke Hotel Rawabi Zam-Zam. Jalan menuju hotel lumayan menanjak dan agak sempit sehingga bus antar kota agak susah parkir. Lokasi hotelnya berada dibelakang Hotel Meridien dan jarak hotel menuju ke halaman Masjidil Haram sangat dekat bahkan lebih dekat dari hotel saya ketika umroh pertama kali. Yang menjadi masalah adalah jalan menuju hotel sangat menanjak dan agak nggak mungkin untuk Mama dan tante untuk menapakinya. Alhamdulillah ternyata hotel menyediakan mobil golf yang bisa membawa kita sampai 200 meter ke pelataran Masjidil Haram.
![]() |
Foto diambil dari Grup Umroh Tiket Murah Facebook |
Kalian tau, karena sumur zam-zam sedang diperbaiki, maka berimbas pada lantai tawaf yang menyempit. Kita harus masuk secara bergantian untuk melaksanakan Tawaf. Karena sudah malam, maka lantai tawaf agak sepi dan kita semua bisa masuk. Yang paling menakjubkan adalah ketika melihat Ka'bah. Alhamdulillah, saya bisa melihat Ka'bah lagi. Duh, perasaan campur aduk antara senang, sedih, terharu, bangga, dan kagum sekagum-kagumnya datang lagi. Ntah kenapa perasaan seperti ini tidak pernah saya rasakan kalau pergi ke suatu tempat/negara baru untuk pertama kali. Mungkin karena ini Ka'bah, kiblat umat Muslim sedunia, yang dibangun oleh nabi Ibrahim AS. Ya Allah, semoga bisa kesini terus setiap tahun. Aminnn.
![]() |
Bersiap untuk Tawaf (muka lelah) |
Tawaf pun dimulai. Saya memggapit tante saya disebelah kiri dan tangan kanan memegang adik biar nggak hilang saking ramainya jamaah. Alhamdulillah bisa merasakan udara dingin dan wangi di Hijr Ismail seperti umroh pertama dulu. Ntah berapa banyak doa yang saya panjatkan di depan Multazam dan memohon pada Allah agar semua doa dikabulkan. Setelah 7 putaran tawaf, kami minggir untuk shalat Sunnah Tawaf, lalu melanjutkan ibadah selanjutnya yaitu Sa'i. Untuk Sa'i, saya nggak ikut rombongan UTM yang jalannya cepet banget karena kasihan Mama udah kecapekan. Jadilah kami jalan perlahan-lahan sambil sesekali beristirahat dan minum air Zam-zam.
Setelah 7 kali bolak-balik untuk Sa'i, kami berTahallul (memotong rambut sedikit). Alhamdulillah selesai juga ibadah umroh kali ini dan semoga Allah menerima semua ibadah kami. Ada rasa senang di hati karena bisa menyelesaikan umroh lagi dan kali ini enggak secapek yang pertama. Mungkin karena sebelum umroh saya latihan fisik dengan naik 2 gunung dulu (latihannya agak ekstrim) jadi nggak gampang capek.
![]() |
Umroh selesai |
Selesai berumroh, kami kembali ke hotel. Mama dan tante menunggu mobil golf, sedangkan saya dan adik langsung menapaki jalan menanjak. Agak ngos-ngosan sih karena terjal banget. Setelah semua sampai hotel, kami balik ke kamar di lantai 6 dan bersiap tidur. Teringat tahun lalu sampai encok setelah umroh dan alhamdulillah tahun ini baik-baik saja. Karena umroh itu ibadah Fi'liyah yaitu ibadah-ibadah yg terdiri dari gerakan-gerakan, maka saya sarankan kalian untuk melatih fisik dulu sebelum berumroh. Sekedar jalan-jalan pagi, jogging lebih baik, atau sekalian aja naik gunung agar selama berumroh itu fisik bisa kuat dan sehat.
Baiklah, posting ini sudah kepanjangan. Nati saya lanjutkan lagi.
2 comments:
kalo gw pas liat org2 pke ihram, dan gw jg udah pke ihram perasaan masih biasa2 aja. ga deg2an, ga gmn2 gitu. Eh tapi pas Kabah di depan mata pertama kali entah kenapa ya kyk lgs berkaca-kaca matanya, ya kayak istilah lu gitu dada ini membuncah :))
sama nih mil.. membuncah :))
Posting Komentar